Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 43 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Abstrak :
Secara sosiologis, sekolah Islam berasrama [pesantren] adalah varian dari lembaga sosiologis dalam masyarakat Muslim yang memiliki dua arti sekaligus, yaitu kurang lebih sinonim dengan arti ke-Islaman dan keaslian Indonesia. Pesantren muncul dan berkembang dari pengalaman sosiologis masyarakat Indonesia yang sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan. Institusi yang identik dengan arti sekolah Islam berasrama adalah institusi agama [tafaqquh fiddin] yang menitik beratkan pada bidang pengetahuan ke-Islaman. Sebab itu, materi yang diajarkan di pesantren umumnya ilmu-ilmu Islam, yang sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan, khususnya hukum Islam [fiqh] dan Tasawuf atau sufisme. Materi tasawuf menempati posisi sentral dalam pengajaran di pesantren, karena ia berhubungan dengan Misi profetik dalam ajaran-ajaran Islam. Bagi pesantren dan para pemuka agama [kiai], ajaran hukum Islam dan sufisme atau moralitas merupakan alat antisipasi terhadap kebutuhan akan perubahan pandangan dunia, yang memungkinkan penggunanya di pesantren. Pengajaran agama Islam di pesantren lebih difokuskan pada aspek antisipatif, sehingga kelenturan prinsip-prinsipnys diharapkan dapat mengarahkan dinamika sosial santri, terutama dalam menjawab problem kemanusian ditengah-tengah kemodernan.
JTW 1:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Pesantren, atau Sekolah Asrama Islami, adalah lembaga pendidikan formal di Indonesia. Pesantren dilingkupi oleh komunitas khusus yang dipimpin oleh kyai. Untuk menjalankan kehidupan di dalam pesantren, kyai dibantu oleh sejumlah guru yang tinggal bersama dengan para santri. Dalam komunitas semacam ini, mesjid menjadi pusat belajar dan mengajar, di samping kelas yang klasik (madrasah). Pesantren berkembang seiring waktu. Ketika sains dan teknologi mereka kembali pengharapan masyarakat terhadap pesantren meningkat, sehingga lembaga pendidikan keislaman ini harus mengantisipasinya dengan tepat. Pengembangan isi dan bentuk pesantren berhasil mentransformasi lembaga ini menjadi pesantren modern.
340 MIMBAR 27:2(2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1994
302 NIL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Mahabbatur Roghibah
Abstrak :
Ikhlas dan sabar merupakan terminologi psikologis yang ada dalam Islam. Namun dalam prakteknya, keduanya memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dalam mengimplementasikan makna yang sesungguhnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran ikhlas dan sabar. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan desain deskriptif, serta pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan obervasi. Subjek penelitian berjumlah lima orang slikn Pesantren Akmaliah Salafiah yang telah mengikuti kajian minimal 7 tahun. Walau terdapat tingkatan ikhlas dan sabar yang berbeda pada setiap subjek, namun secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek memberikan gambaran ikhlas dan sabar yang baik. Ajaran dan peran Syekh Maulana Hizboel Wathony sebagai seorang mursyid memunculkan sifat sami’na wa atho’na sehingga membuat slikn mengikuti setiap nasihat yang diberikan. Hal tersebut membuat slikn merasakan lebih tenang saat menghadapi cobaan serta lebih yakin saat ingin membuat suatu keputusan. ......Sincerity and patience is a psicological terminology known in Islam. But in reality, it is highly difficult to implement it’s tru meaning. The objective of this research is to identify how patience and sincerity is depicted. Method used in this research is qualitative with descriptive design, also data collection utilizing in-depth interviews and observation. Research subjects are 5 disciples of Pesantren Akmaliah Salafiah, that has been studiying for a minimum of 7 years. Despite the variant levels of patience and sincerity among subjects yet, the overall outcome shows a good level of sincerity and patiences shown by subjects. The teaching and role of mursyid Syech Maulana Hizboel Wathony has nurtured the act of sami’na waatho’na, obeying each counsel given. As a result, salikin are rendered to feeling at ease when faced with hardship and assured during decision-making
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulil Abshar
Abstrak :
