Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muripto
Abstrak :
Angka kematian perinatal merupakan salah satu indikator derajat kesehatan. angka kematian perinatal di Indonesia masih tinggi yaitu 45 per 1000 kelahiran. Rumah Sakit Umum Banjar mempunyai angka kematian perinatal : 78,2 per 1000 kelahiran. Rumah Sakit sebagai pusat rujukan diharapkan mampu membantu menurunkan angka kematian perinatal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pelaksanaan AMP di Rumah Sakit Umum Banjar dapat mengintervensi upaya penurunan kematian perinatal. Penelitian yang digunakan adalah penelitian diskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 666 pada periode tahun 1994/1995 dan sebanyak 727 pada periode tahun 1996/1997. Hasil penelitian menunjukan perbedaan yang berarti pada : variabel input yaitu adanya kebijakan/SK, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana dan prasarana, serta prosedur tetap. Pada variabel proses yaitu adanya pertemuan, diktat, penerapan protap dan pembahasan kasus berjalan lebih baik. Adapun variabel output dan outcome sesuai dengan adanya perbaikan pada variabel input dan proses. Dan akhirnya saran kepada Rumah Sakit agar kegiatan AMP lebih dimantapkan dan ditingkatkan. Untuk Dinas Kesehatan dan instansi terkait agar lebih terjalin koordinasi, komunikasi dan kerjasama dalam rangka meningkatkan kegiatan AMP yang pada gilirannya dapat menurunkan angka kematian perinatal.
The Analysis of Maternal Perinatal Audit (MPA) Program at Banjar District HospitalPerinatal Death as one of health indiator, which is 45 per 1000 births in Indonesia, is still regarded high. In Banjar district Hospital, thits rate reaches a higher number which is 78,2 per 1000 births. As a regerral center for the district area, Banjar hospital is expected to play role in decreasing this rate. To realize this the government has urged all district hospitals to conduct a program., calls : The Maternal and Perinatal Audit (MPA). This study aims to assess the conduct of the MPA program at the Banjar Hospital, by analyzing its 2 year activities : From April 1994 to March 1997 the approach was qualitative by which 25 hospital staff who are involved in the MPA Program were interviewed secondary data in the forms of annual and monthly reports were also analyzed. 727 medical records were assessed to see the output and the outcome of this MPA Program. The conceptual framework used to analyze was the system approach, looking thoroughly at each aspect of input, process, output and outcome. The study shows that the input (The MPA decree , manpower, budget, facilities) is significant in making the program work. The press such as meetings, development and practice of standard procedures are the ones that make the program successful. It is suggested to the hospital director to always support the MPA program : The District Health Offices, herely is encouraged to facilitate the hospital and the MPA program with better forum, conducive atmosphere., to better improve communications and coordination?s among the hospital MPA staff and other related sectors.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
618.32 MAS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Asrul Aminullah, Author
Jakarta: UI-Press, 2004
PGB 0161
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Washington: American academy of rediatrics , 1997
618.3 AME g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Polin, Richard A.
Abstrak :
Uses the success formula of the Secrets Series to offer fast answers to the essential clinical questions in fetal and neonatal medicine. This book provides access to the practical knowledge to succeed both in practice and on board and recertification exams
Philadelphia, PA: Elsevier, Saunders, 2014
618.32 POL f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Afiah Salsabila
Abstrak :
