Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ignatius Adrian Santana
Abstrak :
ABSTRAK
Sampah plastik merupakan salah satu permasalahan yang ada di kawasan urban Jakarta. Untuk itu diperlukan pengolahan sampah plastik agar tidak menjadi limbah. Dari penelitian yang sudah ada, sampah plastik dapat digunakan sebagai komponen pendukung pembangunan bangunan. Untuk sampah plastik dalam bentuk botol dapat dikembangkan menjadi komponen pada dinding pengisi pada bangunan dengan pendekatan reuse.

Penelitian ini melewati tahapan wawancara dan survey untuk menemukan botol yang layak digunkan. Selanjutnya memasuki tahapan eksplorasi modul untuk mendapatkan beberapa bentuk dan formasi botol plastik PET dalam bentuk modul yang layak uji. Hasil dari hasil eksplorasi kemudian diuji untuk mangetahui kelayakan menjadi dinding pengisi melalui kekuatan tekan dan kekuatan lentur modul.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadikan sampah botol plastik PET menjadi komponen dinding pengisi pada interior bangunan. Diperlukan pula penelitian lebih lanjut dalam mengembagkan lebih jauh sampah botol plastik PET sebagai komponen bangunan agar komponen ini dapat layak dan aman untuk digunakan.
ABSTRACT
PET plastic bottle is one of the main source of waste in big cities. This research aims to find out the possibility of reusing PET bottle as pre fabrication wall module material. The pre fabrication concept were offered so that in the construction phase, the instalation of this material will be fast, efficient, and able to minimalize the waste potential. The method to decided the PET bottle specimen was by surveying some sample location in Jakarta to found out the type and capacity of PET bottle waste. Bottle waste that has the highest volume, was selected to be the speciment for further experiment as pre fabrication modul. To determine the strength capacity of this material, some module variation were designed for compressive and flexural strength test. This research is a preliminary experiment to understanding the basic potential of PET bottle as building material. This research expected to support the use of PET bottle waste for other uses in building construction.
2016
T45590
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almer Hafiz Yusuf
Abstrak :
Botol minuman harus memenuhi fungsi dasar kemasan untuk makanan dan minuman. PT. Mustika Ratu baru-baru ini mengembangkan divisi baru yang memproduksi jamu modern dalam kemasan yang disebut Jejamu by Mustika Ratu. Sebuah survei pada produk Jejamu dan kemasan menjadi salah satu kunci untuk diperbaiki. Salah satu metode yang digunakan adalah Kansei Engineering yang menggunakan penerjemahan psikologis konsumen dengan menggunakan kata-kata Kansei. Metode ini akan menghasilkan interpretasi desain berdasarkan kebutuhan konsumen. Selain itu, perbaikan juga dapat dilakukan pada tingkat teknis. Perbaikan pada skala ini menggunakan metode TRIZ sebagai alat pemecahan masalah. Dengan menggunakan TRIZ, seseorang dapat secara spesifik dan kreatif menghasilkan solusi umum yang dapat diterjemahkan ke dalam perbaikan spesifik. Hasilnya adalah kombinasi Kansei Engineering-TRIZ yang akan kokoh dalam estetika berbasis konsumen dan peningkatan teknis. ......A beverage bottle must fulfil the food and beverage functions. PT. Mustika Ratu has recently developed a new division producing a bottled modern Jamu called Jejamu by Mustika Ratu. A survey was done with packaging as key to be improved upon. One of the methods to use is Kansei Engineering which uses the psychological translation of the human psyche by using words. These would result in the production of a design based on the consumer’s need. Additionally, improvements could also be made on the technical level. To solve this one can, use TRIZ as a problem-solving tool. By using TRIZ, one can specifically and creatively produce general solutions which could be translated into specific improvements. The result of which would be a Kansei Engineering-TRIZ combination which would be robust in consumer-based aesthetic and improved technicalities.