Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Riski Borman
Abstrak :
Sampah plastik yang tidak memiliki kualitas dan nilai ekonomi yang memadai untuk diproses kembali pada akhir siklus hidupnya dapat mempengaruhi tingkat daur ulang plastik dari aspek ketersediaan bahan baku. Selain itu, keterbatasan bahan baku produksi yang berkualitas dapat menyebabkan pabrik untuk mendaur ulang sampah dengan nilai ekonomi yang lebih rendah dan pada akhirnya dapat mempengaruhi tingkat keuntungan dan keberlanjutan ekonomi pabrik daur ulang plastik menjadi biji plastik. Riset ini bertujuan untuk membuktikan dampak implementasi prinsip desain Konservasi Nilai Material (MVC) pada kemasan plastik fleksibel terhadap keberlanjutan ekonomi pabrik daur ulang plastik dan dampaknya terhadap keberlanjutan lingkungan dan sosial. Ditemukan bahwa penerapan berulang prinsip MVC pada kemasan plastik dapat meningkatkan keberlanjutan ekonomi pabrik daur ulang melalui peningkatan pendapatan dan kelayakan bisnis yang dianalisis menggunakan metode studi kelayakan. Peningkatan margin dinilai melalui peningkatan ketersediaan sampah plastik yang memiliki nilai ekonomi dan kualitas yang baik untuk terus diproduksi sebagai bahan daur ulang. Kemudian, dampaknya terhadap keberlanjutan lingkungan melalui pengurangan ekstraksi bahan baku tidak terbarukan untuk keperluan produksi plastik asli, meminimalisir dampak pencemaran lingkungan dan lahan yang tidak produktif akibat akumulasi penumpukan sampah, dan mengurangi jumlah dan dampak sampah plastik yang dibuang langsung ke laut. Lebih lanjut, dampaknya terhadap keberlanjutan sosial melalui peningkatan penyerapan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat lokal.
Plastic waste that has inadequate quality and economic value at its end of life may affect the plastic recyclers production rate in the raw material aspect. Moreover, limited availability of good raw materials lead the recycling plant to recycle low economic value of waste which may affect the producers profit margin and its economic sustainability factor which produce plastic pellets as its end product. This research aims to prove the impact of material value conservation (MVC) design principle implementation on the flexible plastic packaging on the economic sustainability of plastic recycling plants and the impact on the sustainable environmental and social. It is found that the repetitive implementation of MVC design principles on plastic packaging may increase the economic sustainability of recycling plants through increasing income, which analyzed using feasibility study method. The increased margin was assessed through the increasing availability of good quality of plastic waste to be produced continuously. The impact on environmental sustainability through the reduction of extraction of non-renewable raw materials to produce plastic original, pollution and unproductive land due to waste accumulation, and reduce the amount of plastic waste thrown directly into the ocean. Meanwhile, the impact on social sustainability obtained through increasing employment absorption and earnings of local communities.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53379
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vinskatania Agung Andrias
Abstrak :
Perkembangan industri daur ulang limbah plastik rumahan secara global meningkat. Hal ini salah satunya adalah akibat dari adanya komunitas global daur ulang plastik, Precious Plastic. Berbagai pihak baik dari hobiis, komunitas, dan UMKM mengadaptasi proses daur ulang limbah plastik ini untuk diterapkan secara personal maupun sebagai sarana bisnis untuk mencari keuntungan. Perkembangan daur ulang plastik ini juga terjadi di Indonesia lewat komunitas serupa. Proses daur ulang plastik melibatkan berbagai potensi bahaya dan risiko keselamatan dan kesehatan kerja, sayangnya belum pernah dilakukan analisis risiko K3 pada pekerjaan daur ulang limbah plastik. Penelitian ini menganalisis risiko K3 pada proses pengolahan limbah plastik di UMKM X untuk memberikan gambaran dan evaluasi terhadap proses pengolahan limbah plastik dalam rangka meningkatkan keselamatan dan kesehatan pekerja. Variabel dari penelitian ini adalah langkah pekerjaan, jenis bahaya dan risiko, total risiko, total risiko sisa, pengurangan risiko san rekomendasi pengendalian risiko. Penelitian ini dilakukan dengan desain penelitian deskriptif observasional. Observasi bahaya dilakukan terhadap proses kerja dan risiko dianalisis dengan kriteria Fine. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa masing-masing aktivitas produksi terdiri dari 4 tahapan kerja yaitu preparasi, pelelehan dan pressing, serta finishing. Pada tahap pelelehan dan pressing, plastik dipanaskan dan diberi tekanan menggunakan 3 metode yaitu menggunakan oven dan mesin kompresi, menggunakan heat gun dan mesin kompresi, serta menggunakan mesin ekstrusi. Dari tahapan kerja daur ulang plastik di UMKM X, terdapat 49 bahaya yang teridentifikasi dan dianalisis risikonya. Penelitian ini berfokus membahas pekerjaan dengan risiko Very High. Risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang paling tinggi pada kegiatan daur ulang limbah plastik di UMKM X meliputi risiko terhirupnya uap plastik dan pajanan bising yang berasal dari alat. Rekomendasi pengendalian bahaya untuk risiko terhirupnya uap plastik antara lain dengan membersihkan plastik dengan bersih agar tidak terdapat komponen yang menambah level toksik, merancang Local Exhaust Ventilation yang sesuai dengan kebutuhan, sosialisasi mengenai bahaya uap plastik serta sosialisasi APD, menggunakan respirator untuk pekerjaan berisiko pajanan kimia uap plastik dan plastic odor. Sementara itu rekomendasi pengendalian dari risiko pajanan bising antara lain: mengganti alat dengan alat serupa yang memiliki teknologi untuk meredam bising yang dihasilkan, melakukan isolasi pekerjaan yang menimbulkan pajanan bising agar tidak dilakukan bercampur dengan kegiatan lainnya yang berpotensi memperluas pajanan bising, melakukan maintenance alat, serta menyediakan APD yang sesuai untuk meredam pajanan bising ke pekerja. ......The global development of the home-based plastic waste recycling industry is increasing. One of the reason is because of the campaign from global community of plastic recycling, Precious Plastic. Various parties, from hobbyists, communities, and MSMEs, adapted the process of plastic waste recycling to be applied personally as well as as a business tool for gaining profit. The development of plastic recycling also occursin Indonesia through similar communities. Plastic recycling process involves various potential hazards and occupational safety and health risks, unfortunately OHS risk management has never been carried out on plastic waste recycling work. This study analyzes the risk of OHS in the process of plastic waste recycling in MSME X to provide an overview and evaluation of the plastic waste recycling tasks in order to improve the safety and health of workers. The variables of this study are work tasks, type of hazard and risk, total risk, total residual risk, risk reduction and risk control recommendations. This research was conducted with an observational descriptive research design. Hazard observation is carried out on the work process and risks are analyzed with Fine criteria. The results show that each production activity consists of 4 work stages, namely preparation, melting and pressing, and finishing. In the melting and pressing stage, the plastic is heated and pressurized using 3 methods, namely using an oven and compression machine, using a heat gun and compression machine, and using an extrusion machine. From the stages of plastic recycling work in MSME X, there are 49 hazards identified and analyzed for risks. This study focuses on discussing Very High risk work. The highest occupational safety and health risks in plastic waste recycling activities in MSME X include the risk of inhalation of plastic fume and noise exposure originating from the equipment. Hazard control recommendations for the risk of inhalation of plastic fume include cleaning the plastic cleanly so that there are no components that add toxic levels, designing Local Exhaust Ventilation according to needs, socializing the dangers of plastic odors and plastic fume and socializing PPE, using respirators for risky jobs involving chemical fume and plastic odor exposure. Meanwhile control recommendations for the risk of noise exposure include: replacing devices with similar devices that have technology of noise reduction, isolate work that causes noise exposure so that it is not mixed with other activities that have the potential to expand noise exposure, perform maintenance of tools, and provide the appropriate PPE to reduce noise exposure to workers.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54343
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Kartika Jati
Abstrak :
