Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maya Estuning R.
Abstrak :
Efek drag reduction dapat dihasilkan dengan penambahan aditif berupa polymer yang dapat menimbulkan peredaman turbulensi yang disebabkan oleh karakteristik dan gerakan fluida Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan guar gum kedalam crude oil yang dialirkan dalam pipa diameter 8 mm dan pengaruh penambahan konsentrasi guar gum terhadap efek drag reduction. Penambahan polimer dilakukan pada kisaran konsentrasi sampai 10 kali lipat, dan dihasilkan efek drag reduction sampai 2 kali lipat lebih besar. Analisa dilakukan dengan mengamati hubungan antara koeiisien gesek dan bilangan Reynolds untuk menampilkan efek drag reduction. Dari hasil eksperimen, didapat hasil pada penarnbahan polimer 500 ppm, 1000 ppm, 2000 ppm, 3500 ppm, dan 5000 ppm didapatkan efek drag reduction sebesar berturut-turut 93%, 11,1%, 12,3%, 13,6% dan 18,7%. ......Drag reduction phenomena can be obtained using additive polymer that can generate turbulence damping by fluid movement and characteristic. This research was carried out to observe the effect of additive guar gum in crude oil solvent, which flow through 8 mm diametered pipe, and the increments effect of guar gum concentration. The increment concentrations are ranged up to 10 times and drag reduction eject was obtained up to 2 times bigger. This research analysis was done using j?-iction coejicients and Reynolds numbers relation to put forward drag reduction phenomena. The researchs results using P06/MEF additive in 500 ppm, 1000 ppm, 2000 ppm, 3500 ppm and 5000 ppm concentrations were obtained drag reduction phenomena about 9.3%, 11.1 %, 12.3%, 13.6% and 18,7%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37079
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nurul Sandriyani
Abstrak :
ABSTRAK
Kandungan logam dalam minyak mentah berat semakin meningkat. Logam berat yang paling melimpah dan tidak diinginkan keberadaannya dalam minyak berat adalah nikel dan vanadium. Keberadaan logam ini dapat meracuni katalis pada proses catalytic cracking. Persebaran kandungan logam dalam crude oil diketahui dengan mengelompokan fasa asphaltene dan maltenes menggunakan ekstraksi, kemudian dilanjutkan dengan kolom kromatografi. % fraksi fasa asphaltene dan maltenes terhadap minyak bumi ditemukan sebesar 0,947% dan 60,74%. Pemisahan sampel asphaltene menggunakan eluen diklorometan:metanol (7:3) dan pemisahan sampel maltenes menggunakan eluen n-heptan. Penentuan fraksi-fraksi hasil kolom kromatografi maltenes dan asphaltene dilakukan menggunakan lampu UV 254nm. Hasil pemisahan kolom maltenes dan asphaltene dianalisa menggunakan FTIR menunjukkan adanya cincin pirol pada bilangan gelombang 802 cm-1 dan 804 cm-1 yang merupakan kerangka penyusun senyawa porfirin. Uji kualitatif unsur dilakukan dengan menggunakan EDX, unsur yang ada dalam crude oil Duri, residu, maltenes dan asphaltene adalah C, Si, S, V, Fe, Ni, dan Cu. Uji kuantitatif dilakukan dengan ICP-AES, logam nikel ditemukan hanya pada maltenes sebesar 42,6 ppm. Kadar logam vanadium dan besi paling tinggi berada pada asphaltene sebesar 256 ppm dan 160 ppm. Hasil analisa GC-MS asphaltene menunjukkan adanya senyawa 5,10,15,20-tetra(3,4,5-trimetoksifenil)-21H,23H-porfin dengan m/z 976. Porfirin yang berada dalam asphaltene masih berupa porfirin bebas yang tidak terikat dengan logam.
ABSTRACT
The amount of metals in heavy crude oil are increasing. The most abundant and undesireable presence in the heavy oil is nickel and vanadium. The existence of these metals can poison the catalyst in catalytic cracking process. Distribution of metal content in crude oil is known by classifying phase asphaltene and maltene using extraction, then followed by coloumn chromatography. % fraction asphaltene and maltenes on petroleum was found as 0.947% and 60.74%. Asphaltene sample separation using the eluent dichloromethane: methanol (7: 3) and maltenes sample separation using the eluent n-heptane. The result of maltenes and asphaltene column chromatography determined using 254nm UV lamp. The result of column separation maltenes and asphaltene analyzed using FTIR showed a pyrrole ring at wave number 802 cm-1 and 804 cm-1 which is a constituent framework of a porphyrin compound. Qualitative test done using EDX from Duri crude oil, residues, maltenes and asphaltene is C, Si, S, V, Fe, Ni, and Cu. Quantitative test performed by ICP-AES, nickel found only in maltenes of 42,6 ppm. Metal content of vanadium and iron are highest in the asphaltene of 256 ppm and 160 ppm. The results of GC-MS analysis showed the presence of compounds 5,10,15,20-tetra(3,4,5-trimethoxyphenyl)-21H, 23H-porphine with m/z 976 in asphaltene. Porphyrin in asphaltene as known as free porphyrin that not bound to the metal.