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veronika Violeta Projustitiani
Abstrak :
ABSTRAK
Bisfenol A adalah bahan dasar pembuatan plastik polikarbonat yang jika masuk ke dalam tubuh dapat mengganggu kerja hormon endokrin. Botol susu bayi berbahan polikarbonat merupakan contoh sumber paparan bisfenol A dengan potensi pelepasan yang cukup tinggi karena pemakaiannya yang seringkali berkontak dengan suhu panas. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode analisis yang sensitif, selektif dan valid untuk menganalisis pelepasan bisfenol A menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) fase terbalik. Fase gerak yang digunakan adalah metanol-air (60:40) pada elusi isokratik dengan laju alir 0,8 ml/menit dan dideteksi pada panjang gelombang 226 nm. Ekstraksi sampel menggunakan metode ekstraksi cair-cair dengan pelarut etil asetat yang kemudian diuapkan dan residu keringnya dilarutkan kembali dalam metanol. Hasil validasi mencakup akurasi, presisi, linieritas, selektivitas, batas deteksi (LOD), dan batas kuantitasi (LOQ) telah memenuhi syarat keberterimaan dengan batas deteksi (LOD) pada konsentrasi 24,60 ng/mL, dan batas kuantitasi (LOQ) pada konsentrasi 82,02 ng/mL. Hasil penelitian menunjukkan dari 5 jenis sampel yang diuji terdapat 4 jenis yang memenuhi syarat batas pelepasan bisfenol A yaitu sampel 1 (32,07 ppb), sampel 2 (158,95 ppb), sampel 3 (114,14 ppb) dan sampel 5 (107,20 ppb), sedangkan 1 jenis lainnya yaitu sampel 4 (608,51 ppb) menunjukkan pelepasan BPA melebihi persyaratan yang ditetapkan oleh BPOM yaitu sebesar 0,6 bpj
ABSTRACT
Bisphenol A is the raw material in production of polycarbonate plastic which could disrupt endocrine hormone system if exposed to the body. Baby feeding bottle is one source of exposure with high risk of releasing bisphenol A due to it?s usage that often in contact with high temperature. The aim of this study is to obtain analytical method which are sensitive, selective and valid to analyze the release of bisphenol A from baby feeding bottles made from polycarbonate using high performance liquid chromatography with reverse phase. The system used methanol-water (60:40) in isocratic elusion as a mobile phase with a flow rate of 0.8 mL/min and detected at wavelength of 226 nm. Sample extraction were carried out by liquid-liquid extraction method with ethyl acetate as solvent which afterward was evaporated and the dry residue was reconstituted in methanol. System validation included accuracy, precision, linearity, selectivity, limit of detection (LOD) and limit of quantitation (LOQ) has met the prescribed conditions with a limit of detection (LOD) at a concentration of 24.60 ng/mL and a limit of quantitation (LOQ) at concentration of 82.02 ng/mL. The results showed from 5 types of samples tested, there are 4 types which still met the prescribed condition of bisphenol A migration, those samples are sample 1 (32.07 ppb), sample 2 (158.95 ppb), sample 3 (114.14 ppb) and sample 5 ( 107.20 ppb), while other types which is sample 4 (608.51 ppb) showed that it has exceeded the prescribed conditions for bisphenol A migration set by BPOM which was 0.6 ppm.
