Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Abstrak :
ABSTRAK
Nanomaterial Bi2O3-WO3 disintesis menggunakan ekstrak daun yodium Jatropha multifida yang mengandung alkaloid sebagai sumber basa dan saponin sebagai surfaktan alami. Nanopartikel hasil sintesis dikarakterisasi dengan X-ray diffraction XRD , Fourier transform infrared FTIR , PSA, Spektrofotometer UV-Visible UV-Vis , Scanning electron microscope SEM , dan Transmission electron microscopy TEM . Karakterisasi dengan XRD menunjukkan bahwa Bi2O3 memiliki struktur kristal monoklinik, WO3 memiliki struktur kristal triklinik, dan nanomaterial Bi2O3-WO3 memiliki struktur tetragonal. Berdasarkan hasil karakterisasi TEM, nanomaterial Bi2O3-WO3 memiliki ukuran 45,58 nm dengan energi band gap sebesar 2,86 eV. Aplikasi aktivitas fotokatalitik malachite green diamati pada daerah sinar tampak. Persentase degradasi malachite green dengan nanopartikel Bi2O3, WO3, dan nanomaterial Bi2O3-WO3 masing-masing adalah 9,24 ; 30,59 ; dan 94,79 selama 2 jam waktu penyinaran.

---

ABSTRACT
Synthesis nanomaterials Bi2O3 WO3 was succesfully performed using yodium leaf extract Jatropha multifida with alkaloid for a base source and saponin as biosurfactant. The synthesized nanoparticles and nanomaterials were characterized with X ray diffraction XRD , Fourier transform infrared FTIR , PSA, Spectrophotometry UV Visible UV Vis , Scanning electron microscope SEM , and Transmission electron microscopy TEM . Characterization with XRD shows that nanoparticles Bi2O3 have a monoclinic cyrstal structure, WO3 have a triclinic cyrstal structure, and nanomaterials Bi2O3 WO3 have a tetragonal cyrstal structure. Based on TEM characterization, size of nanomaterials Bi2O3 WO3 is 45.58 nm with band gap energy of 2.86 eV. Activity photocatalytic of application malachite green were observed using visible light radiation. Percentage of degradation malachite green with nanoparticles Bi2O3, WO3, Bi2O3 WO3 nanomaterials were 9.24 30.59 and 94.79 for 2 hours.

