Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Kegiatan pelayanan ground handling meliputi seluruh pelayanan yang di butuhkan untuk menyambut kedatangan pesawat udara beserta penurunan muatannya,dan/atau mempersiapkan pesawat udara berikut muatannya untuk keberangkatan menujuntujuan selanjutnya,dapat dilaksanakan oleh perusahaan penerbangan dan/atau di berikan kepada perusahaan tersendiri yang independen yang menkhususkan diri untuk menyediakan jasa pelayanan ground handling untuk perusahaan penerbangan.
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Most of all societies which have dealed with bureaucracy always discontented with bad of public service wihich they accept.....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Sumartini
Abstrak :
Komitmen dokter pada rumah sakit mempengaruhi tingkat kehadiran, produktivitas dan mutu pelayanan di rumah sakit. Waktu dan tenaga yang tidak penuh diberikan dokter spesialis pada rumah sakit berpengaruh terhadap produktivitas yang kurang optimal. Tujuan penelitian ini menilai hubungan budaya or- ganisasi, kepuasan kerja dengan komitmen dokter spesialis. Penelitian ini dilakukan pada 35 responden dokter spesialis dengan menggunakan pengukuran organinizational culture survey Denison, a job satisfaction survey Spector dan organizational commitment Allen & Meyer dengan skala yang dimodifikasi. Metoda analisis kuantitatif yang digunakan adalah univariat, bivariat dan multivariat. Sumber kepuasan dokter spesialis dengan komitmen yang tinggi adalah rekan kerja dan pekerjaan. Sumber ketidakpuasan adalah imbalan, promosi, supervisi dan kondisi kerja. Kepuasan kerja berhubungan dengan komitmen, tetapi budaya organisasi berupa praktek manajemen tidak berhubungan, karena belum terfokus pada keterlibatan, konsistensi, adaptabilitas dan pengha- yatan misi dokter spesialis. Dokter spesialis berhubungan dengan praktek manajemen yang terfokus pada konsistensi dan kepuasan imbalan. Komitmen normatif berhubungan dengan praktek manajemen yang fokus pada penghayatan misi dan kepuasan profesi.

Physician?s commitment has significant relationship with their level of attendances, and their productivity in term of services quality, which will leverage the total quality of hospital . Objectives of this research are: examining the relationship of organization culture toward physician?s commitment; and the relation- ship of job satisfaction toward the physician?s commitment; the relationship of both organization culture and job satisfaction toward physician?s commitment. Method: Respondent for this research are 35. Scale of organizational culture survey Denison, scale of job satisfaction survey Spector, and scale of organi- zational commitment Allen & Meyer are the measurement tools. The analysis quantitative is performed in univariate, bivariate and multivariate. Results : The physician has been highly committed to RSUD Bekasi. Physician?s?s satisfaction is influent by their type of job and the relationship within their professional colleagues. Their dissatisfaction can be influent by the lack of benefit and promotion opportunities, and the non-conducive work environment conditions.The job satisfaction level has significant relationship to organization commitment. Separately, organization commitment does not have significant relate to organ- ization culture. Organization culture, base on physician opinion, has not yet focus on empowerment; has not consistent in development of work instruction and implementation; has not adaptive with the change of organization environment; and has a lack of organization?s mission understanding. Physician?s con- tinuans commitment has a relationship to management practices that focus on consistency and benefit . Physician?s normative commitment has a relation- ship to management practices that focus on organization mission, and their job satisfaction as a physician.
