Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Triani Dian Anggraini
"Sediaan tabir surya merupakan sediaan yang banyak digunakan untuk melindungi kulit dari radiasi sinar UV. Umumnya, pada formulasi tabir surya hanya digunakan zat aktif dengan satu mekanisme kerja. Kombinasi dua mekanisme kerja yaitu UV absorbent dan UV blocker dapat meningkatkan nilai efektif (SPF) dari sediaan tabir surya. Pada penelitian ini dilakukan formulasi krim tabir surya dengan mengkombinasikan zat aktif yang memiliki dua mekanisme kerja yaitu Butil metoksidibenzoilmetan dan Oktil metoksisinamat sebagai UV absorbent serta titanium dioksida sebagai UV blocker untuk diamati peningkatan nilai SPF dari krim tabir surya. Titanium dioksida diformulasikan dalam krim tabir surya yang masing-masing konsentrasinya 0%, 3%, 5%, dan 7%. Konsenstrasi UV absorbent yaitu Butil metoksidibenzoilmetan dan Oktil metoksisinamat berturutturut 2% dan 5%. Stabilitas fisik dari krim diamati, dan ditentukan nilai SPF dari keempat krim tersebut. Uji kestabilan fisik dilakukan dengan penyimpanan sediaan pada tiga suhu yang berbeda yaitu 4°C, 27°C, dan suhu 40°C. Selain itu juga dilakukan test mekanik dan cycling test. Penentuan nilai SPF dilakukan secara in vitro dengan pemaparan pada sinar matahari kemudian dilakukan pengukuran menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil uji stabilitas fisik dari keempat krim menunjukkan bahwa krim tersebut memiliki kestabilan fisik yang baik, tetapi adanya penambahan asam sitrat dapat menurunkan kestabilan krim tersebut. Nilai SPF dari krim tabir surya pada konsentrasi 0%, 3%, 5%, dan 7% berturut-turut adalah 4,94 ; 8,00 ; 8,84 dan 9,22. Peningkatan nilai SPF dari krim tabir surya ini dengan konsentrasi titanium dioksida 3%, 5%, dan 7% berturutturut adalah 62%, 79% dan 86%. Penambahan titanium dioksida mempengaruhi peningkatan nilai SPF.

Sunscreen is one of cosmetic formulation which has been widely used to protect skin from UV radiation. Usually, sunscreen formulations only contains active substance with one mechanism of action. Combination of two mechanisms, UV absorbent and UV blockers, can increase the effectiveness value (SPF) of sunscreen formulation. In this research, sunscreen is formulated by combining two active substances that have different mechanism of action i.e Butyl methoxydibenzoylmethane and Octyl methoxycinnamate as the UV absorbent and titanium dioxide as the UV blocker in order to observe the increase SPF value of sunscreen. Titanium dioxide is formulated in sunscreen cream with the concentrations are 0%, 3%, 5%, and 7%. The concentration of the UV absorbent Butyl methoxydibenzoylmethane and Octyl methoxycinnamate consecutive 2% and 5%. Those four creams are observed for their physical stability and the SPF value. Physical stability test was conducted through three different temperatures storage, i.e. 4°C, 27-30°C, and 40°C. In addition, mechanical test and cycling test are also conducted. SPF value was determined by in vitro with exposing the four creams to the sunlight, which is then measured by spectrophotometer UV-Vis. Physical stability test showed that the cream has a good physical stability, however additional of citric acid can decrease the stability of the cream. SPF value of sunscreen cream at a concentration of 0%, 3%, 5%, and 7%, respectively, 4.94; 8.00; 8.84 and 9.22. Increment of the SPF value from sunscreen cream with titanium dioxide concentration of 3%, 5%, and 7% respectively 62%, 79% and 86%. The value of SPF is positively impacted by an increase of titanium dioxide concentration.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46234
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Inayatun Ilaahiyah
"[ABSTRAK
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja. Peran apoteker di Puskesmas adalah mengelola
perbekalan farmasi dan pelayanan farmasi klinik. Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar bertujuan agar calon apoteker dapat
memahami peranan, tugas, dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan
kefarmasian, memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku serta wawasan
dan pengalaman nyata untuk melakukan praktek profesi dan pekerjaan
kefarmasian di Puskesmas, melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan
praktek profesi Apoteker di Puskesmas, memiliki gambaran nyata tentang
permasalahan praktek dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas, berkomunikasi
dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di Puskesmas.
