Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Donny Gahral Adian
Depok: Koekoesan, 2010
142 DON p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Brouwer, Martinus Antonius Wesselinus, 1923-
Jakarta: Gramedia, 1984
150.192 BRO p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Misiak, Henryk
Bandung: Refika Aditama, 2005
142.7 MIS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dimitry Ratulangie Ichwan
Abstrak :
Penerjemahan home secara fenomenologi cenderung berkonotasi romantik, di mana home menjadi sumber keamanan, kenyamanan, dan keselamatan. Kesimpulan mengenai home ini bermasalah, mengingat bila ketiga aspek tersebut sudah tidak ada di tempat yang kita nobatkan sebagai sumber privasi maksimal, home akan menghilang. Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode interpretasi peleburan cakrawala ini melihat bagaimana home dapat dicermati melalui pemahaman fenomenologi dan naturalisme, sebuah pendekatan baru yang mempertimbangkan hukum alam dalam penghayatan manusia terhadap ruangwaktu tertentu. Melalui pendekatan ini, home terbentuk melalui hubungan positif antara seorang subjek dengan sebuah tempat di ruangwaktu tertentu. Memori dan pengalaman subjek terhadap tempat memperboleh gelembung home yang selalu dibawa oleh manusia melebur dengan gelembung yang ada di lingkungan. Semakin banyaknya peleburan gelembung yang terjadi, subjek akan memiliki akses ke waktu yang lebih variatif. Dengan itu, melalui perspektif fenomeno-naturalis ini, home dilihat sebagai sebuah gelembung yang bersifat dinamis, transformatif, serta memiliki kemampuan untuk merumahkan keberadaan fisik maupun metafisik. ......A phenomenological interpretation of home is usually done in a romantic manner, in which home is thought to be a source of safety, comfort, and security. This conclusion of home is problematic, considering that if all of these components do not exist in a certain place, home will dissipate. This research, which was conducted by using fusion of horizon method, aims to see if the concept of home can be understood through a new approach which weighs in natural law in human perception towards a certain spacetime. Through this method, home is formed via positive connection between a subject with a certain place in a certain space time. The memories and experience of a subject towards a place allows their home bubble that is always carried by them to merge with the bubbles present in the environment. The more frequent this merger happens, the subject will have access to more time. Hence, through this phenomeno-naturalistic perspective, home is defined as a bubble that is dynamic, transformative, and has the ability to house physical and metaphysical entities.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siska Andira Iskandar
Abstrak :
Penelitian ini tentang gambaran pengalaman dan makna pengalaman pada seorang wanita infertil yang mengalami menopause dini dengan menggunakan metode fenomenologis. Partisipan adalah seorang wanita berusia 48 tahun yang mengalami menopause pada usia 38 dan tidak memiliki anak. Proses pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara mendalam tidak terstruktur. Proses analisis data dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah Giorgi (1985). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat 10 tema pengalaman yaitu antara lain pengabaian, kesadaran, tekanan sosial, usaha, reaksi emosional, pendekatan agama, pasrah. Terdapat lima makna pengalaman, dan yang terpenting adalah pengalaman itu memberikan kesadaran tentang ketidaksempurnaan sebagai individu.
This study focuses on the description of experience and meaning of an infertile woman with early menopause by using phenomenology method. The participant is a 48 years old woman who experienced menopause in age of 38 and has no children. The data collection is acquired by using un-structured deep interview method. The data is analyzed by using the step of Giorgi (1985). This study results 10 themes of experience such as: ignorance, awareness, social pressure, efforts, emotional reaction, religious approach, acceptance. From 10 themes of experience derived 5 meanings of experience where awareness of the imperfection as an individual has become the most important.
2008
S3329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastassia J.K.
