Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Energi Diskrit dari Sebuah Laser Atom yang Terkopel Lemah di Luar Daerah Kondensat Bose-Einstein. Studi ini mengkaji kemungkinan adanya kumpulan energi diskrit dari sebuah laser atom yang terkopel lemah dari persamaan Schrödinger homogen dengan menggunakan perangkap harmonik anisotropik dalam koordinat kartesis di luar daerah kondensat Bose-Einstein. Perlakuan ini dilakukan mengingat penerapan dalam koordinat silinder tidak mungkin dilakukan meskipun dengan mengambil bentuk khusus perangkap berbentuk cerutu. Persamaan Schrödinger tersebut muncul untuk menggantikan sebuah kumpulan dari dua persamaan Gross-Pitaevskii yang terkopel dengan mengasumsikan kopling lemah. Laser atom ini dapat dihasilkan melalui cara yang sederhana yaitu mengeluarkan atom- atom dari sebuah kondensat dengan menggunakan medan frekuensi radio. Mula-mula hubungan antara kondensat sebagai sumber dan laser atom sebagai output dibahas dengan meninjau ulang pekerjaan dari Riou et al. pada kasus perambatan laser atom. Dalam hal ini ditunjukkan pula bahwa meskipun kumpulan energi diskrit didapat melalui pendekatan osilator harmonik, degenerasi hanya terjadi pada dua keadaan kuantum akibat adanya potensial anisotropik.

We consider the possibility of a discrete set of energies of a weakly outcoupled atom laser beam to the homogeneous Schrödinger equation with anisotropic harmonic trap in Cartesian coordinates outside the Bose–Einstein condensate region. This treatment is used because working in the cylindrical coordinates is not really possible, even though we implement the cigar-shaped trap case. The Schrödinger equation appears to replace a set of two-coupled Gross– Pitaevskii equations by enabling the weak-coupling assumption. This atom laser can be produced in a simple way that only involves extracting the atoms in a condensate from by using the radio frequency field. We initially present the relation between condensates as sources and atom laser as an output by exploring the previous work of Riou et al. in the case of theoretical work for the propagation of atom laser beams. We also show that even though the discrete energies are obtained by means of an approaching harmonic oscillator, degeneracy is only available in two states because of the anisotropic external potential."
Universitas Negeri Jakarta. Faculty of Mathematics and Natural Sciences, 2014
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Hardi Priyanto
"Analisis Tekstur Menggunakan Metode Difraksi Neutron pada Baja Austenite Non Standar yang Diproses dengan Permesinan, Penganilan, dan Pengerolan. Baja austenitik merupakan salah satu jenis baja tahan karat yang banyak digunakan dalam industri. Banyak studi telah dilakukan pada baja tahan karat austenitik dengan menggunakan berbagai jenis peralatan dan metode untuk menentukan sifat fisika. Dalam penelitian ini telah dibuat dari mineral yang diekstraksi dari tambang di Indonesia dan dikarakterisasi dengan metode difraksi neutron. Bahan terdiri dari butiran ferro-scrap, nikel, ferro-krom, ferro-mangan, dan ferro-silikon dan ditambahkan sedikit titanium. Karakterisasi bahan dilakukan dalam tiga proses, yaitu: proses permesinan, proses anil, dan proses pengerolan. Hasil eksperimen yang diperoleh dari proses pemesinan secara umum menghasilkan tekstur dalam arah 〈100〉. Dari proses permesinan ke proses anil indeks tekstur turun dari 3,0164 ke 2,434. Kekuatan tekstur dalam proses pemesinan (sampel BA2N) adalah 8,13 mrd kemudian turun menjadi 6,99 dalam proses anil (A2DO sampel). Dalam proses anil terlihat tiga komponen tekstur yaitu, tekstur jenis kubus-pada-tepi {110}〈001〉, tekstur jenis-kubus {001}〈100〉, dan tekstur jenis-kuningan {110}〈112〉. Tekstur yang sangat kuat terutama mempunyai arah orientasi {100}〈001〉, sedangkan orientasi {011}〈100〉, lebih lemah dibandingkan dengan {100}〈001〉, dan tekstur dengan orientasi {110}〈112〉 merupakan orientasi yang lemah. Dalam proses anil terjadi pelepasan tegangan yang ditunjukkan oleh pole yang lebih acak dibandingkan dengan pelepasan tegangan pada proses pemesinan. Dalam proses pengerolan tampak tekstur jenis kuningan {110}〈112〉 menyebar dengan mengarah pada tekstur jenis goss {110}〈001〉, dan komponen tekstur jenis kuningan nyata diperkuat dibandingkan dengan keadaan tak terdeformasi (sebelum pengerolan). Selain itu, adanya komponen tambahan {110} diamati di pusat pole figure (110). Kerapatan pole dari tiga komponen meningkat dengan meningkatnya tingkat pengurangan ketebalan. Dengan meningkatkan derajat pengerolan sebesar 81-87%, nilai fungsi distribusi orientasi meningkat dengan faktor sekitar tiga kali.

