Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Idha Cahyani
"ABSTRAK
Instalasi Bedah Pusat (IBP) adalah salah satu unit pelayanan medis penunjang di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangu_nkusumo (RSCM) yang memberikan pelayanan bedah elektif dengan kapasitas 40 kali operasi perhari. Jaminan ketersediaan barang farmasi yang dibutuhkan untuk pelayanan tersebut turut menentukan tingkat kualitas pelayanan IBP.
Penelitian ini bertujuan membandingkan cara perencanaan pengadaan barang farmasi untuk IBP yang berlaku saat ini berdasarkan konsumsi yang lalu dan berdasarkan jumlah / jenis tindakan dengan pemakaian barang farmasi hasil observasi pada periode penelitian.
Metodologi penelitian mencakup telaah data sekunder yaitu data tindakan (dari administrasi & umum IBP), data pemakaian barang farmasi per pasien / per tindakan (dari depo farmasi IBP) serta data perencanaan barang farmasi (dari unit perencana barang farmasi RSCM). Analisis dipusatkan pada 50 item barang farmasi yang menghabiskan 80% dana pengadaan barang farmasi untuk IBP pada periode penelitian, yaitu bulan Juli, Agustus dan September 1995. Dari jumlah tindakan medik dan terapi sebelum periode penelitian, diramalkan jumlah tindakan yang akan dilakukan pada periode penelitian dengan menggunakan cara Regression, Moving Average dan Weighted Moving Average.
Peramalan ini digunakan sebagai dasar perhitungan perencanaan kebutuhan barang farmasi untuk tindakan-tindakan tersebut. Dengan menggunakan patokan harga yang berlaku, maka besaran biaya barang farmasi basil perencanaan kebutuhan dibandingkan dengan besaran biaya aktual pemakaian barang farmasi yang diobservasi pada periode penelitian.
Kesimpulan dari penelitian ini antara lain: hasil peramalan tindakan untuk dasar perencanaan kebutuhan barang farmasi dengan cara Regression, Moving Average serta Weighted Moving Average tidak berbeda; sehingga penelitian ini menentukan cara Moving Average yang digunakan. Perencanaan yang berlaku saat ini adalah berdasarkan pemakaian yang lalu, dengan rata-rata penyimpangan absolut (Mean Absolute Procentage Error) sebesar 9,16%. Perencanaan simulasi tindakan yang diramalkan dengan cara Moving everage ternyata mempunyai rata-rata penyimpangan absolut lebih rendah yaitu 8,72%.
Dengan demikian terlihat bahwa cara perencanaan barang berdasarkan data lampau, maupun perencanaan barang farmasi berdasarkan ramalan tindakan hanya mampu meramalkan 90% dari kebutuhan barang farmasi yang benar-benar dibutuhkan di IBP (observasi).
Peneliti menyarankan agar Staf Medis Fungsional yang melakukan operasi di IBP mulai menyusun standar tindakan terapi yang kelak menjadi dasar standar pemakaian barang farmasi pertindakan medis. Perlu dilakukan penelitian lebih jauh menggunakan periode observasi yang lebih panjang , agar hasilnya lebih baik dan mendekati kebutuhan yang sebenarnya. Jelas sudah dibutuhkan adanya sistem informasi yang baru dan akurat untuk mendukung perencanaan kebutuhan barang farmasi dimasa mendatang.

ABSTRACT
Analysis Of Methods For Predicting Pharmaceutical Supplies Consumption By Central Surgical Rooms Of Cipto Mangunkusumo Hospital JakartaCentral surgical rooms in Cipto Mangunkusumo Hospital are managed under the Instalasi Bedah Pusat (IBP), for an average use of 40 elective operations per day. To support this service, the provision of pharmaceutical supplies must be assured.
The purpose of this study is to compare the current method for predicting pharmaceutical supplies based on previous consumption and type of operation, with another predicting method based on the actual pharmaceutical supplies observed during the study.
Methodology of the study included a review of the secondary data of : type of operation, consumption of the pharmaceutical supplies per patient day, and stock of supply. The analysis was directed at 50 pharmaceutical items which absorted 80% of the allocated budget for IBP during the study period.
Based on the previous number of surgeries performed, three methods of prediction were employed : Regression, Moving Average and Weighted Moving Average .
Since the result showed no significant differences between these methods, the moving average method was selected for predicting the number of surgeries. These predicted total surgeries were employed to estimate costs based on current price-list.
The predicted total costs was then compared to the actual total costs during the study period. The comparative findings indicated that both methods yield about 90% correct predictions of the real pharmaceutical consumptions
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masayu Dinahya Diswanti Putri
"Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif. Pelayanan kefarmasian di puskesmas meliputi dua kegiatan, yaitu pengelolaan sediaan farmasi dan pelayanan farmasi klinik. Pengelolaan sediaan farmasi salah satunya bertujuan untuk menjamin ketersediaan dan keterjangkauan obat yang efisien, efektif, dan rasional, terutama pada 40 item obat esensial puskesmas DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ketersediaan 40 obat esensial di puskesmas wilayah Kecamatan Duren Sawit yang didasarkan pada sasaran strategis Kemenkes RI. Metode penelitian dilakukan dengan menghitung persentase ketersediaan obat esensial di seluruh puskesmas Kecamatan Duren Sawit yang diperoleh dari data LPLPO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan obat esensial mencapai 98%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan 40 obat esensial di seluruh puskesmas wilayah Kecamatan Duren Sawit pada periode Januari–April 2023 sudah sesuai dengan sasaran strategis Kemenkes RI untuk meningkatkan akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan.

Community Health Center (Puskesmas) is a basic health service facility that provides maintenance, health promotion (preventive), disease prevention (preventive), disease treatment (curative), and health rehabilitation services. Pharmaceutical services at Puskesmas include two activities, namely pharmaceutical supply management and clinic pharmacy services. Pharmaceutical supply management aims to ensure the availability and affordability of drugs that are efficient, effective, and rational, especially for the 40 essential drug items in Puskesmas DKI Jakarta. This study aims to evaluate the availability of the 40 essential drugs in Puskesmas in the Duren Sawit District based on the strategic targets of the Ministry of Health of Indonesia. The research method was conducted by calculating the percentage of essential drug availability in all Puskesmas in the Duren Sawit District, obtained from LPLPO data. The research findings indicate that the availability of essential drugs reached 98%. Therefore, it can be concluded that the availability of the 40 essential drugs in all Puskesmas in the Duren Sawit District during the period January-April 2023 is in accordance with the strategic targets of the Ministry of Health of Indonesia to improve access, independence, and the quality of pharmaceuticals and medical devices"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library