Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Eka Putrianti
Abstrak :
Penggunaan formalin sebagai pengawt makanan dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan manusia, karena bersifat karsinogen (menyebabkan kanker), mutagen (menyebabkan perubanan sei, jaringan tubun), korosif dan iritatif. Untuk itu diperlukan suatu indikator yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya formalin baik seoara kuantitatif dan kualitatif Polianilin dapat berada dalam berbagai bentuk sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sensor kimia. Penelitian ini bertujuan untuk membuat polianilin/moclifikasi polianilin dengan gugus -SO3H yang dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi adanya formalin. Polianilin bentuk emeraldin terprotonasi dibuat dari garam anilin-HCI dengan APS menggunakan rasio anilin/APS 1,25. Pembuatan emeralclin basa (bentuk polianilin setengan teroksiclasi) dilakukan dengan mereaksikan garam emeraldin dengan NaOH dan pernigranilin basa (bentuk polianilin teroksiclasi penuh) dilakukan dengan mereaksikan garam emeraldin dengan APS clan NaOH serta modifikasi kecluanya melalui reaksi substitusi aromatik elektrofilik (SO3) yang berasal dari H2SO4 pekat. Emeralclin basa tersulfonasi (111) dan (112) dibuat dengan mereaksikan emeraldin basa dengan HQSO4 pekat dengan rasio mol yang sesuai Pembuatan pernigranilin basa tersulfonasi (111) dan (112) dilakukan dari oksidasi emeraldin basa tersulfonasi dengan APS clan NaOH. Karakterisasi clan identifikasi polianilin yang terbentuk dilakukan dengan UV-Vis clan FT-IR. Hasil karakterisasi UV-Vis dari emeraldin basa dan pernigranilin basa ditunjukkan dengan adanya puncak serapan pada 300 nm, 500 nm dan 600 nm, sedangkan pada emeraldin basa tersulfonasi (111) dan (112) Serta pernigranilin basa tersulfonasi (111) dan (112) ditunjukkan dari adanya pergeseran puncak serapan ke 400 nm dan 800 nm. Karakterisasi dengan FT-IR pada emeraldin basa dan pernigranilin basa menunjukkan puncak serapan pada sekitar 1600 om'1 dan 1500 om'1, seclangkan pada emeraldin basa tersulfonasi (111) dan (112) Serta pernigranilin basa tersulfonasi (111) dan (112) pada sekitar 600 om'1 yang merupakan karakteristik dari gugus -SO3H. Reaksi polianilin yang stabil dengan formalin berada pada bentuk polianilin tersulfonasinya Hal ini disimpulkan berdasarkan uji kuantitatif dan kualitatif polianilin tersulfonasi dengan formalin yang memberikan daerah rentang kerja yang lebih luas yaitu hingga rentang konsentrasi 15 dan 20 ppm.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30536
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rianti Amalia
Abstrak :
ABSTRAK
Polianilin telah berhasil dibuat melalui proses polimerisasi oksidatif kimia dengan berbagai laju reaksi polimerisasi masing-masing 3 ml / menit, 2 ml / menit dan 1 ml / menit. PANi dikarakterisasi menggunakan FTIR, PSA, konduktivitas listrik dengan four point probe dan vector network analyzer, VNA pada jangkau frekuensi 8-15 GHz. Reaksi polimerisasi anilin ditandai dengan kenaikan temperatur reaksi yang terjadi dalam larutan, mencapai temperatur tertinggi 42 C dalam larutan dengan laju reaksi tertinggi. Hasil dari reaksi polimerisasi oksidatif adalah polianilin emeraldin basa atau PANi-EB. Pembentukan PANi dikonfirmasi oleh FTIR yang ditandai dengan meregangkan getaran pada cincin benzenoid dan quinoid pada bilangan gelombang 1033 cm-1?1144 cm-1. Ukuran partikel yang diperoleh masih dalam skala mikro sekitar 0,597-5,238 ?m. Sifat konduktif PANi diperoleh melalui doping dengan protonasi menggunakan asam kuat HCl dan HClO4. Ditemukan bahwa nilai konduktivitas PANi-EB meningkat 102 kali setelah doping dengan HCl dan 106 kali setelah doping dengan HClO4. Nilai konduktivitas listrik PANi yang paling tinggi diperoleh pada PANi diprotonasi dengan HClO4 dengan nilai 337-363 mS/cm. Selain itu, semua PANi yang disintesis memiliki dielektrik dan memiliki kemampuan menyerap gelombang elektromagnetik pada rentang frekuensi 10 GHz-15 GHz. Ditemukan bahwa semakin tinggi nilai resistivitas PANi atau semakin rendah nilai konduktivitasnya, semakin tinggi pula nilai reflection loss RL . Nilai RL tertinggi sekitar -12,6 dB dan - 14,4 dB masing-masing pada frekuensi10,4 GHz dan pada 12,5 GHz yang diperoleh dari PANi-EB dihasilkan dari polimerisasi dengan laju reaksi terendah.