2016
S65354
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satriyo Tyas Kumolo
Abstrak :
ABSTRAK
Crude oil terdiri atas beberapa campuran kompleks hidrokarbon dan merupakan hasil proses di alam yang lambat. Salah satu komponen Crude Oil Duri adalah asphaltenes yang larut dalam Toluen. Hasil penelitian didapatkan perbandingan hasil ekstraksi Soxhlet menggunakan silika dan tidak menggunakan silika sebesar 55,15 dan 86,75. Pada penelitian ini menggunakan hasil ekstraksi Soxhlet menggunakan silika. Hasil analisis kualitatif fraksi toluene dan fraksi n-heptan memperlihatkan adanya unsur C, Si, S, Ni, V, Fe dan Al dan pada residu silika gel tidak terdapat logam yang teradsorbsi. Pada spektrum FTIR hasil ekstraksi dengan metanol tidak ditemukan adanya gugus porfirin. Spektrum FTIR hasil pemisahan kromatografi kolom n-heptan, menunjukkan adanya cincin pirol pada daerah fingerprint 800 cm-1 yang merupakan gugus pembentuk porfirin. Hasil spektrum absorbsi UV-Vis pada pemisahan n-heptan menunjukkan spektra porfirin bebas pada panjang gelombang 440 nm dan porfirin yang terikat pada logam 500-700 nm. Hasil analisa LC-MS, diperoleh informasi bahwa pada hasil kolom kromatografi fraksi n-heptan terdapat senyawa C32H36N4Ni yang merupakan senyawa porfirin terikat pada ion nikel. Sehingga, digunakan pendekatan ini dan didapatkan kromtaogram m/z 583 dengan berat molekul 541 adalah senyawa Etioporphyrinato Vanadyl IV dengan rumus molekul C32H36N4VO.
ABSTRACT
Crude oil consists of several mixtures of hydrocarbon complexes and is the result of a slow natural process. One of the components of Crude Oil Duri is the soluble asphaltenes in toluene. The result of this research is the comparison of soxhlet extraction result using silica and not using silica equal to 55,15 and 86,75. In this study using soxhlet extraction using silica. The results of qualitative analysis of toluene fraction and n heptane fraction showed the presence of C, Si, S, Ni, V, Fe and Al and on the silica gel residue no metal was adsorbed. The FTIR spectrum of n heptane column chromatographic separation, indicating the presence of a pyrrole ring on an 800 cm 1 fingerprint region which is a porphyrin forming group. The results of the UV Vis absorption spectra on n heptane separation show free porphyrin spectra at 440 nm wavelength and porphyrins attached to 500 700 nm metal. The result of LC MS analysis shows that in the chromatography column of n heptane fraction there is C32H36N4Ni compound which is a porphyrin compound bonded to nickel ions. Thus, this approach is employed and an m z 583 chromatogram with a molecular weight of 541 is a compound Etioporphyrinato Vanadyl IV with the molecular formula C32H36N4VO.
2017
S70126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beckmann, Heinz
New York: Halsted Press, 1981
665.5 BEC c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fachry Reyvaldo
Abstrak :
Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi sampel minyak mentah dan rembesan minyak dari sepuluh cekungan sedimen yang berada di wilayah Indonesia bagian timur, mencakup Cekungan Banggai, Buton, Timor, Vulcan, Seram, Bintuni, Salawati, Aru, Cendrawasih, dan Papuan. Dalam melakukan karakterisasi digunakan parameter bulk mencakup API Gravity, kandungan sulfur, persen fraksi saturate-aromatic-resin-asphaltene (SARA), dan parameter molecular mencakup parameter biomarker dan isotope profile. Dengan mengacu pada literatur terdahulu dan dari hasil plotting dan interpretasi setiap parameter yang tersedia, sampel minyak mentah dan rembesan minyak dari kesepuluh cekungan dapat dibedakan menjadi lima grup berbeda, yaitu: 1) Kondensat dengan kandungan sulfur rendah, terendapkan pada lingkungan suboxic paralic-shallow marine, mature, berasal dari litologi non-karbonatan. 2) Medium oil, kandungan sulfur rendah, mature, terendapkan pada lingkungan suboxic paralic-shallow marine, berasal dari litologi non-karbonatan. 3) Biodegraded oil, kandungan sulfur tinggi, API rendah, kandungan resin tinggi, berasal dari litologi non-karbonatan. 4) Medium-light normal crudes, berasal dari material organik darat pada litologi non-karbonat, terendapkan pada lingkungan suboxic-oxic di darat-deltaic, dan 5) Medium-light normal crudes, berasal dari material organik didominasi alga dan bakteri, terendapkan pada lingkungan suboxic paralic-anoxic open marine dengan litologi karbonatan, mature. ......Characteristics of crude oils and oil seeps from ten sedimentary basins were analyzed on this study, which include Banggai, Buton, Timor, Vulcan, Sera, Bintuni, Salawati, Aru, Cendrawasih, and Papuan Basin. To do the characterization, the bulk parameter such as API Gravity, sulfur content, SARA fraction percentage, and molecular parameters including biomarkers and isotope profile were used. By referring to previous study on each basin and the interpretation and plotting that have been made, the crudes and seeps were categorized into five different group: 1) Condensate with low sulfur content, deposited on suboxic paralic-shallow marine environment, comes from non-carbonate source rock. 2) Medium oil with low sulfur content, mature, deposited on suboxic paralic-shallow marine environment, having low hopane which indicates originated from non-carbonate source rock. 3) Biodegraded oil with high sulfur content, low API, high resin percentage, indicated to originate from non-carbonate source rock based on low hopane value on some samples that are available. 4) Medium-light crude oil, originated from organic materials coming from oxic terrigenous (land plant) to suboxic deltaic environment, originated from non-carbonate source rock, and 5) medium-light crudes originated from algae and bacteria organic materials, suboxic paralic-anoxic open marine, non-carbonate lithology, mature.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library