Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Darmoko
Abstrak :
ABSTRAK
Aspek gending dalam lakon/pertunjukan wayang kulit purwa cukup menarik untuk diteliti, karena di dalamnya dikandunq unsur instrumen dan vokal, yang merupakan perpaduan antara irama, alunan qamelan dengan sindhenan. gerongan, narasi dan komoangan.

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini ialah: 1. baqaimanakah bentuk, penyajian, kedudukan dan funqsi gendhing dalam lakon/pertunjukan wayanq purwa.

Tujuan penelitian ini iaiah mengungkapkan makna gendhing dalam lakon/pertunjukan wayang kulit purwa secara wholleness(utuh). tinjauan ini memfokuskan pada penelitian qendhinq iringan wayanq kulit purwa klasik dan mengesampingkan Gendhing iringan Penqembangan.

Sedangkan bahan sebagai data penelitian bersumber pada teks-teks karya sastra tertulis dan lisan. Teks-teks karya sastra tertulis yang dimaksud adalah bentuk lakon wayang berupa pakem tuntunan pedalangan semalam suntuk (utuh), lenqkap beserta unsur-unsur yanq mendukung. Sedangkan sumber taks lisan terdiri atas pengamatan peneliti dalam menyaksikan pergelaran langsung dan juqa mendengarkan pita kaset rekaman baik rekaman yang sifatnya live maupun rekaman studlo.

Metode penelitian yanq diterapkan ialah metode analisis deskriptif, yaitu suatu metode yang berusaha untuk menquraikan obyek (teks karya sastra - lisan tertulis) seje1as-jelasnya dan sedalam-dalamnya, sehingga didapatkan makna yang utuh. Kesimpulan yanq dapat dipetik dari penelitian ini yaitu, bahwa:

1. Gendhing dalam lakon/pertunjukan wayang kulit purwa terdiri atas pelbagai bentuk komposisi, seperti: lancaran, ladrangan, ketawangan dan gendhing. Komposisi ini kemudian diramu sehingga menjadi padu dengan unsur-unsur yang lain, seperti: suluk, sindhenan, gerongan, dan komoangan.

2. Dalam lakon/pertunjukan wayang kulit purwa, gendhing disajikan berdasarkan aturan (konveksi) yang telah disepakati bersama di antara seniman, sehingga adegan-adegan di dalam pertunjukan wayang kulit purwa mempergunakan gendhing-gendhing iringan yang telah ditentukan bersama.

3. Gendhing merupakan salah satu unsur di dalam lakon/pertunjukan wayang kulit purwa yang sangat vital. Oleh karena itu unsur gendhing sangat diperlukan keberadaannya.

4. Fungsi gendhing dalam lakon/pertunjukan wayang kulit purwa disamping sebagai musik iringan juga turut serta dalam memberikan suasana, nuansa pergelaran wayang, sehingga gendhing juga ikut menjalin keterkaitan dengan unsur-unsur yang lain.

Menqinqat kesimpulan yang telah dipaparkan diatas, maka aspek gendhing dalam lakon/pertunjukan wayang purwa mempunyai pengaruh yang besar dan keberadaannya sangat diperlukan, karena dapat dibayangkan: sebuah pertunjukan wayang kulit purwa tanpa mempergunakan gendhing sebagai iringan, tentu di sana akan terasa hambar, "njomplang", dan tidak harmonis.
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
I Nengah Duija
Abstrak :
ABSTRAK
Kabupaten Banyuwangi adalah kabupaten yang kaya akan seni tradisi, seperti, gandrung, ludruk, ketoprak, kebo-keboan dan lain sebagainya, namun tidak semua tradisi kesenian itu dapat dengan mudah diketahui apabila kurang informasi dan publikasi. Di dusun Kranjan, kelurahan Benculuk, kecamatan Cluring Banyu­wangi ini ada salah satu tradisi kesenian yang belum banyak di ketahui orang. Kesenian yang tergolong unik tersebut bernama "janger". Untuk itulah pada kesempatan ini akan dicoba meng­informasikan lewat sebuah penelitian awal·yang diberi judul : "janger" Bentuk Teater Rakyat di Banyuwangi. Lewat penelitian ini akan dibahas; bentuk kesenian "janger", asal-usul tarian "janger", unsur-unsur yang mendukung pementasan "janger" dan aspek sosial yang terkandung dalam "janger".

