Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afifah Kusuma Vardhani
Abstrak :
Penggunaan bahan alam sebagai produk perawatan kulit sudah dilakukan oleh wanita Indonesia secara turun temurun, seperti penggunaan lulur bagi wanita Jawa dan bedak dingin bagi wanita Kalimantan yang berbahan dasar beras. Bekatul, lapisan terluar dari beras, memiliki potensi yang masih dapat dikembangkan salah satunya sebagai pencerah kulit. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui manfaat ekstrak etanol bekatul beras hitam (Oryza sativa L. indica) sebagai pencerah kulit dalam bentuk sediaan losion. Pada penelitian ini, kadar gamma oryzanol ditentukan menggunakan KCKT (Kromatografi Cepat Kinerja Tinggi). Penetapan total phenolic compound (TPC) atau kadar fenol total dilakukan menggunakan reagen Folin-Ciocalteu dan dibaca serapannya oleh microplate reader pada panjang gelombang 720 nm. Sedangkan uji penghambatan in vitro enzim tirosinase dibaca serapannya oleh microplate reader pada panjang gelombang 490 nm. Ekstrak etanol bekatul beras hitam kemudian diformulasikan dalam losion minyak dalam air untuk dilakukan uji manfaat secara in vivo. Kadar gamma oryzanol dan fenol total pada ekstrak bekatul beras hitam secara berturut-turut yakni sebesar sebesar 118,57 mg/g dan 175,48 mg/g. Ekstrak etanol bekatul beras hitam menghambat enzim tirosinase secara in vitro dengan nilai IC50 sebesar 74,8 µg/ml. Losion berisi ekstrak diaplikasikan pada lengan relawan (n=34), dan pada lengan lain diaplikasikan losion kontrol. Analisis data dilakukan menggunakan aplikasi GraphPad Prism 8.3.0, data diuji menggunakan t-test berpasangan dan didapatkan hasil penurunan secara signifikan pada indeks melanin (p<0,0001) dan indeks eritema (p<0,0001) pada lengan yang dioleskan losion berisi ekstrak bekatul beras hitam. Kesimpulannya, losion mengandung ekstrak bekatul beras hitam lebih efektif dalam mencerahkan kulit dibanding dengan losion kontrol. ......Nature based skincare has been used empirically by Indonesian women. Javanese women apply rice based traditional bodycare called lulur, while Kalimantan women apply rice based face care called bedak dingin. Rice bran, the outer layer of rice grain, has potential to be utilized as skin lightening. The aim of this study is to determine the efficacy of lotion containing black rice bran (Oryza sativa L. indica) extract as skin lightening. In this study, high performance liquid chromatography was performed to measure gamma oryzanol content. Folin-Ciocalteu reagent was added to determine total phenolic content of black rice bran (Oryza sativa L. indica) and measured under microplate reader wavelength 720 nm. In vitro tyrosinase inhibitor was measured under microplate reader wavelength 490 nm and the results was simbolized with IC50. Gamma oryzanol content and total phenolic content in black rice bran (Oryza sativa L. indica) ethanolic extract were 118,57 mg/g and 175,48 mg/g respectively. Ethanolic extract had potential to inhibit tirosinase enzyme in vitro with IC50 of 74,8 µg/ml. Black rice bran (Oryza sativa L. indica) ethanolic extract was formulated into oil in water (o/w) lotion to be tested in vivo. 34 women were applying lotion containing black rice bran extract at one side forearm and base placebo lotion as control at the other side forearm. The results were tested with paired t-test by GrapdPad Prism 8.3.0 application. There was significant decreasing of melanine index and erythema index with both p value <0,0001 in forearm with lotion containing black rice bran ethanolic extract. As the resume, lotion containing black rice bran extract is more effective to be applied as skin brightening than placebo lotion.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Agustin
