Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 231 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Retno Wigajatri Purnamaningsih
"Telah dilakukan penelitian untuk mengukur bentuk dan dimensi obyek dengan teknik moiré. Pengukuran dilakukan dengan cara mengamati spasi moiré akibat interaksi antara kisi dan bayangan kisi pada permukaan obyek akibat sorotan lampu proyektor dengan kamera CCD (Charge Coupled Device). Selanjutnya data yang diperoleh diolah secara offline. Dengan melakukan pergeseran fasa berturut-turut sebesar π/2, π dan 3π/2 terhadap obyek bola pingpong yang berjarak 48 cm dari sumber cahaya dan kamera CCD, jarak antara sumber cahaya dan kamera CCD 13,5 cm serta spasi kisi 0,5 mm, diperoleh bahwa bentuk permukaan cembung dapat diidentifikasi dengan resolusi sebesar 0,24 mm. Juga ditunjukkan bahwa perbedaan terbesar antar hasil pengukuran teknik moiré dengan pengukuran secara kontak CMM (Coordinate Measuring Machine) sebesar 0,3 mm.

The Use of 2D Plastic Grating for Surface Profile and Dimension Manufacture Product Measurements by Using NDT Moiré Technique. Research of measuring the shape and dimension of object using the moiré technique have been done. Measurement have been made by observing the moiré space as a result of interaction between grating and its shadow casted on the object?s surface caused by the projector lamp with CCD camera. The acquired data was further processed by way of off-line. By successive phase shifts that is π/2, π dan 3π/2 towards the table tennis ball at the distance of 48 cm from the light source and CCD camera, with the distance between CCD Camera and light source 13,5 cm and grating space 0,5 mm. It was obtained that convex shape can be identified by resolution of 0,24 mm. It was also shown that the biggest difference between the results of using moiré technique and the use of CMM contact measurements (Coordinate Measuring Machine) was 0,3 mm."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Paras Ayu Cinta Nandhita
"Plastik adalah material serbaguna yang dapat ditemukan dalam kuantitas yang tinggi dalam perekonomian global. Skala produksi plastik yang sangat besar menyebabkan tingginya kuantitas limbah plastik yang bermuara di badan air. Sebagai penyumbang limbah plastik kedua terbesar di dunia, Indonesia terhitung menghasilkan 187,2 juta ton limbah plastik ke badan air pada tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan degradasi limbah plastik dengan menggunakan reaktor skala laboratorium dan air sungai artifisial dengan konsentrasi BOD dan COD berturut-turut sebesar 23,89 mg/L dan 67 mg/L. Penelitian dilakukan dengan menggunakan sampel PE, PP dan PET sebagai sampel uji dengan periode perendaman selama 3 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi degradasi kimiawi, sampel plastik PE merupakan satu-satunya sampel plastik yang mengalami degradasi dalam kurun waktu perendaman 3 bulan. Hal tersebut ditunjukkan dengan terbentuknya titik puncak pada panjang gelombang 1741,45 cm-1 dengan transmittance 93,2%. Selain itu, dari segi dekomposisi termal, sampel plastik PE mengalami dekomposisi termal paling tinggi dengan selisih Tmax sebesar 11,95°C dalam kurun waktu perendaman 3 bulan. Terakhir, dari segi degradasi mekanis sampel PE merupakan sampel yang mengalami degradasi mekanis paling optimal pada bulan ke-1 perendaman dengan selisih kuat tarik dan regangan saat patah sebesar 4,766 MPa dan 335,8%. Rekomendasi yang diberikan adalah berupa himbauan pemanfaatan sampah plastik badan air sebagai bahan baku sistem pemulihan energi dengan metode termokimia.