¦izib adalah doa istimewa yang digunakan para sufi bermunajat kepada Allah swt. Sebagai sufi agung peletak dasar tarekat Syâ©iliyah, Abu Hasan Asy- Syâ©il³ (1195-1258 M) memiliki beberapa ¥izib yang kemudian diwariskan kepada murid-muridnya. Secara tekstual, ¥izib Asy-Syâ©il³ merupakan karya sastra yang memiliki karakteristik kebahasaannya yang sangat khas yang membedakannya dari sesama teks doa lainnya. Banyaknya pola saja', jinâs dan iqtibas dalam ¥izib menunjukkan kuatnya unsur bunyi yang berfungsi sebagai perekat unsur-unsur kesusatraan dalam membangun makna ¥izib itu sendiri. Dalam kurun waktu tertentu ¥izib-¥izib ini kemudian berkembang di pesantren dan mengalami perubahan makna. ¦izib di pesantren tidak hanya berfungsi sebagai media berkomunikasi antara para sufi dan Allah swt ketika bermunajat. Tetapi juga memiliki makna sebagai kalimat bertuah yang mengandung banyak fadilah dan faedah. Namun demikian banyak juga pesantren yang menganggap ¥izib sebagai do'a yang tidak memiliki dasar hukum yang kuat, sebagaimana layaknya doa-doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw dan para nabi sebelumnya, sehingga mereka memilih untuk meninggalkannya. Demikianlah pemaknaan masyarakat pesantren terhadap ¥izib yang berbeda-beda karena perbedaan konteks sosial masing-masing pesantren sebagai ruang keberadaan ¥izib. Ruang sosial ini pula yang kemudian mempengaruhi fungsi ¥izib yang tidak hanya dimanfaatkan oleh masyarakat pesantren, tetapi juga masyarakat di luar pesantren. ......¦izib is a special prayer used by Sufis to pray unto Allah Almighty. As a founder of the Sufi orders of Asy-Sya©iliyah, Abu Hasan Asy-syâ©il³ (1195-1258 AD) has some ¥izibs which were then bequeathed to his students. Textually, ¥izib Asysyâ ©il³ is a literary work that has a very distinctive linguistic characteristic that distinguishes it from other prayer texts. In number of patterns saja', jinâs and iqtibâs in ¥izib show the strength of the sound elements which serve as an adhesive element of other literatures in building the meaning of ¥izib itself. Within a certain time, these ¥izibs developed in pesantren and gotten change the meaning. In pesantren, the function of ¥izib is not only as a medium of communication between the sufis and Allah during supplication but also as a sentence that contains a lot of lucky fadilah and faedah. However, many pesantren consider ¥izib as a prayer does not have a strong legal basis. As befits the prayers taught by the Prophet Muhammad and the prophets before, so they decided to leave it. Thus the meaning of pesantren’s people toward ¥izib which is different because of differences in the social context of each pesantren as a space where ¥izib belongs. This social space also affects the function of ¥izib that is utilized not only by pesantren, but also by people outside of pesantren.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Rudito
Abstrak :
Seperti yang sudah diuraikan dalam bab ini. Skripsi ini beusaha untuk menunjukkan salah satu aktivitas penyelenggaraan pendidikan pesantren, terutama dalam hal peranan individunya dalam rangka melaksanakan hak serta kewajibannya yang harus dilakukan dan yang tidak harus dilakukan di dalam lingkungn lembaga pesantren khususnya tim Assyafiiyah.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1984
S12686
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
[Skripsi ini membahas tentang sejarah dan perkembangan Pesantren Sabilil Muttaqien di Takeran, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode wawancara sebagai data primer, observasi dengan penelitian lapangan dan studi pustaka. Studi pustaka digunakan untuk melengkapi data melalui buku-buku dan dokumen-dokumen milik pesantren. Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori kategorisasi pesantren. Pesantren dikategorikan menjadi pesantren modern, pesantren tahassus dan pesantren campuran. Hasil penelitian menemukan bahwa Pesantren Sabilil Muttaqien memiliki sejarah yang sangat menarik khususnya pada 1939-1985. Pesantren Sabilil Muttaqien mengalami langsung peristiwa pemberontakan PKI Madiun. Kyai, ustadz dan santri menjadi korban pemberontakan PKI. Peristiwa pemberontakan PKI Madiun membuat Pesantren Sabilil Muttaqien kehilangan sosok pemimpin akan tetapi Pesantren Sabilil Muttaqien terus berusaha bangkit dan berkembang., This thesis discusses the history and development of the Pesantren Sabilil Muttaqien in Takeran, Magetan, East Java Province. This study is a qualitative study using in-depth interviews as the primary data, observations with the object of research in the field of research and literature. Literature study is used to supplement the data through the books and documents belonging to boarding. The theory in this thesis used a theory of categorization of boarding. Boarding were categorized into modern boarding, tahassus boarding, and mix boarding. The results found that the boarding school Sabilil Muttaqien has a very interesting history especially in 1939-1985. Pesantren Sabilil Muttaqien experienced directly on PKI Madiun rebellion incident in which clerics, religious teacher and students became victims of PKI rebellion. Madiun Affairs resulted Pesantren Sabilil Muttaqien loss a leader however Pesantren Sabilil Muttaqien tried to rise up and growing.]