Pengolahan sampah plastik di negara-negara maju telah dikelola secara profesional oleh sektor formal. Berbeda dengan negara berkembang seperti Indonesia, pengolahan sampah masih didominasi oleh peran sektor informal. Sektor informal memberikan kontribusi positif pada ekonomi sirkular plastik, mengurangi tingkat pengangguran, dan mendukung keberlanjutan dengan pemenuhan permintaan bahan baku plastik melalui hasil daur ulang sampah plastik. Meskipun memiliki peran yang penting, kebijakan pemerintah yang mendukung atau mengoptimalkan sektor informal secara spesifik belum ada. Penelitian ini bertujuan memodelkan alternatif kebijakan untuk pengelolaan sampah plastik sektor informal di Indonesia. Eksplorasi alternatif kebijakan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pemodelan sistem dinamis. Simulasi kebijakan dilakukan dengan beberapa skenario yang menyesuaikan kondisi dan peraturan yang sudah ada. Model dinamis dari sistem pengolahan sampah plastik inklusi sektor informal di Indonesia dijelaskan dalam 7 reinforcing loops dan 3 balancing loops. Berdasarkan hasil simulasi yang telah dilakukan, Insentif pajak bagi industri daur ulang dan Penambahan kapasitas informal Menjadi alternatif kebijakan terbaik. ......The formal sector has professionally managed plastic waste processing in developed countries. In contrast to developing countries like Indonesia,  the role of the informal sector dominated the waste management system. The informal sector contributes positively to the plastic circular economy, reduces unemployment rates, and supports sustainability by meeting the demand for plastic raw materials through the recycling of plastic waste. Despite having an important role, government policies that explicitly support or optimize the informal sector do not exist. This study aims to model the policy alternatives for the informal sector of plastic waste management in Indonesia. The alternative exploration policy in the study was conducted using system dynamic modeling methods. Policy simulation is done with several scenarios that adapt existing conditions and regulations. The dynamic Model of the plastic waste processing system of informal sector inclusion in Indonesia is described in 7 reinforcing loops and 3 balancing loops. Based on the results of the simulation, tax incentive scenario for the recycling industry and the addition of informal capacity becomes the best policy alternative.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Ananditto
Abstrak :
ABSTRAK
Sampah plastik yang tercemar oleh pengotor jika didaur ulang akan memiliki nilai yang rendah. Hal ini dapat diatasi melalui penerapan konservasi nilai material dengan daur ulang bertahap pada bahan yang dijaga kemurniannya sejak tahap desain hingga akhir siklus hidup bahan. Berdasarkan riset terdahulu, daur ulang bertahap produk polipropilena hingga 8 kali menyebabkan penurunan sifat mekanikal plastik hingga 20%. Daur ulang tersebut dilakukan pada skala laboratorium dengan bahan baku polipropilena murni. Riset ini dilakukan untuk mengatasi penurunan sifat mekanikal plastik dengan cara pencampuran bijih plastik daur ulang dengan bijih plastik murni pada komposisi yang paling optimal. Plastik campuran dengan komposisi tertentu tersebut didaur ulang hingga 8 kali, kemudian dilakukan uji sifat mekanikal dengan standar American Society for Testing Materials (ASTM). Riset ini menunjukkan peluang untuk memanfaatkan bijih plastik daur ulang ke-6 dengan mencampurkannya dengan bijih plastik tulen untuk meningkatkan sifat mekanikalnya. Selanjutnya, riset ini menunjukkan bahwa daur ulang pada plastik campuran dengan penerapan konservasi nilai material dapat meningkatkan nilai bijih plastik daur ulang sebagai bahan baku dan memperpanjang masa pakai bahan plastik
ABSTRACT
Contaminated plastic waste if undergo a mechanical recycling process will have a low value. This can be overcome by repetitive implementation of Material Value Conservation (MVC) through material purity protection from design stage to the end of the material life cycle. Repetition of recycling up to eight times caused degradation of mechanical properties of plastics by up to 20%. The repetition was done on a laboratory scale with pure polypropylene as raw material. This research was conducted to overcome the degradation of plastic properties by mixing recycled plastic pellets with virgin plastic in the most optimal proportion. Plastic blends with certain compositions were recycled up to 8 times, then its mechanical properties are tested with the American Society for Testing Materials (ASTM) methods. This research revealed the opportunities to utilize the 6th recycled plastic pellets by mixing it with virgin plastic to improve its mechanical properties. Furthermore, this research shows that repetitive recycling of plastic blends with the implementation of material value conservation (MVC) ​​could increase the value of recycled plastic pellets as raw materials and extend the life time of plastic materials.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Nadia Tiana