2016
S64633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Nugroho Ramadhan
Abstrak :
Setiap tahun, ada sekitar 7.8 juta ton sampah plastik yang tidak dikelola di Indonesia. Metode yang banyak digunakan dalam pengolahan sampah tersebut adalah reduce, recycling, dan reusing. Dari ketiga metode tersebut, recycling menjadi solusi terbaik dalam penanganan sampah plastik karena kapasitas pengelolaan yang besar. Botol plastik menjadi jenis plastik yang paling banyak di recycling karena tingkat kemurnian material plastiknya tinggi. Namun, masalah terbesar dalam recycling sampah botol plastik adalah klasifikasi sampah plastik berdasarkan material penyusunya. Proses recycling saat ini sudah dimudahkan karena memanfaatkan machine learning. Machine learning dapat melakukan suatu pekerjaan tanpa harus diberi perintah berulang sehingga dapat dimanfaatkan untuk melakukan klasifikasi sampah botol plastik. Salah satu metode dalam Machine learning yang digunakan adalah Convolutional Neural Network karena dapat mengklasifikasikan sampah botol plastik PET, HDPE, LDPE, dan PP. Diperoleh akurasi testing PET terbaca sepuluh kali dari sepuluh percobaan sedangkan HDEP, LDPE, dan PP terbaca sembilan kali dari sepuluh percobaan. Selain itu, metode tersebut juga mampu mengklasifikasi sampah botol plastik dengan beberapa kondisi yaitu botol yang menggunakan tutup, kotor, serta remuk. Diperoleh akurasi testing untuk ketiga kondisi terbaca sepuluh kali dari sepuluh percobaan. ......There are around 7.8 million tons of unmanaged plastic waste in Indonesia each year. Solving the problem there are three method that are widely used in processing the waste namely reduce, recycle, and reuse. From those methods, Recycling is the best solution in handling plastic waste because of its large management capacity. Plastic bottles are the type of plastic that is most widely recycled because of the high level of purity of the plastic material. However, the biggest problem in recycling plastic bottle waste is the classification of plastic waste based on its materials. The recycling process is now much easier because it utilizes machine learning. Machine learning can do a job without having to be given repeated orders so that it can be used to classify plastic bottle waste. One of the machine learning methods used is convolutional neural network because it can classify PET, HDPE, LDPE, and PP plastic bottles. PET testing accuracy was read ten times from ten times testing while HDPE, LDPE, and PP read nine times from ten times testing. In addition, this method is also able to classify plastic bottle waste under several conditions, namely using a lid, dirty, and crumbling. Obtained testing accuracy for all three condition read ten times from ten time testing.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Agus Murdiyoto
Abstrak :
Pembuatan paving block pada umumnya terdiri dari Portland Semen, Pasir dan air dengan perbandingan tertentu. Pada penelitian ini penulis menambahkan agregat kasar yang berasal dari limbah botol plastik jenis PET yang dipanaskan pada suhu 220°C dan kemudian dicetak dan dibentuk seperti layaknya agregat kasar. Hasil pengujian agregat kasar menunjukkan bahwa agregat tersebut diklasifikasikan sebagai agregat ringan dengan berat isi lepas sebesar 705,43 kg/m3 dan berat isi padat sebesar 758,48 kg/m3. Komposisi bahan pembuat paving block adalah 1 bagian PC dengan 4 bagian Pasir dan 0,4 bagian Air. Dengan komposisi agregat kasar sebesar 0%, 10%, 15%, 20%, 25% dan 30% terhadap berat pasir dan merupakan substitusi berat pasir pada pembuatan paving block didapat hasil bahwa penambahan agregat kasar akan menambah kekuatan tekan paving block itu sendiri. Paving block tanpa bahan tambah kekuatan tekan rata-rata sebesar 86,91 kg/cm2 dan diklasifikasikan sebagai paving block kelas mutu D yang dapat digunakan untuk taman dan penggunaan lainnya. Dengan penambahan agregat kasar sebesar 15% nilai rata-rata kuat tekannya menjadi maksimum yaitu sebesar 132,73 kg/cm2 dan diklasifikasikan sebagai paving block kelas mutu C yang dapat digunakan untuk pejalan kaki. Penambahan agregat kasar lebih besar dari 15 % kuat tekan rata-ratanya akan mengalami penurunan walaupun masih lebih besar dari paving balock tanpa agregat kasar. Kenaikan kuat tekan paving block yang menggunakan agregat kasar disebabkan bahan tambah agregat kasar bersifat polimer semi kristalin. ......Paving blocks generally consist of Portland Cement, sand and water mixed together with a certain ratio. In this research the writer uses coarse aggregate derived from plastic bottle