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa ekstrak metanol 80% daun Cassia fistula L. serta fraksi-fraksinya berpotensi sebagai antitirosinase sehingga dapat menghambat pembentukan melanin. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh sediaan krim yang mengandung fraksi nonpolar, yaitu fraksi n-heksana dari ekstrak etanol 96% daun trengguli, yang mempunyai aktivitas antioksidan dan antitirosinase, stabil dan aman. Metode untuk menguji aktivitas antioksidan adalah metode DPPH, sedangkan untuk pengujian aktivitas antitirosinase dilakukan dengan mengukur penurunan intensitas warna yang menunjukkan penghambatan pembentukan dopakrom dalam reaksi tirosinase-L-DOPA. Parameter adanya aktivitas ditunjukkan oleh persentase inhibisi dan nilai IC50. Uji stabilitas fisik terhadap krim dilakukan selama 12 minggu dan uji keamanan kepada sukarelawan menggunakan metode single application closed patch epicutaneous test under occlusion. Hasil uji aktivitas antioksidan menunjukkan ekstrak etanol 96% daun trengguli dan fraksi n-heksana memiliki nilai IC50 sebesar 70,196 μg/mL dan 141,459 μg/mL secara berurutan. Pengujian aktivitas antitirosinase menunjukkan nilai IC50 ekstrak etanol 96% daun trengguli 393,264 μg/mL dan nilai IC50 fraksi n-heksana 188,239 μg/mL. Konsentrasi fraksi nheksana dalam krim dibuat menjadi 3 macam, yaitu 0,1; 0,5; dan 2,5%. Hasil uji stabilitas terhadap krim selama 12 minggu menunjukkan ketiga konsentrasi krim bersifat stabil. Uji keamanan ketiga konsentrasi krim terhadap sukarelawan tidak menimbulkan reaksi iritasi sehingga aman diaplikasikan ke kulit.
ABSTRACT
Previous study reported that methanol 80% extract of Cassia fistula L. leaves and its fractions have potency as antityrosinase which can inhibit melanin production. This research was conducted to obtain nonpolar fraction (n-hexane fraction)- containing cream from ethanol 96% extract of Cassia fistula L. leaves, which was considered potent as antioxidant and antityrosinase, stable, and safe. DPPH method was used to determine antioxidant activity, while antityrosinase activity assay performed by measuring the decreasing in color intensity which inhibit dopachrome formation resulted in tyrosinase-L-DOPA reaction. Parameter for identifying activity were determined by inhibitory percentage and IC50. Physical stability test was done for 12 weeks and safety test in human used single application closed patch epicutaneous test under occlusion method. The result of antioxidant activity test showed that ethanol 96% extract of Cassia fistula L. leaves and n-hexane fraction had IC50 values 70,196 μg/mL and 141,459 μg/mL, respectively. Antityrosinase test showed that IC50 value of ethanol 96% extract of Cassia fistula L. leaves was 393,264 μg/mL, while IC50 values of n-hexane fraction was 188,239 μg/mL. Fraction of n-hexane was formulated into cream for 3 concentrations, which are 0,1; 0,5; and 2,5%. The stability test of the creams for 12 weeks indicated that creams were stable. The result of safety test of creams showed that creams have no irritation effect so it was safe for topical application in human skin.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T35692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmmat Eko Prasetyo
Abstrak :
Pengujian sistem Quantum Dots Sensitized Solar Cell (QDSSC) untuk mendegradasi Fenol menggunakan CdS nanopartikel sebagai sensitizer dan TiO2/UV sebagai counter electrode dengan penambahan reagen Fenton telah berhasil dilakukan. QDSSC termodifikasi terdiri dari dua zona yang terdiri dari TiO2 nanotubes/CdS nanopartikel sebagai zona sensitasi dan TiO2 nanotubes/Pt sebagai zona katalisis. Pada zona katalis digunakan TiO2 sebagai anoda (counter electrode) untuk menggantikan Pt mesh. TiO2 nanotubes ditumbuhkan diatas plat Titanum dengan metode anodisasi sedang CdS dilekatkan