Kegiatan yang dilakukan yaitu melakukan pelayanan farmasi klinik, megikuti
Puskesmas Keliling, serta berdiskusi tentang pengelolaan perbekalan farmasi dan
tugas khusus. Puskesmas Kecamatan Sawah Besar perlu menambah sumber daya
manusia yakni apoteker sehingga pekerjaan kefarmasian dapat dilakukan secara
maksimal.ABSTRACT Puskesmas is unit of implementation public health office in regency which
has responsibility to organize health development in a working area. Pharmacist at
Puskesmas has role to manage pharmaceutical supply and clinical pharmacy
service. The purposes of Internship Program in Puskesmas Kecamatan Sawah
Besar are for understanding about the roles, jobs, and responsibilities of
pharmacist candidate in pharmaceutical practice, having knowledge, skills,
attitudes, perception, and real experiences in Puskesmas pharmaceutical practices,
finding strategic ways to develop the role of Puskesmas pharmaceutical and
having a real illustration about problems in pharmaceutical practices,
communicating and interacting with another Puskesmas health workers. The
activities were doing clinical pharmacy services, Puskesmas Keliling, and
discussed about management of pharmacy and special task. Puskesmas
Kecamatan Sawah Besar need to add human resources like pharmacist so that
pharmaceutical practice can be done well., Puskesmas is unit of implementation public health office in regency which
has responsibility to organize health development in a working area. Pharmacist at
Puskesmas has role to manage pharmaceutical supply and clinical pharmacy
service. The purposes of Internship Program in Puskesmas Kecamatan Sawah
Besar are for understanding about the roles, jobs, and responsibilities of
pharmacist candidate in pharmaceutical practice, having knowledge, skills,
attitudes, perception, and real experiences in Puskesmas pharmaceutical practices,
finding strategic ways to develop the role of Puskesmas pharmaceutical and
having a real illustration about problems in pharmaceutical practices,
communicating and interacting with another Puskesmas health workers. The
activities were doing clinical pharmacy services, Puskesmas Keliling, and
discussed about management of pharmacy and special task. Puskesmas
Kecamatan Sawah Besar need to add human resources like pharmacist so that
pharmaceutical practice can be done well.]"
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adhita Ainnur Rahmania
"Apotek, Pemerintahan, dan Industri Farmasi merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan tempat dilaksanakannya praktik kefarmasian oleh Apoteker. Praktik kefarmasian merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kefarmasian meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. Seorang Apoteker harus mampu melaksanakan pekerjaan kefarmasian baik bersifat manajerial hingga praktik pelayanan kefarmasian yang menjamin keselamatan dan kesehatan pasien yang dilayaninya. Untuk mencapai peran tersebut, seorang calon Apoteker perlu memperoleh pengalaman praktis dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasian di Apotek, Pemerintahan, dan Industri Farmasi secara nyata. Oleh karena itu, penulis melakukan kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Kimia Farma no. 202 Depok, Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan, dan PT. Guardian Pharmatama pada periode Januari-April 2019. Praktik kerja ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan praktis dan pengalaman kerja dengan terlibat langsung dalam pekerjaan kefarmasian.

