Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizky Zulkarnaen
Abstrak :
Pipa sebagai sistem penyaluran atau distribusi menjadi kebutuhan utama di industri minyak dan gas bumi saat ini. Namun penggunaan jalur pipa ini tersimpan bahaya sehingga menjadi salah satu sumber bahaya utama instalasi minyak dan gas bumi di dunia. Penilaian risiko fasiltas operasi di industri minyak dan gas bumi mutlak diperlukan untuk melihat tingkat kegagalan dan kehandalan sistem operasi fasilitas tersebut. Fasilitas CGP SKW PTJM akan dilakukan perubahan fasilitas, salah satunya adalah pipa penyalur LPG existing 8 inchi sepanjang 110 km yang akan menjadi pipa penyalur pipa kondensat dari CGP SKW ke ORF J. Keadaan tersebut menyebabkan diperlukannya penilaian risiko kembali fasilitas pipa existing 8 inchi sepanjang 110 km. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran risiko relatif keberadaan jalur pipa kondensat ukuran 8 inchi dari CGP SKW ke ORF J sepanjang 110 km. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode semi kuantitatif model W. Kent Muhlbauer tahun 2004. Pembagian seksi pipa dilakukan berdasarkan kepemilikan lahan, tipe penggunaan lahan, kedalaman pipa, buoyancy control, teknik konstruksi, tipe proteksi katodik dan tipe vegetasi sehingga menghasilkan 12 seksi jaringan pipa. Dari hasil penelitian diperoleh indek risiko yang paling rendah adalah indek indek kesalahan pihak ketiga dengan nilai (69,50), setelah itu indek desain dengan nilai (70,50), urutan berikutnya adalah indeks korosi dengan nilai sebesar (71,33), dan indeks yang tertinggi adalah indek kesalahan operasi dengan nilai sebesar 85. Faktor dampak kebocoran tertinggi terdapat pada seksi 1, 9, 11 dan 12 dengan nilai 5,25. Faktor dampak kebocoran terendah terdapat pada seksi 2,4,6,7 dan 10 dengan nilai 1,75. Seksi pipa yang paling berisiko untuk mengalami kegagalan paling tinggi adalah seksi 1, 11 dan 12 dengan nilai 56,95. Sedangkan seksi pipa yang paling tidak berisiko untuk mengalami kegagalan adalah seksi 6 dengan nilai 174,29. PTJM berdasarkan standar AS/ANZ 4360 harus melakukan pengelolaan risiko dengan prioritas puncak pada seksi pipa 1,3,5,8,9, 11 dan 12. Variabel risiko yang dapat dilakukan peningkatan oleh PTJM antara lain indek kerusakan pihak ketiga (line locating, public education, ROW condition dan patrol frequency), indeks korosi (proteksi internal, tes timbal, close interval survey condition dan internal inspection), indeks desain (corrective action) dan indeks kesalahan operasi (safety system, SCADA, training dan mechanical error preventer). ......Pipeline as transmission and distribution system becoming major demands for oil and gas industry today. However these pipeline applying contain hazard that become the one of the major instalation hazard source in world of oil and gas installation. Operating facilitiy risk assessment is essential for oil and gas industry operation to overview facility operation system failure and reliability level. In the other hand, CGP SKW PTJM will change their facility structure, one of the changes is 8 inch LPG existing pipeline along 110 km that will becoming condensate pipeline from CGP SKW to ORF J. These condition to cause the need to reassess of 8 inch existing pipeline risk along 110 km. This study was conducted to have risk relative overview of 8 inch condensate pipeliene from CGP SKW to ORF J along 110 km. The study use 2004 W. Kent Muhlbauer semi quantitative method. Pipe sectioning of this study was conducted based on land ownership, land use, pipe depth, buoyancy control, construction type, cathodic protection type and vegetation tipe that resulted 12 section of pipeline. From these study generate risk relative score, the lowest risk relative score is coming from third party index with score of 69.53, then the second one is design index with score of 70.50, the third one is corrosion index with score of 71.33, and the highest one is incorrect operatios index with score of 85. The highest score for leak impact factors is coming from section 1, 9, 11 and 12 with score of 5.25. The lowest leak impact factors is coming from section 2,4,6,7 and 10 with score of 1.75. Pipe section that have the highest risk for chance of failure is section 1,11 and 12 with score of 56,95. While the lowest one is section 6 with score of 169,71. According to AS/ANZ 4360 standard, PTJM have to conduct pipeline risk management with top priority on section 1,3,5,8,9, 11 and 12. Risk variables that can be improved by PTJM are third party index (line locating, public education, ROW condition and patrol frequency), corrosion index (internal protection, lead test, close interval survey condition and internal inspection), design index (corrective action) and incorrect operations index (safety system, SCADA, training and mechanical error preventer).