Abstrak :
Cerium Orthovanadate (CeVO4) sebagai fotokatalitik yang aktif pada daerah sinar tampak berhasil disintesis secara hidrotermal green synthesis menggunakan ekstrak daun kasingsat (Senna occidentalis (L.) Link). Tanaman kasingsat (Senna occidentalis (L.) Link), merupakan tanaman perdu yang memiliki kandungan metabolit sekunder yang berperan sebagai sumber basa lemah dan capping agent dalam pembentukan nanopartikel. Berdasarkan uji fitokimia secara kualitatif dan karakterisasi FT-IR ekstrak daun kasingsat jalur 1, ekstraksi menggunakan air (EDK 1) dan jalur 2 ekstraksi menggunakan metanol (EDK 2) mengandung alkaloid, flavonoid dan polifenol. Nanopartikel CeO2 dan V2O5 disintesis secara hidrotermal green synthesis sebagai material pembanding menggunakan (EDK 1 dan EDK 2). Hasil karakterisasi nanopartikel CeO2, V2O5, CeVO4 dengan XRD menunjukkan kristalinitas tinggi dengan puncak difraksi 2Ɵ telah sesuai dengan database JCPDS pada masing-masing material. Karakterisasi menggunakan UV-Vis DRS menunjukan nilai energi celah pita dibawah 3 eV. Karakterisasi menggunakan FESEM EDS pada CeVO4-H-1 dan CeVO4-H-2 memiliki morfologi yang tidak seragam dan beragregasi, serta karakterisasi TEM menunjukkan diameter rata-rata ukuran partikel CeVO4-H-2 sebesar 79,20 + 12,65 nm. Hasil fotodegradasi nanopartikel CeVO4-H-2 terhadap degradasi zat warna malasit hijau di bawah sinar tampak selama 120 menit menunjukkan hasil yang lebih baik sebesar 95,62% dibandingkan dengan nanopartikel CeVO4-H-1 78,80%. Laju reaksi fotodegradasi mengikuti kinetika pseudo orde dua pada CeVO4-H-2 dengan nilai konstanta laju 27,83 x 103 M-1 min-1 ......Cerium Orthovanadate (CeVO4) as a visible light driven photocatalytic was successfully synthesized by green synthesis using kasingsat leave extract (Senna occidentalis (L.) Link). Senna occidentalis (L.) Link), is shrubs that contains secondary metabolites (alkaloids, flavonoids and polyphenols). The secondary metabolites in kasingsat leave extract (EDK) has a role as sources of a weak base and capping agent in synthesis of nanoparticles. Phytochemical qualitative analysis of first pathway extraction with water (EDK 1) and second pathway extraction with metanol (EDK 2) indicated that the component of the secondary metabolite compounds consisted of alkaloids, flavonoids and polyphenols. CeO2 and V2O5 nanoparticles were synthesized as comparison material using kasingsat leaf extract (EDK 1 and EDK 2). Characterization of CeO2, V2O5 and CeVO4 with XRD showed high crystallinity with a diffraction peak of 2Ɵ in accordance with the JCPDS database on each material. Characterization using UV-Vis DRS showed band gap energy values below 3 eV. Morphology of the synthesized CeVO4 was examined by FESEM technique at several magnification agglomerated particles of CeVO4-H-1 and CeVO4-H-2. The investigation of particle size CeVO4-H-2 using TEM revealed the average diameter of 79,20 + 12,65 nm. The photocatalytic activity of the nanomaterials was investigated for the degradation of malachite green (MG) under 120 min of visible-light irradiation. CeVO4-H-2 nanoparticle show the best photodegradation activity with 95,62% compared with CeVO4-H-1 (78,80%). MG photodegradation reaction follows the kinetics of pseudo-second order with the rate constant of 27,83 x 103 M-1 min-1 for CeVO4-H-2.

Abstrak :
Zat warna Azo merupakan zat warna yang b nyak digunakan dalam industri tekstil. Zat warna Azo dapat larut dalam air, resisten terhadap degradasi ~ aerob se"hinooa pertggunaan metode konvensional seperti metode biodegradasi, koagulasi dan absorbsi dengan karbon aktif menjadi tidak efektif dalam mendegradasi zat warna Azo. r Pada penelitian ini dilakukan pengurangan kadar warna dari zat warna azo dengan menggunakan metode fotokatalitik suspensi UV I Ti02 untuk mengetahui keefektifan metode tersebut, sehingga diharapkar. dapat menjadi metode alternatif dalam-proses-de·gradasi -zat warna Azo. Metode ini didasarkan ... pada proses degradasi molekul zat warna oleh radikal hidroksil yang dihasilkan dari radiasi sinar UV pada larutan suspensi )"i02. Pada penelitian didapatkan kondisi optimum untuk degradasi zat warna azo sebagai beril

