Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hana Rimadini
Abstrak :
Proyek EPC pipa penyalur gas bumi di darat merupakan salah satu moda  infrastruktur  penyalur hasil olahan gas bumi dari sumbernya  untuk digunakan berbagai kebutuhan industri, rumah tangga ataupun transportasi dimana di Indonesia diketahui adanya ketimpangan antara pasokan gas bumi dengan kebutuhan yang ada dan diprediksikan akan terus terjadi ketimpangan dengan jarak yang besar di tahun 2030. Beberapa infrastrukrur pipa gas di Indonesia mengalami keterlambatan dikarenakan ketidak efektifan dari strategi pengadaan selama proyek berlangsung. Pada proyek berjenis Engineering, Procurement dan Construction (EPC), proses pengadaan memegang peranan penting sehingga menjadi hal penting untuk menjalankan proses pengadaan dengan pendekatan strategi pengadaan. Menyusun strategi yang tepat akan berdampak kepada efisiensi proses pengadaan dan memberikan pengaruh positif terhadap kinerja waktu. PT X merupakan salah perusahaan kontraktor EPC pipa gas di Indonesia yang mengalami keterlambatan berdasarkan data sekundernya. Fenomena ini juga menunjukan adanya dampak keterlambatan pengadaan berefek kepada kinerja waktu proyek, sehingga penelitian ini dilakukan untuk memecahkan permasalahan ini. Tujuan penelitian ini ialah untuk menyusun model bagaimana proses pengadaan dapat di kelola dengan efektif untuk mengurangi keterlambatan dengan menetapkan strategi pengadaan yang sesuai dengan melakukan pengujian korelasi antara proses pengadaan dan kinerja waktu dengan mediasi strategi pengadaan pada proyek pipa penyalur gas di Indonesia dengan studi kasus PT.X serta mengembagkan strategi pengadaan untuk meningkatkakan kinerja waktu pengadaan. Metode SEM-PLS digunakan dalam menyusun model dimana dihasilkan jika strategi pengadaan memediasi sebagian prose pengadaan untuk mempengaruhi kinerja waktu secara sigifikan. Dimana strategi pengadaan berupa partnership serta kemampuan belajar dan komunikasi menjadi strategi yang dikembangkan untuk dapat meningkatkan kinerja waktu pengadaan.
Onshore Gas pipeline project is one of infrastructure modes aiming to deliver natural gas resulting from its source to fulfilling purpose supply to industries, households as well as transportations. Some gas pipeline infrastructures in Indonesia experience delays due to ineffective procurement strategy during the projects. In most Engineering, Procurement and Construction (EPC) projects, the procurement process lies on the projects critical path and therefore it is essential to set up the process using the approach of strategic procurement. Setting the right strategy shall effect the efficiency of procurement process hence will bring positive influence to project schedule performance. PT XYZ is one of EPC Pipeline contractor in Indonesia that experience deteriorated schedule performance in the last five years according to the company secondary data. It also shows that procurement schedule performance index has been affecting the whole project schedule performance and hence this study has been initiated to solve this problem. This study proposes a conceptual integrated research model to identify how procurement activities can be managed effectively to reduce delays by setting the right procurement strategy by examining the correlation between procurement process and schedule performance with moderation of strategic procurement in the gas pipeline project in Indonesia. SEM-PLS is used as research analysis method to develop the correlation model between procurement strategy, process and shcedule. The result shows that procurement strategy as partial mediation for procurement process to improve procurement schedule performance significantly. This study also develop Partnership, knowledge scanning and communication skills as material procurment strategy that could improve procurement performance schedule.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53202
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martha Fiskisetya Kurniawan
Abstrak :