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T43355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincent-Genod, Jacques
Houston: Gulf, c1984
665.744 VIN f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhwan Afdila
Abstrak :
Penelitian ini memfokuskan pada penilaian resiko pada pipa gas alam dengan teknik Risk Based Assessment. Beberapa survey dilakukan pada pipa untuk mengetahui keadaan aktual pipa diantaranya pengujian resistivitas tanah, pengukuran pH, pengujian sistem proteksi katodik, pengukuran ketebalan pipa dan coating dan pengumpulan data pipa. Pipa diidentifikasi untuk mengetahui potensial bahaya. Data digunakan untuk analisis probability dan consequence dari resiko. Dari hasil penelitian didapatkan rating dari probability dan consequence. Kedua nilai tersebut diplot pada matriks resiko. Pipa gas dikategorikan medium risk. Nilai resiko tersebut dikarenakan tingginya nilai consequence yang disebabkan oleh korosi internal dari pipa. Tingkatan resiko tersebut berlaku untuk area yang masuk ke dalam radius potential impact area. Nilai potensial impact area yaitu 35,6 meter dari pipa. Beberapa insepksi harus dilakukan untuk mengurangi nilai dari resiko tersebut. ......The research focused on assessing risk of gas pipeline using Risk Based Assessment technique. Several surveys were done to pipeline to understand actual condition of pipeline like soil resistivity, cathodic protection system, wall and coating thickness survey. Pipe is identified to understand potential hazard. Data are used to analysis risk probability and consequence. The research obtained showed probability and consequence factor. Both of factor are plotted to risk matrix. Gas pipeline categorized to medium risk. Rating of risk is caused by consequence factor from internal corrosion of pipeline. Risk level is obtained for radius of potential impact area. Value of potenstial impact area is 35,6 meter from pipeline. Some inspection must be done to reduce level of risk.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51087
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mangasi Broman Febrianus
Abstrak :
Keseimbangan antara pasokan dengan kebutuhan gas bumi saat ini menunjukkan kondisi yang timpang. Sistem jaringan distribusi yang belum merata dan kondisi infrastruktur yang kurang memadai, menyebabkan masih terdapat kelebihan kapasitas gas yang belum teralirkan. Oleh karena itu pada keseempatan ini penulis menetapkan Kabupaten Purwakarta sebagai daerah yang akan dikaji dalam rencana pengembangan jaringan pipa gas bumi pada daerah tersebut. Proyeksi permintaan gas bumi untuk elektrifikasi bagi sektor industri dan gas rumah tangga masing-masing sebesar 30,5 MMSCF/D dan 1,3 MMSCF/D, sehingga total gas flow untuk keduanya adalah sebesar 31,8 MMSCF/D. Volume suplai gas flow sebesar 31,8 MSCFD dengan average temperature 519,7 R dan inlet pressure operasi 142 psig. Ukuran diameter dan spesifikasi pipa yang akan digunakan yaitu pipa carbon steel API-5L X52 berdiameter 14 inch, dengan tebal dinding pipa 0,2 inch sesuai dengan pedoman ASME B36.10 serta ketersediaan spesifikasi pipa dan nominal pipe size (NPS) yang terdapat di pasaran. Nilai investasi proyek sebesar USD 12.919.000 untuk SKENARIO 1 sedangkan untuk SKENARIO 2 dan 2A adalah sebesar USD 11.787.630 dengan umur proyek 20 tahun. SKENARIO 2A merupakan skenario yang paling menarik dan layak untuk dijalankan karena dengan penetapan tarif toll fee yang wajar berdasarkan kondisi pasar yaitu sebesar 0,55 USD/MSCF, menghasilkan nilai NPV sebesar 4.177.854 USD, target nilai IRR 13,75%, PBP selama 12,9 tahun, dengan angka B/C Ratio 1,71. Skema pendanaan adalah full equity dengan rencana penyerapan investasi sebesar 50% pada tahun pertama dan 50% pada tahun kedua.