pada TiO2 nanotubes menggunakan metode SILAR (succesive ionic layer adsorption and reaction). Karakterisasi yang digunakan adalah FE-SEM untuk mengetahui morfologi permukaan, XRD untuk mengetahui fasa kristal yang terbentuk, FTIR untuk mengetahui vibrasi ikatan dari molekul dan EDX untuk mengetahui elemen yang terkandung. Uji aktifitas fotoelektrokimia menggunakan kurva LSV dan MPA menunjukkan TiO2 aktif dan sensitif pada daerah UV dan TiO2/CdS dapat pada daerah Visible. Dalam uji performa sel untuk mendegradasi Fenol dilakukan uji kondisi tidak dikenai cahaya dan dikenai cahaya, hasilnya sel tidak aktif pada saat kondisi gelap dan aktif pada saat dikenai cahaya dengan penurunan konsentrasi Fenol sebesar 35,81%. Uji degradasi Fenol dengan penambahan reagen Fenton dengan variasi konsentrasi 0,02 M, 0,05 M dan 0,08 M berhasil dilakukan. Hasil yang didapatkan menunjukkan semakin besar konsentrasi Fenton yang ditambahkan akan menambah degradasi Fenol. ......Performance testing of modified Quantum Dots Sensitized Solar Cell system for Phenol Degradation using CdS semiconductor nanoparticles as sensitizer and TiO2/UV as counter electrode with Fenton Reagent addition have been successfully conducted. Modified QDSSC consists of two zones consisting of TiO2 nanotubes / CdS nanoparticles as sensitization zone and TiO2 / Pt as catalytic zone. The catalytic zone employing TiO2 as anode (counter electrode) to replace Pt mesh. TiO2 nanotubes were grown by the anodizing Titanium plate and the attachment of CdS into TiO2 nanotubes is using SILAR method (succesive ionic layer adsorption and reaction). Characterization used is FE-SEM to determine the surface morphology, XRD to determine the crystalline phases formed, FTIR to determine the vibration bonding of molecules and EDX to determine the components contained. Photoelectrochemical activity test using LSV curves and MPA showed TiO2 active and sensitive in the UV light and TiO2 / CdS active and sensitive at the Visible light. In a test of the performance of the cell to degrade phenol, the test conditions were (i) not exposed to light and (ii) exposed to light. The result were the cells was not active in the dark conditions and active when exposed to light , where can reduce concentration as much as 35,81%. Phenol degradation test with the addition of Fenton reagent with various concentration of 0.02 M, 0.05 M and 0.08 M successfully performed. The results obtained showed the greater concentration of Fenton added would add to the degradation of phenol.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S62452
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lin Hofa Nurul Alifah
Abstrak :
Asam ferulat memiliki aktivitas antioksidan dan anti tirosinase, namun cenderung mengalami perubahan warna, bau dan terdegradasi menjadi isomernya yang menyebabkan penurunan aktivitas biologi. Modifikasi struktur melalui substitusi basa Mannich dapat menjadi salah satu cara untuk memperbaiki sifat fisikokimia dan aktivitas biologinya. Pada penelitian ini dilakukan sintesis asam ferulat dan turunan basa Mannich-nya (3a-d) melalui reaksi kondensasi Knoevenagel antara senyawa aromatik golongan aldehid dan asam malonat. Jenis aromatik aldehid yang digunakan adalah vanilin dan vanilin yang telah tersubstitusi basa Mannich morfolin (2a), 2,6-dimetilmorfolin (2b), dimetilamin (2c), dan dietilamin (2d). Hasilnya diperoleh asam ferulat tanpa modifikasi (1) dan asam ferulat yang telah tersubtitusi basa Mannich (3a-d). Berdasarkan uji aktivitas inhibitor tirosinase dengan menggunakan L-dopa sebagai substrat diperoleh rentang IC50 senyawa 3a-d adalah 312,60-380,75 μM. Aktivitas tersebut lebih rendah daripada asam ferulat (IC50 287,22 ± 1,12 μM) dan asam kojat (IC50 46,34±0,27 μM) yang digunakan sebagai senyawa