Abstrak :
ABSTRAK
Kemasan plastik yang menerapkan paradigma konservasi nilai material akan menghasilkan limbah plastik berkualitas baik yang dapat didaur ulang menjadi bahan baku untuk kemasan baru. Bagaimanapun, daur ulang berulang menyebabkan sifat mekanikalnya menurun. Plastik daur ulang diharapkan tidak mengalami degradasi sifat mekanikal. Riset ini mengajukan pencampuran bijih plastik daur ulang dengan bijih plastik tulennya untuk mengurangi degradasi sifat mekanikal. Sifat mekanikal polipropilena daur ulang dibandingkan dengan polipropilena tulen dan campuran polipropilena daur ulang/tulen dengan komposisi 90/10, 70/30, 50/50, 30/70, dan 10/90. Sifat mekanikal yang diuji adalah modulus elastisitas, kekuatan tarik, regangan saat putus, dan densitas. Semua diuji berdasarkan ASTM untuk uji sifat mekanikal material. Densitas adalah sifat satu-satunya yang tidak terpengaruh proses pencampuran, sedangkan sifat lainnya perlu diperhatikan. Regangan saat putus dan kekuatan tarik dapat terdegradasi dengan pencampuran bijih plastik tulen. Kekuatan tarik hanya menunjukkan degradasi 5% pada satu komposisi, sedangkan degradasi pada regangan saat putus mencapai 24% pada komposisi plastik daur ulang/tulen 90/10. Peningkatan nilai regangan saat putus hanya terjadi pada 100% plastik tulen. Sifat ini merupakan yang paling kritis. Secara keseluruhan, komposisi campuran plastik daur ulang/tulen 50/50 dan 30/70 dapat dipertimbangkan sebagai komposisi terbaik. Kedua campuran tersebut tidak mengalami degradasi pada regangan saat putus. Pencampuran plastik daur ulang dan tulen dapat meningkatkan kualitas produk plastik daur ulang dengan pertimbangan yang baik mengenai komposisinya. Dengan mengimplementasikan konservasi nilai material, limbah plastik berkualitas baik dapat didaur ulang berulang, sehingga dapat mengurangi akumulasi limbah plastik dan penggunaan bahan baku plastik yang tidak dapat diperbaharui. Dampak positif dari aplikasi riset ini tidak hanya pada ekonomi industri plastik, tapi juga pada lingkungan.
ABSTRACT
Plastic packaging that applied material value conservation paradigm will generate good quality plastic waste. It can be recycled to produce raw material for new packaging. However, repetitive recycling has impacts on lowering its mechanical properties. Recycled plastic is expected not to undergo mechanical properties degradation. This research proposed to blend recycled plastic pellets with its virgin plastic pellets to reduce mechanical properties degradation. Mechanical properties of recycled polypropylene are compared to 100% virgin polypropylene and recycled/virgin polypropylene blends with composition 90/10, 70/30, 50/50, 30/70, and 10/90. Mechanical properties tested in this research are modulus of elasticity, tensile strength, elongation at break, and density. All were tested according to ASTM for mechanical properties testing materials. Density is the only property that is not affected by blending, while other properties need to be watched carefully. Tensile strength shows 5% degradation at a composition, while strain at break has 24% degradation at composition 90/10 of recycled/virgin plastic. Improvement of strain at breaks only occurred at 100% virgin plastic. This property is the most critical. Overall, composition 50/50 and 30/7 of recycled/virgin plastic can be considered as the best composition. Both compositions do not undergo degradation. Blending recycled and virgin polypropylene can improve the quality of recycled plastic product with careful consideration of the composition. By implementing of material value conservation, good quality plastic waste can be recycled repeatedly. This will decrease accumulation of plastic waste and usage of non-renewable plastic's raw material. The positive impact of the application of this research is not only to economic of plastic industry but also to environment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husen Nasrullah
Abstrak :
ABSTRAK