2009
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Putra Tegar Adi
Abstrak :
Dalam memberikan pelayanan public yang baik dan berkualitas kepada para pengguna jasa kereta api, PT. Kereta Api Indonesia Persero memiliki telah melakukan berbagai upaya peningkatan pelayanan yang telah dilterapkan guna meningkatkan pelayanan pada kereta api kelas ekonomi Non-Public Service Obligation (Non-PSO). Dari sisi pelayanan intangibleyang diberikan PT. KAI Persero kepada para pengguna jasa kereta api sudah berupaya memberikan pelayanan dengan baik. Namun dari sisi dimensi pelayanan tangibles yang dilakukan pada kereta ekonomi Non-PSO new image terdapat kendala pada layout kursi yang kurang sesuai dengan ekspetasi para penggguna jasa kereta api yang menjadi faktor penghambat untuk menerapkan upaya peningkatan pelayanan yang dilakukan PT. KAI. Beberapa langkah konkret sudah dilakukan guna mengatasi hal ini dengan menarik kembali armada kereta api ekonomi Non-PSO new image yang bermasalah dan melakukan koordinasi dengan PT. INKA untuk dilakukan perbaikan terhadap layout kursi agar sesuai dengan kebutuhan para pengguna jasa kereta api. ...... In providing good and quality public services to rail service users, PT. Kereta Api Indonesia Persero has undertaken various efforts to improve the services that have been implemented to improve service on the economy class train Non-Public Service Obligation (Non-PSO). In terms of intangibles service provided by PT. KAI Persero to the railway service users have been trying to provide good service. However, in terms of service dimension tangibles conducted on non-PSO new economy train there are obstacles in the seat layout that is less in line with the expectations of railway service users who become the obstacle factor to implement efforts to improve services conducted by PT. KAI. Several concrete steps have been taken to overcome this by withdrawing the non-PSO new economy's problematic railway fleet and coordinating with PT. INKA for improvements to the turret layout to suit the needs of train users.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Susanto; Mokhammad Najih.
Jakarta: Ombudsman Republik Indonesia, 2024
659.131 2 HER p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
This research is conducted to find out and to examine to impact of the regional extension on the health services in the Health Departement of Lamandau regency. .....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The need for health service is basic need . .....
610 SKJ 19:1 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Kondisi transportasi yang ada di Jakarta pada saat ini cukup memadai dari sisi keterseiaan sarana maupun prasarana serta didukung fasilitas penunjang transportasi yang baik. ...
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyun Yuniar
Abstrak :
Indonesia is facing shortage of pharmacist in public health centers (PHCs), therefore the local government and PHCs have to cope with this problem. This paper aimed to describe the pharmaceutical manpower availability in PHCs, the problems occurred and potential applied solutions. Data was taken from National Health Facility Research 201. Quantitative data related to pharmaceutical manpower in PHCs was analyzed descriptively based on regions. Supporting qualitative data through in-depth interviews with the health office staffs in Bogor and Bekasi and pharmacists in four PHCs were conducted and being analyzed using thematic analysis. It was found that Sulawesi had the highest percentage of PHCs having pharmacist (29.1%) while Eastern Indonesia 51.5% of PHCs didn?t have any staff with pharma- cy related educational background. The highest percentages of staff com- position were pharmacy technician followed by nurse. The main problem was due to high workload with limited manpower available. The proposed solutions are recruitment of new pharmacists, but in case it is not possible then placing pharmacist in certain type of PHCs with urgent needs is a priority. Empowering pharmacy technician, all available trained staff and other resources such as on job students are other feasible choices.

