Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Major, Ralph H.
Philadelphia: W.B. Saunders, 1964
R 616.075 4 MAJ p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Bickley, Lynn S.
New York : Lippincott, 1999
R 616.07 BIC p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Boston: Little, Brown & Co., 1968
616.075 4 PHY
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Delp, Mahlon H.
Philadelphia: Saunders, 1981
616.075 4 DEL m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Block, Gloria J.
Connecticut: Appletton century-crofts, 1986
616.0754 BLO h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Major, Ralph H.
Philadelphia: W.B. Saunders, 1958
616.075 MAJ p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Damayanti
"Latar belakang : Pruritus kronis adalah sensasi tidak menyenangkan yang mencetuskan keinginan untuk menggaruk, berlangsung enam minggu atau lebih. Pruritus sering dihubungkan dengan sejumlah kelainan sistemik. Salah satu kelainan sistemik tersering yang disertai pruritus kronis adalah kelainan hati hepatobilier kolestasis. Patofisiologi terjadinya pruritus kolestasis dihubungkan dengan peningkatan akumulasi mediator pruritogenik salah satunya yaitu asam empedu serum total (AEST) di darah perifer begitu juga di jaringan lunak termasuk kulit, yang secara normal diekskresikan ke empedu. Masih sedikit yang mengetahui kemungkinan peran peningkatan kadar AEST dengan kejadian pruritus.
Tujuan : mengetahui perbedaan rerata kadar AEST pada pasien geriatri tanpa dermatosis primer yang mengalami pruritus kronis dan tanpa pruritus kronis
Metode : penelitian ini merupakan penelitian potong lintang, dengan subyek penelitian sejumlah 80 orang, terdiri atas perempuan dan laki-laki usia ≥ 60 tahun. Subyek penelitian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pruritus terdiri atas 40 pasien pruritus kronis, dan kelompok kontrol yang terdiri atas 40 pasien tanpa pruritus kronis. Kadar AEST dinilai menggunakan metode enzimatik kolorimetri, kemudian dianalisis perbedaan kadar AEST antar kedua kelompok.
Hasil: kadar AEST pada kelompok pruritus didapatkan median 4,5 μmol/L, dengan nilai minimum-maksimum yaitu 3-51 μmol/L. Kadar AEST pada kelompok non-pruritus didapatkan median empat μmol/L, dengan nilai minimum-maksimum 3-22 μmol/L, perbedaan ini tidak bermakna (p = 0,095).
Kesimpulan: Kadar AEST pada kelompok pruritus lebih tinggi dibandingkan kelompok non-pruritus, namun tidak bermakna secara statistik.

Background : Chronic pruritus is defined as an unpleasant sensation of the skin leading to the desire to scratch, which lasting six weeks or more. Pruritus is associated with numerous systemic disorders, and it is a common symptom of any cholestatic hepatobiliary disease. Its pathophysiology is attributed to progressive accumulation of pruritogenic mediators such as bile acid in the peripheral blood as well as in soft tissues including the skin, which are normally excreted into the bile. Little is known about the potential contribution of elevated total serum bile acids (TSBA) levels to pruritus.
Objective : to differentiate TSBA levels in geriatrics patients with chronic pruritus and without chronic pruritus.
Methods : this is a cross-sectional study comprising 80 patients men and women aged ≥ 60 years old, consist of 40 patients in chronic pruritic group, and 40 patients in non-pruritic group. The serum levels of bile acid were measured by enzymatic colorimetric methods, and the level TSBA were analyzed from the two groups.
Results : TSBA levels were detected higher in chronic pruritic group patients (median 4,5 μmol/L, minimum-maximum range 3-51 μmol/L), than in the non-pruritic group (median 4 μmol/L, range 3-22 μmol/L), the difference was insignificant (p = 0,095).
Conclusions : the serum bile acid levels are elevated in chronic pruritic patients but statistically insignificant.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Veny Kartika Yantie
"Latar Belakang: Saat ini masih terdapat perdebatan mengenai usia terbaik untuk dilakukan koreksi total pada tetralogi Fallot (TF). Koreksi lebih dini mempunyai keuntungan serta kerugian. Koreksi total TF saat usia yang terlambat dapat mengakibatkan disfungsi ventrikel kanan dan terkadang disfungsi ventrikel kiri. Parameter disfungsi ventrikel yaitu TAPSE, MPI, franksi ejeksi.
