Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ester Yeni Wijayanti
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan dari peningkatan perilaku proaktif dengan intensi turnover pada Management Trainee MT di PT ldquo;X rdquo;, untuk menentukan intervensi apa yang dapat dilakukan untuk membantu menurunkan intensi turnover. Pengukuran awal dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perilaku proaktif dengan intensi turnover pada MT. Hasil dari 15 orang MT ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku proaktif dengan intensi turnover pada MT di PT ldquo;X rdquo; dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.038 dan nilai signifikansi 0.005 p

ABSTRACT
This research was conducted to measure the correlation of proactive behavior with turnover intention in order to determine what intervention can be done to help reducing turnover intention on Managment Trainee at PT ldquo X rdquo . First, the data revealed that there was a significant negative correlation between proactive behavior and turnover intention with a correlation coefficient of 0.038 and a significant value of 0.005 p "
2017
T47555
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Amalia Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi engagement pada media sosial organisasi sektor publik serta perbandingannya antar jenis platform. Faktor-faktor yang diteliti mencakup tipe konten, penerapan prinsip komunikasi dialogis, format konten, dan karakteristik teknis konten, sementara platform yang diteliti adalah Facebook, Twitter, Instagram, TikTok, dan YouTube. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis isi eksplanatif terhadap konten media sosial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat periode 1 Juli 2022-30 Juni 2023 dengan sampel sebanyak 381 konten. Temuan penelitian ini menujukkan bahwa dari 20 variabel yang diuji, variabel yang memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap engagement media sosial adalah konten relasional, memuat informasi profil/identitas organisasi, memuat teks, memuat gambar/foto, memuat video/GIF, jumlah karakter teks/caption, dan jam unggah 07:00-14:59. Adapun untuk engagement, bentuk yang terbanyak dijumpai adalah like, diikuti dengan share, dan terakhir adalah comment. Penelitian ini juga menunjukkan adanya perbedaan antarplatform, baik dalam hal tingkat dan bentuk engagement maupun faktor-faktor yang mempengaruhinya. Bila memperhitungkan jumlah follower pada masing-masing platform, engagement tertinggi ada pada platform Tiktok, sementara engagement terendah ada pada platform Twitter. 

This research sets to determine the factors that influence engagement on public sectors organizations’ social media channels as well as to compare engagement across platform types. The factors studied include content type, application of dialogic communication principles, content format, and technical characteristics of content, while the platforms studied are Facebook, Twitter, Instagram, TikTok, and YouTube. The research employs a quantitative approach through explanatory content analysis on social media posts of the Ministry of Public Works and Public Housing posted since July 1, 2022 until June 30, 2023 with a sample of 381 posts. The findings of this research show that of the 20 variables tested, variables that have significant positive influence on social media engagement are relational content, text format, image format, video/GIF format, number of characters in text/caption, and posting hours 07:00-14:59. The form of social media engagement most commonly found is likes, followed by shares, and finally comments. This research also shows that there are differences among the five social media platforms in terms of the level and form of engagement, as well as its influencing factors. By taking into account the number of followers on each platform, the highest engagement rate is found on Tiktok, while the lowest engagement rate is found on Twitter."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benedictus Bina Naratama
"Setiap peserta tutur yang terlibat di dalam percakapan diharapkan untuk senantiasa menjaga kelancaran dari proses komunikasi dengan menggunakan strategi kesantunan untuk menghindari terjadinya suatu konflik. Penggunaan dari strategi kesantunan ini sangat penting bagi wanita, mengingat posisi subordinat wanita di masyarakat yang mengharuskan mereka untuk berperilaku santun, khususnya ketika melakukan percakapan. Oleh karena itu, dalam penelitian skripsi ini, penulis menjelaskan karakteristik dari wicara wanita yang tercermin di dalam tuturan strategi kesantunan yang diucapkan oleh tokoh Anne dan Mary dalam film The Other Boleyn Girl. Dengan menggunakan metode kualitatif, skripsi ini menganalisis pemilihan tuturan dalam beberapa dialog dua tokoh protagonis, Anne dan Mary. Teori tindak pengancam muka dari Brown & Levinson (1987) digunakan untuk menguraikan strategi kesantunan yang diterapkan oleh Anne dan Mary di dalam tuturannya, dan konsep karakteristik wicara wanita dari Lakoff (1975) dan Coates (1993) digunakan untuk menganalisis karakteristik wicara wanita yang tercermin di dalam tuturan strategi kesantunan tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan gender antara pria dan wanita yang tampak di dalam film The Other Boleyn Girl tidak serta merta mempengaruhi penerapan dari strategi kesantunan oleh tokoh Anne dan Mary, namun dapat mempengaruhi penggunaan kata, frasa, maupun kalimat di dalam tuturan strategi kesantunan tersebut.