Abstrak :
Penelitian ini berfokus pada pengalaman dua pasang partisipan yang telah menikah selama lebih dari 50 tahun. Aspek yang ingin dilihat dari penelitian ini adalah tema-tema pengalaman yang muncul sekaligus pemaknaan subyektif pasangan tersebut terhadap kehidupan perkawinannya yang sudah lebih dari 50 tahun. Mengingat fenomena yang akan dibahas adalah hal yang kompleks dan membutuhkan pemahaman yang komprehensif maka penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan kualitatif fenomenologis. Proses pengambilan data akan dilakukan akan melalui wawancara metode non-directive dan proses analisis data wawancara akan dilakukan melalui metode fenomenologis milik Giorgi & Giorgi (dalam Camics, Rhodes & Lucy,1989).Wawancara sendiri dilakukan pada dua pasang suami istri yang memenuhi syarat penelitian. Dari analisis terhadap hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa: 1) ada 7 tema pengalaman yang mengemuka dari struktur pengalaman masing-masing pasangan partisipan; 2) ada 5 tema yang sama di antara kedua pasang partisipan, 2 tema yang berbeda pada pasangan pertama dan 2 tema yang berbeda pada pasangan kedua; 3) kedua pasang partisipan memiliki pemaknaan yang sama terhadap pengalaman perkawinannya sekalipun berbeda aspek yang terkandung didalamnya dan intensitasnya. ......The focus of this study is the experience of two couples that marriage more than 50 years. This study wants to examine the main themes of their experience and the subjective meanings of the experience to them. This experience is a complex phenomenon and needs a comprehensive understanding, therefore it is conducted with a phenomenological qualitative approach. The information is acquired from a non-directive interview and the method of interpretation is based on Giorgi & Giorgi (dalam Camics, Rhodes & Lucy, 1989) phenomenological interpretation method. The interview is conducted to two couples who fulfill these study requirements. The following are the research results: 1) there are 7 exact themes that came up from each couple participant's experience; 2) there are 5 same themes, then 2 different themes from first couples and 2 different themes from second couple; 3) the two couples participants give same subjective meanings to their past experience, even though different in what kind of life aspects and their intensity.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
306.81 ANA p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Moinat, Frédéric
Abstrak :
Ce volume propose une étude articulée de Husserl et de Merleau-Ponty qui prend comme perspective la dimension épistémologique de leur philosophie relativement à la biologie. Chacun à sa manière, ils se sont penchés sur le statut ambigu de la biologie et sur l’épineuse question du naturalisme, à savoir : dans quelle mesure les êtres vivants peuvent-ils être appréhendés comme des ensembles de processus physiques et chimiques ? La confrontation de leurs deux contributions à la question offre un éclairage qui a conservé toute sa pertinence, alors que le développement de la biologie moléculaire et des neurosciences contemporaines a amené un retour du paradigme naturaliste en biologie. L’étude débouche sur une mise en perspective avec la théorie biologique de l’autopoïèse élaborée par F. Varela et H. Maturana. L’enjeu final est de proposer une théorie de la biologie qui respecte son irréductibilité tout en tenant compte du rôle de plus en plus important que les approches physico-chimiques jouent dans notre compréhension des êtres vivants.
Dordrecht: [, Springer], 2012
e20410626
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Manen, Max Van
Abstrak :
Max van Manen offers an extensive exploration of phenomenological traditions and methods for the human sciences. It is his first comprehensive statement of phenomenological thought and research in over a decade. Phenomenology of practice refers to the meaning and practice of phenomenology in professional contexts such as psychology, education, and health care, as well as to the practice of phenomenological methods in contexts of everyday living. Van Manen presents a detailed description of key phenomenological ideas as they have evolved over the past century; he then thoughtfully works through the methodological issues of phenomenological reflection, empirical methods, and writing that a phenomenology of practice offers to the researcher. Van Manen’s comprehensive work will be of great interest to all concerned with the interrelationship between being and acting in human sciences research and in everyday life.
