Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pembangunan pertanian terdiri dari serangkaian upaya untuk meningkatkan pendapatan
petani, yang pada gilirannya, akan mendorong pertumbuhan ekonomi regional. Di Kalimantan
Barat, lahan gambut dipilih sebagai alternatif untuk mencapai tujuan tersebut. Kajian ini
berupaya mengevaluasi kinerja petani jagung di lahan gambut. Berlokasi di Kampung
Limbung, Pontianak, riset ini didasarkan pada survei kuantitatif menggunakan prosedur
statistik korelasional. Penelitian ini menghasilkan sejumlah kesimpulan, yaitu: (1) kinerja petani masih tergolong rendah, (2) faktor-faktor yang berkaitan dengan kinerja adalah level kompetensi, dukungan produksi, dan intensitas interaksi petani dengan tim fasilitator"
300 MIMBAR 27:1(2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Handoyo Wahyu Purnawan
"ABSTRAK
Salah satu pemanfaatan hutan yang berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi
adalah pengelolaan hutan produksi dengan skema Hutan Tanaman Industri. PT.
BMH sebagai pemegang izin berkewajiban melaksanakan kemitraan
kehutanan. Gabungan Kelompok Tani Riding Bersatu Gapoktan dan PT.
Bumi Mekar Hijau PT. BMH telah menandatangani Naskah Kesepakatan
Kerjasama Kemitraan Kehutanan pada areal bergambut seluas 10.000,8 ha
yang saat ini belum berjalan. Fokus Utama Exploratory Research ini ialah
realisasi kemitraan kehutanan yang akan terjadi di Tahun 2022. Riset ini
memiliki tujuan mengidentifikasi faktor pendorong driving force yang
mempengaruhi realisasi kemitraan kehutanan, menemukan faktor penting yang
memiliki ketidakpastian yang tinggi critical uncertainty serta
memproyeksikan realisasi kemitraan kehutanan pada tahun 2022. Riset ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode kualitatif sesuai dengan
tahapan analisis skenario. Faktor pendorong driving force yang paling
mempengaruhi kemitraan kehutanan adalah budaya bertani, kelembagaan,
pasar dan paduserasi kebijakan perhutanan sosial degan kebijakan
perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut. Faktor penting dengan
ketidakpastian tinggi critical uncertainty yang mempengaruhi realisasi
kemitraan kehutanan adalah paduserasi kebijakan perlindungan dan
pengelolaan ekosistem gambut dan budaya bertani. Skenario terbaik pada
tahun 2022 adalah skenario gambut emas, dimana kemitraaan kehutanan
yang terdiri dari agroforestri dan kemitraan tanaman pokok dapat berjalan jika
perusahan mengganti akasia Acacia crassicarpa dengan alternatif bahan baku
pulp dan kertas yang sesuai dengan ekosistem gambut.

ABSTRACT
One of the forest uses that contributes to economic growth is the management
of production forests under the Industrial Plantation Forest scheme. PT. BMH
as the permit holder is obliged to implement forestry partnerships. Riding
Farmers Group Gapoktan and PT. Bumi Mekar Hijau PT. BMH has signed
the Forestry Partnership Cooperation Agreement Manuscript of 10,000.8 ha
peatland ecosystem which is currently not running. The main focus of this
Exploratory Research is the realization of forestry partnerships that will occur
in 2022. This research aims to identify driving forces that influence the
realization of forestry partnerships, finding critical uncertainty and projecting
possible forestry partnership future occurred in 2022. This research uses a
qualitative approach with qualitative methods according to scenario analysis.
The driving force that most influences forestry partnerships is the culture of
farming that adapts to peat ecosystems, institutions, markets and the
sincronization of social forestry policies and protect and manage peat
ecosystems policies. Critical uncertainty that affect the realization of forestry
partnerships are the implementation of policies to protect and manage peat
ecosystems and farming culture. The best scenario that might occur in 2022 is
the gold peat scenario, where forestry partnerships consisting of agroforestry
and partnership on staple crops can work if the PT. BMH replaces acacia
Acacia crassicarpa with an alternative pulp and paper raw material that is
compatible with the peat ecosystem."
[, ]: Universitas Indonesia. Sekolah Ilmu Lingkungan, 2019
T52140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surakarta: AksarraSinergi Media, 2015
577.687 KEH
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Riyadh
"Di daerah Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan terdapat lahan gambut yang luas yang dimanfaatkan sebagai tempat pemukimam warga. Permasalahannya tanah gambut memiliki daya dukung yang kecil apabila terdapat beban diatasnya. Stabilisasi yang digunakan pada penelitian ini ialah penambahan mikroorganisme selulolitik potensial yang berasal dari tanah gambut. Metode pencampuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode injeksi. Waktu fermentasi setelah injeksi dilakukan ialah 30 hari dan 45 hari. Dengan penambahan mikroorganisme maka proses dekomposisi pada tanah gambut dipercepat sehingga merubah properti tanah gambut dan kerapatan kering. Perubahan yang didapatkan pada properti tanah dan kerapatan kering tidak berubah secara signifikan.

