Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Nursetiawan Suroso
Abstrak :
Balok beton prategang sebagian umumnya dirancang untuk diperbolehkan mengalami
retak pada saat menerima beban kerja. Namun adanya retak ini dapat mengakibatkan korosi pada tulangan sehingga mengurangi kekuatan balok tersebut. Oleh karena im retak harus dikendalikan sedemikian rupa agar Iebamya tidak berleblhan. Untuk dapat mengendalikan lebar retak tersebut maka perlu diketahui terlebih dahulu perilaku dari Iebar retak di balok beton prategang sebagian.
Lebar retak pada balok beton prategang sebagian dipengaruhi oleh banyak fhktor. Hal
ini menyebabkan kerumitan dalam penyusunan persamaan untuk menghitung lebar retak yang dilakukan oleh para peneliti. Namun secara umum pendekatan yang digunakan oleh peneliti- peneliti tersebut untuk menghitung lebar retak dapat dikelompokkan dalam 2 (dua) metode, yaitu metode yang berdasarkan tegangan tarik khayal beton dan metode yang berdasarkan tegangan baja setelah tahap dekompresi. Masing~masing metode memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Metode yang didasarkan pada tegangan tarik khayal beton sangat sederhana dalam proses perhitungannya tetapi mengasumsikan penampang balok dalam kondisi yang tidak retak, meskipun sebenarnya tegangan tarik beton ini sudah melampaui kekuatan tarik beton (modulus keruntuhan baton). Sedangkan perhitungan untuk metode yang
didasarkan pada tegangan baja cukup rurnit tetapi menggunakan penampang balok yang retak dalam analisanya sehingga menyerupai keadaan balok yang sebenamya.
Tulisan ini membahas kedua metode tersebut di atas bersama-sama dengan beberapa
persamaan untuk menghitung lebar retak yang telah dibuat oleh para peneliti dan batasan lebar retak yang diijinkan oleh peraturan. Untuk mengetahui seberapa jauh persamaan-persamaan tersebut dapat memberikan hasil yang memadai maka dilakukan pula perbandingan antara hasil yang didapat dari perhitungan dengan hasil yang didapat dari percobaan yang dilakukan di laboratorium oleh beberapa peneliti. Selain itu akan dilakukan simulasi untuk mengetahui pengaruh dari beberapa parameter pada balok beton prategang sebagian terhadap perilaku lebar retak yang muncul. Parameter-parameter tersebut meliputi bentuk penampang balok, tingkat
prategang, kombinasi tulangan prategang dan non-prategang, jumlah tulangan, indeks
penulangan, dan letak/kedalaman tulangan prategang.
1996
S34603
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ronal Setiawan
Abstrak :
ABSTRAK
Pada bangunan teknik sipil yang terletak pada daerah laut atau pantai, sering kali mengalami kerusakan akibat terjadinya korosi pada struktur bangunan. Hal ini tentu saja mengakibatkan kurangnya umur layan bangunan dan kekuatan struktur. Pada struktur yang mengalami korosi, diperlukan perbaikan yang menyeluruh yang relatif lebih murah dibandingkan pembangunan kembali. Struktur yang mengalami perbaikan akan mempunyai perilaku yang berbeda dengan struktur awalnya. Hal ini dikarenakan pada struktur perbaikan telah terjadi penyatuan antara material lama dan material baru yang dapat berbeda sifatnya. Ikatan antara material lama dan material baru akan berpengaruh terhadap kekuatan struktur. Untuk itu diperlukan analisis lebih lanjut mengenai kekuatan struktur perbaikan tersebut.
Salah satu cara untuk menganalisa kekuatan struktur perbaikan adalah dengan menggunakan program Drain 2DX. Pada Drain 2DX, struktur beton bertulang didiskretisasi menjadi beberapa elemen yang masing-masing terdiri dari beberapa segmen. Sedangkan pada penampang struktur dilakukan pemodelan fiber dengan sifat material yang non linier. Untuk mendekati hasil percobaan maka dianalisa pengaruh dari fenomena komposit bertulang (gap, pull out, dan tension stiffening)_terhadap kekuatan struktur. Prosedur analisa dilakukan dengan cara penambahan beban yang diatur melalui displacement control sampai pada keruntuhan struktur. Maka akan diketahui hubungan antara beban dengan lendutan yang mencerminkan perilaku struktur perbaikan.
Dari hasil analisis dengan menggunakan program Drain 2DX, didapat kapasitas beban kerja struktur perbaikan tidak berbeda jauh dengan struktur awalnya. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan grafik beban-lendutan antara struktur awal denan struktur perbaikan. Struktur perbaikan dapat berdeformasi lebih besar dari struktur awalnya, karena pengaruh gap pada struktur perbaikan lebih tidak kaku dibanding struktur awalnya. Sedangkan pull out yang yang terjadi pada kedua struktur juga sangat berpengaruh terhadap kekakuan dan kekuatan struktur.
2001
S34790
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library