Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 797 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hewitt, Paul G.
San Francisco: Pearson - Addison Wesley, 2008
500.2 HEW c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Saltman, Deborah
Sydney : W.B. Saunders , 1987
616.075 SAL c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
St. Louis: Elsevier , 2006
616.075 4 MOS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bates, Barbara
Philadelphia: J. B. Lippincott Company, 1987
616.075 4 BAT e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dutton, Mark
Abstrak :
Presents an introduction to the art, science, and practice of physical therapy. This book provides a foundation upon which to build a career in the challenging yet rewarding field of physical therapy. It provides the conceptual framework necessary to understand every aspect of physical therapy and eventually perform physical therapy intervention.
New York: McGraw-Hill Education, 2014
615.82 DUT i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Setyaningrum
Abstrak :
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan program pemerintah sebagai salah satu upaya mengurangi faktor risiko penyakit tidak menular yang makin meningkat. Program ini dilakukan dengan upaya peningkatan perilaku hidup sehat, diantaranya peningkatan aktivitas fisik. Peningkatan aktivitas fisik diharapkan dapat mempengaruhi keseimbangan energi dan diharapkan dapat mengurangi faktor risiko kardiometabolik. Aktivitas fisik yang dilakukan sesuai kaidah kesehatan akan memberikan adaptasi metabolik, neuromuskuler dan kardiorespirasi yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani. Kebugaran yang baik merupakan faktor protektif terhadap risiko kardiometabolik dan penyakit tidak menular. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran aktivitas fisik, kebugaran, dan faktor risiko kardiometabolik dan hubungan antara aktivitas fisik dengan kebugaran jasmani dan faktor risiko kardiometabolik di instansi pemerintah pada era GERMAS. Metode: Penelitian potong lintang dengan menggunakan data primer. Aktivitas fisik dinilai dengan PAL Physical Activity Level, waktu sedentary. Penilaian kebugaran jasmani meliputi komposisi tubuh, kelenturan, kekuatan otot dan daya tahan jantung paru. Faktor risiko kardiometabolik meliputi: tekanan darah, kadar kolesterol total, kadar gula darah sewaktu, dan HbA1C. Subjek penelitian adalah ASN di instansi X sebanyak 89 orang. Hasil: Diperoleh data 23,6% subjek dengan tingkat aktivitas fisik ringan, rerata waktu sedentary 10,5 jam dan 95,5% subjek memiliki waktu sedentary ≥ 7 jam. 56,2% subjek obesitas, 87,6% fleksibilitas baik, 58,2% kekuatan otot kurang, serta 68,5% subjek memiliki daya tahan jantung paru kategori baik dan cukup. Prevalensi hipertensi 20,2%, hiperkolesterolemia 37,1%, pre diabetes 6,7% dan diabetes mellitus 1,1%. Didapati hubungan antara aktivitas fisik dengan IMT dan faktor risiko kardiometabolik. Kesimpulan Terdapat kecenderungan subjek dengan faktor risiko kardiometabolik, berat badan berlebih dan obesitas memiliki tingkat aktivitas fisik yang lebih baik.
Community Healthy Life Movemement or Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) is a government program to reduce risk factors of non-communicable diseases. This program is purposed to improve healthy living behaviors, including increased physical activity. The increasing of physical activity is expected to affect balance energy and to reduce cardiometabolic risk factors. Physical activity according to health principles will enhance metabolic, neuromuscular and cardiorespiratory adaptations that can improve physical fitness. Good level of fitness is a protective factor against cardiometabolic risk and non-communicable diseases. The purpose of this study is the description of physical activity, physical fitness, cardiometabolic risk factors and the relationship between physical activity and physical fitness and cardiometabolic risk factors in one of a Ministry in the GERMAS era. Method: Cross-sectional study using primary data. Physical activity was assessed by the PAL Physical Activity Level, sedentary time. The assessment of physical fitness includes body composition, flexibility, muscle strength and cardiorespiratory fitness. Cardiometabolic risk factors include: blood pressure, total cholesterol levels, blood sugar levels, and HbA1C. The subjects of this research were worker in Ministry X approximately 89 people. Results: 23.6% of subjects with mild physical activity, the mean sedentary time about 10.5 hours and 95.5% of subjects had a sedentary time of jam 7 hours. 56.2% of subjects were obese, 87.6% had good flexibility, 58.2% lacked muscle strength, and 68.5% of subjects had good and sufficient pulmonary heart endurance. The prevalence of hypertension is 20.2%, hypercholesterolemia 37.1%, pre-diabetes 6.7% and diabetes mellitus 1.1%. There was an association between physical activity and BMI and cardiometabolic risk factors. Conclusion There is a tendency for subjects with cardiometabolic risk factors, overweight and obesity to have a better level of physical activity
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bentley, John P.
