Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyan Oktavia Rindhu Shinta Rini
"Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah. Salah satu terapi diabetes melitus adalah menjaga kadar glukosa post-prandial melalui penghambatan enzim yang menghidrolisis karbohidrat yaitu α-amilase dan α-glukosidase. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi golongan senyawa kimia dan mengetahui penghambatan aktivitas enzim pada ekstrak tanaman Garcinia hombroniana Pierre Ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi dengan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol. Pengukuran aktivitas α-amilase dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 490 nm, sedangkan untuk pengukuran aktivitas α-glukosidase dilakukan pada panjang gelombang 405 nm. Ekstrak yang memiliki penghambatan tertinggi untuk kedua enzim adalah ekstrak metanol dengan persen penghambatan sebesar 61,64% pada konsentrasi 20 μg/mL, IC50 = 23,70 μg/mL pada α-amilase, sedangkan pada α-glukosidase memberikan nilai IC50 = 34,45 μg/mL. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa pada ekstrak metanol Garcinia hombroniana Pierre yang diuji mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tanin, dan antrakuinon.

Diabetes mellitus is a chronic metabolic disorder characterized by high blood glucose levels. One of strategies in treatment diabetes mellitus is to maintain postprandial glucose levels by inhibition of carbohydrates-hydrolysing enzymes, α-amylase and α-glucosidase. The aim of this research was to identify chemical constituent group and determine enzyme inhibition activity from extract of Garcinia hombroniana Pierre. Extraction was done by maceration with solvent n-hexane, ethyl acetate, and methanol. Measure activity of α-amylase was tested using spectrophotometer UV-Vis at wavelength λ=490 nm, and activity of α-glucosidase was tested at wavelenght λ=405 nm. An extract which has the highest inhibition to both enzymes was the methanol extract with the percent inhibition was 61.64% at concentration 20 μg/mL, IC50 = 23.70 μg/mL in α-amylase activity, meanwhile an α-glucosidase activity it provided IC50 = 34.45 μg/mL. Phytochemical screening showed that in methanol extracts of leaves from Garcinia hombroniana Pierre contain alkaloids, flavonoids, glycosides, saponins, tannins, and antrakuinon."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S63581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Futihati Ruhama Zulfa
"Kanker paru merupakan salah satu kanker yang memiliki angka mortalitas yang tinggi di Indonesia. Sargassum polycystum merupakan salah satu spesies rumput laut yang banyak ditemui di perairan laut Indonesia dan memiliki potensi sebagai agen antikanker namun belum banyak diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dan aktivitas sitotoksik dari ekstrak Sargassum polycystum terhadap sel kanker paru A-549. Sargassum polycystum diekstraksi menggunakan empat jenis pelarut, sehingga menghasilkan empat jenis ekstrak Sargassum polycystum, yaitu ekstrak n-heksana, ekstrak etil asetat, ekstrak kloroform, dan ekstrak etanol. Uji fitokimia pada keempat ekstrak Sargassum polycystum menunjukkan metabolit sekunder berupa flavonoid, tannin, glikosida, alkaloid, triterpenoid, dan steroid. Pada uji KLT menunjukkan bahwa ekstrak Sargassum polycystum memiliki tiga hingga empat senyawa kimia. Uji in vitro aktivitas sitotoksik keempat ekstrak Sargassum polycystum terhadap sel kanker paru A549 menggunakan metode MTT assay pada panjang gelombang 492 nm dengan 5 variasi konsentrasi, yaitu 3,125 g/mL; 6,25 g/mL; 12,5 g/mL; 25 g/mL; dan 50 g/mL. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan microsoft excel sehingga diperoleh nilai IC50. Berdasarkan nilai IC50 yang diperoleh, semua ekstrak memiliki nilai IC500,05. Hal ini menunjukkan ekstrak n-heksana memiliki aktivitas sitotoksik paling kuat terhadap sel kanker paru A-549 dibandingkan ekstrak lainnya, sehingga ekstrak n-heksana Sargassum polycystum berpotensi dikembangkan sebagai agen antikanker paru.

