Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Bandung: Mizan, 1994
320.5 MEN
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Abstrak :
Karakter adalah lukisan sang jiwa; ia adalah cetakan dasar kepribadian seseorang/sekelompok orang, yang terkait dengan kualitas-kualitas moral, ketegaran serta kekhasan potensi dan kapasitasnya, sebagai hasil dari suatu proses pembudayaan dan pelaziman (habitus). Karakter menentukan eksistensi dan kemajuan sekolompok orang, seperti sebuah bangsa. Bangsa yang berkarakter memiliki kepercayaan pada nilai-nilai kepribadian dan kemandirian bangsanya sendiri. Dasar dari semua sila pada Pancasila adalah gotong royong. Prinsip-prinsip dalam Pancasila mampu mengantisipasi dan merekonsiliasikan antara paham kenegaraan radikalisme sekularis dan radikalisme keagamaan. Tantangan bagi bangsa Indonesia adalah bagaimana mencetak nilai-nilai ideal Pancasila menjadi karakter kebangsaan, melalui pendalaman pemahaman, peneguhan keyakinan, dan kesungguhan komitmen untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila itu dalam segala lapis dan bidang kehidupan kenegaraan dan kebangsaan….
MAARIF 9:1 (2014)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Abstrak :
Bangsa ini sesungguhnya memiliki pahlawan-pahlawan dengan keagungannya sendiri dalam pelbagai bidang kehidupan, baik dari kalangan wong elit maupun wong alit. Tetapi kisah-kisah keteladanan mereka tidak terpublikasikan secara menarik dan meluas. Meskipun Indonesia melahirkan banyak sarjana lulusan S-1 hingga S-3, namun tingkat kualitas mereka layaknya pohon pisang, berbuah satu kali kemudian mati. Setelah mendapatkan gelar sarjana, mereka tidak mau berkarya kembali. Namun ada juga sarjana yang menunjukkan kualitasnya layaknya pelari jarak jauh. Selain memiliki nafas panjang untuk terus berkarya, mereka juga memiliki konsistensi dan ketekunan yang tinggi untuk menuliskan gagasannya mengenai realitas sosial di Indonesia menjadi satu buku utuh. Narasi mengenai keteladanan tentang kebangsaan, persatuan, toleransi, dan juga tindkaan keteladanan tokoh-tokoh bangsa, politik, dan orang biasa. Pancasila dinarasikan sebagai berikut: sila pertama dinarasikan sebagai mata air keteladanan dalam pengalaman ketuhanan ; sila kedua dinarasikan sebagai mata air keteladanan dalam pengalaman kemanusiaan ; sila ketiga dinarasikan sebagai pengalaman persatuan ; sila keempat dinarasikan sebagai pengalaman kerakyatan ; dan sila kelima dinarasikan sebagai pengalaman keadilan....
MAARIF 9:1 (2014)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Abstrak :
HAM mnjadi penting dan menarik, karena prinsip kebebasan dan perlindungan terhadap hak hidup sangat vital kedudukannya dalam mengembangkan kreativitas manusia. Puncak sejarah kemanusiaan dalam penegakan HAM adalah ketika PBB mendeklarasikan The Universal Declaration of Human Rights pada Desember 1948. Piagam tersebut berisi pokok-pokok tentang kebebasan, persamaan, pemilikan harta, hak-hak dalam perkawinan, pendidikan, hak kerja, dan kebebasan beragama. Umat Islam tidak dapat menghindar dari fenomena HAM, yang mana umat Islam pun juga harus melindungi pelaksanaan HAM bagi seluruh penganutnya. Sampai pada taraf tertentu, antara Islam dan HAM tidak timbul permasalahan. Namun, ketika umat Islam harus mengakui universal Deklarasi HAM PBB yang berasal dari Barat, timbul berbagai problem yang mengiringinya, di antaranya adalah disebabkan oleh kultur atau tradisi yang berbeda antara Barat dan Islam, perilaku dan standar ganda Barat, dan tindakan Barat yang diskriminatif terhadap umat Islam. Tulisan ini hendak menguraikan tentang realisasi Islam dan HAM secara terperinci mulai dari sejarah HAM, doktrin Islam tentang HAM, dan praktek serta kendala pelaksanaan HAM dalam masyarakat Muslim.
MAARIF 9:1 (2014)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Firman Noor
Abstrak :
Buku ini mengungkap latar belakang dibalik perpecahan dan soliditas partai-partai Islam di Indonesia. Dengan menjadikan PKB dan PKS sebagai objek penelitian, pembahasan dalam buku ini memperlihatkan pentingnya pemantapan kondisi internal sebuah partai, baik dalam menghadapi terciptanya perpecahan maupun soliditas. Selain itu, buku ini juga menjawab anggapan bahwa faktor individu atau aktor adalah penyebab utama, apalagi satu-satunya, yang mengganggu atau mendorong keutuhan sebuah partai. Singkatnya, buku ini mengeksplorasi dan menganalisis berbagai faktor serta alasan di balik masalah perpecahan dan soliditas partai-partai politik Islam dalam kaitannya dengan keberadaan proses pelembagaan partai pada dekade pertama Era Reformasi.
Jakarta: LIPI Press , 2015
320.55 FIR p
Buku Teks Universitas Indonesia Library