Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Paramita Atmodiwirjo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Rubhasy
Abstrak :
Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpenting dalam kehidupan karena saat itulah manusia belajar untuk mengenal segala sesuatu di dunia. Salah satu cara belajar yang efektif bagi anak adalah dengan kegiatan bermain, karena anak cenderung senang dan menikmati kegiatan tersebut. Bermain secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, intelektual, kepribadian, dan sosial anak. Kegiatan bermain berkembang seiring dengan bertambahnya usia anak. Selain itu, kegiatan bermain tidak dapat terlepas dari lingkungan bermain itu sendiri. Oleh sebab itu, lingkungan bermain sebaiknya juga mendukung perkembangan anak, baik alat permainan maupun desain ruang bermainnya.

Skripsi ini menekankan pada kegiatan bermain di ruang terbuka (taman bermain) karena anak cenderung bebas melakukan eksplorasi sehingga kegiatan bermain yang dilakukan lebih bervariasi. Anak juga dapat mengenal dan menjadi lebih peka terhadap lingkungan di sekitarnya. Terdapat tiga aspek utama yang menghubungkan antara ruang bermain dengan perkembangan anak, yaitu ruang bermain, alat permainan, dan teman bermain. Taman bermain yang baik adalah taman bermain yang dirancang dengan memperhatikan skala, pembagian zona, peletakan alat permainan, dan lainnya. Melalui pembahasan skripsi ini diharapkan dapat membantu perancang dalam membentuk ruang yang aman, nyaman, dan sesuai dengan perkembangan anak.
Childhood is the most important period of life because at that time human learns to know everything in the world. One of the effective ways for children to learn is playing activities since the children tend to be happy and enjoy that kind of activities. Playing activities can implicitly affects the growth of the children?s physic, intellectual, personality, and social. The event of playing develops along with the children?s age. Besides that, playing activities cannot be separated with the playing environment itself. Therefore the environment should also support the children?s development either the playing equipment or the space design.

This research emphasize on playing activities at outdoor spaces (playground) because children likely to make exploration freely so that their activities would be more vary. Furthermore, children could discover and be more sensitive to their surroundings. There are three aspects that link between playing space and children development; they are playing space, equipment, and companion. A good playground can be defined as the playground which design has concerns with the scale, zoning, positioning of the playing equipment, and other. The discussions of this research are expected to be helpful for the designers to build a safe, pleasant, and suitable space for the children?s development.
2008
S48407
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Broto, Carles
Barcalona: Linksbooks, 2012
R 711.558 BRO n
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, John Fredy Bobby
Abstrak :
Umumnya anak- anak yang tinggal di Perumnas Tangerang memiliki masalah dalam bermain, faktor yang menyebabkan adalah terbatasnya tempat bermain yang ada. Ruang terbuka yang difungsikan sebagai taman bermain anak dan tempat olah raga yang telah disediakan pengembang, temyata tidak berfungsi maksimal. Kadang anak-anak mau menggunakan ruang terbuka tersebut sebagai tempat bermainnya, namun tidak jarang mereka justru menggunakan ruang terbuka lain (jalan atau halaman rumah) sebagai tempat bermain. Anak-anak tersebut cenderung memilih tempat bermainnya. Apa yang melatarbelakangi pilihan mereka merupakan hal yang perlu diketahui. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan perilaku bermain anak dan menemukan hal-hal yang mempengaruhi pilihan mereka pada saat menentukan tempat bermain. Ada dua hal yang diamati yaitu pengaruh lingkungan sosial mereka (orang tua/keluarga dan teman bermain) dan pengaruh lingkungan bermain mereka (jenis permainan dan kondisi tempat bermain). Untuk memperoleh gambaran yang jelas, pendekatan penelitian memakai metode kualitatif melalui wawancara mendalam baik secara perorangan maupun kelompok dan pengamatan Iangsung. Sebagai informan utama pads penelitian ini adalah anak-anak yang tinggal di RW 08 Kelurahan Cibodas Baru, Perumnas Tangerang, mereka terbagi dalam dua kelompok usia yaitu 9 -12 tahun ( lebih besar) dan di bawah 9 tahun ( lebih kecil ). Selain itu, sebagian orang tua, pengurus RW dan pihak pengembang ( Perumnas ) juga