Penerapan konservasi nilai material pada kemasan plastik, mengarah pada terciptanya limbah plastik yang memiliki nilai tinggi juga meningkatkan penerimaan limbah plastik untuk daur ulang sekunder. Sehingga bijih plastik daur ulang yang diperoleh juga memiliki kualitas yang baik dan dapat digunakan sebagai bahan baku alternatif untuk produk baru. Namun, seiring dengan proses daur ulang yang dilakukan, menyebabkan degradasi sifat optik dan dapat mengganggu siklus hidup plastik daur ulang jika akan digunakan untuk produk baru dengan spesifikasi tinggi. Plastik daur ulang memang lebih murah dari pada plastik tulen, tetapi sifatnya rendah, terkontaminasi, dan hanya digunakan untuk produk bernilai rendah. Oleh karena itu, solusi diperlukan untuk masalah ini. Riset ini mengusulkan pencampuran plastik daur ulang dan plastik tulen untuk meningkatkan sifat optik telah mengalami degradasi. Serangkaian tes dilakukan pada spesimen dan diuji sesuai dengan metode American Society for Testing and Material (ASTM). Sifat optik yang diuji adalah transparansi, gloss, dan warna. Studi ini mengungkapkan bahwa sifat optik memiliki kecenderungan meningkat bersamaan dengan banyaknya bijih plastik tulen di dalam campuran. Komposisi optimal ditemukan dalam komposisi 50% bijih plastik tulen + 50% bijih daur ulang. Informasi dalam riset ini berpotensi digunakan sebagai referensi untuk meningkatkan sifat optik plastik daur ulang. Selain itu, penerapan konservasi nilai material secara luas, dapat meningkatkan kualitas limbah plastik dan meningkatkan penerimaannya pada daur ulang sekunder, sehingga dapat mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan.
ABSTRACT
Repetitive implementation of material value conservation in plastic packaging may lead to good quality plastic waste and high acceptance for secondary recycling so that the obtained recycled plastic pellets has good quality and can be used as an alternative raw material for new products. However, treatments and processing in the recycling processes can lead to the degradation of material properties and disrupt the recycled plastics life cycle to be used for new products with high specifications. Recycled plastics are certainly cheaper than virgin plastics, but has low properties, contaminated, and only used for lowvalue products. Therefore, a solution is needed for this problem. This study proposed mixing recycled and virgin plastic pellets to improve recycled plastics whose optical properties have been subjected to quality degradation. A series of tests were carried out on specimens and tested according to the American Society for Testing and Materials (ASTM) method. The optical properties tested were transparency, gloss and colour. This study revealed that optical properties had an increasing trend along with the large number of virgin plastic pellets added to the blends. The optimal composition was found in the 50:50 composition of virgin-recycled plastic pellets. Information in this study can be used as a reference to improve the optical properties of recycled plastics. In addition, the widespread implementation of MVC can improve the quality of plastic waste and strengthen its acceptance for secondary recycling so that it can reduce the adverse impact on the environment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munzir Hadengganan
Abstrak :
ABSTRAK
Sampah plastik telah menjadi masalah besar di dunia karena banyaknya sampah plastik di laut. Sebagian besar sampah plastik adalah kemasan plastik yang terdiri dari kemasan plastik fleksibel dan kaku. Riset ini membahas kemasan plastik fleksibel. Hingga saat ini, sebagian besar penelitian tentang salah kelola bahan plastik membahas cara mengelola pembuangan sampah plastik setelah digunakan oleh rumah tangga: hanya sedikit yang membahas siklus produksi: sementara tidak ada yang membahas area kemasan plastik fleksibel. Riset ini bertujuan untuk mengetahui persentase salah kelola material sepanjang siklus hidup kemasan plastik fleksibel menggunakan kombinasi analisis aliran material (MFA) dan analisis siklus hidup (LCA). Berdasarkan tinjauan pustaka, wawancara dan observasi yang dilakukan oleh penulis kepada semua pemangku kepentingan dalam siklus hidup kemasan plastik fleksibel, salah kelola material plastik terjadi pada setiap tahap, sebagian besar disebabkan oleh penurunan kualitas kemasan plastik fleksibel yang dapat menyebabkan sampah plastik tidak dapat diterima dalam daur ulang mekanikal. Hasil dari riset ini menunjukkan bahwa: (1) salah kelola material plastik pada semua tahap sepanjang siklus hidup kemasan plastik fleksibel, (2) penurunan kualitas adalah penyebab utama salah kelola material plastik dalam beberapa tahap dalam siklus hidup kemasan plastik fleksibel, dan (3) persentase total salah kelola material plastik sepanjang siklus hidup kemasan plastik fleksibel adalah 98,29%.