Austenitic steel is one type of stainless steel which is widely used in the industry. Many studies on austenitic stainless steel have been performed to determine the physical properties using various types of equipment and methods. In this study, the neutron diffraction method is used to characterize the materials which have been made from minerals extracted from the mines in Indonesia. The materials consist of a granular ferro-scrap, nickel, ferro-chrome, ferro-manganese, and ferro-silicon added with a little titanium. Characterization of the materials was carried out in three processes, namely: machining, annealing, and rolling. Experimental results obtained from the machining process generally produces a texture in the 〈100〉 direction. From the machining to annealing process, the texture index decreases from 3.0164 to 2.434. Texture strength in the machining process (BA2N sample) is 8.13 mrd and it then decreases to 6.99 in the annealing process (A2DO sample). In the annealing process the three-component texture appears, cube-on-edge type texture {110}〈001〉, cube-type texture {001}〈100〉, and brass-type {110}〈112〉. The texture is very strong leading to the direction of orientation {100}〈001〉, while the {011}〈100〉 is weaker than that of the {001}, and texture with orientation {110}〈112〉 is weak. In the annealing process stress release occurred, and this was shown by more randomly pole compared to stress release by the machining process. In the rolling process a brass-type texture{110}〈112〉 with a spread towards the goss-type texture {110}〈001〉 appeared, and the brass component is markedly reinforced compared to the undeformed state (before rolling). Moreover, the presence of an additional {110} component was observed at the center of the (110) pole figure. The pole density of three components increases with the increasing degree of thickness reduction. By increasing degrees of rolling from 81% to 87%, the value of orientation distribution function increases by a factor about three times."
BATAN. Center of Science and Technology for Advanced Materials, 2016
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah ditelaah secara teoritis dan eksperimen gejala dielektrik kompleks dalam bahan-bahan batuan alami dan kristal ionik NaCI, terutama yang berkaitan Iangsung dengan tanggapan frekuensinya terhadap medan listrik AR (arus rangga). Besaran yang menjadi pusat perhatian adalah tetapan dielektrik kompleks bahan yang mengikutsertakan gejala lesapan (dissipasi) energi elektromagnetik melalui pemunculan besaran rugi dielektrik. Hasilnya menunjukkan jelas adanya pengaruh frekuensi terhadap tetapan dielektrik kompleks, baik bagian imajinernya maupun bagian realnya, dan setiap cuplikan mempunyai frekuensi kritis berbeda, yaitu frekuensi yang menimbulkan dissipasi energi maksimum. Dan kajian ini juga berhasii diperoleh nilai-nilai parameter dielektrik Iainnya seperti indeks bias, tetapan dielektrik AS (arus searah) dan waktu relaksasi yang menyatakan waktu yang diperlukan untuk berlangsungnya tumbukan dalam bahan yang menimbulkan dissipasi maksimum."
JURFIN 2:5 (1998)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Induksi Deposisi Callose pada Tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum) oleh Lipopolisakrida Bakteri Pseudomonas syringae pv. tabaci dan Pseudomonas syringae pv. glycinea. Lipopolisakarida (LPS) adalah komponen utama permukaan sel bakteri gram negatif. LPS dapat berperan sebagai Pathogen-Associated Molecular Pattern (PAMP), yaitu molekul yang menjadi target pengenalan patogen oleh tanaman. Pengenalan LPS oleh tanaman dapat menginduksi respon pertahanan tanaman, termasuk deposisi callose. Penelitian bertujuan untuk mengetahui induksi deposisi callose pada tanaman tembakau oleh LPS bakteri yang diekstraksi dari bakteri Pseudomonas syringae pv. tabaci (Pta) dan P. syringae pv. glycinea (Pgl). Untuk pengamatan deposisi callose, daun tembakau diinfiltrasi LPS Pta dan Pgl, dengan konsentrasi 400 μg/ml dan 800 μg/ml, diinkubasi selama 24 dan 48 jam. Selanjutnya, klorofil daun diluruhkan menggunakan larutan laktofenol dan diwarnai dengan aniline blue. Deposisi callose diamati menggunakan mikroskop fluoresen. Hasil pengamatan menunjukkan LPS bakteri Pgl menginduksi deposisi callose lebih banyak dibandingkan LPS bakteri Pta. Lebih lanjut, berdasarkan uji korelasi pearson diketahui bahwa waktu inkubasi adalah faktor yang berkorelasi paling signifikan terhadap deposisi callose, diikuti oleh jenis bakteri LPS. Namun, konsentrasi LPS tidak berkorelasi signifikan dengan deposisi callose pada daun tembakau."
Universitas Indonesia, 2014
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library