New York: Routledge, 2016
e20529278
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Ashoka
Abstrak :
Dengan judul Pandangan Manusia berarti penekanannya adalah masalah manusia dari sekian banyak pemikiran Frankl yang disebut logoterapi. Oleh Frankl logoterapi diartikan sebagai logos yaitu makna dalam dimensi noetis (spiritual) dan terapi. Logoterapi Frankl ini keseluruhannya didasari oleh konsepnya tentang manusia. Pandangan Frankl dalam psikologi ataupun psikiatri digolongkan ke dalam kelompok psikologi humanistik ataupun psikiatri eksistensial,yang menempatkan keberadaan manusia sebagai titik sentral. Pemikiran tentang logoterapi dilatarbelakangi oleh kehidupan Frankl sendiri sebagai tawanan di kamp konsentrasi Nazi, Auschwitz; dan dipopulerkan dengan beberapa bukunya yang terkenal di dunia antara lain 'The Doctor and The Soul, dan Man's Search for Meaning. Frankl memberikan dasar filosofis dari logoterapi dalam bentuk tiga rangkaian dasar filosofis sebagai prinsip-prinsip logoterapi yaitu, kebebasan kehendak, kehendak akan makna, dan makna hidup. Kebebasan kehendak merupakan suatu yang sudah inheren dalam diri manusia, kebebasan tak dapat hilang dalam situasi apapun, karena itu kebebasan tidak perlu dicari lagi di luar diri seseorang. Kebebasan pada manusia diandaikan dengan adanya tanggung-jawab(freedom to), bukan semata-mata sebagai suatu pelarian atau eskapisme dari sesuatu(freedom from). Dengan adanya kebebasan maka manusia memungkinkan untuk memilih dan memutuskan sesuatu yang bermakna untuk dirinya yang unik. Oni berarti memungkinkan seseorang memperoleh kehendak akan makna, yang merupakan suatu motivasi fundamental untuk memperoleh hidup yang bermakna. Bila motivasi fundamental ini tidak dimiliki, seseorang akan menghadapi berbagai frustasi seperti frustasi eksistensial, kehampaan eksistensial, dan neurosis noogenik. Seseorang dapat frustasi karena tidak mengerti akan eksistensinya, seseorang akan mengalami kehampaan dalam eksistensisnya berupa kebosanan ataupun apatisme, seseorang akan menghadapi konflik nilai atau makna dalam kehidupannya (neurosis noogenik). Dalam prinsip yang ketiga yaitu makna hidup. Kehidupan seseorang adalah sesuatu yang konkrit dan unik. Hal ini dapat terlihat dalam perwujudannya dalam beberapa nilai, seperti nilai kreatif, nilai pengalaman, nilai atitudinal. masing-masing berhubungan dengan pekerjaan, pengalaman atau penghayatan, dan sikap seseorang terhadap penderitaannya. Berkaitan dengan pandangannya tentang manusia, Frankl juga berbicara tentang teknik-teknik psikoterapi dalam pengertian logoterapi. la mengajukan beberapa teknik seperti paradoxical intention, de-reflection, dan medical ministry. Masing-masing menyangkut pada kemampuan manusia untuk mengambil jarak(self-detachment), mengatasi dirinya(self-transcendence), dan mempertahankan hidupnya yang bermakna. Dalam psikoterapi sebelum Frankl semua teknik ini belum pernah ada. Akhirnya, Frankl bebicara mengenai pandangannya tentang manusia yaitu manusia yang utuh, totalitas. Manusia merupakan totalitas dari dimensi fisik, psikis, dan spiritual, secara singkat disebut sebagai somato-psiko-noogenik. Untuk melihat secara lebih seksama tentang asumsi manusia menurut Frankl, digunakan sembilan kerangka acuan dasar untuk melihat asumsi dasar hakekat manusia. Sembilan tema itu merupakan polaritas yang berlawanan yaitu, kebebasan versus determinisme, rasionalitas vs irasionalitas, holisme vs elementalisme, konstitusionalisme vs environmentalisme, dapat berubah vs tidak dapat berubah, subyektivitas vs obyektivitas, proaktivitas vs reaktivitas, homeostasis vs heterostasis, dapat diketahui vs tak dapat diketahui. Posisi asumsi Frankl tentang manusia dalam sembilan polaritas di atas dapat disebutkan bahwa kecuali tema konstitusionalisme dan rasionalitas, Frankl menempatkan tema-tema lainnya dalam posisi yang lebih ekstrim.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>