Dalam pengoperasian jaringan pipa transmisi gas, selain menyediakan jasa pengangkutan gas bumi, sesungguhnya transporter juga menyediakan jasa penyimpanan gas bumi milik para shippers. Pada kenyataannya saat ini belum ada penerapan biaya penyimpanan gas (imbalance charge) untuk pengoperasian pipa gas. Perhitungan keekonomian pembangunan pipa transmisi gas biaya yang diperhitungkan saat ini hanya biaya jasa pengangkutan gas bumi dalam bentuk toll fee sedangkan untuk biaya jasa penyimpanan gas (imbalance charge) belum diperhitungkan sehingga kompensasi terhadap faktor resiko kegagalan pipa akibat proses penyimpanan gas belum dipertimbangkan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan mengembangkan apakah penerapan imbalance charge dapat menjadi nilai tambahan dalam pengembalian investasi pada perusahaan transporter. Proses penelitian dimulai dari studi literatur fenomena linepack yang menyebabkan adanya keadaan imbalance gas, penerapan imbalance charge di negara Eropa yang kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data di lapangan untuk mendapatkan volume berlebih di dalam jaringan pipa EJGP, nilai imbalance charge dan metode imbalance charge yang cocok diterapkan di Indonesia berdasarkan pengoperasian shipper dominan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat volume berlebih sebesar 27.46 MMscf pada 3 bulan operasi, besaran nilai imbalance charge 0.17/MSCF sedangkan metode yang cocok adalah evaluasi kumulatif harian dengan toleransi batas atas sebesar 1/6 kapasitas pipa yang dipesan dan batas bawah 1/6 kapasitas pipa yang dipesan dan penerapan pinalti berjenjang.
In the operation of the gas transmission pipeline network, Transporters not only providing natural gas transportation services but also natural gas storage services belonging to the shippers. In fact, there is currently no implementation of gas storage costs (imbalance charge) for gas pipeline operations. The economic calculation of the cost of gas transmission pipeline construction that is taken into account is only the cost of natural gas transportation services called toll fee while the cost of gas storage services (imbalance charge) has not been calculated so compensation for risk factors for pipe failure due to gas storage has not been considered. Therefore, this study aims to analyze and develop whether the application of imbalance charge can be an additional value in returning investment for transporter. The research process starts from the literature study of pipe functions as a means of transporting and storing natural gas, the phenomenon of linepacks which causes the existence of gas imbalance, the application of charge imbalances in European countries, After that, the operation of one of the pipe segments is carried out, namely the EGJP pipe to get the phenomenon of the occurrence of linepacks, cost of imbalance charge and the concept of applying imbalance charge. Based on the results of the above observations, there is an excess volume of 27.46 MMscf at 3 months of operation, the amount of the charge imbalance value is 0.17 / MSCF while the suitable method is the daily cumulative evaluation with an upper limit tolerance of 1/6 reserve capacity and the lower limit of -1/6 reverse capacity and implementation of tiered penalties
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53108
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Franciscus Ventus Nagoya
Abstrak :
Sebagian besar jaringan pipa bawah laut di Indonesia dipasang dengan menggunakan metode S-Lay, dengan menggunakan kapal tongkang yang dilengkapi dengan mooring spread, tensioner dan stinger. Selama pemasangan pipa bawah laut, beban statis terjadi dikarenakan bentuk konfigurasi pipa dari atas kapal sampai di dasar laut, dimana pipa akan mengalami tegangan aksial (axial tension) dan momen lentur (bending moment) di dua area kritis, yaitu overbend dan sagbend. Selain itu beban fatik juga terjadi pada saat pemasangan pipa bawah laut dikarenakan beban lingkungan (seperti arus dan gelombang). Cacat yang terjadi pada proses pengelasan akan mengalami pertumbuhan retak (crack growth) dikarenakan beban fatik. Analisa retak dengan pendekatan fracture mechanics atau yang lebih dikenal dengan Engineering Critical Assessment (ECA) dilakukan dengan