The equilibrium between the supply of natural gas and demand is currently showing an unbalanced condition. Uneven network distribution system and infrastructure conditions are inadequate, there is still excess capacity causing gas that has not been undrained. Therefore, at this pleased moment authors set Purwakarta District as an area that will be studied in the development plans of natural gas pipelines in the area. Projected demand for natural gas for the electrification of the industrial sector and household gas respectively by 30.5 MMSCFD and 1.3 MMSCFD, so that the total gas flow for both is of 31.8 MMSCFD. Gas flow supply volume of 31.8 MSCFD with average temperatures at 519.7 R and with inlet operating pressure at 142 psig. Size of diameters and pipe specification to be used is carbon steel pipe API-5L X52 with 14 inch diameter, pipe thickness 0.2 inch in accordance with the guidelines of ASME B36.10 and the availability of pipeline specification and nominal pipe size (NPS) which easy to find on the market , The investment value of the project amounted to 12.919.000 USD for SKENARIO 1, while for SKENARIO 2 and 2A amounted to 11.787.630 USD for the project lifetimes of 20 years. SKENARIO 2A has been chosen to be the most attractive scenario and seens feasible for the determination of reasonable toll fee rates based on market conditions in the amount of 0,55 USD/MSCF, resulting NPV of 4.177.854 USD, the target IRR of 13,75%, PBP during 12,9 years, with B/C Ratio of 1,71. The applied scheme of funding is with full equity plan investment, and absorption planned by 50% on the first year and another 50% on the second year
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T45801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulul Azmi
Abstrak :
Pipa penyalur panas bumi mengalami korosi yang disebabkan oleh ion atau senyawa yang terlarut dalam uap dan kondensat yang menjadi servisnya. Ion atau senyawa tersebut antara lain adalah karbondioksida, oksigen, amoniak, pH, dan khlorida. Prediksi pertumbuhan laju korosi pada pipa penyalur panas bumi perlu dilakukan untuk memberikan reliabilitas dan keamanan yang lebih baik. Untuk memperoleh prediksinya, dalam tesis ini dilakukan analisa multivariate menggunakan teknik regresi Nonlinier. Pengurangangan ketebalan pipa diambil sebagai variabel tak bebas dan konsentrasi ion atau senyawa penyebab korosi sebagai variabel bebas. Model yang dipakai untuk analisanya adalah Δy = κtv dimana Δy adalah kehilangan ketebalan, "t" waktu paparan, dan κ, v berturut-turut merupkan parameter korosi yang berkontribusi secara linier dan parameter korosi yang berkontribusi secara ekponensial. Data case study didapatkan dari rekaman operasi dan maintenance pipa penyalur panas bumi. Hasil analisa menunjukkan pipa penyalur mengalami pengurangan ketebalan yang signifikan yang disebabkan oleh khlorida dan pH. Khlorida dan pH merupakan parameter-parameter korosi yang berkontribusi linier. ......Geothermal pipeline undergoes corrosion caused by ions or compounds dissolved in its service, steam and condensate. Ion or compound dissolved in the steam meanwhile carbon dioxide, oxygen, ammonia, pH, and chloride. Corrosion rate analysis is necessary to be conducted to provide corrosion rate prediction for reliabe and safe operation reference. To obtain the predictions, in this thesis, multivariate analysis was conducted using nonlinear regression techniques. Loss of thickness was taken as the dependent variable and the concentration of ions or compounds cause corrosion was taken as independent variables. The model used for analysis is Δy = κtv where Δy is the loss of thickness, "t" time exposure, κ and v are the corrosion proportionanilty and exponent parameters respectively. Case study was conducted on geothermal plant and the data was obtained from its operation and maintenance records. Results of analysis show that the pipeline have a positive impact in thickness loss caused by the chloride and pH. Chloride and pH are parameters that contribute linearly dan exponentially.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T29992