dijadikan sebagai informan penunjang. Melalui penelitian ini terungkap bahwa dalam menentukan pilihan tempat bermain, anak lebih dipengaruhi oleh teman bermain, jenis permainan dan kondisi tempat bermain. Umumnya anak- anak yang lebih besar mendominasi ruang terbuka yang difungsikan sebagai tempat bermain dan olah raga sebagai tempat melakukan permainan olah raga. Di lain pihak anak-anak yang lebih kecil memilih tempat bermain lain ( jalan atau halaman rumah ) untuk melakukan permainan `games'. Selain hal tersebut diatas, ternyata kondisi tempat bermain juga mempunyai pengaruh dalam menentukan pilihan tempat bermain mereka. Mereka lebih memilih tempat bermain yang teduh ( tidak panas dan silau ) dan memiliki jarak yang relatif dekat dengan rumah mereka. Sementara itu ditemukan bahwa pengaruh keluarga ternyata tidak signifikan mernpengaruhi anak pada saat menentukan pilihan tempat bermain. Anak yang lebih besar bebas menentukan tempat bermain mereka. Hasil lain dari penelitian ini berkaitan dengan karakteristik ruang terbuka yang akan difungsikan sebagai tempat berrnain dan olah raga, adalah : ruang terbuka tersebut sebaiknya berada di tengah perumahan sehingga mudah dijangkau oleh anak-anak dan semua kegiatan yang ada dapat dipantau oleh orang tua anak ataupun orang lain. Penekanan terhadap hasil penelitian ini lebih difokuskan kepada alasan memilih tempat bermain ditinjau dari aspek fisik dan aspek non fisik ruang terbuka. Penelitian ini tidak membahas secara khusus alasan memilih yang dilakukan anak dari sisi psikologi dan sosiologi anak. Oleh sebab itu penelitian lanjutan yang melihat pilihan tempat bermain anak dari pendekatan ilmu pengetahuan lain sangat dibutuhkan. Melalui hasil penelitian ini diharapkan para perencana kota, Pemerintah atau pihak-pihak lain yang terkait dengan pengembangan perkotaan mampu merencanakan tempat bermain yang kondusif, sehingga anak dapat bermain dengan aman dan senang.
The children in Perumnas Tangerang have problem with their playground because the space is too small. The spaces for children playground and sports provided by developer are very limited, that it isn't reached as the purpose. It can be seen how the children unlikely use the place as their playground. They prefer to play on the streets or use the small yard as their playground. That's the fact of choice of children in choosing their own playground. What the backgrounds of their choice are the issue to be concerned. The objective of the research was to describe of children playing behavior and to find which factors influenced their choices for playground. There are two effects to be concerned, the social environmental effect (friends and family members) and the physical environmental effect (type of games and conditions of playground ) in this research. This research was conducted using a qualitative method mainly through interview and direct observation. The target group was the children who live in RW 08 sub district Cibodas Baru Perumnas Tangerang. They were divided into two different groups of age, where the older group is around 9 - 12 year old and the younger one is below 9 year old. Besides, the parents, local government and the developer were involved as the supported resources. The results of this research showed that children choices were influenced by their friends, the type of games and the condition of playground. The older children were more dominant in using the playground for sport rather than the younger children. Than the younger children chose to use the other open space such as open streets to play games. Besides, the condition of the playground influenced the choice of the children. They prefer to play in the shading areas nearer to their home. So far, the influence of family was only affected to the younger children. The older children were not affected because they had more freedom to choose their playground. The other result of this research is the characteristic of the open space for playground. It is more likely if the playground is situated in the mid of the neighborhood, where the place is easy to be reached by children and their parents can watch their activities around the place. This research does not specifically concern with the aspect of psychology and sociology of children, but it is emphasized on the reason of choosing the playground referring to physical and non-physical aspects of open space. Therefore, the follow up research to study on more choices of playground from different aspects of sciences is needed. Through this research outcomes, it is expected that the site planner, government and those who deal with real estate development can make a conducive and favorable playground so that children can play safely and happy.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15059