mempertimbangkan beban fatik akibat variasi ketinggian gelombang signifikan (wave height significant) untuk 0.5m, 1.0m dan 1.8m. BS 7910 digunakan sebagai acuan dalam menentukan kriteria cacat yang diperbolehkan baik untuk cacat diluar dinding pipa (external flaw) dan cacat didalam dinding pipa (internal flaw), dimana kedalaman cacat disimulasikan dari kedalaman (a) 1mm – 3mm. Dari hasil analisa ditemukan bahwa panjang cacat (2c) yang diperbolehkan mengalami penurunan sebesar 12.7% - 25.0% dari ketinggian gelombang 0.5m ke 1.8m untuk cacat diluar dinding pipa, sementara untuk cacat didalam pipa ditemukan bahwa panjang cacat (2c) yang diperbolehkan mengalami penurunan sebesar 5.9% - 13.6% dari ketinggian gelombang 0.5m ke 1.8m. Hasil ini dapat menjadi dasar bagi kontraktor instalasi pipa bawah laut untuk melakukan sensitivitas beban fatik dalam optimisasi untuk menentukan cacat yang diperbolehkan berdasarkan aktual beban gelombang yang terjadi. ......Most of the subsea pipelines in Indonesia are installed using the S-Lay method with pipelay barges equipped with mooring spreads, tensioners, and stingers. During the installation of subsea pipelines, static loads occur due to the pipeline configuration from the firing line of the pipelay barge up to seabed. Where the pipe will experience with axial tension and bending moment in two critical areas, which are overbend and sagbend. In addition, fatigue loads also occur during the installation of subsea pipeline due to environmental loads (i.e., currents and waves). Defects that found after welding will growth due to this fatigue loads. Crack analysis with a fracture mechanics approach or known as Engineering Critical Assessment (ECA) is carried out by considering the fatigue load due to significant wave height variations for 0.5m, 1.0m, and 1.8m. BS 7910 is used as a standard reference in order to determine the allowable defects criteria for an external flaw and internal flaw, where the depth of the defect (a) is simulated from a depth of 1mm – 3mm. From the analysis found that the allowable defect length (2c) decreased by 12.7% - 25.0% from a significant wave height of 0.5m to 1.8m for an external flaw. While for an internal flaw, it is found that the allowable defect length (2c) decreased by 5.9% - 13.6% from a significant wave height of 0.5m to 1.8m. These results can be used as a basis for subsea pipeline installation contractors to perform fatigue load sensitivity to optimize the allowable defects based on the actual wave load that occurs at site.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Ibrahim
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan operasional jalur pipa kondensat material API 5L Grade B terhadap disain sistem proteksi katodik. Verifikasi disain dilakukan pada data-data sekunder seperti hasil survey resistivitas tanah; disain awal sistem proteksi katodik; potential logger saat pemasangan, setelah pemasangan, satu bulan setelah pemasangan, serta hasil komisioning; hasil perhitungan umur sisa; dan hasil pengujian anoda korban. Pengujian yang dilakukan adalah uji tarik dan uji komposisi kimia untuk menganalisis kelayakan konstruksi material API 5L Grade B serta uji metalografi dan laju korosi untuk menganalisis kelayakan disain sistem proteksi katodik pada jalur pipa kondensat material API 5L Grade B. Dari hasil verifikasi pengujian dengan komisioning menunjukkan bahwa sisa umur pakai memenuhi design life. Guna meningkatkan faktor keamanan, maka perlu dilakukan modifikasi disain dalam hal jumlah anoda korban magnesium 32 lbs yang diperlukan dari 96 batang menjadi 100 batang. Dari hasil perhitungan most allowable operating pressure (MAOP), pengujian tarik, dan pengujian komposisi kimia menunjukkan material API 5L Grade B dapat dinyatakan layak secara konstruksi sebagai material pipa kondensat. Sementara itu, dari hasil uji metalografi dan laju korosi menunjukkan sistem proteksi katodik layak secara disain untuk dipasang pada jalur pipa kondensat dengan material API 5L Grade B. Secara umum, jalur pipa kondensat dengan material API 5L Grade B yang dipasangi sistem proteksi katodik dapat dinyatakan layak secara operasional.