London: Prentice-Hall, 2005
530.8 BEN p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Alfridsyah
Abstrak :
Kesegaran jasmani merupakan salah satu faktor yang menenukkan produktifitas kerja yang dapat diartikan sebagai kemampuan atau kesanggupan seseorang untuk melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya dengan mudah tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya guna keperluan yang mendadak. Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa sebahagian besar tenaga kerja mempunyai tingkat kesegaran jasmani kurang. Pejabat struktural di Dinas Kesehatan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam merupakan sumber daya manusia yang potensial dalam pembangunan dibidang kesehatan. Untuk itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gambaran kesegaran jasmani dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan mengunakan strategi pemodelan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel 66 orang_ Variabel yarig diteliti adalah kesegaran jasmani, indeks massa tubuh (IMT), rasio lingkar pinggang pinggul (RLPP), persen lemak tubuh (PLT), tekanan darah diastolik (TDD), kelompok umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok dan kebiasaan makan yang meliputi kebiasaan makan pagi, makan sayuran, makan berlemak dan kebiasan memakan makanan "trendy". Dalam melakukan strategi pemodelan diiakukan dengan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesegaran jasmani pejabat struktural sebahagian besar (69,7 %) berada pads kategori kurang. Sedangkan keadaan status gizi berdasarkan IMT 51,5 % berada dalam kategori lebih, berdasarkan RLPP 40,9 %berkategori lebih, berdasarkan PLT 87,9 % berada dalam kategori lebih. Sedangkan untuk TDD 27,3 % berada pads kategori tinggi. Gambaran umur rata-rata responden 47 ± 4,78 dan 75 % berjenis kelamin perempuan, 31,9 % dari responden mempunyai kebiasaan merokok. Untuk kebiasaan makan pagi diketahui 11,1, % jarang sarapan pagi, 9,7 % jarang mengkonsumsi sayuran, 15,3 % sering mengkonsumsi makanan trendy dan 55,6 % sering mengkonsumsi makanan berlemak. Berdasarkan uji chi square menunjukkan ada hubungan antara status gizi (EMT, RLPP, PLT ) dengan tingkat kesegaran jasmani. Berdasarkan analisis regresi logistik ganda dengan strategi pemodelan, variabel yang signifikan berhubungan dengan kesegaran jasmani adalah RLPP dan PLT. Sedangkan variabel yang paling berpengaruh terhadap kesegaran jasmani adalah PLT. Adapun risiko yang didapat adalah pejabat struktural yang memiliki RLPP lebih/tinggi mempunyai risiko 5,07 kali untuk mengalami kesegaran jasmani kurang dibandingkan dengan temannya yang mempunyai RLPP normal setelah dikontrol dengan variabel PLT dan pejabat struktural yang memiliki PLT tinggi lebih mempunyai risiko 6,98 kali untuk mengalami kesegaran kurang dibandingkan temannya yang mempunyai PLT normal setelah dikontrol oleh varibel RLPP. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar Dinas Kesehatan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam mengantisipasi kesegaran jasmani kurang dengan mengurangi faktor risiko status gizi (PLT) melalui peningkatan aktifitas fisik dengan menggalakkan program olah raga dan pengaturan makanan yang adekuat serta diadakannya pemeriksaan kesehatan fisik secara berkala agar setiap pegawai dapat memonitoring keadaan kesehatannya. Selain itu diperlukan penelitian lanjutan dengan mengunakan rancangan yang berbeda dan meliputi variabel aktifitas fisik serta mengunakan semua aspek pengukuran kesegaran jasmani, sehingga dapat diketahui dengan pasti hubungan sebab akibat dari kesegaran jasmani. ......Physical fitness is one of the factors that influence one's productivity which can be defined as one's ability or competence to adapt with tasks given to him or her easily without creating excessive fatigue and he or she still has reserve energy that can be used for leisure or unexpected activity. A number of studies reveal that most workers have poor physical fitness. Structural officials in Health Department of Nanggroe Aceh Darussalam Province are potential human resources in health