Plastic is a versatile material that can be found in high quantities in the global economy. The enormous scale of plastic production causes the high quantity of plastic waste that released into water bodies. As the second largest contributor of plastic waste in the world, Indonesia responsible for 187.2 million tons of plastic waste released to ocean in 2015. This study aims to analyze the ability of plastic waste degradation using laboratory scale reactors and artificial river water with BOD and COD concentrations of 23,89 mg/L and 67 mg/L, respectively. The study was conducted using plastic samples of PE, PP and PET with an immersion period of 3 months. The results showed that in terms of chemical degradation, Polyethylene were the only plastic that experienced degradation within a period of 3 months immersion. This is indicated by the formation of the peak point at a wavelength of 1741,45 cm-1 with transmittance of 93,2%. On the other hand, in terms of thermal decomposition, Polyethylene experienced the highest thermal decomposition with a decreasing Tmax amount by 11.95°C within a period of 3 months. At last, in terms of mechanical degradation Polyethylene were the only plastic which experienced the most optimal mechanical degradation in the first month of immersion with a difference in tensile strength and strain at break at 4,766 MPa and 335,8%, respectively. The recommendation given is for the use of degraded plastic in water bodies as raw materials for waste to energy recovery systems with thermochemical methods.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prita Satyawati
"Pabrik polipropilen baru Pertamina dengan kapasitas 45.000 ton per tahun mampu memproduksi polipropilena jenis film, pica dan injeksi dengan merk dagang Polytam PP. Salah satu penggunaan film plastik adalah untuk pengemas. Warna merupakan salah satu variabel kenampakan yang penting disamping kilap dan keburaman, dan kenampakan sering digunakan sebagai paramater utama untuk menembus konsumen.
Untuk memperbaiki wama film polipropilena maka dilaksanakan penelitian terhadap pengaruh oleamide dan mencari penyebab timbulnya warna kuning pada film polipropilena.
Pembuatan film plastik dilaksanakan dengan mencampur bahan polipropilena dengan aditif dengan kadar oleamide yang bervariasi dari 0 % sampai 0.35 %. Bahan ini mula-mula dicampur secara kering kemudian diekstrusi untuk selanjutnya diproses menjadi film secara blown tubular film extrusion. Pengujian terhadap film yang dihasilkan meliputi warna, kilap dan keburaman sedangkan untuk mengetahui perubahan struktur dari oleamide akibat perlakuan panas dengan spektrometer inframerah dan ultraviolet.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan panas terhadap oleamide menyebabkan perubahan warna pada film polipropilena dan penurunan kadar oleamide menyebabkan peningkatan sifat kilap dan keburaman pada film.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krishna Surya Bhuana
"RINGKASAN
Korosi pada bantalan jembatan yang diperkuat oleh lempeng baja merupakan salah satu faktor yang dapat memendekkan umur pemakaian. Olen sebab itu perlu dijajagi kemungkinan menggunakan bahan bukan logam yang dapat digunakan sebagai komponen penguat.
Penelitian yang dilakukan meliputi kelakuan pembebanan tekan dan geser terhadap bantalan jembatan karat alam yang diberi penguat bahan plastik nilon 6 dan poliester.
Dari hasil pengujian tekan dan geser yang dicocokan dengan hasil perhitungan desain, diperoleh informasi bahwa nilon 6 dan poliester yang diperkuat oleh serat gelas mempunyai prospek yang baik untuk mengganti lempeng baja dalam bantalan jembatan.
"
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Wardhana
"Tujuan : Mengetahui apakah HTA Indonesia 2003 sudah berjalan di departemen bedah RSCM dan mengetahui pengeluaran pemeriksaan rutin yang mungkin bisa ditekan. Meningkatkan kemampuan pemeriksaan fisik dan memilih pemeriksaan prabedah lebih selektif dan efisien.