The main aim of this experiment is to analyze of the operational reliability of API 5L Grade B material condensate pipeline using cathodic protection system. Design verfication was done by the secondary datas such as: soil resistivity; cathodic protection system design before verification; installation, before installation, one month after installation, and commissioning test potential loggers; remaining life assessment; and sacrificial anode laboratory test results. Tensile test and chemical composition test were done to analyze of constructional reliability of API 5L Grade B materials. Metallography and corrosion rate tests were done for analyzing of design reliability of condensate pipeline using cathodic protection system. The result of design verification showed that according to commissioning test, the cathodic protection system was reliable operationally, but, to increase safety factor, it is necessary to redesign of quantity of 32 lbs magnesium anodes from 96 pieces to 100 pieces. The result of most allowable operating pressure (MAOP) calculation, tensile test, and chemical composition test showed that API 5L Grade B material was reliable constructionally as a condensate pipeline material. The result of metallography and corrosion tests showed that cathodic protection system design was reliable to protect API 5L Grade B condensate pipeline from the external corrosion. Generally, API 5L Grade B condensate pipeline with cathodic protection system installed was reliable operationally.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T31279
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Dali Ahmad
Abstrak :

Pipa dianggap sebagai peralatan paling aman dan paling efisien untuk mendistribusikan cairan atau gas alam. Namun, kemungkinan kegagalan dengan dampak kerusakan ekonomi, keselamatan, dan ekologi masih mungkin terjadi. Fenomena korosi uniform adalah anomali yang sering terjadi pada pipa yang dapat mengurangi ketebalan pipa dan implikasinya bagi manajemen aliran gas yang buruk. Metodologi Risk Based Inspectionn dapat digunakan untuk mengelola risiko korosi dengan memfokuskan upaya inspeksi pada peralatan dengan risiko tertinggi. Salah satu metode untuk menganalisis risiko korosi yang terjadi pada pipa gas adalah dengan metode Monte Carlo. Metode Monte Carlo adalah teknik metode yang membangun distribusi probabilitas terhadap hasil yang tepat dari sampel terbatas menggunakan proses pengacakan. Graphical User Interface (GUI) dibuat untuk metode model Monte Carlo dengan menggunakan bahasa pemrograman python. Untuk memvalidasi model, perhitungan manual pada perangkat lunak minitab digunakan sebagai perbandingan.


......Pipes are considered the safest and most efficient equipment for distributing liquids or natural gas. However, the likely of failure with economic, safety, and ecological damage impacts is still possible. Uniform corrosion phenomenon is an anomaly that often occurs in pipelines that can reduce pipe thickness and implicate to poor management of gas flow. Risk-Based Inspection methodology may be used to manage the corrosion risk by focusing inspection efforts on the process equipment with the highest risk. One of the methods to analyse the corrosion risk that occur in gas pipelines is by Monte Carlo method. Monte Carlo method is a simulation technique that constructs probability distributions of the possible outcomes from the limited samples using a randomization process. Graphical User Interface (GUI) was created to model Monte Carlo method by using python programming language. To validate the model, the manual calculation on Minitab software was used as a comparation.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umair Muhammad Nur
Abstrak :
Direktorat Jendral Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Citarum yang bekerja sama dengan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membangun alur distribusi pipa penyediaan air baku untuk memenuhi kebutuhan air minum disekitar lokasi tersebut. Lapangan – Z menjadi lokasi untuk pemasangan pipa bawah tanah yang nantinya dipakai untuk mendistribusikan air. karenanya perlu dilakukan identifikasi lapisan tanah untuk kemudian dapat menggambarkan keadaan bawah permukaan sebagai bahan pertimbangan pemasangan pipa bawah tanah. Identifikasi pada lapangan – Z menggunakan metode tahanan jenis konfigurasi Wenner-Schlumberger dengan menggunakan data 4 lintasan, 47 elektroda dan jarak spasi sebesar 5m. Daerah penelitian masuk kedalam formasi gunung api, persebaran litologi batuan pada daerah penelitian mencakup batuan lanau dan lempung yang memiliki kisaran nilai tahanan jenis 0 – 37,9 Ωm, batuan tuff dan breksi yang memiliki kisaran nilai tahanan jenis 38 – 228 Ωm, dan lava andesit yang memiliki nilai kisaran diatas 229 Ωm. Didapatkan hasil interpretasi dari penampang 2D yang diolah menggunakan Res2dinv berturut-turut yaitu pada lintasan A-A¹ pipa tidak menerus pada lintasan ini, pada lintasan B-B¹ pipa berada litologi lava andesit yang memiliki pendugaan sebagai andesit yang rentan, pada lintasan C-C¹ pipa berada pada litologi batuan tuf yang memiliki rentan