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Pradnya Paramitha
Abstrak :
Pedikulosis kapitis adalah penyakit yang disebabkan infestasi Pediculus humanus capitis di kepala manusia. Faktor risikonya adalah usia muda, kebersihan lingkungan buruk, dan populasi padat, sedangkan perilaku kebersihan perorangan masih diperdebatkan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan keparahan pedikulosis dengan perilaku kebersihan santriwati sebuah pesantren di Jakarta. Pada studi cross sectional ini data diambil bulan Maret 2014. Semua santriwati dijadikan subjek penelitian lalu dilakukan pemeriksaan kepala untuk mendiagnosis pedikulosis. Subjek dinyatakan positif jika ditemukan tuma dewasa, nimfa, larva atau telur. Infestasi ringan jika tuma atau telurnya berjumlah <10 di tiap regio kepala (parietal, oksipital, lateral, tengkuk) dan berat jika >10. Santriwati diwawancara dengan bantuan kuesioner berisi 6 pertanyaan perilaku kebersihan yang berhubungan dengan pedikulosis. Perilaku dikatakan baik jika skor ≥70 dan buruk jika ≤69. Data diproses dengan SPSS versi 20.0 dan diuji dengan chi square. Didapatkan hasil, 71 subjek berusia 10?17 tahun dan semuanya (100%) terinfestasi pedikulosis; 59,2% terinfeksi berat oleh telur dan 16,9% terinfeksi berat tuma P.capitis. Sebanyak 85,9% berperilaku kebersihan buruk dan 14,1% berperilaku baik. Tidak terdapat hubungan antara derajat keparahan pedikulosis (infestasi telur) dan perilaku kebersihan (chi square, p=0.73), maupun infestasi tuma dan perilaku kebersihan (chi square, p=1.00). Derajat keparahan pedikulosis dengan perilaku kebersihan tidak berhubungan karena tingginya prevalensi pedikulosis. ......Pediculosis capitis is a disease in which Pediculus humanus capitis infest the head of a person. Young age, poor environmental hygiene, and overcrowding have been reported to be risk factors of pediculosis capitis, but whether personal hygiene behavior is a risk factor is still open for debate. This cross sectional study aims to find out relationship between the severity of pediculosis capitis and the level of hygiene behavior among female students in a pesantren in Jakarta. Data collection was performed on March 2014 in a Pesantren in Jakarta. Every female students were taken as subjects and undergone head examination to diagnose pediculosis capitis. Subjects were diagnose positive if the parasite or the nits were found in their head, and negative if both parasite and nits were absent. Infestation is considered mild if there were <10 parasites or nits found in each region of the head (parietal, occipital, lateral, and nape), and considered as severe if there were >10 parasite or nits found. Afterwards, the subjects filled in questionnaire consisting of 6 questions regarding their hygiene behavior associated with pediculosis capitis. Hygiene behavior is considered good if the score achieved was ≥ 70 and poor if the score was ≤ 69. Data was processed with SPSS version 20.0 and tested with chi square. From this study, there were 71 subjects with the age of 10?17 years old, all of them (100%) were positive for pediculosis capitis; 59.2% were severely infected with the nits and 16.9% were severely infected with the lice. As many as 85.9% were considered as having poor hygiene behavior and only 14.1% were considered having good hygiene behavior. There was no relationship between the severity of nits infestation and hygiene behavior (chi square, p=0.73), nor between lice infestation and hygiene behavior (chi square, p=1.00). The relationship between the severity and hygiene behavior was not significant in this study due to the high prevalence of pediculosis capitis.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70427
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>