waste of PET type which is heated at a temperature of 220°C, then molded and shaped like usual coarse aggregate. Test results on the coarse aggregate indicate that the coarse aggregate is classified as a lightweight aggregate with a density of 758.48 kg/m3 and a loose density of 705.43 kg/m3. The composition of the materials for the paving block is one part of PC, 4 parts of sand and 0.4 part of water. With coarse aggregate composition of 0%, 10%, 15%, 20%, 25% and 30% to the weight of sand and coarse aggregate which serves as substitution of sand weight in making paving blocks the writer obtains the result that the addition of coarse aggregate will increase the compressive strength of paving blocks. Paving blocks without additional materials have an average compressive strength of 86.91 kg/cm2 and are classified as paving blocks of D quality class which can be used for parks and others. With an addition of coarse aggregate by 15% the average compressive strength increases to maximum by 132.73 kg/cm2 and these paving blocks are classified as C quality class which can be used for pedestrians. With an addition of coarse aggregate which is greater than 15% the average compressive strength will decrease, although the average compressive strength is still higher than that of paving blocks without coarse aggregate. The increase in compressive strength of paving blocks using coarse aggregate derived from plastic bottle waste of PET type is due to additional material of coarse aggregate is semi-crystalline polymer.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T29610
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Rizkya Andriani
Abstrak :
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui dan menelaah potensi dari limbah botol plastik (PET) dalam dunia arsitektur. Melihat isu dan kontroversi di mana botol plastik bekerja sangat efektif sebagai sebuah produk namun limbah dari botol plastik sangat mencemari lingkungan. Oleh karena itu kita harus memikirkan kembali bagaimana menanggulangi limbah botol plastik (PET) agar tidak menjadi lebih buruk khususnya dalam dunia arsitektur. Dengan memanfaatkan potensi dari material botol plastik serta mempelajari karakteristik dari botol plastik kita dapat menjadikan limbah botol plastik menjadi material yang lebih berguna. Mempelajari teori Cradle to Cradle oleh Braungart dan McDonough sebagai salah satu cara untuk menghasilkan produk material yang berkelanjutan. Penelitian mengenai potensi dari material botol plastik (PET), didapat dari mempelajari beberapa kasus pemanfaatan limbah botol plastik (PET) secara fisik. Beberapa dari kasus ini adalah menjadikan PET sebagai sambungan furnitur, bata, dinding sekolah, dan struktur. Melalui studi ini didapat kesimpulan bahwa limbah botol plastik dapat dimanfaatkan dengan berbagai cara, terutama dalam arsitektur limbah botol plastik (PET) dapat digunakan sebagai material berkelanjutan. Dengan memanfaatkan sisa dari umur botol plastik di lingkungan, pemanfaatan ini memiliki kesimpulan bahwa limbah botol plastik (PET) dapat menjadi material yang kontekstual dengan berbagai karakteristik dari botol plastik. Namun pemanfaatan ini tidak dapat diaplikasikan semua secara bersamaan karena PET mampu bekerja lebih baik bila bersama dengan material lain.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Chairunnisya
Abstrak :
Mengkonsumsi air mineral dalam kemasan (AMDK) merupakan hal biasa yang dilakukan sehari-hari, walaupun telah diketahui bahwa sampah plastik sisa kemasannya mengancam kelestarian lingkungan. Situasi tersebut merupakan salah satu contoh dilema sosial. Hal ini menarik peneliti untuk menguji Nilai Schwartz (konformitas, kebajikan, universalisme, kekuasaan, dan keamanan) sebagai prediktor alasan mengkonsumsi AMDK (kepraktisan, terpaksa) dan peran perceived efficacy dalam memoderasi prediksi tersebut. Penelitian dilakukan melalui Google Form secara online pada Mahasiswa Universitas Indonesia (N: 132) yang mengalami dilema ketika mengkonsumsi AMDK. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai Schwartz tidak signifikan memperdiksi alasan mengkonsumsi AMDK dan perceived efficacy tidak memberi efek moderasi yang signifikan dalam prediksi tersebut. Kelima jenis nilai tersebut ditemukan sebagai nilai yang dominan pada responden secara umum, yang mana nilai universalime dan kebajikan bertentangan dengan konformitas, kekuasaan dan keamanan, dan nilai yang bertentangan tidak dapat memotivasi perilaku. Penelitian botol plastik selanjutnya disarankan menyertakan faktor perilaku konsumsi AMDK yang lebih kaya.