nilai tahanan jenis 69 – 115 Ωm, pada lintasan D-D¹ pipa berada pada litologi batuan tuf yang memiliki rentan nilai tahanan jenis 69 – 115 Ωm ......The Directorate General of Water Resources at the Citarum River Basin, in collaboration with the Ministry of Public Works and Public Housing (PUPR), will build a distribution channel for raw water supply pipes to meet drinking water needs around the location. Field-Z is the location for installing underground pipes, which will later be used to distribute water. Therefore, it is necessary to identify the layers of soil in order to be able to describe the subsurface conditions for consideration in the installation of underground pipes. Identification in the Z field uses the Wenner- Schlumberger configuration resistivity method using 4 paths, 47 electrodes, and 5 m spacing. The research area is included in volcanic formations. The distribution of rock lithology in the study area includes silt and clay rocks, which have a resistivity value range of 0–37.9 Ωm, tuff and breccia rocks, which have a resistivity value range of 38–228 Ωm, and andesitic lava, which has values in the range above 229 Ωm. Interpretation results obtained from 2D sections processed successively using Res2dinv are as follows: on the A-A1 line, the pipe is not continuous on this track; on the B-B1 line, the pipe is andesitic lava lithology, which has an estimation as a vulnerable andesite; on the C-C1 line, the pipe is located in tuff lithology, which has a resistivity value of 69–115 Ωm; and on the D-D1 line, the pipe is located in tuff lithology, which has a resistivity of 69–115 ohm
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Naufal Al Anshori
Abstrak :
Pelabuhan Gresik memiliki infrastruktur yang semakin berkembang dengan pemanfaatan Kawasan Ekonomi Kreatif (KEK) di daerah ini membuat jalur transportasi laut sangat ramai. Salah satu infrastruktur yang ada yaitu utilitas bawah laut, dimana pipa bawah laut merupakan utilitas yang penting di pelabuhan, kegunaannya adalah untuk mengalirkan fluida seperti minyak, gas bahkan limbah. Karena padatnya aktivitas jalur pelayaran di Pelabuhan Gresik menyebabkan kerusakan pipa bawah laut, seperti kegiatan melabuhkan jangkar yang sembarangan. Minimnya informasi terkait keberadaan pipa mengakibatkan jangkar tersangkut pipa sehingga dapat menyebabkan kebocoran/kerusakan bahkan ledakan pada pipa tersebut. Maka dari itu pipa-pipa tersebut perlu dipetakan agar memberikan informasi keberadaan pipa bawah laut kepada pengguna jalur pelayaran laut menggunakan metode magnetik, karena pipa berbahan logam sensitif terhadap magnet. Untuk memperkuat analisis juga digunakan data pendukung yaitu citra side scan sonar untuk mengetahui posisi dan keadaan pipa pada perairan Gresik. Hasil pengolahan data magnetik menunjukkan kehadiran objek berupa jalur pipa dengan nilai anomali magnet tinggi berkisar pada 0.3 nT – 4.2 nT. Jalur pipa tersebut terbentang dari arah Utara sampai Selatan pada daerah penelitian. Analisis dengan data citra sonar dan PLI memberikan informasi berupa letak keberadaan pipa yang berada di atas permukaan bawah laut dengan kedalaman antara 12 - 14 meter dari permukaan laut. Keberadaan pipa tidak mempengaruhi tingkat keamanan lalu lintas pelayaran selama pelayar mematuhi peraturan yang berlaku yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2020 tentang Bangunan dan Instalasi di Laut pasal 27 ayat 3a. ......Gresik Port has a growing infrastructure with the use of Kawasan Ekonomi Kreatif (KEK) in this area making sea transportation very busy. One of the existing infrastructures is underwater utilities, where subsea pipelines are an essential utility in ports. They drain fluids such as oil, gas, and even waste. The dense activity of shipping lanes at Gresik Port causes damage to underwater pipes, such as careless anchoring activities. The lack of information regarding the pipe's existence causes the anchor to get caught in the pipe so that it can cause leakage/damage and even an explosion in the pipe. Therefore, these pipes need to be mapped to provide information on the existence of subsea pipelines to sea shipping lane users using the magnetic method, because metal pipes are sensitive to magnetism. To strengthen the analysis, supporting data is also used, namely side scan sonar images to determine the position and condition of the pipe in Gresik waters. The results of magnetic data processing indicate the presence of objects in the form of pipelines with high magnetic anomaly values ranging from 0.3 nT - 4.2 nT. The pipeline stretches from North to South in the study area. Analysis with sonar and PLI image data provides information in the form of the location of the pipe which is above the subsea surface with a depth of 12 meters -14 meters above sea level. The existence of the pipeline does not affect the safety level of shipping traffic as long as the sailor complies with the applicable regulations, namely Government Regulation Number 6 of 2020 concerning Buildings and Installations at Sea Article 27 paragraph 3a.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moser, A.P.