development. For that reason, this study was conducted to obtain a description of physical fitness and factors that influence it by using modeling strategy. The research design used was cross sectional with 66 people as sample. The variables under study included physical fitness, Body Mass Index (BMI), Waist-hip Circumference Ratio (WCR), Body Fat Percentage (BFP), Diastolic Blood Pressure (DBP), age group, sex, smoking habit and eating habit including habits of breakfasting, eating vegetable, eating fatty meals, and eating "trendy" meals. Double logistic regression test was used in employing modeling strategy. Research result shows that level of structural officials' physical fitness was mostly (69.7%) under poor category. While their nutrition status based on BMI was 51.5% under excessive category; based on WCR 40.9% was under excessive category; based on BFP 87.9% was under excessive category. While for DBP, 27.3% was under high category. Average age of respondents 47 ± 4.78 and 75% was female; 31.9% of respondents had smoking habit. The study also discovered that 11.1% rarely took breakfast, 9.7% rarely consumed vegetable, 15.3% often consumed trendy meals and 55.6% often consumed fatty meals. Based on chi square test, there is a correlation between nutrition status (BMI, WCR, BFP) and level of physical fitness. According to double logistic regression analysis by modeling strategy, variables that significantly correlate to physical fitness are WCR and BFP. While variable that is most influencing on physical fitness is BFP. In addition, the study shows that structural officials who has excessive/high WCR tend to risk 5.07 times experiencing poor physical fitness compared to fellow official who have normal WCR after having been controlled by BFP variable, and structural officials who have high/excessive BFP tend to risk 6.98 times experiencing poor physical fitness compared to fellow officials who have normal BFP after having been controlled by WCR variable. Based on the study result, it is recommended that the Health Department of Nanggroe Aceh Darussalam Province anticipate the poor physical fitness by reducing nutrition status risk factor (BFP) through encouraging physical activities by promoting adequate body exercises and meal diet and regularly running general check-up so that each official can monitor his or her health. Moreover, further study needs to be conducted by using different design and encompassing physical activity variable and using all aspects of physical fitness assessment so that the cause-effect relation of physical fitness can be identified more precisely.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T587
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarto
Abstrak :
Kesegaran jasmani merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap produktifitas kerja Hasil penelitian Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi (PKJR) Depdikbud (1993), tenaga kerja di dua perusahaan elektronik dan dua perusahaan tekstil diperoleh angka secara berturut-turut 58,42% dan 58,95% di Jakarta dan Bogor tergolong memiliki tingkat kesegaran jasmani dengan kategori lasrang. Memperhatikan pentingnya peranan kesegaran jasmani terhadap produktifitas, PT. Indomobil Suzuki International (IST) yang memproduksi mesin kendaraan bermotor jenis kendaraan Suzuki ingin mengetahui tingkat kesegaran jasmani tenaga kerja bagian produksi. Untuk itu dilakukan penelitian terhadap tenaga kerja bagian produksi PT. ISI yang bertujuan mengetahui gambaran tingkat kesegaran jasmani dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan strategi pemodelan menggunakan data sekimder di Balai Keseharan Olahraga Masyarakat (BKOM) Depkes RI Rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross-sectional, dengan sampel sejumlah 333 orang. Dalam melakukan strategi pemodelan digunakan uji regresi logistik ganda. Berdasarkan klasifikasi kesegaran jasmani yang digunakan oleh PKJR Depdikbud (1996), sebagian besar (41,4%) tenaga kerja bagian produksi PT. ISI memiliki kesegaran jasmani dengan kategori sedang namun bila