ABSTRACT
Plastic waste has become a big issue in the world for its large amount of plastic waste in the sea. Most of the plastic waste is plastic packaging which consists of flexible and rigid plastic packaging. This research discusses flexible plastic packaging. Until now, most researches on the loss of plastic materials discuss how to manage plastic waste disposal once it has been used by community; only a few discuss production cycle; while none of them discusses flexible plastic packaging area. This research aims to examine the number of mismanaged materials throughout flexible plastic packaging life cycle using a combination of Material Flow Analysis (MFA) and Life Cycle Analysis (LCA). Based on the literature review, interviews and observations conducted by the author to all stakeholders in the life cycle of flexible plastic packaging, mismanagement of plastic material occurred in each cycle, mostly caused by quality degradation of flexible plastic that could cause plastic waste was not acceptable in the mechanical recycle. The results of this study show that: (1) mismanaged material occurred in all cycles throughout the life cycles of flexible plastic packaging, (2) quality degradation is the main caused of mismanaged material in several cycles, and (3) the mismanaged materials in the life cycle of flexible plastic packaging were 98.29%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Dwi Astuti
Abstrak :
Penggunaan plastik terus meningkat seiring dengan bertambahnya populasi. Sayangnya, konsumsi plastik yang tinggi tidak diikuti dengan pengelolaan yang tepat sehingga menyebabkan sampah plastik yang berasal dari darat masuk ke badan sungai kemudian berakhir di wilayah pesisir dan mencemari lingkungan. Penelitian ini dilakukan di Desa Pengarengan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Sungai Pengarengan merupakan jalur transportasi kapal nelayan menuju Laut Jawa sehingga aktivitas masyarakatnya yang tinggi berpotensi menimbulkan pencemaran sampah ke lingkungan sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis karakteristik sampah plastik serta mengevaluasi hubungan antara aspek pengetahuan dan sikap dengan perilaku masyarakat terkait sampah plastik yang mencemari lingkungan. Metode yang digunakan adalah kelimpahan pelepasan sampah dan puing-puing sampah dikumpulkan di dua titik sampling dengan menggunakan jaring yang memiliki ukuran mata jaring 5cm, dipasang pada waktu pagi hari sesuai lebar sungai. Data perilaku masyarakat terhadap sampah plastik diperoleh dari 110 responden dengan menggunakan teknik accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan total kelimpahan puing sampah sungai adalah 13.200 ± 1.678 item dan 14.976 ± 1.772 item. Kelimpahan puing sampah sungai tertinggi adalah bungkus sampah plastik tipis sebanyak 47% dan 46%, diikuti kayu ranting (39% dan 33%), styrofoam (3,6% dan 5,5%), sedotan (1,8% dan 2,2%), gelas plastik (1,5% dan 2,6%), kotak makanan, peralatan plastik, dll (1,4% dan 1,6%), serta plastik lainnya (2,2% dan 2,3%). Analisis statistik Kruskal Wallis menunjukkan tidak terdapat perbedaan rata-rata yang siginifikan pada kelimpahan total puing sampah sungai di kedua titik sampling p= 0,875 (p> 0,05). Hasil evaluasi perilaku masyarakat menunjukkan bahwa aspek pengetahuan memiliki kategori penilaian sangat baik (4,08), aspek sikap dengan kategori kurang baik (2,89), dan aspek perilaku dengan kategori baik (3,88). Analisis korelasi Pearson menunjukan terdapat hubungan positif yang kuat (r= 0,664) dan signifikan (0,000) antara aspek pengetahuan dengan perilaku, kemudian aspek sikap dengan perilaku mempunyai hubungan positif yang sangat lemah (r=0,183) dan signifikan (0,028). ......The use of plastic continues to increase along with the population grows. However, proper management does not follow high plastic consumption, causing plastic waste from land to enter river bodies and then end up in coastal areas and polluting the environment. This research was conducted in Pengarengan Village, Cirebon Regency, West Java. The Pengarengan River is a transportation route for fishing boats to the Java Sea, so its high community activities have the potential to cause waste pollution to the surrounding environment. This study aims to analyze the characteristics