standar. Pengujian aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH diperoleh rentang IC50 senyawa 3a-d adalah 17,53-26,64 μM. Senyawa 3c (IC50 17,81 ± 0,06 μM) dan 3d (IC50 17,53 ± 0,08 μM) memiliki aktivitas antioksidan lebih unggul daripada asam ferulat (IC50 22,04 ± 0,17 μM), namun masih lebih rendah daripada asam askorbat sebagai senyawa standar (IC50 15,26 ± 0,18 μM). Sehingga, modifikasi struktur melalui substitusi basa Mannich dalam penelitian ini belum mampu meningkatkan aktivitas inhibitor tirosinase senyawa 3a-d, tapi meningkatkan aktivitas antioksidan untuk senyawa 3c dan 3d. ......Ferulic acid has antioxidant and anti-tyrosinase activity, still tends to colour and odor change and degrade to its isomers leading to a decrease in biological activity. Structural modification through Mannich base substitution could be one way to improve its phsycochemical properties and biological activity. In this research, the synthesis of ferulic acid and its Mannich base derivatives (3a-d) was carried out through the Knoevenagel condensation of aromatic aldehydes and malonic acid. The types of aromatic aldehydes used was vanillin and vanillin substituted Mannich bases by morpholine (2a), 2,6-dimetyl morpholine (2b), dimethylamine (2c), and dietylamin (2d). Thus, we obtain ferulic acid without modification (1) and its mannich base derivatives (3a-d). According to the tyrosinase inhibitor evaluation using L-dopa as a substrate, the IC50 of compounds 3a-d was in the range of 312,60-380,75 μM. The activity was lower than ferulic acid (IC50 287,22 ± 1,12 μM) and kojic acid (IC50 46,34 ± 0,27 μM), used as standard compounds. The antioxidant activity using the DPPH method was obtained with IC50 in the range of 17,53-26,64 μM. Compound 3c (IC50 17,81 ± 0,06 μM) and 3d (IC50 17,53 ± 0.08 μM) had better antioxidant activity than ferulic acid (IC50 22.04 ± 0.17 μM). However, it was lower than ascorbic acid as standard compound (15.026 ±0.018 μM). Based on the study, structure modification through Mannich base substitution was not yet able to enhance the activity of the tyrosinase inhibitor of the compounds 3a-d but increased the antioxidant activity for the compounds 3c and 3d.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utari Oemardy
Abstrak :
Tirosinase merupakan enzim monooksigenase yang berperan dalam katalisis dua reaksi tahap pertama pembentukan melanin. Pigmen melanin melindungi kulit dari radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan pada kulit, tetapi produksi melanin yang berlebihan dapat mengakibatkan gangguan kulit seperti melasma dan bintik-bintik hitam pada kulit. Oleh Karena itu, saat ini inhibitor tirosinase banyak digunakan dalam dunia kosmetik dan pengobatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya potensi penghambatan aktivitas tirosinase dan mengidentifikasi golongan senyawa yang terkandung dalam ekstrak dan fraksi teraktif kulit buah markisa. Ekstraksi dilakukan secara berturut-turut menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, dan metanol. Setiap ekstrak diuji penghambatan aktivitas tirosinase menggunakan spektrofotometer yang dilengkapi dengan microplate reader melalui pengukuran serapan L-dopakrom yang terbentuk pada panjang gelombang 490 nm. Ekstrak teraktif yaitu ekstrak n-heksan dipisahkan menggunakan kromatografi kolom dan dilakukan uji penghambatan tirosinase terhadap fraksi gabungan. Golongan senyawa kemudian diidentifikasi pada ekstrak n-heksan dan fraksi dengan persen penghambatan tertinggi yaitu FG 5. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak n-heksan memiliki potensi penghambatan tirosinase tertinggi dengan IC50 85,46 μg/mL dan mengandung senyawa steroid-terpen; FG 5 juga mengandung senyawa steroid-terpen, namun tidak memiliki potensi penghambatan tirosinase.