In Ogan Komering Ilir region, South Sumatra peat lands used as people dwelling place are wide-spread. The problem is that peat has small bearing capacity while being loaded. Stabilization used in this research is by adding potential cellulytic microorganisms from the peatsoil. The mixing method used in this research is injection method. Fermentation time after doing injection is 30 and 45 days. By adding the microorganisms, then the decomposition process is being quicker so that it change the properties and the dry density of peatsoil. The change obtained on the soil properties and the dry density is not significantly changed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55718
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Revidia Rahma Sani
"Kebakaran lahan merupakan kebakaran yang terjadi di kawasan luar kawasan hutan, baik disengaja maupun tidak disengaja. Kebakaran ini dapat terjadi di wilayah lahan gambut maupun lahan non-gambut. Di Indonesia kejadian kebakaran sebagian besar berlokasi di lahan gambut. Desa Bunsur dan Desa Mengkapan Kabupaten Siak merupakan salah satu daerah di Provinsi Riau yang masuk ke dalam desa prioritas penanggulangan kebakaran karena banyaknya hotspot dan luasnya lahan gambut yang dapat meningkatkan potensi terjadinya kebakaran lahan. Potensi kebakaran lahan dalam penelitian ini diperoleh dengan mengolah sebaran data hotspot menggunakan metode Kernel Density Estimation (KDE). Selain kondisi fisik lingkungan, aktiviyas manusia juga menjadi penyebab utama terjadinya kebakaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial kebakaran lahan yang ditinjau berdasarkan potensi kebakaran lahan, distribusi lahan gambut, dan pola aktivitas manusia yang ditinjau dari beberapa aspek yaitu aktivitas pembukaan lahan, aktivitas pertanian, dan penguasaan lahan di wilayah penelitian yang dianalisis berdasarkan jarak dari permukiman. Hasilnya diketahui bahwa potensi kebakaran lahan memiliki keterkaitan spasial dengan distribusi lahan gambut dan pola aktivitas manusia. Dapat diketahui bahwa semakin tipis ketebalan lahan gambut maka semakin mudah kering dan semakin tinggi juga potensi kebakaran lahannya. Hal ini dikarenakan daya penyaluran air di lahan gambut bekerja secara mendatar atau horisontal. Hal ini juga berkaitan dengan pola aktivitas manusia, semakin jauh jarak dari permukiman maka semakin tinggi pula potensi terjadinya kebakaran lahannya yang dikelola oleh kelompok/individu masyarakat dengan penggunaan lahan pertanian sawit, karet, dan sagu.

Land fires are fires that occur in the forest, whether or not or outside the area. These fires can occur in areas of peatland or non-peat land. In Indonesia, major fires are located on peatlands. BunsurVillage and Mengkapan Village, Siak Regency are one of the areas in Riau Province that are included in the fire priority villages because of the large number of hotspots and the extent of peatlands that can increase the potential for land fires. The fire potential in this study was obtained by processing the distribution of hotspot data using the Kernel Density Estimation (KDE) method. In addition to the physical condition of the environment, human activities are also the main cause of fires. This study aims to determine the spatial pattern of activity fires based on the potential for land fires, distribution of peatlands, and patterns of human activity in terms of several aspects, namely land clearing, agriculture, and land tenure activities in the analyzed area based on the distance from the fire. The results show that the potential for land fires has a spatial relationship with the distribution of peatlands and patterns of human activity. It can be seen that the thinner the peat land, the easier it is to dry and the higher the potential for land fires. This is because the distribution of air in peatlands works horizontally or horizontally. This is also related to the pattern of human activity, the farther the distance from use, the higher the potential for land fires managed by community groups/individuals with the use of oil palm, rubber, and sago land."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
L. Budi Triadi
"Degradasi di lahan rawa gambut umumnya diakibatkan oleh alih fungsi lahan menjadi lahan dengan komoditas ekonomi skala besar yang dapat menyebabkan kerusakan lahan gambut, apapun komoditas ekonomi yang ditanam. Alih fungsi lahan yang disertai dengan pembuatan drainase menyebabkan lahan menjadi kering, mudah terbakar, subsiden, banjir, emisi CO2 dan permasalahan sosial-ekonomi. Penelitian ini dilakukan melalui studi literatur terkait persoalan dan solusi pemulihan lahan gambut terdegradasi melalui restorasi hidrologi dengan metode sekat kanal dan penanaman jenis tanaman yang tidak membutuhkan drainase (paludikultur). Terdapat empat tipe sekat yang biasa digunakan, yaitu sekat papan, sekat isi, sekat plastik, dan sekat geser. Pemilihan tipe sekat sangat tergantung kepada kondisi biofisik, dimensi kanal, topografi gambut, ketersediaan material dan aksesibilitas ke lokasi penabatan. Dari studi pustaka ini diketahui adanya korelasi yang kuat antara keberadaan sekat terhadap penambahan ketinggian muka air tanah, dimana sekat bermanfaat untuk menaikkan muka air tanah dan melembabkan tanah. Penerapan paludikultur di gambut tropis Indonesia, diketahui bahwa komoditas tertentu lebih tahan terhadap genangan namun tetap memiliki nilai ekonomi seperti: Metroxylon spp, Nypa fruticans Wurmb, Alseodaphne spp., Nothaphoebe spp., dan Shorea spp. Agar dapat bertahan hidup jenis-jenis tanaman tersebut harus dipilih, disesuaikan dengan ketinggian air yang terdapat di lahan gambut dan terutama berpotensi merestorasi lahan yang telah terdegradasi."