Tempat : Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
Metodologi : Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dan data disajikan dalam bentuk deskripif. Sebanyak 106 pasien diambil datanya dari status pasien yang masih dirawat (44 orang) dan dari status pasien rawat jalan (62 orang). Pengambilan subjek dengan consecutive sampling untuk yang masih dirawat dan acak sederhana pada pasien rawat jalan. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik pasien, sebaran penyakit/kelainan sitemik, sebaran pasien pra dan pascabedah, komplikasi pascabedah, permintaan foto toraks sesuai HTA dan rutin berikut biaya, penyakit sistemik yang mendasari pemeriksaan fate toraks, pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan BTICT sesuai HTA dan rutin berikut biaya, pemeriksaan kimia darah sesuai HTA dan rutin berikut biaya, pemeriksaan foto torak dan darah sesuai HTA dan rutin.
Hasil : Berdasarkan karakteristik pasien kelompok yang sehat lebih banyak dari pasien dengan kelainan sistemik. Penyakitlkelainan sistemik terbanyak adalah kardiopulmonal diikuti tuberculosis dan anemia. Prabedah dalam kondisi baik dan tidak ada komplikasi pasca bedah. Terdapat perbedaan foto toraks HTA dan rutin ( 21 dan 85 dengan biaya Rp.1.050.000 dan Rp.4.250.000). Terdapat perbedaan pemeriksaan BTICT HTA dan rutin (2 dan 104 dengan biaya Rp.30.000 dan Rp.1.560.000). Terdapat perbedaan pemeriksaan kimia darah HTA dan rutin dengan biaya Rp.2.175.000 dan Rp.6.993.500 dan pemeriksaan kimia darah dan foto toraks menurut HTA dan rutin: 7 dan 99 dengan biaya Rp 2.525.000 dan Rp 12.803.500.
Kesimpulan : Pemeriksaan prabedah sesuai HTA belum berjalan.pemeriksaan rutin masih dominan dengan selisih biaya tiga sampai enam kali lebih mahal dari pemeriksaan sesuai HTA dan juga tidak efisien karena tidak terdapat komplikasi pascabedah.

Objective: The aim of this study was to know whether HTA Indonesia 2003 had been performed in the department of surgery RSCM and to know how much its cost for the preoperative routine examination. To improve physical examination and selective choosing preoperative examination based on physical findings.
Place: Cipto Mangunkusumo Hospital
Method: The design was descriptive and cross-sectional retrospective study. There was 44 patients in the ward room and 62 patients at out patience clinics all taken from the status. The sample was taken with consecutive sampling for patients who still in the ward and simple random for patients at out patients clinics. Data collected were characteristics of the patients, systemic diseases, preoperative and postoperative, complications, chest x-ray according HTA and routine with its cost, chest x-ray with systemic diseases, routine blood test, coagulation test, blood chemistry test routine and HTA, blood test and chest x-ray routine and HTA.
Results: Most patients were in good conditions. Sistemic disesase were cardiopulmonal, tuberculosis, and anemia_ Preoperative were in good conditions and there were no complications. There were differences between HTA and routine chest x-ray (21 and 85 with the cost Rp 1.050.000 and Rp 4.250.000), HTA and routine coagulation test were 2 and 104 with the cost Rp 30.000 and Rp 1.560.000, HTA and routine blood chemistry test were Rp.2.175.000 and Rp.6.993.000, HTA and routine chest x-ray and blood chemistry test were 7 and 99 with cost Rp 2.525.000 and Rp 12.803.500.
Conclusions: HTA preoperative examination had not been performed yet, routine preoperative test were dominant and were cost three and six times more expensive than HTA. There were no complications postoperatively, so routine preoperative test should be considered.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18155
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dharma PTR Maluegha
Banjarmasin : UNLAM , 2007
617.95 DHA b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Makagiansar, Irinawati N.
"Objective : To measure sensitivity and specificity diagnostic finding of convensional radiography in midfacial fractur performed at the Emergency room of Cipto Hospital and to evaluate its quality.