Pharmacy, Government, and the Pharmaceutical Industry is one of the health service facilities where pharmacy practices are carried out by pharmacists. Pharmaceutical practice is a work carried out by pharmaceutical personnel including manufacturing including quality control of pharmaceutical preparations, security, procurement, storage, and distribution or distribution of drugs, drug management, prescription drug services, drug information services, and drug development, drug and drug ingredients traditional. A Pharmacist must be able to carry out pharmaceutical work both managerial to the practice of pharmaceutical services that ensures the safety and health of the patients he serves. To achieve this role, a Pharmacist candidate needs to gain practical experience in carrying out pharmacy work in the Pharmacy, Government and the Pharmaceutical Industry. Therefore, the authors carry out the Pharmacist Professional Work Practices (PKPA) at Kimia Farma Pharmacy no. 202 Depok, South Jakarta Urban Health Service Office, and PT. Guardian Pharmatama in the period January-April 2019. This work practice is expected to provide practical knowledge and work experience by directly involved in pharmaceutical work."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Lestari
"Puskesmas merupakan salah satu unit kesehatan tingkat pertama pada masyarakat yang berfungsi untuk menyelenggarakan fungsipeningkatan kesehatan, pencegahan penyakit (preventif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif), dan penyembuhan penyakit(kuratif). Kegiatan pelayanan kefarmasian pada puskesmas berfungsi untuk mengatur sediaan farmasi dan Bahan Medis HabisPakai (BMHP) yang berhubungan dengan kesehatan dan pelayanan kefarmasian pada masyarakat secara langsung. Salah satuupaya dalam menjaga mutu dan kualitas sediaan farmasi dan BMHP terkait dengan manajemen pengelolaan obat.

Community Health Center is one of the first level health unit in the community which function to carry out the function of improving health, preventing disease (preventive), restoring health (rehabilitative), and curing disease (curative). Pharmaceutical services activities at community health center function to regulate pharmaceutical supplies and Consumable Medical Materials related to health and pharmaceutical services to the community directly. One of the efforts to maintain the quality and quality of pharmaceutical preparations and Consumable Medical Materials is related to drug management."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Departemen Farmasi FMIPA-UI, 2006
615.4 ANA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Erinna Putri Damayanti
"Apoteker bertanggung jawab mengendalikan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP di Rumah Sakit, memastikan kegiatan perbekalan sesuai standar dan menjamin kualitas, efikasi, serta keamanan. Mereka juga berperan penting di Central Operating Theatre (COT) dalam memastikan penggunaan obat dan pasokan medis yang aman dan efektif selama pembedahan. COT di RSUI telah melayani berbagai prosedur bedah sejak 2019, termasuk Ureteroscopy (URS), yang memerlukan obat dan BMHP khusus. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengendalian, unit farmasi menyediakan paket standar sesuai prosedur bedah. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa penggunaan obat dan BMHP terhadap paket standar URS selama periode Juni hingga Agustus 2023 memiliki rata – rata  persentase kesesuaian yang rendah (65,17%). Dari 29 tindakan URS pada pasien,  hanya 3% data penggunaan obat/BMHP oleh pasien yang sesuai dengan paket  standar yang telah ditetapkan oleh depo farmasi Central Operating Theater RSUI.  Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan bahwa sekitar 17% dari penggunaan per-item telah sesuai dengan standar paket tindakan URS yang tersedia. Namun, sebagian besar jenis item menunjukkan penggunaan dengan jumlah di luar paket standar (83%) terutama dalam jumlah penggunaan item obat/BMPH yang umumnya lebih rendah dari jumlah yang terdapat pada paket standar tindakan URS (79%).