Penelitian ini merupakan penelitian awal yang bersifat studi lapangan yang telah berlangsung dari tanggal 9-11 Juni 1995. Mengingat keterbatasan waktu penelitian itu, maka kami menyajikan deskripsi selayang pandang sesuai dengan data-data yang diperoleh di lapangan. Penelitian terhadap "janger" ini berlangsung seat pementasan di Dusun Kranjan, Kelurahan Ben­culuk, kecamatan Cluring Dati II Banyuwangi tepatnya di rumah bapak H. Tasrifin, tanggal 10 Juni, malam minggu pada sebuah acara pernikahan putra H.Tasrifin. Pementasan berlangsung se­malam suntuk dari kelompok Janger Tumenggung Budoyo pimpinan bapak Isnaini Sanjaya yang berjudul "Sabdo Palen Dadi Ratu".

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi (pengamatan langsung),wawancara kepada pimpinan "janger" dan metode deskripsi. Untuk mengungkap unsur-unsur teater menggunakan teori-teater modern yang disesuaikan dengan data yang ada.

Dari penelitian yang dilakukan dapat sebuah gambaran tentang "janger"; bentuk kesenian ini adalah berbentuk teater rakyat tradisional sesuai dengan ciri-ciri yang umum pada sebuah bentuk teater rakyat, asal-usul teater ini belum jelas, kapan muncul di Banyuwangi dan mengapa disebut "janger". Hanya saja dalam bahasa Jawa ada kata "jenger" yang artinya terheran-heran, takjub, akan tetapi belum jelas konsteksnya. Unsur yang mendukung kesenian ini seperti; seni sastra (lakon), seni rupa (panggung dan dekorasinya), seni musik (gamelan (gong kebyar)), seni gerak (tari Bali-Jawa), seni suara (tembang, dialog), dan aspek sosialnya meliputi tingkat status sosial para pemain dan tingkat pendidikan yang rata-rata SLTP/SLTA, dengan pekerjaan jadi buruh, ibu rumah tangga, tukang becak. Seni ini merupakan perpaduan antara dua unsur budaya yang sama-sama kuat yaitu Jawa-Bali.
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Munawar Holil
Abstrak :
ABSTRAK
Kepulauan Seribu adalah sa1ah satu kecamatan yang termasuk wilayah Jakarta Utara. Kecamatan yang terdiri dari gugusan 106 pulau ini 1etaknya berdekatan dengan Jakarta dan beberapa kota lain yang merupakan pendukung budaya Betawi. Hai ini memunculkan masa1ah yang menarik untuk diteliti. Salah satunya mengenai "Keberadaan Seni Pertunjukan Rakyat"-nya.

Seni pertunjukan rakyat yang dite1iti ada1ah 1enong. Kapan mu1ai muncu1nya; bagaimana perkembangan dan posisinya da1am konteks pertumbuhan dan perkembangan seni pertunjukan rakyat di sana; ada1ah masa1ah-masa1ah yang menjadi pokok perhatian pene1itian ini.

Pene1itian ini masih bersifat awa1. 01eh karena itu, tujuan pene1it1an pun dibatasi untuk menyajikan gambaran seiayang pandang mengenai pertumbuhan, perkembangan, dan posisi lenong yang hidup dan berkembang di Kepulauan Seribu sampai dengan waktu pene11tian lapangan d11aksanakan, April 1994.

Metode yang digunakan dalam pene1itian ini ada1ah metode deskriptif. Teknik pengambilan data di1akukan dengan teknik wawancara dan observasi 1apangan.