Every participant in a conversation is expected to maintain the continuity of the communication process by using politeness strategy in order to avoid a conflict. The use of politeness strategy is very important for women, considering their subordinate position in the society, which constrain them to behave politely particularly when having a conversation. Therefore, in this research paper, the writer explains the characteristic of women’s speech in Anne and Mary's politeness strategy utterances in the movie The Other Boleyn Girl. By using a qualitative method, this paper analyzes on utterances’ selection in some conversations of the two main characters, Anne and Mary. The writer uses the Face Threatening Act theory from Brown & Levinson (1987) to explicate Anne and Mary's politeness strategies, and the concept of women's speech characteristic from Lakoff (1975) and Coates (1993) to analyze the characteristics of women's speech in their politeness strategy utterances. The result of this research shows that the gender differences between men and women in The Other Boleyn Girl does not necessarily affects the use of politeness strategy by Anne and Mary. However, it may influence the use of words, phrases, or sentences in those politeness strategy utterances.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S54730
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Asmara Permana
"ABSTRAK
Gated community merupakan salah satu fenomena global mengenai pemukiman di daerah perkotaan dan sekitarnya. Namun perumahan gated community hanya dihuni oleh masyarakat kelas menengah ke atas sehingga semakin mencerminkan kesenjangan sosial. Penelitian ini bertujuan menjelaskan bagaimana distingsi masyarakat kelas menengah dalam gated community dengan tinggal di dalamnya. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Hasil temuan menunjukkan bahwa masyarakat kelas menengah melakukan distingsi di dalam gated community untuk menekankan posisi sosial mereka. Penghuni memiliki habitus sebagai pekerja yang sibuk dari pagi sampai malam sehingga harus meninggalkan keluarganya di rumah. Penghuni juga memiliki modal untuk digunakan dalam arena sosial yaitu modal budaya dengan memiliki pendidikan tinggi, modal ekonomi dengan memiliki pekerjaan dan kepemilikan unit rumah, modal sosial sebagai anggota dalam ikatan perumahan, dan modal simbolik dengan identitas mereka sebagai penghuni gated community. Penghuni melakukan distingsi dalam arena sosial dengan habitus dan modal yang mereka miliki untuk menegaskan posisi kelas sosial mereka sebagai kelas menengah.

ABSTRACT
Gated community is one of global phenomenon about housing in urban area and its surrounding area. But gated community is only inhabited by upper middle class that increasingly reflect social inequalities. This study aims to explain how the distinction of middle class by living in it. The research approach in this study is qualitative approach.
The findings show that middle class do their distinction in gated community to emphasize their social position. Occupants have their habitus as busy worker that work from morning till night so had to leave their family at home. Occupants also have capitals to be used in social arena including cultural capital as highly educated person, economic capital as a worker and home ownership, social capital as a member of housing group, and symbolic capital as a resident of gated community. Occupants do their distinction in social arena with their habitus and capital to assert their class as middle social class.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S61746
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinov Fajar Anugerah
"Tulisan ini akan membahas mengenai praktik di balik proses pembentukan citra presiden di Instagram. Skripsi ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan selama kurang lebih tiga bulan, serta dibekali pengalaman mengikuti juru foto pribadi Jokowi saat pemilihan presiden tahun 2019 dengan melakukan wawancara dan observasi sebagai metode pengumpulan data. Penelitian ini menjelaskan rangkaian praktik yang terjadi di balik pembentukan citra Jokowi di Instagram. Kehadiran Jokowi di Instagram merupakan bentuk adaptasi dari perkembangan teknologi komunikasi. Akun Instagram resmi Jokowi dikelola oleh Tim Komunikasi Digital Presiden. Pengelolaan tersebut melibatkan beberapa pihak sehingga muncul rangkaian praktik yang mendukung terbentuknya citra Jokowi di Instagram. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pertimbangan-pertimbangan signifikan terhadap pembentukan citra presiden di Instagram. Lebih dari itu, pertimbangan tersebut menjadi hal yang mendasari tersampaikan atau tidaknya pesan yang dibentuk.