Pharmacists are responsible for controlling pharmaceutical preparations, medical devices, and other pharmaceutical products in hospitals, ensuring supply activities are in accordance with standards and guaranteeing quality, efficacy, and safety. They also play an important role in the Central Operating Theater (COT) in ensuring the safe and effective use of drugs and medical supplies during surgery. The COT at RSUI has served various surgical procedures since 2019, including Ureteroscopy (URS), which requires specialized drugs and others pharmaceutical products. To improve control efficiency and effectiveness, the pharmacy unit provides standardized packages according to surgical procedures. The evaluation results showed that the use of drugs and pharmaceutical products against the URS standard package during the period June to August 2023 had a low average percentage of conformity (65.17%). Of the 29 URS actions on patients, only 3% of the data on the use of drugs / others pharmaceutical products by patients were in accordance with the standard package set by the Central Operating Theater pharmacy depot RSUI.  In addition, the results of the analysis also showed that approximately 17% of the per-item use was in accordance with the standard URS action package available. However, most of the items showed usage with amounts outside the standard package (83%), especially in the number of drug/ others pharmaceutical products items that were generally lower than the amount contained in the standard URS action package (79%).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aditya Rahmansyah Putra Pratama
"Laporan ini membahas mengenai pengkajian resep dan pembuatan simulasi konseling yang dilakukan di Apotek Kimia Farma 456 Cinere. Pengkajian resep dan simulasi konseling dilakukan terhadap lima resep obat. Pembahasan ini dilakukan untuk memberikan gambaran pelaksanaan kegiatan pengkajian resep dan konseling di Apotek Kimia Farma 456 Cinere. Metode yang dilakukan dimulai dari pemilihan resep sebanyak 5 (lima) resep dengan penyakit yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, melakukan pengkajian resep yang meliputi pengkajian administratif, farmasetik, dan klinis, serta membuat dialog konseling dari masing- masing resep tersebut sebagai gambaran pelaksanaan konseling di apotek.

This report discusses the review of drug prescriptions and the creation of counseling simulations conducted at the Kimia Farma 456 Cinere Pharmacy. Prescription review and counseling simulation were carried out on five drug prescriptions. This discussion was conducted to provide an overview of the implementation of prescription review and counseling activities at the Kimia Farma 456 Cinere Pharmacy. The method used starts from selecting 5 (five) prescriptions with different diseases from one another, conducting a prescription review which includes administrative, pharmaceutical, and clinical studies, and creating a counseling dialogue for each of these recipes as an illustration of the implementation of counseling at the pharmacy."
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
M. Hibban Arasy
"RSUI (Rumah Sakit Universitas Indonesia) adalah rumah sakit pendidikan kelas B yang terletak di kampus Universitas Indonesia. Dibangun pada tahun 2009 dan beroperasi sejak 2018, RS UI memiliki visi untuk menjadi rumah sakit pendidikan kelas dunia pada tahun 2030. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan penaggung jawab Depo Farmasi Rawat Jalan RSUI, masih ditemukannya obat maupun BMPH yang mengalami dead stock atau tidak ada transaksi selama 3 bulan berturut-turut Depo Farmasi Rawat jalan. Masalah ini berpotensi menurunkan efisien kerja antar depo farmasi yang ada di RSUI karena akan ada beban kerja tambahan dan waktu tunggu apabila harus melakukan order tranfer barang antar depo farmasi. Dead stock obat dan BMHP yang ada di Depo Rawat Jalan seharusnya dapat di distribusikan lebih efisien ke depo farmasi lain yang membutuhkannya melalui gudang farmasi RSUI. Laporan ini akan berfokus terhadap tahapan analisis dan pembaharuan kategori Dead Stock terhadap obat dan BMHP yang digunakan di Rawat Jalan Rumah Sakit Universitas Indonesia pada bulan januari sampai dengan maret 2023.

RSUI (Rumah Sakit Universitas Indonesia) is a class B educational hospital located on the campus of Universitas Indonesia. Established in 2009 and operational since 2018, RSUI has a vision to become a world-class educational hospital by 2030. Based on observations and interviews with the the person on charge of the Outpatient Pharmacy Depot at RSUI, it has been found that there are still drugs and BMPH (Disposable Medical Supplies) experience dead stock, meaning no transactions have occurred for three consecutive months at the Outpatient Pharmacy Depot. This issue has the potential to decrease the efficiency of inter-pharmacy depot operations at RSUI, as it would lead to additional workload and waiting time if orders for inter-pharmacy tranfers are required. The dead stock of medicines and BMPH at the Outpatient Pharmacy Depot should ideally be distributed more efficiently to other pharmacy depots in need through the RSUI pharmacy warehouse. This report will focus on the analysis and updating of the Dead Stock category for drugs and BMPH used in the Outpatient Department of Rumah Sakit Universitas Indonesia from January to March 2023."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>