Bandung : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2020
551 JSDA 16:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Charman, Dan
Chichester: John Wiley & Sons Ltd., 2002
577.687 CHA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Bela Titis Gantika Br
"ABSTRAK
Indonesia telah menyatakan keikutsertaannya dalam perjanjian iklim, Persetujuan Paris atau Paris Agreement, dalam rangka penurunan emisi Gas Rumah Kaca. Dalam pelaksanaanya, Persetujuan Paris memberikan kewajiban bagi negara-negara pesertanya untuk membentuk kontribusi nasional yang disebut dengan Nationally Determined Contribution (NDC), dimana didalamnya terdapat target yang hendak dicapai dalam upaya mengurangi emisi Gas Rumah Kaca sesuai dengan kondisi domestik negara-negara peserta. Tentunya, setiap negara memiliki prioritas yang berbeda dalam upaya mengurangi emisi GRK, termasuk Indonesia. Bencana alam seperti kebakaran hutan dan lahan gambut yang sering terjadi di Indonesia menjadi pertimbangan pemerintah untuk memprioritaskan kegiatan restorasi hutan dan lahan gambut di dalam NDC yang telah disampaikan Indonesia kepada UNFCCC pada tahun 2016. Dalam NDC tersebut, Indonesia ditargetkan dapat merestorasi gambut di Indonesia sebesar 2 (dua) juta hektar pada tahun 2030. Pada tahun 2016, Presiden Joko Widodo membentuk Badan Restorasi Gambut (BRG) sebagai pelaksana kegiatan restorasi gambut yang terfokus pada tujuh provinsi prioritas. Pelaksanaan restorasi gambut di Indonesia oleh BRG diharapkan mampu mencapai target NDC Indonesia sebagai komitmen Indonesia dalam menuju masa depan yang rendah emisi dan berketahanan iklim, dengan adanya kerjasama dengan masyarakat dan sektor privat, dan institusi pemerintah lainnya maupun lembaga non-pemerintah, serta adanya konsistensi dalam menerapkan prinsip iktikad baik dan prinsip-prinsip hukum lingkungan internasional lainnya.

ABSTRACT
Indonesia has stated its participation in one of the Climate Agreement, namely Paris Agreement, in the context of reducing GHG emission. In its implementation, Paris Agreement provides obligations for the Parties to conduct a Nationally Determined Contribution (NDC), in which there are targets to be achieved in an effort to reduce GHG emissions, in accordance with the domestic conditions of the participating countries. Undoubtedly, each state has different priorities in efforts to reduce GHG emissions, including Indonesia. Natural disasters such as forest and peatland fires that often occur in Indonesia are considered by the government to prioritize forest and peatland restoration in Indonesias Nationally Determined Contribution, that has been submitted to the UNFCCC in 2016. Based on the NDC, Indonesia is targeted two million hectares of peatland to be restored by 2030. In 2016, President Joko Widodo established the Peatland Restoration Agency (BRG) as the main executor of peatland restoration that focused in seven priority provinces. The implementation of peatland restoration in Indonesia by BRG is expected to be able to achieve Indonesias NDC target, as Indonesias commitment towards a low emissions and climate resilient future, through the cooperation with the societies and private sectors, along with other governmental institutions and non-governmental organizations, and also the consistency of implementing good faith and other principles applied in the international environmental law.