Tyrosinase is monooxygenase enzyme that plays an important role in two major reactions of melanin production. Melanin pigment protects skin from free radical that may lead skin damage, but an excessive production of melanin may cause skin disorder such as melasma and freckles. Therefore, nowadays many tyrosinase inhibitor are used in cosmetic and medical field. This study was conducted to find out potential inhibition of tyrosinase activity and to identify compound group in extract and the most active fraction of passion fruit rind. Extraction was carried out sequentially using three solvents with increasing polarity; n-hexane, ethyl acetate, and methanol. Each extract was tested using microplate-reader spectrophotometer by measuring L-dopachrome absorbance at 490 nm. The most active extract, n-hexane extract was separated using column chromatography and tyrosinase inhibition assay was performed in the combined fractions. Compound group then was identified in n-hexane extract and fraction with the highest inhibition percentage, FG 5. The result showed that n-hexane extract had the highest inhibition potential with IC50 value of 85,46 μg/mL and contained steroid-terpene; FG 5 also contained steroid-terpene, but it did not have tyrosinase inhibition potential.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55066
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bonita Risky Aprilenia
Abstrak :
Paparan sinar UV yang berlebih dari matahari dapat menyebabkan gangguan pigmentasi pada kulit. Radiasi UV dapat menghasilkan spesies oksigen reaktif (ROS) yang akan memicu proses pembentukan melanin pada kulit dengan mengaktivasi tirosinase. Aktivitas tirosinase dapat dihambat oleh senyawa yang bersifat antioksidan, seperti fenol dan flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimasi metode ekstraksi secara konvensional dan mengetahui penghambatan aktivitas tirosinase batang Litsea oppositifolia Gibbs. Batang Litsea oppositifolia Gibbs diekstraksi dengan metode maserasi dan refluks menggunakan pelarut etanol 70%. Penetapan kadar flavonoid total dilakukan dengan metode kolorimetri AlCl3 dengan kuersetin sebagai standar. Penghambatan aktivitas tirosinase dilakukan dengan L-DOPA sebagai substrat dan asam kojat sebagai kontrol positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen ekstrak yang diperoleh dari metode refluks dan maserasi adalah 5,22% dan 4,64%. Kadar flavonoid total yang diperoleh dari metode maserasi dan refluks sebesar 3,870 mg EK/g ekstrak dan 3,012 mg EK/g ekstrak. Hasil uji penghambatan tirosinase dari ekstrak etanol 70% batang Litsea oppositifolia Gibbs menunjukkan bahwa ekstrak tidak mempunyai penghambatan aktivitas terhadap tirosinase. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa rendemen ekstrak metode refluks lebih tinggi dibandingkan dengan maserasi dan ekstrak etanol 70% batang Litsea oppositifolia Gibbs tidak mempunyai penghambatan aktivitas terhadap tirosinase. ......Excessive exposure to UV rays from the sun can cause skin pigmentation disorders. UV light produces reactive oxygen species (ROS), which will activate tyrosinase to initiate melanin formation in the skin. Tyrosinase activity can be inhibited by antioxidants such as phenols and flavonoids. This study aimed to optimize the conventional extraction method and tyrosinase inhibitory activity of Litsea oppositifolia Gibbs stems. Litsea oppositifolia Gibbs stems were extracted by maceration and reflux methods using 70% ethanol as the solvent. Total flavonoid content was measured using the AlCl3 colorimetric method with quercetin as the standard. Tyrosinase inhibitory activity was determined using L-DOPA as substrate and kojic acid as a positive control. The yields obtained from the reflux and maceration methods were 5,22% and 4,64%, respectively. The total flavonoid content obtained from the maceration and reflux method were 3,870 mg EK/g extract and 3,012 mg EK/g extract, respectively. The ethanol extract of Litsea oppositifolia Gibbs stem showed that the extract did not have tyrosinase inhibitory activity. The results concluded that the yield value of the reflux method was higher compared to the maceration method and the 70% ethanol extract of Litsea oppositifolia Gibbs stems did not have tyrosinase inhibitory activity.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Amalia Syarifa
Abstrak :