Dari pene1itian yang di1akukan, d1pero1eh gambaran bahwa seni teater rakyat di Kepu1auan Seribu mulai berkembang sejak 1940-an. Genre-nya berubah dari tunil, sandiwara, kemudian menjadi 1enong. Lenong mencapai "masa keemasannya" sekitar 1970-1975-an. Pada masa itu frekuensi perge1aran Ienong kerap sekali. Tetapi sejak 1980-an, Tenong semakin jarang ditampi1kan. Posisi 1enong semakin "terpuruk" dengan kehadiran grup-grup orkes dangdut dan pemutaran fi1m (1ayar tancap). Bila keadaan seperti sekarang ini dibiarkan terus, tidak mustahil pada masa-masa mendatang kita tidak akan dapat menyaksikan lagi kehadiran seni lenong di Kepu1auan Seribu.
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Naida Nur Alfisyahri
Abstrak :
ABSTRAK
Penerapan good governance di lingkungan pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kinerja dari tiap instansi pemerintah. Unit Layanan Pengadaan (ULP) di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) merupakan Satuan Kerja yang memiliki tugas pokok dan fungsi (tupoksi) untuk melaksanakan seluruh proses Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan Kemenlu dengan nilai tertentu. Dalam melaksanakan tugasnya ULP berpedoman pada prinsip pengadaan dan prinsip good governance hal ini terbukti dengan terpilihnya ULP Kemenlu dalam 29 ULP Percontohan dari seluruh ULP yang ada di lingkungan pemerintah di Indonesia. Tulisan ini mencoba untuk menganalisis sistem pengukuran kinerja dalam rangka analisis pencapaian key performance indicator (KPI) pada ULP Kemenlu. Tulisan ini berfokus pada efektivitas evaluasi kinerja yang telah dilakukan selama ini dalam menganalisis keberhasilan atau pencapaian objective ULP Kemenlu serta memberi masukan terkait pengukuran evaluasi kinerja yang tepat untuk membantu ULP dalam mencapai KPI. Penelitian ini menggunakan 7 prinsip pengadaan yang juga merupakan prinsip good governance untuk menilai sistem penilaian kinerja yang ada selama ini, serta menjadi acuan dalam merekomendasikan sistem pengukuran yang baru. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengukuran kinerja yang ada selama ini yaitu dengan matriks evaluasi dinilai sudah tidak cukup untuk menganalisis kebrhasilan atau pencapaian objective ULP sehingga diperlukan pengukuran kinerja tambahan lainnya. Penulis merekomendasikan pengukuran kinerja melalui enam indikator yaitu proses pengadaan tepat waktu, tingkat keberhasilan pengadaan, tingkat ketertarikan calon penyedia terhadap paket pengadaan yang dilelangkan, persentase harga timpang, lelang di luar rencana, dan tingkat penunjukan langsung. Perhitungan keenam indikator kinerja menggunakan data 2 (dua) tahun terakhir yaitu tahun 2014 dan 2015 menunjukan bahwa dalam 2 (dua) tahun terakhir terdapat peningkatan kinerja dari ULP tersebut, dengan kategori nilai keduanya cukup.
ABSTRACT
The implementation of Good Governance at the Government Institution aims at improving performance of each government institution. Procurement Services Unit (ULP) in the Ministry of Foreign Affairs is a unit that has duties and function to implement the entire procurement proccess of goods/services at a certain value in the Ministry of Foreign Affairs. In carrying out its duties, ULP refers at principles of procurement and good governance, and as a result, ULP of Ministry of Foreign Affairs is selected as on of 29 best ULP from all government institution's ULP in Indonesia. This paper attempts to analyze the performance measurement system to analyze the achievement of key performance indicator of ULP of Ministry of Foreign Affairs. This paper focused on the effectiveness of performance evaluation carried out so far in analyzing the success or achievement of the ULP of Ministry of Foreign Affairs' objective and providing feedback regarding proper measurement of performance evaluation to assist ULP in achieving KPI. This research uses 7 principles of procurement that in line with principle of good governance to assess the existing performance assessment system, and make it as reference to recommend the new measurement system. The result of the research indicates that the existing performance measurement system, by using matrix for evaluation, is considered not appropriate to analyze the success or achievement of ULP's objective. Therefore, it requires additional performance measurement system. The author recommend measuring performance through six indicators, namely timely procurement process, procurement success rate, interest of potential suppliers to procurement packages to be tendered, percentage of price difference, out of plan auction, and direct appointment. The calculation of all six performance indicators using the data of last two years, namely 2015 and 2015, indicates that in the last two years the was increase of performance of the ULP, and the score for the two categories is sufficient.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kuwati
Abstrak :
Karya akhir ini membahas pengelolaan seni pertunjukan yang mementaskan Topeng Tolay di Rawa Bunga. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Pengelolaan seni pertunjukan yang sesuai dengan jenis seni pertunjukan dan masyarakatnya akan membantu perkembangan seni pertunjukan serta senimannya. Manajemen akan membantu organisasi seni pertunjukan untuk dapat mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Pengelolaan seni pertunjukan yang kami lakukan dengan menyajikan pertunjukan Topeng Tolay di Rawa Bunga merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan seni pertunjukan tradisi, memberikan hiburan serta apresiasi seni tradisi bagi masyarakat. Topeng Tolay merupakan salah satu jenis seni pertunjukan teater tradisi yang berkembang di Desa Sukabakti, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang. Di Kabupaten Tangerang terdapat 17 (tujuh belas) grup Topeng yang sejenis, tetapi yang masih diminati masyarakatnya hanya ada 3 (tiga) grup yaitu: Topeng Tolay (Grup Cipta Wargi) di Desa Sukabakti, Odah (Grup Sinar Muda) di Gintung, dan Saban (Grup Pusaka Sinar Baru) di Rajek. Pertunjukan Topeng Tolay terdiri dari: musik Dangdut, Kliningan, Jaipong, Tari Gawil, Lawak dan Drama.
The focus of this study is the management of performing art staging Topeng Tolay, Tangerang at Rawa Bunga. This research is qualitative descriptive interpretive. The appropriate management of performing arts would support the development of the arts and artists. It will help organising performing arts to reach the goal effectively andefficiently. Staging and performing Topeng Tolay at Rawa Bunga was one of the efforts to develop traditional performing arts, entertaining people, and giving the traditional communities appreciation. Topeng tolay is one of the traditional theatrical performance from Sukabakti, Kecamatan Curug, Tangerang. There are 17 (seventeen) similar groups but only 3 (three) groups which are still preferred by the people : Topeng Tolay (Grup Cipta Wargi) at Sukabakti, Odah (Grup Sinar Muda) at Gintung, and Saban (Grup Pusaka Sinar Baru) at Rajek. Topeng Tolay performance consists of : Dangdut Music, Kliningan, Jaipong Dance, Gawil Dance, Comedy, and Drama.