kategori tersebut disederhanakan seperti yang digunakan oleh Sulistyowati (2000), sebagian besar (53,8%) tenaga kerja memiliki kesegaran jasmani dengan kategori baik Berdasarkan klasifikasi Persentase Lemak Tubuh (PLT) dan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang digunakan oleh Depkes RI (1996), sebagian besar (40,2%) tenaga kerja memiliki PLT dengan kategori baik dan sebagian besar (76,6%) tenaga kerja memiliki IMT dengan kategori normal. Berdasarkan klasifikasi Tekanan Darah Diastolik (TDD) yang digunakan oleh Americans hnstitures of Medicine (1988), sebagian baser (45,0%) tenaga kerja memiliki TDD dengan kategori normal. Berdasarkan klasifikasi umur yang digunakan oleh PKJR Depdikbud (1995), sebagian besar (45,9%) tenaga kerja termasuk dalam golongan umur 40-49 tahun. Berdasarkan uji Pearson chi-Square pada derajat kepercayaan 95%, secara statistik menunjukkan hubungann yang bermakna antara kategori PLT dengan kesegaran jasmani (p = 0,000), kategon IMT dengan kesegaran jasmani (p = 0,001), kategori TTD dengan kesegaran jasmani (p = 0,000), dan tidak ada hubungan yang bermakna antara golongan umur dengan kesegaran jasmani (p= 0,486). Berdasarkan analisis regresi logistik ganda dengan strategi pemodelan, faktor-faktor yang berhubungan dengan kesegaran jasmani adalah kategori PLT, kategori IMT, kategori TDD, dan golongan umur. Tenaga kerja yang memiliki PLT dengan kategori lebih dan gemuk (PLT > 17%) mempunyai risiko 12,22 kali untuk memiliki kesegaran jasmani dengan kategori kurang bila dibandingkan dengan teman mereka yang mempunyai PLT baik sekali (PLT 5-10%); mereka yang memiliki IMT dengan kategori kurus (IMT<18,5) mempunyai risiko 6,42 kali untuk memiliki kesegaran jasmani dengan kategori kurang bila dibandingkan dengan teman mereka yang memiliki IMT dengan kategori normal (IMT 18,5-25,0); mereka yang memiliki TDD dengan kategori tinggi mempunyai risiko 3,41 kali untuk memiliki kesegaran jasmani dengan kategori kurang bila dibandingkan dengan teman mereka yang memiliki TDD dengan kategori normal; dan mereka yang berumur 50-59 tahun mempunyai risiko 1,45 kali untuk memiliki kesegaran dengan kategori kurang bila dibandingkan dengan teman mereka yang berumur 20-29 tahun, namun risiko umur tersebut secara statistik tidak bermakna. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan agar PT. LSI mengantisipasi kesegaran jasmani tenaga kerja dengan mega aktifitas fisik tenaga kerja melalui penggalakan program olahraga dan pengaturan menu makanan yang adekuat. ......It is stated that physical fitness is one of the factors which influence productivity. Research result from Center of Physical Fitness and Recreation (CPFR), Departmont of Education and Culture (DEC) (1993), found that 58.42% of workers at two electronic companies and 58.95% of workers at two textile companies have low physical fitness. PT. ISI, the company that produces Suzuki machine, understand that physical fitness have influence to productivity. Therefore, the company wants to find out the physical fitness of company woken, especially those who works at the deparhnent of production. For this reason, study about physical fitness among workers at the department is conducted. The objective of the study is to know the degree of physical fitness and it influence factors by using modeling strategy. Data for this study was using secondary data from the IPHS. The design of the study is cross-sectional with 333 samples, and using multiple logistic regression test in its modeling strategy. The study found that, based on physical fitness clasification which used by CPFR, Departement of Education and Culture (DEC) (1996), most of workers at PT. ISI (41.4%) have physical fitness in mild category, but if the category is simplified as used by Sulistyowati (2000), most of workers (53.8%) have physical fitness in good category. Based on Proportion of Body Fat (PBF) which clasified by The Departement of Health of RI (DCHRI) (1994), most of workers (40.2%) have PBF in good category. Based on Body Mass Index (BMI) clasification used by DOHRI (1996), most of