ABSTRAK
Polyaniline has been successfully fabricated through the chemical oxidative polymerization process with various polymerization reaction rate respectively 3 ml min., 2 ml min and 1 ml min. PANi were characterized using FTIR, PSA, conductivity by four point probe and VNA with frequency 8 15 GHz. The polymerization reactions of aniline was characterized by an increase in temperature due to the reaction occurring in the solution, reaching the highest temperature of 42 C in a solution of the highest reaction rate. Result of oxidative polymerization reaction is the emeraldine base polyaniline or PANi EB. The PANi formation was confirmed by FTIR which characterized by stretching vibrations in benzenoid and quinoid rings at wave number 1033 cm 1 1144 cm 1. The particle size is still in micro scale is 0.597 5.238 m. The conductive property of PANi was obtained through doping by a protonation using strong acids HCl and HClO4. It was found that conductivity value PANi EB increased 102 times after doping with HCl and 106 times after doping with HClO4. The highest electrical conductivity of PANi was obtained in HClO4 doped PANi with a value of 337 363 mS cm. in addition to this, all synthesized PANi has characteristics of dielectric materials able to absorb the electromagnetic waves in the frequency range 10 GHz 15 GHz. It is found that the higher the resistivity value of PANi or the lower the conductivity value, the higher the reflection loss RL . The highest RL values of about 12.6 dB and ndash 14.4 dB respectively at 10.4 GHz and at 12.5 GHz obtained from PANi EB resulted from polymerization with the lowest reaction rate.
2017
S67825
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lienda Handojo
Abstrak :
Film elektrokromik mempunyai spektrum transmisi yang dapat berubah secara reversibel apabila diberi tegangan listrik. Perubahan ini mengganti keadaan tidak tembus cahaya (opaque) ke keadaan bening (transparent) atau sebaliknya, sehingga film dapat digunakan untuk mengatur pancaran cahaya. Dalam makalah ini dilaporkan studi tentang film polianilin sebagai salah satu bahan aktif elektrokromik. Dalam keadaan reduksi, warna film kuning transparan dan dalam keadaan oksidasi hijau sampai biru. Divais elektrokromik yang dibuat terdiri atas lapisan kaca konduktif − film polianilin − elektrolit − kaca konduktif dengan melibatkan larutan 1.0M H2SO4. Pengukuran rapat arus menghasilkan voltamogram untuk beberapa kecepatan perubahan tegangan, sedangkan karakteristik optik diukur dengan spektroskopi UV-Vis. Untuk memeriksa sifat pengaturan cahaya, diturunkan harga intensitas pancaran matahari yang melewatinya. Diperoleh bahwa dalam keadaan reduksi, 70% pancaran menembus divais, sedangkan dalam keadaan oksidasi, pancaran tersebut tinggal 11%. Hasil pengujian reversibiltas menunjukkan bahwa umur pakainya di atas 5.000 siklus.