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Salsabila
Abstrak :
Kepadatan Kota Depok menyebabkan anak tidak bisa mendapatkan ruang bermainnya sehingga memicu terjadinya pergeseran ruang bermain anak ke Taman Pemakaman Kampung Mampangan Kota Depok. Tujuan dari penelitian ini untuk (i) menganalisis tata kelola pemanfaatan taman pemakaman, (ii) menganalisis strategi meruang dalam aktivitas bermain, dan (iii) menyimpulkan model tata kelola pemanfaatan ruang bermain di taman pemakaman. Teori tata kelola polycentric menjadi landasan teori karena taman pemakaman merupakan common-pool recources yang digunakan dan dikelola secara bersama oleh masyarakat. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan melakukan coding dan pemetaan untuk pengolahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi modifikasi tata kelola masyarakat ketika anak dapat melakukan strategi meruang di dalam tata kelola. Temuan juga menunjukkan adanya kekurangan pada model tata kelola polycentric Ostrom yang sebelumnya tidak menyertakan syarat agar tata kelola polycentric dapat berjalan secara berkelanjutan. Syarat tersebut yaitu harus terdapat pemimpin, kepentingan bersama, mekanisme kesepakatan yang fleksibel, kepercayaan yang tinggi, mekanisme penyelesaian konflik dengan memperhatikan kebutuhan, dan hanya dapat dijalankan di dalam komunitas yang kecil. Jika ingin diterapkan pada skala yang besar, diperlukan peran dari pihak di luar komunitas yang dapat menjadi perantara untuk menghubungkan antara komunitas satu dengan komunitas lainnya. Penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam merencanakan kota yang inklusif bagi setiap orang. ......The density of Depok City causes children to not be able to get their playground, thus triggering a shift in the children's playground to the Mampangan Village Cemetery, Depok City. The purpose of this study is to (i) analyze the governance of the utilization of the cemetery, (ii) analyze the spatial strategy in play activities, and (iii) conclude the governance model for the use of the play space in the cemetery. The theory of polycentric governance becomes the theoretical basis because the cemetery is a common-pool resource that is used and managed jointly by the community. The research uses qualitative methods by doing coding and mapping for data processing. The results show that there is a modification of community governance when children can carry out spatial strategies in governance. The findings also show that there are deficiencies in Ostrom's polycentric governance model, which previously did not include requirements for polycentric governance to run in a sustainable manner. These conditions are that there must be a leader, common interests, flexible agreement mechanisms, high trust, conflict resolution mechanisms that take into account needs and can only be carried out in small communities. If to apply it on a large scale, you need the role of parties outside the community who can act as intermediaries to connect one community to another. The research is expected to be an input for the government in planning an inclusive city for everyone.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Rahmawati
Abstrak :
Kehadiran ruang publik terbuka ramah anak (RPTRA) yang dikelola oleh pemerintah diharapkan dapat memenuhi kebutuhan anak untuk tumbuh dan berkembang dengan memberikan playground untuk bermain anak. Semua anak seharusnya mendapatkan kesempatan bermain yang sama dalam ruang bermain (play spaces) di RPTRA. Namun, RPTRA yang sudah ada di Jakarta tidak sepenuhnya atau belum sepenuhnya menerapkan desain inklusif dan hal ini akan mempengaruhi pengguna yang menggunakan ruang publik tersebut. Bertujuan untuk membahas isu tersebut, studi kasus akan dilakukan di RPTRA Bhinneka, Jakarta Selatan. Skripsi ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis dengan metode kualitatif mengenai desain inklusif RPTRA dan playground yang ada terkait aspek fisik desainnya dalam memfasilitasi seluruh anak (termasuk penyandang disabilitas), dan pendamping anak untuk menggunakannya. Hasil kajian dan analisis yang dilakukan pada skripsi ini menunjukkan bahwa RPTRA yang sudah ada tidak dapat dikategorikan menjadi ruang publik yang inklusif untuk seluruh pengguna, terutama untuk seluruh pengguna, terutama untuk anak.