workers (76.6%) have BMI in normal category. Based on Diastolic Blood Pressure (DBP) clasification used by Americans Institutes of Medicine (AIM) (1988), most of workers (45.0%) have DBP in normal category. Based on age clasification used by CPFR Departement of Education and Culture (1996), most of workers (45.9%) have age in 40-49 years category. Based on chi-Square Pearson test with 95% CI, there are a significant relations between PBF and physical fitness (p.1.000), BMI and physical fitness (p=0.001), DBP and physical fitness (p~,000). However, there is no significant relations between age and physical fitness (p.486). Result from multiple logistic regression analysis with modeling strategy, found that physical fitness is influenced by PBF, BMI, DBP and age. Workers with PBF in overweight and obese category (PBF >17%) face a greater risk 12.22 times to have low physical fitness compared to those with PBF in very good category (PBF=5-10%). While those who have BMI in thin category (BMI<18.5) have risk 6.42 times to have low physical fitness, compared to those workers who have normal category (BMI 18.5-25.0). Those who have high diastolic blood pressure face a risk 3.41 times to have low physical fitness, compared to workers with normal diastolic blood pressure; and workers with age 50-59 years old have risk 1.45 times to have low physical fitness than workers with age 20-29 years old. However, based on statistic this age relationship is not significant Regarding to the result of the study, it is suggested that PT. ISI should make an action to anticipate the physical fitness of the workers in increasing their physical activities through sport and adequate nutrition program.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Ervin S.
Abstrak :
Pada tahun 1989/1990 Departemen Kesehatan Republik Indonesia melaksanakan survai tingkat kesegaran jasmani kelompok usia kerja di lingkungan pegawai negeri dan swasta. Hasil survai menyimpulkan bahwa tingkat kesegaran jasmani kelompok usia kerja di lingkungan pegawai negeri dan swasta adalah kurang. Penelitian yang dilaksanakan merupakan studi cross sectional untuk mengetahui gambaran tingkat kesegaran jasmani karyawan-karyawati Puskesmas Kecamatan Palmerah dengan melakukan pengukuran daya tahan kardiovaskuler menggunakan ergocycle serta mengetahui hubungannya dengan karakteristik karyawan-karyawati tersebut. Hasil penelitian menunjukkan 72.3 % karyawan-karyawati Puskesmas Kecamatan Palmerah memiliki tingkat kesegaran jasmani kurang dan faktor-faktor yang berhubungan terhadap tingkat kesegaran jasmani karyawan karyawati tersebut yaitu usia (p = 0.0043) dan aktifitas olahraga (p = 0.0004). Untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan kesegaran jasmani karyawan karyawati Puskesmas Kecamatan Palmerah dengan cara meningkatkan daya tahan kardiovaskuler melalui latihan olahraga yang teratur dan terencana. ......Figure of Physical Fitness Level among Employees of Public Health Centre of Palmerah, West Jakarta 2001In 1989/1990 Department of Health Republic of Indonesia has implemented a physical fitness level survey among the working age group of the civil servant and private employees. The survey shows that physical fitness level of the working age group of the civil servant and private employees are low. This study is a cross sectional study to know physical fitness level among the employees of Public Health Centre of Palmerah by measuring cardiovascular resistance using ergo cycle and knowing the relationship according employee characteristics. The study shows that 72.3 % employees of Public Health Centre of Palmerah have low physical fitness level and the factors related with the employees physical fitness level are age (p = 0.0043) and exercise activities (p = 0.0004). Therefore, efforts to increase physical fitness level of the employees of Public Health Centre of Palmerah are needed by increasing cardiovascular resistance through regular and planned exercise.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T9345
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>