This paper will discuss the practices behind the process of forming a presidential image on Instagram. This thesis is based on research conducted for approximately three months, as well as the experience of following Jokowi's personal photographer during the 2019 presidential election by conducting interviews and observations as data collection methods. This research explain the series of practices that have occurred behind the formation of Jokowi's image on Instagram. Jokowi's presence on Instagram is an adaptation of the communication technology development. Jokowi's official Instagram account is managed by the President's Digital Communications Team. This management involved several parties so that a series of practices emerged supported the formation of Jokowi's image on Instagram. The results of this study indicate that there are significant considerations for shaping the image of the president on Instagram. More than that, these considerations become the basis for whether the message is formed or not."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"
Aimed at a broad philosophical community, including epistemologists, political philosophers, and philosophers of history, this title contributes to the interdisciplinary debate about conspiracy theories."
Burlington: Ashage, 2006
364.1 CON
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wisdom, J.O.
Sydney: Avebury, 1987
300.1 WIS p I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nur Jannah
"ABSTRAK
Gaya hidup adalah perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma yang berlaku. Gaya hidup di sini merupakan perilaku individu-individu dalam mengkonsumsi barang atau waktu luang. Perilaku dan gaya hidup yang sama menjadikan individu tersebut tergabung dalam sebuah komunitas dan melakukan ekspresi dan interaksi dengan komunitasnya. Ruang publik jalan menjadi salah satu tempat kegiatan komunitas berlangsung. Dengan latar belakang gaya hidup tertentu, komunitas memiliki ekspresi dalam menggunakan ruang atau ekspresi spasial yang berbeda satu sama lain. Ekspresi tersebut dilakukan di ruang jalan karena ruang publik lainnya
disinyalir tidak dapat menampung kebutuhan komunitas tersebut. Maka bentuk ekspresi penggunaan ruang atau ekspresi spasial dari sebuah kelompok hidup menjadi kualitas ruang jalan yang memenuhi kebutuhan komunitas untuk berekspresi dan berinteraksi.

ABSTRACT
Lifestyle is a blend of self-expression needs and expectations of the group against a person in the act based on the prevailing norms. Lifestyle here is the behavior of individuals in consuming goods and leisure. Same behaviors and lifestyles make a person involved in a community and do the expression and interaction with the community.
Street public space becomes one of community activities take place.
Against the backdrop of a certain lifestyle, the community has an expression in use of space or spatial expression which differ from each other. Expression was performed in street space because other public spaces was allegedly unable to accommodate the needs of the community. Then the form of expression the use of space or spatial expression of a group of life become quality street spaces that
meets the needs of the community to express and interact."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1772
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Putra Wardana
"Budaya organisasi sebagai seperangkat asumsi dasar mendefinisikan apa yang harus diperhatikan, bagaimana bereaksi secara emosional terhadap apa yang sedang terjadi, dan tindakan apa yang harus diambil dalam berbagai macam situasi. Kepemimpinan dalam budaya organisasi menawarkan mekanisme untuk mempengaruhi perilaku anggota organisasi dalam mencapai tujuan bersama melalui nilai dan norma yang berkembang dalam suatu organisasi. Makalah ilmiah ini akan merefleksikan pengalaman magang penulis sebagai People Engagement dalam membangun hubungan keterlibatan emosional dan profesional karyawan melalui Program Engagement di Pintek. Hasil akhir dari penulisan ini menyimpulkan bahwa peran penulis sebagai seorang People Engagement dalam mengelola Program Engagement di Pintek dipengaruhi kuat oleh karisma dan perilaku sehari-hari CEO dan Head of HR Pintek selaku pimpinan dan atasan People Engagement. CEO dan Head of HR Pintek memiliki pengaruh kuat dalam mengembangkan nilai Pintek yang diturunkan dan diungkapkan ke dalam Program Engagement sebagai tahap awal untuk merancang budaya organisasi di Pintek.

Organizational culture as a set of basic assumptions defines what to pay attention to, how to react emotionally to what is happening, and what actions to take in various situations. Leadership in organizational culture offers a mechanism to influence the behavior of organizational members in achieving common goals through values ​​and norms that develop within an organization. This scientific paper will reflect on the author's internship experience as People Engagement in building emotional and professional engagement relationships with employees through the Engagement Program at Pintek. The final result of this paper concludes that the author's role as a People Engagement person in managing the Engagement Program at Pintek is strongly influenced by the charisma and behaviour of the CEO and Head of HR Pintek as the leader and supervisor of People Engagement. Pintek's CEO and Head of HR have a strong influence in developing Pintek's values ​​which are revealed and expressed in the Engagement Program as the initial stage for designing organizational culture at Pintek."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>