Consuming bottled mineral water (AMDK) has been a regular activity in our daily life, although we have known that the plastics waste has threatened our environment. That situation has been a kind of social dilemma. This issue has attracted the researcher to test Schwartz's Values (i.e. conformity, benevolence, universalism, power, and security) as a predictor in reasons why people have consumed AMDK (for a practical reason and compulsion), and the role of perceived self-efficacy to moderate that prediction. This study conducted by using Online Google Form to Universitas Indonesia?s students (N: 132) who have been in a dilemma in consuming AMDK. The result of this research has shown that Schwartz's Values were not significant to predict the reasons of consuming AMDK. Moreover, perceived self-efficacy did not have significant effect of moderation in that prediction. In general, all types of values have found as dominated values on respondents. In which, universalism and benevolence conflicted with conformity, power, and security. In fact, these conflicted values cannot motivate specific behavior. Future study should address another representative factors of consuming AMDK.
2015
S61781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abbiyah Sausan Ulfa
Abstrak :
PET (Polietilena Tereftalat) merupakan kemasan botol plastik berwarna dengan tingkat konsumsi terbesar keempat di dunia. Konsumsi PET di Indonesia meningkat mencapai 7% per tahun hal ini dapat menyebabkan dampak terhadap lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mendaur ulang limbah PET dengan menggunakan proses sederhana dalam menghilangkan warna dari limbah PET. Hasil penghilangan warna limbah PET akan digunakan sebagai alternatif sumber karbon untuk sintesis carbon nanotube (CNT). Warna limbah PET yang digunakan adalah biru dan hijau. Agen penghilang warna yang terpilih adalah hidrogen peroksida (H­2O2) karena merupakan reagen yang ekonomis dan ramah lingkungan. Limbah PET berwarna dan H2O2 akan dipanaskan ke dalam sistem oil bath pada suhu 110oC dan tekanan 1 atm. Hasil waktu penghilangan warna untuk limbah PET biru lebih cepat dibandingkan limbah PET hijau yaitu 72 dan 115 menit per 15 gram limbah PET. Kualitas penghilangan warna limbah PET biru lebih baik dibanding hasil penghilangan warna limbah PET hijau karena memiliki nilai reflektansi lebih dekat dengan limbah PET tidak berwarna. Proses sintesis CNT dari plastik limbah PET biru yang sudah dihilagkan warnanya menghasilkan yield sebesar 8,58%. Diameter rata rata kristal CNT yang dihasilkan dari proses ini diperoleh sebesar 37 nm. Hal ini menunjukkan bahwa plastik limbah PET yang sudah dihilangkan warnanya dapat digunakan sebagai sumber karbon dalam sintesis CNT. ......The level consumption of Polyethylene Terephthalate (PET) as a packaging of colored beverage bottles occupies the fourth largest in the world. In Indonesia, PET consumption increased reaches 7% per year so that it can cause environmental impacts. This study aims to process the recycling PET waste by obtaining a simple potential process to remove the color from PET waste. The decolorized PET waste will be an alternative carbon source for Carbon Nanotube (CNT) synthesis. The colors of PET waste are blue and green bottles. The selected color removal agent is hydrogen peroxide (H2O2) because it is inexpensive reagent and has lower toxicity to environment. The colored PET waste and H2O2 will be heated in the oil bath system at temperature 110oC and pressure 1 atm. The result showed that color removal time for blue PET waste faster than the green PET waste, 72 and 115 minutes per 15 grams PET waste. The quality of color removal of blue PET waste is better than the result of color removal of green PET waste because it has a reflectance value closer to colorless PET waste. The CNT synthesis process from plastic blue PET waste which has been color-treated yields a yield of 8.58%. The average diameter of CNT crystals produced from this process is obtained at 37 nm. This shows that PET waste plastic which has been discolored can be used as a carbon source in CNT synthesis.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library