Pendahuluan. Kepatuhan cuci tangan yang rendah merupakan masalah bagi banyak tempat pelayanan kesehatan. Hal ini bisa menjadi masalah karena praktik cuci tangan sudah terbukti efektif mencegah Healthcare-associated Infections (HAI). Riset ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kepatuhan cuci tangan agar dapat membantu proses pembuatan program promosi cuci tangan yang lebih efektif. Metode. Studi cross sectional dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kepatuhan cuci tangan. Penelitian ini dilakukan di Divisi Perinatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Ciptomangunkusumo. Subyek penelitian adalah perawat yang sedang aktif bertugas. Setelah diobservasi, kuesioner dibagikan kepada subyek-subyek tersebut. Untuk analisis data, penelitian ini menggunakan Fishers Exact Test. Hasil. Data dikumpulkan dari 89 responden. Seluruh responden adalah perempuan dan mempunyai usia rata-rata 31.79 tahun. Sebanyak 86.5% lulus D3 dan 93.3% mempunyai tingkat kepatuhan cuci tangan sedang. Hanya sedikit yang memiliki kepatuhan cuci tangan yang baik. Semua faktor yang telah diteliti, yaitu pengetahuan, persepsi, motivasi, niat, dan sikap) tidak mempunyai hubungan bermakna dengan kepatuhan cuci tangan. Kesimpulan. Semua responden yang terkumpul adalah perempuan dan mayoritas lulusan D3. Pengetahuan, persepsi, motivasi, niat, dan sikap terhadap cuci tangan tidak menunjukkan adanya hubungan dengan kepatuhan cuci tangan. Walaupun demikian, ditemukan bahwa mayoritas dari subjek penelitian menunjukkan kepatuhan cuci tangan yang sedang meskipun memiliki pengetahuan yang rendah tentang praktik cuci tangan. Hal ini dapat membuka diskusi mengenai batasan-batasan penelitian dan faktorfaktor lain yang dapat berhubungan dengan hasil penelitian ini.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmah Amran
Abstrak :
ISK tidak bergejala sering terjadi pada wanita hamil dengan prevalensi di Indonesia sebesar 7,3%. ISK tidak bergejala pada wanita hamil yang tidak ditatalaksana dengan segera dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Kultur urin sebagai diagnosis baku emas ISK membutuhkan waktu sekitar seminggu dan biaya yang cukup mahal. Oleh karena itu, uji mikroskopik urin dengan atau tanpa sentrifugasi menjadi salah satu pilihan untuk membantu diagnosis dini ISK. Penelitian uji mikroskopik dilakukan pada 74 sampel urin disentrifugasi dan tidak sentrifugasi, dari 317 sampel urin wanita hamil yang berobat ke enam Puskesmas di Jakarta dengan uji nitrit positif. Hasil uji mikroskopik bakteriuria dan leukosituria dibandingkan dengan hasil kultur urin. Sensitivitas bakteriuria yang disentrifugasi menunjukan hasil yang paling baik dibandingkan dengan parameter uji mikroskopik lain, yaitu 74% dengan nilai p yang bermakna sebesar 0,009. Kombinasi bakteriuria dan leukosituria ≥3/LPB dan >5/LPB dapat meningkatkan spesifisitas uji dengan nilai 91,5% dan 93,6% pada urin yang tidak disentrifugasi. Hasil ini menunjukkan bahwa bakteriuria pada urin yang disentrifugasi, merupakan metode yang paling baik untuk menbantu diagnosis dini ISK tidak bergejala pada wanita hamil. Uji kombinasi bakteriuria dan leukosituria, serta uji leukosituria ≥3/LPB dan >5/LPB dapat dimanfaatkan untuk membantu secara dini menyingkirkan orang yang tidak mengalami ISK. ...... Asymptomatic urinary tract infection commonly happened in pregnant women with the prevalence in Indonesia reached 7.3%. Untreated asymptomatic bacteriuria could affect maternal and fetal health. As gold standard diagnostic modality, urine culture took around a week and was not cost-effective. Therefore, microscopic examination using centrifuged or uncentrifuged urine sample is an option to support early diagnosis of UTI. Microscopic analysis was conducted in 74 centrifuged and uncentrifuged urine samples from 317 pregnant who came to six healthcare centres in Jakarta which showed positive result of nitrite examination. The results of microscopic examination of bacteriuria and leukocyturia were compared with urine culture. Sensitivity of centrifuged bacteriuria was the highest among the other microscopic parameters, which was 74% with the p value of 0.009. Combination of bacteriuria and leukocyturia ≥3/HPF dan >5/HPF were increased the sepecificity with the value of 91.5% and 93.6% in uncentrifuged urine. This result showed that the best method of microscopic examination for early diagnosis of asymptomatic urinary tract infection in pregnant women is detection of bacteriuria in centrifuged urine. Combination of bacteriuria and leukosituria test, as well as leukosituria ≥3/HPF and >5/ HPF can be used to rule out the diagnosis of UTI at an early stage.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auvenshine, Martha Ann
Boston: Jones and Bartlett , 1990
618.2 AUV c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Farrer, Helen
Melbourn: Churchill Livingstone , 1993
618.2 FAR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rosa Widiyastuti
Abstrak :
ABSTRAK
