Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Onong Uchjana Effendy
"Buku ini berisi tentang perkembangan komunikasi dari sebuah fenomena ke ilmu, membahas tentang tatanan ilmu komunikasi, filsafat komunikasi, strategi komunikasi, pers dan jurnalistik. dibahas pula mengenai media komunikasi; radio, televisi dan film teatrikal"
Bandung: Citra Aditya Bakti , 2000
302.2 ONO i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mardety
"Skripsi ini membicarakan salah satu tema penting dalam filsafat Karl Jaspers, yaitu Komunikasi. Karl Jaspers adalah seorang filsuf Jerman yang muncul pada abad kedua puluh. Dia dikategorikan sebagai tokoh penting dalam Eksistensialisme. Sebagai Eksistensialisme, Jaspers membahas manusia dan menguak dimensi sosial manusia, yaitu hubungan antar manusia (intersubjektivitas) yang merupakan salah satu tema dalam Eksistensialisme. Komunikasi yang diperkenalkan Jaspers dikategorikan sebagai hubungan antar manusia (intersubjektivitas), namun dalam konsep Komunikasi ini Jaspers membedah kehidupan kejiwaan manusia, dan dia menampilkan inti terdalam dari manusia yang disebutnya dengan Existenz. Menurut Jaspers, ada dua cara ada manusia. Pertama Dasein adalah ada manusia secara empiris. Kedua, Existenz adalah ada manusia yang tidak empiris, dan merupakan kehidupan batiniah manusia. Existenz bersifat unik, otentik dan tidak objektif. Existenz menampakkan diri dalam Komunikasi. Existenz menurut Jaspers adalah eksistensi manusia yang berkaitan erat dengan komunikasi. Malahan bagi Jaspers eksistensi manusia adalah eksistensi dalam komunikasi. Bagi Jaspers Komunikasi penting dalam rangka manusia menjadi dirinya. Existenz adalah ada manusia yang sebenarnya. Menurut Jaspers, komunikasi yang sebenarnya adalah komunikasi eksis tensial. Komunikasi Dasein tidaklah menyentuh inner space dari manusia, sehingga komunikasi berlangsung tanpa sadar diri dan komunikasi ini tidak melahirkan kreativitas apa-apa. Sedangkan Komunikasi eksistensial, adalah komunikasi yang menyentuh kehidupan batiniah manusia, sehingga dalam komunikasi ini manusia akan menjadi dirinya sendiri dan dapat menangkap diri orang lain. Menurut Jaspers, menjadi diri sendiri sangat penting, karena dengan menjadi diri sendiri orang dapat melahirkan kreativitas yang memperkaya ada dunia dan memperkaya kehidupan manusia. Disamping itu, menangkap diri orang lain juga penting dalam kerangka hidup bersama. Bagi Jaspers, dunia ini adalah milik bersama. Manusia hidup bersama di atasnya. Dalam hidup bersama ada hubungan antar manusia. Kata Jaspers dalam hubungan antar manusia ada koeksistensi, aku ada karena orang lain ada. Aku sadar diri karena orang lain sadar akan dirinya pula. Aku menjadi diri sendiri karena orang lain menjadi dirinya pula. Pemikiran Jaspers tentang Komunikasi menonjolkan suatu gagasan moral, dimana dinyatakan bahwa suatu pedoman moral yang kokoh sangat penting dalam melangsungkan hidup bersama. Aksentuasi Jaspers pada otentisitas masing-masing individu menampilkan suatu gagasan moral bahwa dalam hidup bersama perlu ada saling pengertian, dan harus saling menerima diri masing-masing. Usaha untuk mengatur orang lain , sehingga ia menjadi orang lain menurutku akan menyebabkan komunikasi hancur. Hasilnya adalah perselisihan dan perpisahan."
Depok: Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Kania Aleyda Mansoer
"Jaringan internet selain mempercepat era informasi juga telah merevolusi kemampuan manusia dan juga mesin. Seiring perkembangan teknologi danmaraknya otomasasi, kecerdasan buatan (AI) mengusung ancaman signifikan terhadap diseminasi informasidi media digitaldan internet. Teknologi AI yang kian realistis dan sulit untuk terdeteksi menambah keprihatinan public terhadap potensi penyalahgunaan. Dengan itu, penelitian ini beragumen bahwa era pasca-kebenaran telah diakselerasi dengan munculnya kecerdasan buatan dan algoritmaprediksi yang berkemampuan untuh mengubahrealita dan persepsi. Teknologi hiper-realistis tersebut dapat membawa niatan jahat seperti memaksa dan mengintimidasi suatu individu atau organisasi, menyebarkan informasi palsu, sabotase, dan sebagainya;mengakibatkan runtuhnya keaslian dan kebenaran. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi implikasi sosial, politik dan budaya dari manipulasi yang dihasilkan AI yang tersebar di media sosial dan internet.
The birth of the internet had accelerated the information age and revolutionized the capabilities of both man and machine. Digital media and the internet are now the facilitators of information. However, with rapid development towards automation, technology had now posed a significant threat to communication as artificial intelligence are now the perpetrators of the diffusion of misinformation. As the technology is increasingly realistic and undetectable, concerns are rising over its misuse. This paper argues that the world is heading towards a post-truth era with the emergence of artificial intelligence and predictive algorithm altering reality as we know it. Such hyper-realistic technology can host malicious intentions such as to coerce and intimidate an individual or organization, spread misinformation, sabotage, etc; resulting in the demise of authenticity and truth. This paper aims to explore the social and political implications of AI generated manipulations spread across social media and the internet. 

"
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library