Design and Main Outcome Measures: In this diagnostic testing 35 patients with clinical signs of midfacial fracture were investigated. All patient underwent radiography examination at the Emergency room (Anteroposterior, Lateral and reverse Waters view). X ray photo were expertised by a plastic surgeon and a radiologist, both of them without knowing the clinical conditions, and by the residen who received the patient at the ER. Then we compare radiographic and intraoperative findings as goal standard, The results were analyzed by statistical testing (for sensitivity, specificity, positive, negative predictive value).
Results: The result showed that sensitivity and specificity varied between plastic surgeon, radiologist and residen but still high, and we noted that clinical examinations revealed to be very helpful in the assessment of an inadequate imaging fracture.
Conclusion: Conventional radiography performe at the Emergency Room of Cipto hospital has high specificity although the quality is considered substandard. Clinical findings is still very important to distinguished uncertain fracture.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T21181
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulidia Putri Laksmi
"Penerapan sistem pengelolaan limbah plastik di Indonesia masih kurang efektif karena belum adanya standardisasi dalam peraturan sistem pengelolaan limbah plastik di masing-masing daerah serta lemahnya penegakan hukum dalam mengelola limbah plastik di Indonesia. Berdasarkan penelitian sebelumnya, daur ulang merupakan metode dalam ekonomi sirkular yang paling feasible dan efektif dalam mengurangi jumlah sampah plastik di Indonesia. Pengelolaan daur ulang limbah plastik di Indonesia merupakan sistem yang kompleks, dimana keterlibatan semua pemangku kepentingan yang relevan dapat memainkan peran penting dalam mendukung pembuat kebijakan dan strategi dalam menentukan rencana pengelolaan limbah plastik yang efektif dalam jangka pendek dan jangka panjang di tingkat lokal. Serious simulation game sebagai media pembelajaran bukan lagi bidang penelitian baru. Namun, masih sedikit penelitian serious simulation game yang mengambil topik pengelolaan limbah, dan belum ada yang berfokus pada pengajaran sistem pengelolaan limbah plastik bagi pemangku kepentingan (Stakeholder), khususnya bagi pemangku kepentingan (Stakeholder) di tingkat daerah. Recopoly Game merupakan permainan yang memberikan pengalaman kepada pemain dalam menemukan skenario terbaik yang menghasilkan volume sampah plastik terbanyak dan mendorong peningkatan profit sehingga dapat menghasilkan sistem pengelolaan limbah plastik yang berkelanjutan (sustainability). Infrastruktur permainan dengan multi-player diimplementasikan dalam Recopoly Game agar memungkinkan interaksi antar pemain sehingga diharapkan pemain dapat melakukan dalam kolaboratif dan kompetitif untuk memahami hasil yang berbeda pada setiap keputusan yang berbeda. Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan rancangan serious simulation game yang dapat meningkatkan pemahaman dan memberikan gambaran tentang sistem pengelolaan daur ulang limbah plastik dalam konteks ekonomi sirkular untuk pemangku kepentingan (Stakeholder).