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S35806
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meitri Restiadi
Abstrak :
Korosi merupakan suatu proses degradasi material yang menyebabkan material tersebut tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Upaya-upaya pencegahan dari serangan korosi yang menyerang logam antara laln sistem proteksi kafodlk dengan fnenggunakan arus tanding. Arus yang dibutuhkan untuk proteksi sfstern ini berasal dari sumber arus searah yang mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah. Sumber arus searah pada sistem proteksi katodik dengan arus tanding merupakan komponen utama yang menjamin tersedianya arus proteksi yang dialirkan melalui anoda menuju katoda. Oleh karena itu maka dilakukan perancangan sumber arus searah dimana saat ini sumber arus searah unmk proteksi katodik tidak diproduksi di dalam negeri. Perancangan didasarkan atas sumber arus searah yang diproduksi di luar negeri afirnana pada sumber ams searah terdapat rangkaian serta rnodul-modal yang berbeda jhngslnya seperti power supply, driven controller; limiter dan utama. Kemudian sumber arus search tersebut afiuji pada sisrernproteksf pipa baga yang dtredam di air laut dengan anoda scrap baja selama 120 jam. Dan selarna pengujfan dtlalmkan pengukuran beda potensial antara katoda dan elekrroda/anoda standar Ch/C$uS0_¢ serta didqpatkan hasil besarnya beda potensiaf tersebur berkisar antara -Q86 hingga -Q9 V dimana perbedaan porensla! ini memenuhi kriteria proreksl yang ditetapkan dalarn MCE srandar. Selafn lm difakukan pula perhitungan konsums! anoda scrap baja per tahun dengan dfdqoatkan hasil sebesar Q9 kg/54. year dan basil fn! memenuhi krlteria yang ditetqplran. Sehingga unfair kondlsf selama pengujian, sumber arus search yang dibuar dapar dqnakai dan sesuai dengan sumber arus searah unrukprotelrsl katodflr slstem arus randing.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldo Anthoputro
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk memprediksi pengaruh sifat air baku sedimen dalam kandungan minyak mentah terhadap laju korosi pipa penyalur minyak dengan cara perhitungan indeks korosifitas yang dikomparasikan dengan metode polarisasi. Data yang dihasilkan dapat digunakan untuk menentukan sistem pengendalian korosi pada produksi minyak mentah Sampel air sedimen baku yang digunakan sehanyak 5 buah dan sampel baja karbon, yang berasal dari pipa penyalur minyak. sebanyak 3 buah. Ketiga sampel baja karbon diuji dengan metode polarisasi terhadap lima sampel air sedimen baku. Selanjutnya dipilih masing-masing 1 buah sampel dari tiga sampel baja karbon untuk diuji dengan cara pengadukan pada pengujian polarisasi. Dilakukan pengamatan terhadap laju korosi yang dihasiikan oleh seluruh sampel baja karbon, baik yang tanpa atau dengan pengadukan, dan dikomparasikan dengan indek korosifitas masing-masing larutan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41328
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Simulasi pipa ialah suatu simulasi aliran fluida melalui suatu pipa. Fluida dalam analisa disini adalah natural gas dan penelitian ini hanya meneliti pipa single link dengan elemen non pipa kompresor dan valve.

Untuk melakukan proses simulasi terhadap aliran fluida perlu diperhatikan metoda yang dipakai. Dalam hal ini dipakai metoda Weymouth untuk perhitungan penurunan tekanan yang terjadi akibat adanya friksi faktor dari suatu pipa, faktor kompresibilitas Z dengan metoda AK Cooker, K value (konstanta keseimbangan fasa uap-cair) untuk mencari E(Zi/Ki) yang berguna menentukan berapa fasa yang terjadi pada titik tertentu, perancangan database yang baik dan perancangan layar input dan output.