Abstrak :
Potensi CuBi2O4 sebagai fotokatoda telah banyak dikembangkan sebagai salah satu material yang menjanjikan dalam bidang fotoelektrokimia, salah satunya pada aplikasi pemecahan air dan fotoreduksi CO2. Pada penelitian ini, telah dilakukan sintesis CuBi2O4 dengan variasi campuran pelarut (air:etanol, air:etilena glikol, air:gliserol), rasio pelarut (3:7, 7:3, 1:1), serta suhu reaksi (40o, 50o, 70o, 80o). Pengaruh dari masing-masing variabel sintesis ditentukan terhadap CuBi2O4 yang dihasilkan. Karakteristik CuBi2O4 yang dihasilkan dianalisis menggunakan difraksi sinar–x (XRD), scanning electron microscope (SEM), analisis Bruenauer-Emmet-Teller (BET), spektrospkopi reflektansi difui (DRS) UV-Vis, dan spektroskopi fotoluminesensi. Kemudian, dilakukan pula pengukuran fotoelektrokimia dari material yang dihasilkan pada tiap variasi sintesis menggunakan teknik chopped linear sweep voltammetry. Pengukuran tersebut dilakukan, untuk menentukan kondisi optimum sintesis dalam memperoleh material yang diinginkan. ......The potential of CuBi2O4 as a photocathode has been widely developed as one of the promising material in the field of photoelectrochemistry such as for water splitting and CO2 photoreduction applications. In this study, the synthesis of CuBi2O4 has been carried out with variation of solvent misture (water:ethanol, water:ethylene glycol, water:glycerol), solvent ratio (3:7, 7:3, 1:1), and reaction temperature (40oC, 50oC, 70oC, 80oC). The effect of each synthesis variable was determined on the CuBi2O4 produced. The characteristics of CuBi2O4 were analyzed using x-ray diffraction (XRD), scanning electron microscope (SEM), Brunauer-Emmet-Teller’s analysis (BET), difuse reflectance spectroscopy (DRS) UV-Vis, and photoluminescence (PL) spectroscopy. Then, photoelectrochemical measurment of the material produced in each synthesis variation were carried out using the chopped linear sweep voltammetry technique. The purpose is to determine the optimum condition of synthesis in obtaining the desired material.

Abstrak :
Nanohybrid iron oxide titanium dioxide copper oxide dengan tiga variasi molar 1 1 1 1 3 1 dan 1 5 1 telah disintesis menggunakan metode sol gel Pengukuran X Ray Diffraction XRD Field Emission Scanning Electron Microscopy FESEM Energy Dispersive X rays EDX UV Vis Spectroscopy dan Vibrating Sample Magnetometer VSM digunakan untuk menentukan sifat struktur morfologi nilai energy gap optik dan sifat magnetik dari sampel nanohybrid Pengujian aktivitas fotokatalitik sampel nanohybrid dilakukan dengan mengamati degradasi warna methylene blue MB dibawah pemaparan cahaya ultraviolet dan tampak Hasil menunjukkan keberadaan copper oxide seiring dengan peningkatan rasio molar titanium dioxide mempengaruhi aktivitas fotokatalitik nanohybrid Nanohybrid dengan rasio molar 1 5 1 menunjukkan aktivitas fotokatalitik yang paling baik untuk pemaparan dengan cahaya ultraviolet sedangkan untuk pemaparan dengan cahaya tampak didapatkan dengan rasio molar 1 1 1 Selain itu fotokatalis nanohybird dapat dipisahkan setelah proses reaksi menggunakan magnet eksternal Penambahan scavenger menunjukkan hole memiliki peranan penting dalam proses degradasi methylene blue ......Iron oxide titanium dioxide copper oxide nanohybrids with three different molar ratios 1 1 1 1 3 1 and 1 5 1 were successfully prepared by sol gel method X Ray Diffraction XRD Field Emission Scanning Electron Microscopy FESEM Energy Dispersive X rays EDX UV ndash Vis spectroscopy and Vibrating Sample Magnetometer VSM techniques were employed to determine the structure morphology optical gap energy and magnetic properties of the as prepared samples Photocatalytic examination of the nanohybrids was carried out using aqueous solution of methylene blue MB under ultraviolet and visible light irradiation The results demonstrate that the increase molar ratio of titanium dioxide and the addition of copper oxide to iron oxide titanium dioxide cooper oxide has remarkable influence on the photocatalytic activity The nanohybrids with 1 5 1 molar ratio has superior activity in degradation of MB under ultraviolet light while under visible light the maximum degradation is reached by sample with molar ratio 1 1 1 Furthermore the photocatalysts can be separated from the reaction system simply by applying an external magnetic Active species on photocatalytic activity were investigated by measuring the photocatalytic degradation in the presence of scavenger The results suggested that holes play the most important role in degradation of methylene blue.