"
2020
T54926
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellias Wijaya
"Kondisi lahan gambut di Kalimantan Tengah saat ini sudah rusak paska dibukanya proyek lahan gambut sejuta hektar. Salah satu upaya restorasi rawa gambut yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum adalah pembuatan tanggul untuk mengendalikan aliran air dan muka air tanah. Rencana pembuatan tanggul di Desa Sei Ahas, Kalimantan Tengah ternyata menghadapi hambatan-hambatan sosial yang erat kaitannya dengan tingkat kesiapan masyarakat. Mengingat pentingnya peranan tanggul dalam mendukung restorasi ekosistem rawa gambut, maka perlu dikaji aspek-aspek apa yang menghambat kesiapan masyarakat dalam menerima dan memanfaatkan tanggul. Penelitian ini dilakukan di Desa Sei Ahas tahun 2013 dengan pendekatan penelitian integratif. Metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam, survei, observasi lapangan dan studi literatur. Tingkat kesiapan masyarakat termasuk dalam kategori preplanning. Faktor-faktor yang menghambat kesiapan masyarakat Sei Ahas adalah kekhawatiran terganggunya mata pencaharian penduduk, rendahnya pemahaman masyarakat terhadap emisi karbon dan kebakaran gambut, persepsi yang salah terhadap fungsi dan mekanisme tanggul, dan kurang harmonisnya jaringan sosial di masyarakat."
Jakarta: Puslitbang Sosial Budaya Ekonomi dan Lingkungan, Badan Penelitian dan Pengembanga Kementrian Pekerjaan Umum, 2009
352 JSEPU 5 (3) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadhurrahman
"Awalnya, pemetaan lahan gambut dilakukan dengan pengamatan langsung sifat-sifat tanah pada jarak tertentu. Namun saat ini sudah banyak dikembangkan pemetaan jarak jauh menggunakan citra satelit dengan data pendukung lainnya. Selain keunggulannya karena mudah diakses dan memiliki jangkauan yang luas, citra satelit juga memungkinkan interpretasi karakteristik menggunakan metode artificial intelligence (AI). Penelitian yang akan dilakukan adalah melakukan pengembangan terhadap algoritma pengkarakteristik citra satelit sehingga didapatkan hasil yang lebih optimal. Arsitektur Hybrid Residual U-Netdigunakan sebagai algoritma untuk mengklasifikasikan kedalaman lahan gambut. Data yang digunakan berupa citra satelit MODIS yang diakusisi dalam rentang waktu 5 tahun pada tahun 2015 sampai 2019 dan data kedalaman lahan gambut dari Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) dengan 7 kelas kedalaman gambut pada daerah Pulang Pisau Kalimantan Tengah. Citra satelit MODIS diolah menjadi sebuah indeks vegetasi. Citra indeks vegetasi yang digunakan pada penelitian ini sejumlah 9 citra indeks vegetasi. Citra indeks vegetasi dan data kedalaman gambut kemudian dilakukan ekstraksi fitur untuk pembuatan dataset model machine learning menggunakan metode grid dan centeroids. Untuk pembuatan dataset model Hybrid Residual U-Net dilakukan pemotongan region of interest (ROI) pada citra indeks vegetasi dan kedalaman gambut. Pada tahap pelatihan model Hybrid Residual U-Net memiliki nilai akurasi sebesar 99,99% dan pada proses pengujian memiliki nilai akurasi sebesar 96,46%.

Initially, peatland mapping was carried out by direct observation of soil properties at a certain distance. However, many remote sensing for digital mapping has been developed using satellite imagery with other supporting data. In addition to the advantages of being easily accessible and having a wide range, satellite imagery also allows the interpretation of characteristics using artificial intelligence (AI). The research that will be carried out is to develop an algorithm for characterizing satellite imagery so that more optimal results are obtained. Hybrid Residual U-Net was used as an algorithm to classify the depth of peatlands. The data used are MODIS satellite imagery which was acquired over a period of 5 years from 2015 to 2019 and peatland depth data from the Center for Agricultural Land Resources (BBSDLP) with 7 peat depth classes in Pulang Pisau, Central Borneo. MODIS satellite imagery is processed into a vegetation index. The vegetation index images and peat depth data were then performed for feature extraction to create a machine learning model dataset using the grid and centroids methods. To generate the CNN model’s dataset, the region of interest (ROI) was cut on the vegetation index and peat depth images. The model will process the dataset so that the accuracy value is obtained then a comparison is done between the accuracy values ​​so that the best model is obtained. At the training stage, the Hybrid Residual U-Net model has an accuracy value of 99.99% and in the testing process, it has an accuracy value of 96,46%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>