The presence of  public space in Jakarta called child-friendly integrated public space, which managed by the government is expected to meet the needs of children to grow and develop by providing them playgrounds for play. All children should get the same opportunity to play in child-friendly integrated public space. However, the child-friendly integrated public space that already  exists in Jakarta is not fully or has not implemented the guidelines of inclusive playground and it will directly affect to children who use the public space. In order to address the issue of it, the case study of this thesis takes place in RPTRA Bhinneka, South Jakarta. The aim of this study is to examine the design assesment and human experience of Bhinneka child-friendly integrated public space as a play space in facilitating the disabled children to access and play. The result of this study showing the role of child-friendly integrated public space in Jakarta for disable children.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Chusnul Muasaroh
Abstrak :
Anak-anak bermain dijalan, begitulah keseharian yang terjadi di Warakas, Jakarta Utara. orang menggunakan jalan tidak hanya sebagai ruang untuk kendaraan melintas tetapi bagi mereka untuk bersosialisasi, juga bagi anak untuk bermain. Cara mereka melihat, menggunakan ruang terbentuk dari kondisi kawasan, kondisi sosial, ekonomi, dan latar belakang keseharian dan budaya dari orang-orang yang hidup disana. Ruang yang ada diinjeksikan dengan kebiasaan mereka dan memberi nilai tambah bagi mereka untuk mengenalinya sebagai place. Begitupula yang terjadi pada anak-anak saat menggokupansi jalan sebagai tempat bermain mereka. Skripsi ini akan menginterogasi proses placemaking pada anak, bagaimana jalanan di kampung berubah menjadi tempat bermain yang menyenangkan bagi anak-anak. Riset dijalankan dengan melakukan participant observation yang akan melibatkan anak-anak setempat, bermain dengan anak-anak pada waktu luangnya, dan mengambil catatan visual dalam rangka memahami cara anak-anak mengokupansi jalan. Menggunakan metode ini untuk mencari kesinambungan antara data yang didapat dengan latar belakang dari anak tersebut dalama proses placemaking. ......Children playing on the streets. Thats the everyday socio-spatial practice in Warakas, North Jakarta. People occupying street, not only as a space for vehicle to pass, but for them to socialize, for children to play. The way they see and occupy space shaped by site condition, social, economical, and cultural background of people living in it. The existing space injected by their behavior and create value for them to call it place. The same way goes for children that occupy the street as their playground. This paper will interrogate the process of children placemaking, how the kampung street turn into a playful and happy place for children. We conduct this research by doing participant observation, playing with children during their free time, and taking visual and ethnographic notes, in order to understand how children occupy the street. Using these methods to see the correlation of the data obtained with its background in the placemaking process. Therefore, site background and condition are important in understanding how kids add value to the kampung street.Therefore, these are important in understanding how kids add value to the kampung street.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butler, George D.
New York: McGraw-Hill, 1949
790.73 BUT i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Silvya Khairunnisa
Abstrak :
Tulisan ini membahas tentang eksplorasi ruang permainan petak umpet yang dilakukan oleh sekelompok anak di tiga skala lingkungan, yaitu rumah tinggal, sekolah dan luar rumah. Pembahasan diawali dengan tinjauan teori yang berkaitan dengan lingkungan sebagai penyedia potensi kegiatan bermain (environmental probabilism and legibility) dan potensi ruang yang muncul sebagai wujud pengolahan informasi lingkungan (affordance,adaptation). Berdasarkan hasil studi kasus, skala lingkungan yang lebih besar, tidak selalu menyediakan potensi lingkungan yang banyak dan beragam. Hal ini menunjukan bahwa, kualitas sebuah ruang bermain tidak selalu ditentukan oleh besar atau kecilnya ruang, tetapi sejauh mana jumlah dan keberagaman potensi ruang dapat mengakomodir kebutuhan bermain. ......This paper discusses about space exploration of hide and seek game conducted by a group of children in three scales : house, school and neighborhood. The explanation begins with an overview of theories about the potential availability of the environment which accommodate the needs of play (environmental probabilism and legibility) and the potential space that appears as a result of environmental information process (affordance). On the other hand, larger environment has less potential space for hiding than the smaller one. It shows that the quality of space for playing is not actually defined by the size, but the extent to how many potential space and diversity to accommodate the needs of play.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1959
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Masita
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26492
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>