Pada penelitian ini menghasilkan suatu perbandingan penurunan tekanan dari awal pipa keujung antara fluida gas dengan asumsi gas ideal dan gas nonideal. Hasil penelitian menghasilkan tekanan akhir untuk asumsi gas non ideal lebih tinggi daripada asumsi gas ideal. Hasil penelitian dengan membandingkan nilai aktual dilapangan menghasilkan persentase kesalahan sebesar 18.77 % untuk asumsi gas ideal dan 16.195 % untuk asumsi gas non ideal. Hasil penelitian ini menyimpulkan penggunaan asumsi gas non ideal lebih baik, karena presentase kesalahan lebih kecil, karena lebih mendekati keadaan yang sebenarnya dilapangan.

Simulasi yang baik akan membantu user/pemakai mengetahui apa yang paling optimal sekaligus dapat dipraktekkan dilapangan.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49070
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saiful Habib
Abstrak :
Dalam industri perminyakan seringkali terjadi masalah pada sistem perpipaan. Masalah yang paling sering muncul adalah pemakaian daya pompa yang sangat besar karena adanya penurunan tekanan friksional dalam aliran turbulen. Salah satu solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan menambahkan Drag Reduction Agent (DRA) ke dalam aliran itu sendiri. Biopilomer merupakan salah satu jenis DRA yang paling sering digunakan karena murah dan ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh aditif carboxymethyl cellulose (CMC) ke dalam aliran crude oil di pipa spiral dengan variasi pada rasio diameter pada sistem perpipaan tertutup. Pengujian dilakukan terlebih dahulu pada pipa circular acrylic diameter 17 mm sebagai perbandingan untuk pipa spiral. Pengujian dengan penambahan 250 ppm, 500 ppm dan 750 ppm CMC pada aliran crude oil dalam pipa acrylic menghasilkan DR maksimal sebesar 34,8 % dengan rata-rata DR sebesar 18,2 %. Sedangkan hasil pengujian pada pipa spiral rasio P/Di 3,5 menghasilkan DR maksimal sebesar 20% dengan rata-rata DR sebesar 11%. Kemudian pengujian pada pipa spiral rasio P/Di 5,4 menghasilkan DR maksimal sebesar 25,5 % dengan rata-rata DR sebesar 13,5 %. Dan pengujian pada pipa spiral rasio P/Di 7,6 menghasilkan DR maksimal sebesar 32 % dengan rata-rata DR sebesar 17 %. ......In the petroleum industry often problems occur on the piping system. The most frequent problem is about the power consumtion of the pump is very large due to the frictional pressure drop in the flow turbulent. One of the solution is to add Drag Reduction Agent (DRA) into the flow. Biopolimer is one of the most frequent types of DRA is used because it is cheap and enviromentally friendly. This research aims to investigate the influence of additive carboxymethyl cellulose (CMC) into the flow of crude oil in the spiral pipes diameter ratio variation in closed piping system. Testing do first on pipe a circular acrylic diameter 17 mm as compared to pipe spiral. The testing of addition 250 ppm, 500 ppm and 750 ppm cmc to streamline crude oil in acrylic pipe produce DR maximum of 34,8 % with average DR 18,2 %. While based on test pipe spiral ratio P/Di 3,5 produce DR maximum of 20 % average dr from 11 %.Then testing on pipe spiral ratio P/Di 5.4 produce DR maximum of 25.5 % with average dr 13.5 %.And testing on pipe spiral ratio P/Di 7.6 produce DR maximum of 32 % to an average dr by 17 %.This testing Result of testing the addition of 250 ppm, 500 ppm and 750 ppm CMC in to the flow of crude oil in acrylic pipe produces maximal DR about 34,8 % and produce average DR about 18,2 %.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55468
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>