Indonesia memiliki keberagaman keong darat yang tinggi, namun pemanfaatannya masih sangat terbatas. Lendir keong darat saat ini sudah digunakan sebagai sediaan kosmesetikal karena adanya dukungan ilmiah yang melaporkan bahwa lendir beberapa spesies keong darat memiliki bioaktivitas yang bermanfaat untuk kesehatan dan kecantikan kulit. Amphidromus palaceus adalah salah satu spesies keong darat native Indonesia yang memiliki tubuh relatif besar sehingga mudah untuk di koleksi lendirnya. Penelitian bioprospeksi lendir A. palaceus sebagai sediaan kosmesetikal belum banyak dilakukan sampai saat ini. Beberapa klaim kosmesetikal yang menarik untuk ditelusuri adalah pencarian agen pemutih dan anti kerut. Inhibisi tirosinase via jalur biosintesis melanin dapat digunakan sebagai klaim agen pemutih, sedangkan inhibisi elastase via jalur degradasi elastin dapat digunakan sebagai klaim anti kerut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa metabolit lendir A. palaceus, serta mengungkap potensinya sebagai inhibitor tirosinase dan elastase melalui penambatan molekuler. Identifikasi senyawa metabolit menggunakan instrumen UPLC-MS/MS, sedangkan penambatan molekuler menggunakan perangkat lunak AutoDock Tools 1.5.7 dan AutoDock 4.2. Penelitian ini berhasil mengidentifikasi 17 senyawa metabolit lendir A. palaceus dengan 10 senyawa dengan status terduga dan 7 senyawa dengan status terkonfirmasi. Analisis penambatan molekuler menunjukkan 6 senyawa kandidat inhibitor tirosinase dan 7 senyawa kandidat inhibitor elastase. Senyawa 4-(1-phenylethyl)-N-[4-(1-phenylethyl) phenyl]aniline merupakan senyawa kunci (lead compound) paling berpotensi menginhibisi tirosinase dan elastase. ......Indonesia has a high diversity of land snails, but their use is still very limited. Land snail mucus is now used as a cosmeceutical preparation because of scientific support which reports that the mucus of several land snail species has bioactivity that is beneficial for skin health and beauty. Amphidromus palaceus is a species of land snail native to Indonesia which has a relatively large body so it is easy to collect its mucus. Research on bioprospecting of A. palaceus mucus as a cosmeceutical preparation has not been carried out to date. Some interesting cosmeceutical claims to explore include the search for whitening and anti-wrinkle agents. Tyrosinase inhibition via the melanin biosynthesis pathway can be used as a whitening agent claim, while elastase inhibition via the elastin degradation pathway can be used as an anti-wrinkle claim. This research aims to identify bioactive compounds in A. palaceus mucus, and reveal their potential as inhibitors of tyrosinase and elastase through molecular docking. Identification of bioactive compounds using UPLC-MS/MS instruments, while molecular docking using AutoDock Tools 1.5.7 and AutoDock 4.2 software. This research succeeded in identifying 17 bioactive compounds in A. palaceus mucus with 10 compounds with suspected status and 7 compounds with confirmed status. Molecular docking analysis showed 6 tyrosinase inhibitor candidate compounds and 7 elastase inhibitor candidate compounds. The compound 4-(1-phenylethyl)-N-[4-(1-phenylethyl) phenyl]aniline is the key compound (lead compound) with the most potential to inhibit tyrosinase and elastase.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meiliana Charissa
Abstrak :
ABSTRAK
Di daerah Kalimantan, wanita suku Dayak merawat kulit dengan bahan alam, salah satunya adalah kulit batang taya (Nauclea subdita). Tujuan penelitian adalah memperoleh ekstrak kulit batang taya dan menguji aktivitas antioksidan, penghambatan tirosinase, membuat sediaan gel yang stabil serta melakukan uji keamanan dan manfaat terhadap kulit. Hasil uji penghambatan tirosinase ekstrak menunjukkan nilai IC50 568.58 μg/mL pada L-tyrosine dan 1374.69 μg/mL pada LDOPA, lebih besar dibandingkan standar asam kojat yang memiliki IC50 15.69 μg/mL dengan L-tyrosine dan 61.38 μg/mL. Hasil uji antioksidan ekstrak memiliki nilai IC50 48.78 μg/mL dibandingkan standar kuersetin 10.12 μg/mL dan dapat dikategorikan sebagai antioksidan yang kuat (<50 μg/mL). Hasil uji sediaan gel yang mengandung ekstrak kulit batang taya selama 12 minggu menunjukkan gel stabil secara fisik. Uji keamanan dan manfaat sediaan gel menunjukkan gel aman digunakan secara topikal dan uji manfaat menunjukkan perubahan peningkatan elastisitas kulit.