Study on Electrochromic Effect of Polyaniline Film. The light transmission factor of an electrochromic film changes reversibly with the application of an electrical voltage. Thereby the transparent film becomes reversibly opaque so that it may be used to control light transmission. In this paper the results of a study on polyaniline film as an electrochromic active material is reported. Polyaniline looks yellow transparent in the reduced state and turns to green-blue at its oxidized state. The electrochromic device considered in this paper was fabricated in planar configuration of ITO glass − polyaniline film − electrolyte − ITO glass which involved 1.0M H2SO4 solution. The measurement of the current density yields voltamograms for several values of the rate of voltage change, while the optical characteristics were measured with ultraviolet-visible spectroscopy. To inspect the light control properties, the intensity of solar radiation propagating through the device was derived. It is found that in its reduced state, the device transmits 70% of the incoming radiation, while in the oxidized state only 11% of the radiation is left. The result of recycling test indicated that film is stable over 5,000 cycles.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2003
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Trifani
Abstrak :
ABSTRAK
Polianilin telah disintesis melalui polimerisasi oksidatif kimia dengan Ammonium Peroksidisulfat APS sebagai inisiator dalam berbagai konsentrasi 50 g/L, 100 g/L dan 200 g/L . Polimerisasi anilin berjalan dengan ditandai adanya kenaikan temperatur karena reaksi yang terjadi dalam larutan mencapai temperatur tertinggi sebesar 42 C pada larutan dengan konsentrasi APS 200 g/l. Hasil dari reaksi polimerisasi oksidatif berupa basa emeraldin PANi-EB . Struktur PANi dikonfirmasi dengan FTIR ditandai dengan adanya vibrasi stretching pada cincin benzenoid dan quinoid pada bilangan gelombang 1400-1500 cm-1. Sifat konduktif PANi diperoleh melalui pemberian protonasi menggunakan asam kuat yaitu HCl dan HClO4. Nilai konduktivitas PANi-EB mengalami peningkatan 102 kali setelah doping menggunakan HCl dan 106 kali pasca doping HClO4. Semua PANi hasil sintesis memiliki kemampuan penyerapan gelombang elektromagnetik pada rentang frekuensi 10 GHz-15 GHz. Semakin tinggi nilai resistivitas PANi yaitu makin rendah nilai konduktivitas, semakin tinggi juga nilai reflection loss RL . Nilai RL tertinggi sekitar -18 dB pada frekuensi 12,5 GHz dan 14,3 GHz diperoleh dari PANi-EB hasil polimerasi dengan konsentrasi APS sebesar 200 g/l.
ABSTRAK
Polianiline has been synthesized by chemical oxidative polymerization using Ammonium Polyaniline has been synthesized through chemical oxidative polymerization with Ammonium Peroxidisulfate APS as an initiator in various concentrations 50 g l, 100 g l and 200 g l . The polymerization reactions of aniline are characterized by an increase in temperature due to the reaction occurring in the solution, reaching the highest temperature of 42 C in a solution with APS concentration of 200 g l. Result of oxidative polymerization reaction is the emeraldine base polyaniline or PANi EB. The PANi formation was confirmed by FTIR which characterized by stretching vibrations in benzenoid and quinoid rings at wave numbers 1400 1500 cm 1 respectively. The conductive property of PANi was obtained through doping by a protonation using strong acids HCl and HClO4. It was found that conductivity value PANi EB increased 102 times after doping with HCl and 106 times after doping with HClO4. Moreover, all synthesized PANi has the ability to absorb electromagnetic waves in the frequency range 10 GHz 15 GHz. The higher the resistivity value of PANi that is the lower the conductivity value, the higher the reflection loss RL . The highest RL values of about 18 dB at 12.5 GHz and 14.3 GHz frequencies were obtained from PANi EB polymeration results with APS concentrations of 200 g l.
2017
S68076
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rustami Shokirzod
Abstrak :
Polyaniline (PANi) telah sintesis melalui proses polimerisasi melalui penggunaan Ammonium Persulphate (APS) sebagai initiator pada suhu kamar. Selama proses polimerisasi, terjadi peningkatan nilai viskositas cairan polimer dari 436 mPa.s menjadi 1601 mPa.s. Selama proses, juga teramati peningkatan ukuran partikel. Kedua indicator tersebut, terkait dengan terbentuknya rantai molekul polimer ketika berlangsungnya proses polimerisasi. Terbentuknya PANi dapat dipastikan melalui spectrum FTIR sampel hasil sintesis. Hasil penelitian juga menunjukkan, terjadi peningkatan nilai konduktivitas listrik PANi setelah polianilin basa emeraldin (PANi-EB) didop dengan asam lemah. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa konduktivitas listrik PANi-EB meningkat dari 50 μS.cm-1 menjadi 1260 μS.cm-1 setelah penambahan asam lemah H3PO4 and 1480 μS.cm-1 setelah penambahan C2H4O2. Disimpulkan bahwa PANi konduktif telah berhasil disintesis melalui proses polimerisasi.
Polyanilines (PANIs) have been synthesized by the polymerization process utilized Ammonium Persulphate as an initiator at room temperature. The complete reaction of polymerization process was indicated by increasing viscosity from 436 mPa.s to 1601 mPa.s. An increase in electrical conductivity of PANi occurred after polyaniline emeraldine base (PANi-EB) doped with weak acids. It is shown that the electrical conductivity of PANi increases from 50 μS.cm-1 to 1260 μS.cm-1 and 1480 μS.cm-1 after doped with weak acids of H3PO4 and C2H4O2 respectively. It is concluded that the conductive PANi has successfully synthesized by the polymerization process.
2016
S62066
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library