The implementation of plastic waste management systems in Indonesia is still ineffective because there is no standardization in the regulation of plastic waste management systems in each region and the weak law enforcement in managing plastic waste in Indonesia. Based on previous research, recycling is the most feasible and effective method in the circular economy in reducing the amount of plastic waste in Indonesia. The plastic waste recycling management in Indonesia is a complex system. The involvement of all relevant stakeholders can play an essential role in supporting policymakers and strategies in determining effective plastic waste management plans in the short term and long term at the local level. Serious simulation game as learning media is no longer new fields of research. However, there is severe little simulation game research that takes the topic of waste management, and no one has focused on teaching plastic waste management systems for stakeholders, especially for stakeholders at the local level. Recopoly Game is a game that offers players with experience in finding the best scenarios that produce the highest volume of plastic waste and encourage increased profits so that it can create a sustainable plastic waste management system. Multi-player game infrastructure is implemented in Recopoly Games to enable interaction between players. Thus, players expected to be able to perform collaboratively and competitively to understand different results for each different decision. Therefore, the purpose of this research is to develop a Serious Simulation Game design that can increase understanding and provide an overview of the management system of plastic waste recycling in the context of a circular economy for stakeholders."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wolters Kluwer, 2007
1010000150
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Roben Hotdysah Putra
"Implementasi konservasi nilai material perlu dilakukan pembuktian melalui riset untuk menentukan pengaruh pada sifat plastik seperti sifat optik dari campuran plastik tulen dan plastik daur ulang. Sifat optik plastik seperti warna, transparansi dan gloss adalah parameter penting untuk kualitas yang sesuai dari kemasan plastik. Degradasi sifat optik terjadi selama proses daur ulang dari material plastik dan penurunan sifat dari produk daur ulang dapat ditingkatkan dengan pencampuran material tulen. Riset ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh dari daur ulang bertahap terhadap sifat optik dari campuran polipropilena tulen dan polipropilena daur ulang berdasarkan paradigma konservasi nilai material. Langkah pertama dari riset ini adalah menentukan komposisi dari campuran polipropilena tulen dan polipropilena daur ulang. Proporsi 70% polipropilena tulen dan 30% polipropilena daur ulang dipilih sebagai komposisi campuran. Langkah selanjutnya dari riset ini adalah daur ulang bertahap dari campuran polipropilena tulen dan polipropilena daur ulang dengan implementasi konservasi nilai material sampai 8 tahapan daur ulang. Spesimen campuran plastik dibuat dari daur ulang pertama, kedua, keempat dan kedelapan, kemudian sifat optiknya diuji dengan metode American Society for Testing Materials (ASTM). Secara umum, tingkat degradasi dari sifat optik akan meningkat selama proses daur ulang. Hasil pengujian mengungkapkan sedikit perubahan sifat warna. Degradasi sifat gloss secara bertahap meningkat dengan tingkat degradasi maksimun pada tahap daur ulang kedelapan sebesar 17,46%. Sedangkan transparansi memiliki tingkat degradasi maksimum pada tahap daur ulang keempat sebesar 20,93%. Ini berarti campuran plastik dapat digunakan sebagai bahan baku yang layak berdasarkan sifat optik dengan perhatian lebih pada gloss. Selanjutnya, implementasi konservasi nilai material akan memberikan manfaat lebih yaitu memperpanjang siklus hidup produk daur ulang, mengurangi pemakaian plastik tulen, optimalisasi penggunaan limbah plastik dan mengurangi timbunan limbah plastik.

Implementation of material value conservation (MVC) needs to be proven through research to determine impact upon plastic properties such as optical properties of virgin plastic and recycled plastic blends. Optical properties such as color, transparency and gloss are important parameters for appropriate quality of plastic packaging. Degradation of optical properties occurs during recycling processes of plastic materials and the declining properties of recycled products could be improved by blending them with virgin materials. This research aims to reveal the impact of repetitive recycling on optical properties of virgin and recycled polypropylene (PP) blends based on MVC paradigm. The first step of this research was to determine composition of virgin PP and recycled PP blends. Proportion of 70% virgin PP and 30% recycled PP was selected as a blend composition. The next step of this research was repetitive recycling of virgin PP and recycled PP blends with implementation of MVC up to the 8th recycling stage. The specimens of plastic blends were made from the 1st, 2nd, 4th and the 8th recycling stages and then their optical properties were tested with the American Society for Testing Materials (ASTM) methods. Generally, degradation level of optical properties will increase during the recycling processes. Testing results show a slightly change of color properties. Degradation level of gloss properties is gradually increased by a maximum degradation level at the 8th recycling stage as 17.46%. However, transparency had a maximum degradation level at the 4th recycling stage as 20.93%. It means that the plastic blends can be used as viable raw materials based on their optical properties with more attention to the gloss. Furthermore, the implementation of MVC will provide more benefits through extending the life cycle of recycled products, reducing virgin plastic consumption, optimizing the use of plastic waste and reducing plastic waste generation."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>