New York: McGraw-Hill, 2001
621.8672 MOS b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Makbul Supena
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam menentukan perhitungan desain jaringan pipa lepas pantai pada tugas akhir ini difokuskan pada beberapa hal, yaitu; perhitungan ukuran diameter dan tebal dinding pipa serta analisa kestabilan jaringan pipa dan tegangan pipa saat pengoperasian. Ukuran diameter pipa akan berpengaruh terhadap laju aliran fluida, kecepatan aliran fluida, dan nilai jatuh tekanan sepanjang saluran pipa. Sedangkan ketebalan dinding pipa sangat dipengaruhi oleh tekanan eksternal (tekanan pada kedalaman laut) tidak hanya diatur berdasarkan tekanan internal (tekanan kerja aliran fluida) dan kualitas material pipa (nilai kekutan luluh material). Analisa kestabilan saluran pipa didasar laut perlu memenuhi dua parameter. Pertama, berat pipa dalam laut (saat pengoperasian) harus diatas gaya hidrodinamis pipa yang diakibatkan oleh gelombang dan arus laut. Kedua, gejala terjadinya vortax shedding dengan memperhitungkan rentang saluran pipa tidak tertumpu. Analisa tegangan pipa saat pengoperasian, memperhitungkan beberapa parameter. Pertama, tegangan tarik maksimum pipa disebabkan kerja fluida harus lebih kecil dari nilai tegangan maksimum izin material pipa. Kedua, kedalaman laut dan kekuatan luluh bahan pipa berpengaruh pada kegagalan struktur pipa, seperti buckling (kempis pada pipa). Ketiga, tegangan tarik maksimum saat melewati gundukan atau palung, agar tidak melebihi tegangan tarik izin bahan. Dari hasil perhitungan diperoleh; ukuran diameter yang dipilih adalah 32 inchi, tebal dinding pipa ideal adalah 0,406 inchi material API 5L X65, berat total pipa saat beroperasi sebesar 2.749,18 N/m yang diperoleh dari tebal dinding pipa anti korosi 3 inchi, tebal lapisan beton 3,94 inchi, tegangan kritis buckling sebesar 926,067 N/m2, sehingga diperoleh kedalaman laut maksimal agar tidak terjadinya buckling sebesar 92,1 m.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1057
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sonny Dwi Septianto
Abstrak :
Perhitungan optimasi digunakan sebagai data dasar dalam analisis keekonomian, untuk memberikan gambaran seluruh biaya selama investasi. Dan juga manfaat yang diperoleh selama investasi, pajak dan tingkat pengembalian, baik tingkat pengembalian internal IRR maupun tingkat pengembalian minimum MARR. Kemudian ditutup dengan perbandingan manfaat terhadap biaya B/C, sebagai kesimpulan layak atau tidaknya proyek tersebut dikerjakan. ......Optimization calculations are used as basic data in economic analysis, to presents of all costs for investment. And also the benefits for investment, and tax returns, whether internal rate of return IRR and on a minimum rate of return MARR. Then closed with a benefit cost ratio B / C, as a conclusion whether this project is feasible.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1347
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>