Lung cancer is one of cancer that has high mortality rate in Indonesia. Sargassum polycystum is one of macroalgae species that commonly found in Indonesian marine and can be developed as anticancer agent but has not been widely studied. Objective of this research is to know second metabolites compounds and cytotoxic activity of extract Sargassum polycyctum on A 549 lung cancer cell. Sargassum polycystum was extracted using four solvent to produce four extract, there are n hexane extract, ethyl acetate extract, chloroform extract, and ethanol extract. Phytochemical test of each extract showed positive result of flavonoid, tannin, glycoside, alkaloid, triterpenoid, and steroid. Besides, TLC test showed there were three to four chemical compound in each extract of Sargassum polycystum. In vitro cytotoxic activity of four extract Sargassum polycystum on A 549 lung cancer were tested using MTT assay on 492 nm wavelength and devided into five different concentration, there are 3,125 g ml 6,25 g ml 12,5 g ml 25 g ml and 50 g ml. The obtained data were analyzed using microsoft excel to get IC50 value. The result showed that each extract of Sargassum polycycstum had IC50 values less than 100 g ml. This means each extract of Sargassum polcystum has cytotoxic activity against A 549 lung cancer cell. Among four extract of Sargassum polycytum, n hexane extract has the lowest IC50 value 24,1 g ml and shows the most potent cytotoxic activity against A 549 lung cancer cell. Statistical analytic showed p value 0,05. So, n hexane extract of Sargassum polycystum potential to be developed as antilung cancer agent."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qotrunnada Fithrotunnisa
"Kanker paru merupakan salah satu penyebab terbanyak kematian akibat kanker di Indonesia. Namun, terapi kanker konvensional memiliki kelemahan seperti efek samping terhadap tubuh dan tingginya biaya yang dibutuhkan. Oleh karena itu, studi mengenai pengobatan alternatif kanker menggunakan tumbuhan herbal mulai banyak dilakukan. Bunga rosela merah (Hibiscus sabdariffa) sebagai salah satu tanaman herbal di Indonesia diketahui memiliki aktivitas biologis, namun penelitiannya masih terbatas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan fitokimia, aktivitas antioksidan, dan aktivitas sitotoksik bunga rosela merah secara in vitro terhadap sel kanker paru A549. Penelitian eksperimental ini diawali dengan maserasi sampel dalam pelarut etanol, etil asetat, dan n-heksana. Kemudian, dilakukan uji kromatografi lapis tipis dan uji fitokimia untuk mengetahui kandungan metabolit sekundernya. Aktivitas antioksidan dari ekstrak ditentukan dengan metode DPPH, sedangkan aktivitas sitotoksik dari ekstrak terhadap sel kanker paru A549 ditentukan dengan uji MTT assay secara invitro. Hasil uji kromatografi lapis tipis menunjukkan terdapat lima komponen senyawa, sedangkan hasil uji fitokimia memberikan hasil positif untuk flavonoid, tanin, glikosida, alkaloid, triterpenoid, dan steroid. Uji aktivitas antioksidan untuk ekstrak etanol dan etil asetat Hibiscus sabdariffa memberikan nilai IC50 lebih dari 50 g/mL. Sementara itu, uji sitotoksik in vitro ekstrak etanol, etil asetat dan n-heksana Hibiscus sabdariffa terhadap sel kanker paru A549 memberikan nilai IC50 lebih dari 200 g/mL. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak Hibiscus sabdariffa memiliki aktivitas antioksidan yang tergolong lemah hingga moderat, dan menunjukkan aktivitas sitotoksik yang tergolong lemah terhadap sel kanker paru A549, sehingga ekstrak Hibiscus sabdariffa berpotensi untuk dikembangkan sebagai antioksidan dan agen antikanker paru.

Lung cancer is one of the leading causes of cancer death in Indonesia. Treatment for lung cancer has side effects and requires high cost. Therefore, the study concerning natural anticancer from plants has intensified, in this study focused on Hibiscus sabdariffa. The purpose of this research is to evaluate the phytochemistry composition, antioxidant activity, and cytotoxic activity of Hibiscus sabdariffa extracts against the A549 lung cancer cell line. The research was carried out by macerated the sample with ethanol, ethyl acetate, and n-hexane solvents. The extracts were analyzed using TLC and phytochemistry tests to determine secondary metabolites. The antioxidant activity of the extract was determined using the DPPH method, while the cytotoxic activity of the extract against the A549 lung cancer cells was determined in vitro using the MTT assay. As a result, the TLC analysis revealed that Hibiscus sabdariffa extracts contained five organic compounds, while the phytochemistry tests revealed positive for flavonoids, tannins, glycosides, alkaloids, triterpenes, and steroids. The antioxidant activity test of the ethanol and ethyl acetate extracts showed the IC50 value of more than 50 g/mL. Furthermore, the cytotoxic activity of the ethanol, ethyl acetate, and n-hexane extract against the A549 lung cancer cell line showed the IC50 value of more than 200 g/mL. In conclusion, Hibiscus sabdariffa extracts had the low to moderate antioxidant activity and the weak anticytotoxic activity against the A549 lung cancer cell line, so Hibiscus sabdariffa extracts are potential to be developed as antioxidant and anticancer."
Depok: Fakultas Kedokteran Univeritas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library