2009
T26171
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rattu, Jultje Aneke
Abstrak :
Disertasi ini membahas kebertahanan nilai religi dan keberlanjutan kepemimpinan perempuan dalam pergelaran Maengket Makamberu Minahasa. Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai religi dan perempuan dapat bertahan, walaupun bentuk pergelarannya dapat berubah sesuai dengan konteks pergelaran. Bentuk pergelaran Maengket Makamberu religi yang muncul kembali setelah zaman globalisasi berjalan secara bersamaan dengan Maengket Makamberu seni. Nilai religi dan kepemimpinan perempuan dalam pergelaran dapat bertahan, walaupun ideologinya telah dipengaruhi religi Kristen/Katolik yang patriarkal. Hal tersebut membuktikan bahwa pergelaran religi yang berkurang dalam zaman globalisasi dapat dimunculkan kembali oleh masyarakat tradisi etnik Minahasa. Efek globalisasi pada pergelaran Maengket Makamberu tidak dapat digeneralisir, karena pergelaran dipengaruhi oleh konteks budaya, sosial, situasi, dan ideologi.
This dissertation discusses the survival of religious values and the sustainability of women?s leadership in the performance of Maengket Makamberu Minahasa. This study shows that religious values and women?s leadership can survive, though structure of performances may change based on context of performance. The religious performance structure of Maengket Makamberu that reappear after the age of globalization run concurrently with the artistic Maengket Makamberu. Religious values and women's leadership in performance can survive, despite its ideology has been influenced by the Christian/Catholic religion that is patriarchal. It is proved that the religious performances that were reduced in the age of globalization can be recalled by the people of Minahasan ethnic traditions. The effects of globalization on the performances cannot be generalized, because the performance is influenced by the cultural, social, situational, and ideological contexts.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
D2260
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Finda Prafianti
Abstrak :
Penelitian ini mengkaji tentang kontinuitas lengger lanang sebagai salah satu bagian dari seni tradisi tari Lengger Banyumas ke dalam sebuah bentuk seni pertunjukan kontemporer. Penelitian menggunakan metode etnografi meliputi pengamatan, wawancara mendalam, dan pengumpulan data sekunder. Temuan penelitian menunjukkan adanya upaya rekacipta yang dilakukan oleh para seniman lengger lanang. Upaya rekacipta tersebut dilakukan melalui proses riset, pertukaran gagasan antara dramaturg, seniman lengger lanang, para penari, dan pemusik di dalam proyek pertunjukan, serta melalui praktik residensi. Hasil dari upaya rekacipta tersebut adalah proyek tari Lengger Lanang Banyumas kontemporer yang tentu saja tetap menunjukkan unsur spiritualitas (spirit indhang dan proses peleburan nyawiji di dalam tubuh penari lengger), serta unsur pertunjukan di dalam seni tradisi Lengger Banyumas (gerak tari dan unsur musik). Selain unsur spiritualitas dan unsur pertunjukan, hasil dari rekacipta tersebut juga menunjukkan adanya gagasan isu konseptual yang berkaitan dengan lengger lanang (jender, dan marjinalitas). ......This research examines the continuity of lengger lanang as a part of the Lengger Banyumas dance tradition into a contemporary form of performance art. This research was conducted through ethnographic methods including observation, in-depth interviews, and secondary data collection. Through ethnographic methods, this research found that there was recreation tradition process made by lengger lanang artists. The recreated process was made through a research process, the exchange of ideas between dramaturgists, lengger lanang artists, dancers, and musicians in a performance, as well as through residency practices. The result of the recreated tradition process is the contemporary form of Lengger Lanang Banyumas dance which, of course, still shows the elements of spirituality (indhang spirit and nyawiji process), and shows the elements of performance (dance movements and musical elements) in the traditional form of Lengger Banyumas dance. In addition to the spirituality and performance elements, the results of the invention also reveal the conceptual issues which related to lengger lanang existence (gender, and marginality).
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Precillia Charlotta Anastasia Adi
Abstrak :
Kota berkembang seiring dengan perkembangan kebudayaan yang dilakukan oleh manusia. Dengan demikian, sebuah kebudayaan tidak dapat dilepaskan dari konteksnya. Kebudayaan manusia memiliki kecenderungan untuk hadir dalam wujud ide, artefak, dan aktivitas. Pembahasan di dalam skripsi ini akan difokuskan kepada aktivitas kebudayaan, dengan kekhususan pada pertunjukkan kebudayaan. Pertunjukkan kebudayaan yang terjadi di dalam kota umumnya terjadi pada ruang publik sebagai kepemilikan bersama. Keberadaan ruang publik sebagai panggung yang mengangkat pola kehidupan yang terjadi di masyarakatnya. Di dalam pertunjukkan kebudayaan tersebut bertemu berbagai perilaku dan penggunaan yang berbeda. Skripsi meninjau hubungan ruang publik (space) dengan pertunjukkan kebudayaan (event) di dalamnya. Dari studi kasus yang ditinjau terbaca adanya kebutuhan terhadap keselarasan pola ruang dengan event. Keselarasan ini selanjutnya mampu menggambarkan pola kehidupan masyarakat di dalamnya. ......Cities evolve along with the development of human culture. Thus, a culture cannot be separated from its context. Culture has a tendency to be presented in the form of ideas, artifacts, and activities. The discussion in this thesis will focus on cultural activities and be specified in cultural performance. Cultural performances that occurred in the city generally take place in public spaces as community shared space. The existence of public space as a stage on which the pattern of life that occurred in the society, be lifted up. Within these cultural performances, lies a convergence of different behaviors and usages. The elaboration of case studies shows the relationship of public space (space) with cultural performances (event) that happened in it. Moreover, we could find there is a need to align the pattern of space with the pattern of event. The alignment, then, could describe the people's pattern of life.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52250
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Darmoko
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Amir Rochkyatmo
Abstrak :
ABSTRAK
Wayang Klithik atau masyarakat Jawa Timur menyebutnya Wayang Krucil adalah salah satu jenis wayang yang dapat dikatakan tinggal sisa. Hidupnya telah diambang senja dan dalam kondisi merana.