of plastic waste and evaluate the relationship between aspects of knowledge and attitude towards community behavior related to plastic waste that pollutes the environment. The abundance of garbage release method is river debris was collected from 2 points in the Pengarengan River using a net with a mesh size of 5 cm, which was installed in the morning time according to the river's width. Using accidental sampling techniques, community behavior data related to plastic waste was evaluated through a questionnaire on 110 respondents. The results showed that the total abundance of river debris was 13.200 ± 1.678 items and 14.976 ± 1.772 items. The highest abundance of river debris was thin plastic waste wrap (47% and 46%), followed by woods (39% and 33%), styrofoam (3,6% and 5,5%), straws (1,8% and 2,2%), plastic cups (1,5% and 2,6%), food boxes, plastic utensils, etc. (1,4 % and 1,6%), and other plastics (2,2% and 2,3%). Kruskal Wallis showed no significant difference in average of the total abundance of river debris at both sampling points p= 0,875 (p> 0,05). The results of the community behavior evaluation showed that the knowledge aspect has a very good assessment category (4.08), the attitude aspect was in a poor category (2.89), and behavioral aspects were in a good category (3,88). Pearson correlation analysis shows that there was a strong positive relationship (r= 0,664) and significant (sig.= 0,000) between knowledge aspect and behaviour, whereupon attitude aspect and behaviour, the positive relationship was very weak (r= 0,183) and significant (0,028)
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Kardian Pramiati
Abstrak :
The dynamic urban lifestyle changes human behaviour in selecting consumer goods products. Urban communities prefer goods in suitable and economical packaging when carrying out their activities. There are some fundamental issues that are considered in the waste management system in Indonesia, including limited capacity for waste management in the regions, inadequate infrastructure, application of regulations, and lack of public awareness, including in the consumer goods manufacturing industry. This is high time for the implementation of a circular economy, especially among plastics waste. Through the Extended Producer Responsibility (EPR) concept approach, the manufacturing industry is more encouraged to contribute to their post-consumer waste management. This study was conducted in Jakarta and aimed to analyze the perceptions of consumers, producers, and the role of the informal sector in waste management so that alternative producers' responsibility schemes can be formulated in the management of post-consumption plastic waste. In this study, quantitative and qualitative methods were used with data analysis using descriptive statistics. In the next step, an Analytical Hierarchy Process (AHP) has been prepared for identifying the best alternative scheme of EPR for post-consumer plastic waste management. They showed that the highest criteria value (0,27) that was considered in the EPR implementation was the environmental impacts potential criteria. At the stage of selecting alternative EPR schemes, the highest to lowest scores respectively are partnership schemes with waste management organizations (2.83), product design optimization (2.78), post-consumption waste recall (2.11), and development of recycling facility (1,28). Keywords: Extended Producer Responsibility (EPR); circular economy; plastic waste management; Analytical Hierarchy Process (AHP) ......Gaya hidup masyarakat perkotaan yang dinamis mengubah perilaku konsumsi sehingga masyarakat lebih memilih produk-produk praktis dan ekonomis. Terdapat hal-hal fundamental yang muncul dalam sistem pengelolaan sampah di Indonesia, diantaranya keterbatasan kapasitas pengelolaan sampah di daerah, infrastruktur yang belum memadai, penerapan regulasi, serta kurangnya kepedulian masyarakat termasuk industri manufaktur barang konsumsi terhadap persoalan pengelolaan sampah pasca konsumsi. Pendekatan ekonomi sirkular pada pengelolaan sampah plasik pasca konsumsi menjadi hal yang penting. Melalui konsep Extended Producer Responsibility (EPR), industri manufaktur didorong untuk berkontribusi dalam pengelolaan sampah plastik kemasan yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis persepsi konsumen, produsen, dan peran sektor informal pengelola sampah, sehingga dapat dirumuskan alternatif skema tanggung jawab produsen dalam pengelolaan sampah plastik pasca konsumsi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif dengan analisis data menggunakan statistik deskriptif dan pemilihan multikriteria melalui struktur Analytical Hierarcy Process (AHP). Hasil penelitian menyatakan bahwa nilai kriteria tertinggi yang menjadi pertimbangan dalam strategi penerapan EPR adalah pada kriteria potensi dampak lingkungan (0,27). Pada pemilihan alternatif skema EPR, bobot tertinggi sampai terendah adalah skema kemitraan dengan organisasi pengelola sampah (2,83), optimalisasi desain produk (2,78), penarikan kembali sampah pasca konsumsi (2,11), dan pengembangan fasilitas daur ulang (1,28). Kata kunci: tanggung jawab produsen; ekonomi sirkular; pengelolaan sampah plastik; Analytical Hierarchy Process (AHP)
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ariya Afif
Abstrak :
Pertumbuhan plastik tahun ke tahun sangatlah signifikan, namun masalah limbah plastik menjadi salah satu isu yang mengiringi perkembangan dari plastik. Salah kelola limbah plastik di Indonesia menjadi faktor utama mengapa pertumbuhan limbah plastik dari tahun ke tahun semakin meningkat. Oleh karena itu, daur ulang plastik menjadi salah satu cara yang efektif untuk mengelola limbah plastik ini. Penelitian ini berfokus pada komposisi dari material virgin dan recycled serta penambahan heat stabilizer untuk meningkatkan performa dari limbah plastik yang berasal dari industri otomotif. Beberapa pengujian dilakukan seperti pengujian termal, mekanik, reologi, dan morfologi untuk melihat karakteristik dari limbah plastik dan optimalisasinya dengan variabel komposisi dan penambahan heat stabilizer. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadinya penuruan sifat mekanik, reologi, dan termal dari limbah plastik dibandingkan dengan material virginnya. Hal ini disebabkan karena adanya degradasi termooksidatif yang dialami oleh limbah plastik pada saat diolah kembali dengan menggunakan mesin esktrusi. Penambahan material virginnya mampu untuk meningkatkan sifat mekanik dari material paduan, namun penambahannya tidak terlalu signifikan. Penambahan heat stabilizer mampu untuk meningkatkan ketahanan limbah plastik terhadap degradasi termooksidatif yang dibuktikan dengan pengujian oxidative induction time (OIT) dan pengujian tarik setelah proses heat aging. Komposisi optimum dari paduan material virgin dan recycled adalah 100% material virgin dengan penambahan heat stabilizer sebesar 0.3%. ......The growth of plastic from year to year is very significant, but the problem of plastic waste is one of the issues that accompany the development of plastic. Mismanagement of plastic waste in Indonesia is the main factor why the growth of plastic waste is increasing from year to year. Therefore, plastic recycling is an effective way to manage this plastic waste. This research focuses on the composition of virgin and recycled materials and the addition of heat stabilizers to improve the performance of plastic waste from the automotive industry. Several tests were carried out such as thermal, mechanical, rheological, and morphological tests to see the characteristics of plastic waste and its optimization with variable composition and the addition of heat stabilizers. The results of this study indicate that there is a decrease in the mechanical, rheological, and thermal properties of plastic waste compared to virgin material. This is due to the thermooxidative degradation experienced by plastic waste when it is reprocessed using an extrusion machine. The addition of virgin material is able to improve the mechanical properties of the alloy material, but the addition is not too significant. The addition of a heat stabilizer is able to increase the resistance of plastic waste to thermooxidative degradation as evidenced by oxidative induction time (OIT) testing and tensile testing after the heat aging process. The optimum composition of the blend of virgin and recycled materials is 100% virgin material with the addition of a 0.3% heat stabilizer.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>