Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Primarini
Abstrak :
Berdasarkan Keppres No 18/1988, penyediaan dan pelayanan pelumas termasuk impor pelumas untuk kebutuhan dalam negeri masih dikuasai pemerintah melalui Badan Usaha Milik Negara yaitu PERTAMINA. Monopoli pasar pelumas ini akan semakin berkurang intensitasnya karena dalam era globalisasi sistem perdagangan dunia menjadi lebih terbuka, tidak terhambat oleh batas-batas negara. Untuk bisa tetap bertahan dan bahkan meningkatkan keuntungan di dalam pasar yang semakin kompetitif ini, PERTAMINA harus menetapkan strategi pemasaran yang jitu. Salah satu hal yang bisa dijadikan acuan dalam menerapkan suatu strategi pemasaran adalah dengan mengetahui keinginan konsumen tentang produk pelumas berikut bauran pemasarannya serta persepsi konsumen tentang produk Mesran saat ini beserta produk pesaingnya. Metode yang digunakan adalah metode multi atribut dengan bantuan perangkat lunak SPSS (Statistical Product and Service Solutions) untuk mengetahui karakteristik bauran pemasaran produk pelumas yang diinginkan konsumen, ada tidaknya perbedaan antara keinginan konsumen dengan persepsinya terhadap produk pelumas Mesran dan 4 produk pesaingnya yaitu Top 1, Pennzoil, Shell, Motul, serta perbedaan persepsi kelompok konsumen, dealer, dan bengkel terhadap produk Mesran. Sedangkan QFD (Quality Function Deployment) digunakan untuk membantu menetapkan hal-hal yang dianggap sebagai prioritas untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Hal ini sejalan dengan filosofi pemasaran yaitu meningkatkan keuntungan melalui identifikasi kebutuhan konsumen dan menawarkan paket produk yang mampu memenuhi kebutuhan tersebut, serta lebih mampu memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen dibandingkan para pesaing. ......Based on Presidential Regulation No. 18/1988, supplying tube oil include import tube oil for domestic demand is under government control via PERTAMINA, oil and gas company owned by government. Monopolistic market will be decreased along with the global market. For survive and even to increase profit in the competitive market, PERTAMINA has to decide straight marketing strategy. One of this strategy is knowing customer's need especially in tube oil product with its marketing mix, and customer's perception about Mesran and other competitors. Multi attribute method is used with SPSS (Statistical Product and Service Solutions) software to know the difference between importance and perception's customer about Mesran and other competitors such as Top 1, Pennzoil, Shell, and Motul. Beside this, SPSS is used to know the difference among customer's group perception about Mesran. To know information about priority to fulfill customer's need, QFD (Quality Function Deployment) can use as a tool. All these things are suitable with marketing philosophy to increase profit through identification customer's need and offer product to fulfill this need and make customer more satisfier than other competitor.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T5694
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Edy Hermantoro
Abstrak :
Peranan penting minyak dan gas bumi sebagai modal utama pembangunan ditunjukkan dalam sepuluh tahun terakhir memberikan kontribusi rata-rata sebesar kurang lebih 30% dari seluruh penerimaan negara. Kemampuan penyediaan cadangan minyak dan gas bumi dewasa ini, tidaklah seperti yang diharapkan pada awal berkembangnya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di Indonesia, yaitu dengan berhasilnya diketemukan cadangan besar seperti lapangan Minas dan Duri di Riau atau lapangan Widuri di lepas pantai Sumatera Timur. Perkembangan kegiatan eksplorasi menghadapi suatu kenyataan bahwa penemuan cadangan baru relatif lebih lambat dan menjadi cukup sulit, karena target eksplorasi dihadapkan pada daerah-daerah yang semakin sulit back secara infrastruktur maupun geografs yang merupakan daerah dengan klasifikasi frontier, termasuk didalamnya adalah daerah laut dalam. Penemuan-penemuan lapangan minyak dan gas bumi baru pada saat ini berdasarkan besarnya tingkat cadangan, ukurannya relatif tidak terlalu besar walaupun masih cukup ekonomis untuk dikembangkan berdasarkan sistim kerjasama Kontrak Bagi Hasil (KBH) yang ada. Sedangkan di sisi lain cukup banyak pula penemuan-penemuan lapangan minyak dan gas bumi baru berdasarkan ukuran cadangan, ketersediaan infrastruktur (teknologi) dan kondisi geografisnya tidak cukup ekonomis apabila dikembangkan dan diproduksikan dengan menggunakan term and condition KBH yang ada sebagai landasan kontrak kerjasamanya, atau dalam industri hulu perminyakan dikenal sebagai marginal field. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji term and condition Kontrak Bagi Hasil dengan menggunakan pendekatan deskriptif untuk mendeskrisipsikan term and condition yang tertuang dalam Kontrak Bagi Hasil agar dapat diiketahui secara lebih rinci, sehingga memudahkan dalam pemahamannya. Untuk mengukur kelayakan pengembangan cadangan rninyak dan gas bumi pada suatu Kontrak Bagi Hasil dilakukan dengan pendekatan kausal melafui penilaian (assessment) dari fiscal regim-nya. Indikator yang digunakan dalam teknik analisis investasi sebagaimana disebut di atas mendasarkan pada penanganan nilai waktu dari uang (time value of money) atau teknis analisa ini lebih dikenal sebagai Discounted Cash Flow Analysis Techniques. Berdasarkan analisa keekonomian dari arus kas (cash flow) untuk mengetahui discounted faktor-nya sehingga dapat diketahui pengembangan cadangan miknyak dan gas bumi tersebut layak atau tidak. Hasil akhir analisis investasi untuk 34 struktur/lapangan marginal dengan menggunakan fiscal term standar, 20 struktur/lapangan dapat dikategorikan sebagai struktur/lapangan yang ekonomis dengan ROR>20%. Apabila dari 20 struktur/lapangan tersebut dikembangkan akan memberikan penambahan jumlah cadangan minyak bumi sebesar 58.372 MSTB dengan nilai NPV (@12%) sebesar US.$ 299.242 juta untuk Pemerintah dan US.$ 45.813 juta untuk Kontraktor. Untuk 14 struktur/lapangan yang kurang ekonomis, apabila dilakukan perubahan fiscal tend-nya, dengan perubahan besarnya investment credit semula 17% menjadi sebesar 50%, hanya akan memperbaiki tingkat keekonomian pengembangan 1 struktur/lapangan saja. Sedangkan apabila dilakukan perubahan bagi hasil (split) dari semula 85%:75% menjadi 65%:35% akan memperbaiki tingkat keekonomian pengembangan 7 struktur/lapangan yang kurang ekonomis menjadi lebih ekonomis dengan tingkat ROR berkisar antara 21,8% - 32,8%. 7 struktur/lapangan sisanya dari hasil akhir analisa keekonomian struktur/lapangan marginal dikategorikan sebagai struktur/lapangan yang tidak ekonomis, sehingga apabila dilakukan perubahan fiscal term-nya akan sangat merugikan negara. Daftar Pustaka: 18 Buku (Tahun 1985 - 2001)
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12146
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library