Tujuan: Untuk mengevaluasi durasi QRS, TAPSE, dan lama rawat ICU pasien TF yang dilakukan koreksi total ≤ 3 tahun lebih panjang dibandingkan koreksi total pada usia > 3 tahun.
Metode: Studi kohort retrospektif pada subjek pasien anak dan dewasa yang menjalani koreksi total, minimum pemantauan 6 bulan pasca-koreksi total. Analisis data menggunakan Mann Whitney U Test serta uji Chi square.
Hasil: Sebanyak 358 pasien TF telah menjalani koreksi total sejak 1 januari 2007 sampai 31 Juni 2013 dan sebanyak 52 subjek (18 subjek pada usia koreksi < 3 tahun dan 34 subjek dengan usia koreksi > 3 tahun) dengan median rentang lama pemantauan 24,5 dan 30 bulan. Rentang usia pada kelompok koreksi ≤ 3 tahun 1,8 (0,7-3) tahun dan kelompok koreksi > 3 tahun 5,2 (3,1-25,5) tahun. Rerata waktu PJP 79,1 (27,5) menit dibanding 78,8 (28,7) menit dan rerata aortic cross clamp 35,6 (13,2) dibanding 34,7 (19,1) menit tidak bermakna pada kedua kelompok. Penggunaan ventilator dengan median 1 hari, penggunaan chest tube dengan median 3 hari, lama penggunaan inotropik dengan median 2 hari tidak berbeda pada kedua kelompok. Terdapat abnormalistas rerata pengukuran RVMPI dan LVMPI pada kedua kelompok. Sebagian besar terdapat gangguan irama berupa complete RBBB, dan sekitar 50% didapatkan regurgitasi tricuspid. Residual stenosis pulmonal didapatkan pada 3/34 dan residual DSV pada 2/34 subjek pada koreksi > 3 tahun. Median lama rawat ICU [2 (1-9) hari dibanding 1,5 (1-46) hari, p=0,016] serta median durasi QRS [118 (78-140) ms dibanding 136 (80-190) ms, p=0,039] berbeda bermakna pada kedua kelompok, sedangkan tidak terdapat hubungan antara TAPSE dengan usia koreksi dengan RR 0,85; IK 95% 0,26-2,79 p=0,798.
Simpulan: Pasien TF yang dilakukan koreksi total ≤ 3 tahun memiliki durasi QRS lebih pendek, TAPSE yang tidak lebih baik dibandingkan dengan koreksi > 3 tahun, dan waktu rawat ICU lebih panjang.

Background: Timing for correction in patients with tetralogy of Fallot (TF) is controversial. Repair at < 3 years old shows good myocardial performance. Late repair can shows prolonged QRS duration, ventricular dysfunction with parameters myocardial performance index (MPI) and TAPSE, but longer intensive care unit (ICU) stays.
Aims: To evaluate QRS duration, right ventricle function measured by TAPSE, ICU length of stays (LOS) of patients after correction TF which is repaired in age ≤ 3 versus > 3 years old.
Methods: Cohort retrospective study was performed in children and adults who were underwent correction with minimal follow up was 6 months. The TAPSE and QRS duration was evaluated during follow up. We compared using Mann Whitney U test and Chi square test analyses.
Results: Among 358 children recruited, there were 52 subject completed the study, 18 in correction age ≤ 3 years old group and 34 at age > 3 years old group who underwent total correction since January 2007 – June 2013. Age when underwent total correction ranging from 7 months – 25 years old, with follow up data was took at 24-30 months after discharge. There were abnormalities at right ventricle and left ventricle MPI, but weren’t different between groups. There were a significant difference between ICU LOS [2 (1-9) days vs. 1.5 (1-46) days p=0.016] and QRS durations [118 (78-140) ms vs 136 (80-190) ms, p=0.039]. Aged repaired didn’t increase risk of having abnormality TAPSE (RR 0.85; 95% CI 0.26-2.79; p = 0.798).
Conclusion: TF total correction at ≤ 3 years old has shorter QRSdurations at follow up and longer ICU LOS. Correction at > 3 years old didn’t proven as a risk to have abnormality TAPSE.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jones, Dorothy A.
New York: McGraw-Hill, 1984
616.075 4 JON h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Saltman, Deborah
Sydney : W.B. Saunders , 1987
616.075 SAL c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>