Di seluruh dunia, kemalian bayi bam lahir (neonatus) merupakan 36% kematian anak di bawah usia lima tahun. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, angka kematian neonatus Indonesia adalah 18 kemalian per 1000 kelahiran hidup, tertinggi se-Asia Tenggara Dengan kemajuan teknologi kedokteran saat ini, morbiditas maupun mortalitas pada bayi baru lahir yang disertai penyulit dapai ditekan. Unit perinatologi mempakan fasilitas yang terbilang baru di Iingkungan RS Tugu Ibu dimana tingkat pemanfaatanya masih tergolong rendah. Berdasarkan data rekarn medis tahun 2007, BOR unit perinatologi adalah 37,l6%. Agar dapat memaksimalkan pemanfaatan fasilitas perinatologi ini, terlebih dahulu perlu diketahui karakteristik pasien- pasiennya. Penelitian ini berlujuan untuk mengelahui hubungan karakteristik pasien dengan pemanfaatan fasilitas perinatologi di RS Tugu Ibu Depok tahun 2007. Rancangan penelitian ini adalah studi potong Iintang dengan pendekatan kuantitalif. Lokasi penelitian adalah unit perinatologi RS Tugu lbu, dan dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2008. Data yang di gunakan adalah data sekunder yang diperoieh dari buku register pasien perinalologi selama tahun 2007 dengan jumlah sampel sebanyak 96. Daftar cocok (check list) digunakan sebagai instrumen pengumpul data. Variabel independen dalam penelilian ini lerdiri dari faklor predisposisi (umur, jenis kelamin, berat badan dan riwayal asal bayi serta tempat tinggal orang lua), Faktor enabling (jenis pembiayaan) dan faktor (lama hari rawat dan lindak Ianjut). Sebagai variabel dependen adalah pemanfaatan fasilitas perinalologi (inkubator, alat fototerapi, ifgfizs pump. nasal canule dan nnsogaslric lube). Dala kemudian dianalisa secara mivariat, bivariat (menggunakan uji Kai Kuadral) dan multivarial (uji regresi logislik). Dari hasil penelitian didapalkan 25% pasien meunanfaalkan fasilitas perinatologi selama menjalani perawatan.Didapatkan hubungan yang bermakna anlara variabel umur, berai badan, riwayat asal, lama hari rawat dan tindak lanjut dengan pemanfaatan fasilitas perinalologi. Sedangkan variabel tindak lanjut mempakan faktor dominan dalam pemanfaatan fasilitas perinalologi di RS Tugu Ibu tahun 2007. Saran yang dapat diberikan berkaitan penelitian ini adalah menetapkan suatu kriteria tertenlu bagi pasien yang akan dirawai di unit perinalologi dan mengembangkan unit perinatologi menjadi NICU (Neonami lntensive Care Unit).
ABSTRACT
Newborn mortality is 36% of under 5 children mortality over the world. Based on WI-IO?s report in 2005, the newborn mortality in Indonesia was I8 mortalities of l000 live birth, which were the highest in South East Asia The advance medical technology now days could reduce morbidity and mortality of` the newborn that?s had trouble around their conditions. Perinatology unit in Tugu Ibu Hospital was still underutilization. Based on medical report, Bed Occupancy Rate perinatology unit was 37,16% in 2007. In order to maximize it, the identification of patients characteristic was urgently needed. This study is to identify the relationship between patienfs characteristic and utilization ot? perinatology facilities in Tugu Ibu Hospital in 2007. The study is quantitative study with a cross sectional design. The location of this study is at pcrinatology unit in Tugu Ibu Hospital on March- May 2008. The subject is perinatology patient?s register book in 2007 as a secondary data and the sample is 96 data. Check list is used as an instrument of this study. Variables studied are consisting of predisposing factors (age, sex and weight of the newborn; parents address and referral history), enabling factors (type of financing) and need (length of Slay and outcome). As a dependent variables is utilization of perinatology facilities (incubator, phototheraphy device, infusion pump, nasal canule and nasogastric tube). Data are analyzed by univariate, bivariate (Chi?s square test) and multivariate (logistic regression test) analysis. lt was fotmd that 25% patients use perinatology facility during their treatment. The independent variables, which have significantly related to the utilization of perinatology facilities are: age, weight, referral history, length of stay and outcome. The multivariate analysis found that the dominant factor is outcome of the utilization of perinatology facilities in Tugu Ibu Hospital in 2007. Based on the study result, it is suggested that hospital must create a specific criterias for newborn whose need perinatoiogy treatment and up grade this unit become Neonatal Intensive Care Unit (NICU).
2008
T31593
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>