Pengertian sisa atau hidup merana bukan bermakna tinggal satu-satunya atau tersia-sia, akan tetapi diakibatkan oleh berbagai sebab, kemajuan teknologi elektronik di bidang seni rekreasi banyak memberikan banyak pilihan dan ada yang menganggapnya lebih atraktif dan ongkosnya murah. Selain itu jenis wayang yang lain pun, seperti wayang purwa dirasakan lebih populer terhadap minat masyarakat peminat. Dampaknya kehidupan wayang klithik makin terdesak ke pinggir. Peminat jarang, panggilan tanggapan kian berkurang. Kelanjutannya seniman pendukung dan dalang hidup mengawang.

Penelitian ini bermaksud menguak perhatian peminat seni tradisional untuk menggugah minat, membangkitkan semangat dan memacu hasrat untuk meminati kembali kesenian ini. Beberapa grup wayang klithik masih ada meski jumlahnya tidak sampai puluhan, dalang dan panjaknya masih tersedia, wayang dan peralatannya juga masih ada, namun permintaan atau panggilan pentas makin menyusut. Untuk itu perlu ada penelusuran lebih lanjut sebab musabab makin surutnya perhatian.

Metode yang dipergunakan adalah metode pengumpulan data, khususnya data pustaka, dilengkapi dengan data yang dikumpulkan dari lapangan saat berlangsungnya pergelaran.

Hasil penelitian merupakan paparan atas kondisi kesenian bersangkutan yang dapat memberikan masukan guna ;

1. Mengenal kembali jenis kesenian tersebut. 2. Penanganan pembinaan dari instansi terkait secara berkelanjutan

Dengan masukan tersebut mudah-mudahan dapat diatur upaya pembinaan demi kelestarian kehidupan wayang klithik.
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>