ABSTRACT
In Borneo, Dayak women treat the skin with natural ingredients, one of which is taya cortex (Nauclea subdita). The research objective was to obtain taya cortex extract and test the antioxidant activity, inhibition of tyrosinase, create a stable gel formulation as well as to test the safety and efficacy of the skin. The test results showed inhibition of tyrosinase extract IC50 value of 568.58 μg/mL in L-tyrosine and 1374.69 μg/mL in L-DOPA, larger than standard kojic acid which has IC50 15.69 μg/mL with L-tyrosine and 61.38 μg/mL. The test results antioxidant extracts have IC50 value of 48.78 μg/mL compared to standard quercetin 10.12 μg/mL, and can be categorized as a powerful antioxidant (<50 μg/mL). The result of gel formulation containing taya cortex extract for 12 weeks showed physically stable gel. Safety test and efficacy test of gel preparation showed the gel is safe to use topically and shows an increase in skin elasticity changes.
2016
T45941
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selvia Wiliantari
Abstrak :
Markisa manis (Passiflora ligularis Juss) tumbuh di dataran tinggi yang sejuk di Indonesia, salah satunya provinsi Sumatera Barat. Markisa manis memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dan memiliki potensi dalam penghambatan tirosinase dari bagian tanamannya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kadar flavonoid, kadar polifenol, aktivitas antioksidan (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) dan Ferric Reducing Antioxidant Power (FRAP)) dan penghambatan tirosinase dari ekstrak dan fraksi bagian tanaman markisa manis, selanjutnya fraksi bagian ter-aktif diformulasikan dalam sediaan krim masker wajah. Penelitian ini menggunakan empat bagian tanaman markisa manis yaitu daun, batang, biji dan kulit buah. Proses ekstraksi dilakukan dengan pelarut etanol 70% menggunakan metode Ultrasound-Assisted Extraction (UAE). Ekstrak bagian tanaman yang menunjukkan hasil pengujian terbaik selanjutnya dilakukan fraksinasi dengan n-heksan, etil asetat dan akuades. Fraksi bagian tanaman ter-aktif dilakukan pengujian antioksidan dan aktivitas penghambatan tirosinase, kemudian diidentifikasi menggunakan Liquid Chromatograpy Mass Spectroscopy (LC-MS). Fraksi ter-aktif diperoleh dari bagian biji sebagai fraksi etil asetat biji yang diformulasikan dalam sediaan krim masker wajah. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi yang sangat kuat hingga kuat dan memiliki potensi penghambatan tirosinase. Sedangkan krim masker wajah menunjukkan aktivitas antioksidan yang sangat kuat dan potensi penghambatan tirosinase pada F1 dan F2. Stabilitas 12 minggu menunjukkan terjadinya penurunan aktivitas antioksidan, penghambatan tirosinase dan evaluasi fisik sediaan pada F1 dan F2. ......Sweet granadilla (Passiflora ligularis Juss) grows in the cool highlands of Indonesia, one of which is the province of West Sumatera. Sweet granadilla has potent antioxidant activity and potential to inhibit the tyrosinase enzyme from plant parts. The purpose of this study was to analyze the content of flavonoid, polyphenols, antioxidant activity (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) and Ferric Reducing Antioxidant Power (FRAP)) and inhibition of tyrosinase from extracts and fraction of sweet granadilla plant parts, then the most active part fraction were formulated in facial mask cream. This study used four parts of the sweet granadilla. They were leaves, stems, peels and seeds. The extraction process was carried out with 70% ethanol solvent with Ultrasound-Assisted Extraction (UAE) method. Extracts of plant parts that showed the best results then fractionated with n-hexane, ethyl acetate and distilled water. The selected fraction from plant parts was tested for antioxidant activity and inhibition of tyrosinase then identified was done by Liquid Chromatography Mass Spectroscopy (LC-MS). The most active fraction was obtained from the seeds as the ethyl acetate fraction of the seeds. This ethyl acetate fraction was formulated in a face mask cream. The results showed that the antioxidant activity of the extracts and fractions was very strong to strong and had the potential for tyrosinase inhibition. While the face mask cream showed very strong antioxidant activity and tyrosinase inhibition potential in F1 and F2. The 12-week stability showed a decrease in antioxidant activity, tyrosinase inhibition and physical evaluation of the preparation in F1 and F2.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library