Indonesia masih menghadapi keterbatasan jumlah apoteker di puskesmas, sehingga pihak pemerintah daerah dan puskesmas harus berupaya me- ngatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menggam- barkan ketersediaan dan distribusi tenaga pelayanan kefarmasian di puskesmas serta permasalahan dan alternatif pemecahannya. Data di- ambil dari hasil Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) tahun 2011I. Data kuantitatif tentang tenaga pelayanan kefarmasian di puskesmas dianalisis secara deskriptif berdasarkan regional. Data kualitatif sebagai pendukung diperoleh melalui wawancara mendalam dengan bagian kepegawaian dinas kesehatan dan apoteker empat puskesmas di Kota Bogor dan Bekasi, 3 kemudian dianalisis dengan metode analisis tema. Hasil analisis menun- jukkan bahwa Sulawesi memiliki persentase puskesmas dengan tenaga apoteker tertinggi (29,1%) sedangkan Indonesia Timur memiliki persentase puskesmas tertinggi dengan tenaga pelayanan kefarmasian tanpa latar belakang pendidikan farmasi (51,5%). Persentase tenaga kefarmasian terbesar di puskesmas adalah tenaga teknis kefarmasian kemudian pera- wat. Permasalahan utama yang dihadapi puskesmas adalah beban kerja yang berat dengan kondisi tenaga yang terbatas. Alternatif pemecahan masalah yaitu pengangkatan apoteker baru, namun jika tidak memungkin- kan maka penempatan apoteker pada puskesmas dengan kebutuhan men- desak merupakan prioritas utama. Pilihan lain yang memungkinkan adalah pemberdayaan tenaga teknis kefarmasian dan staf lain yang sudah dilatih atau memanfaatkan tenaga siswa magang.
Depok: Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Indonesia, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Selama penerapan Diagnosis Related Group di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito, terjadi kesenjangan tarif biaya riil pelayanan kesehatan dengan tarif Indonesia Case Base Groups (INA-CBGs). Penyebab terbesar kesenjangan tarif tersebut adalah pelayanan obat dan penggunaan sumber daya laboratorium yang tidak efisien. Biaya pelayanan penunjang medis untuk pasien leukemia limfoblastik akut adalah sekitar 23,8% dari total biaya pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunan sumber daya laboratorium dan pengaruh terhadap kesenjangan tarif. Penelitian ini menganalisis semua rekam medis dan data biaya pelayanan laboratorium pasien leukemia limfoblastik akut tahun 2009 - 2010 di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Pemeriksaan kimia klinik menunjukkan pola pasien yang semakin parah, proporsi biaya pemeriksaan kimia klinik semakin rendah. Kondisi ini juga terjadi pada pemeriksaan radiologi, urine dan tinja rutin. Sementara pada pemeriksaan hematologi, mikrobiologi, dan imunologi/serologi menunjukkan pola semakin parah pasien maka semakin tinggi proporsi biaya pemeriksaan. Analisis regresi menemukan pemeriksaan kimia klinik meliputi mikrobiologi darah, ureum, magnesium, creatine kinase MB (blood) menyebabkan kesenjangan tarif semakin meningkat atau rumah sakit semakin dirugikan. Model regresi linier ini mempunyai nilai R2 sebesar 0,834 dengan nilai F = 84,475 (P < 0,05). Ketidakefisienan penggunaan sumber daya laboratorium pada pemeriksaan kimia klinik terdapat pada kelompok pasien tingkat keparahan ringan. ......Problems occurred during the implementation of Diagnosis Related Group in Sardjito Hospital Yogyakarta. There was gap price between the real cost of health care and Indonesia Case Base Groups (INA-CBGs) cost. The cause of the gap price was drug delivery and use of laboratory resources inefficiently. Cost of medical support services for acute lymphoblactic leukemia patients about 23.8% of the total cost of health care. This study aimed to analyze efficiency of the use of laboratory resources and their effect to discrepancy of price.This study analyzed all medical records and laboratory services cost data in 2009 - 2010 acute lymphoblastic leukemia patients at Sardjito Hospital Yogyakarta. Clinical chemistry test showed a pattern of more severe patients, the lower the percentage of clinical chemistry fees. This condition also occurs in radiological, urine test, and stool. While the test of hematology, microbiology and immunology/serology showed a pattern, the more severe the patient, the higher the percentage of the cost of the test. The results of the regression analysis showed that the more higher cost of clinical chemistry test (blood microbiology, urea, magnesium, creatine kinase MB (blood)) the higher discrepanct of price which causes the hospital getting harmed. Linear regression model has a value of determination coeficient 0.834 with a value of F = 84.475 (P < 0.05). Inefficiency of resource use in the test of clinical chemistry laboratory located on the mild severity of the patient group.
Universitas Airlangga, Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>