Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Roberto Colia
Abstrak :
Perkerasan lentur merupakan jenis perkerasan yang banyak dipakai di Indonesia. Salah satu kerusakan yang sering terjadi pada perkerasan lentur ialah kerusakan alur roda. Jenis deformasi ini berupa perubahan bentuk permukaan jalan akibat beban roda kendaraan yang melintasi permukaan perkerasan jalan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif campuran beton aspal yang dapat mengurangi terjadinya deformasi tersebut. Limbah sabut kelapa ditambahkan pada aspal sehingga menjadi aspal berserat. Bahan tambah ini berupa serat halus berukuran 0,5mm-1,25mm dicampur dengan Aspal pen 60/70 dengan persentase 0%; 0,75% dan 1,5% terhadap berat aspal. Aspal berserat ini kemudian dicampur dengan aggregat menjadi campuran beton aspal AC-WC kemudian dilakukan pengujian dengan Wheel Tracking Machine pada suhu 30˚C, 45˚C dan 60˚C. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa penambahan limbah sabut kelapa lebih tahan terhadap pengaruh suhu dibandingkan dengan campuran aspal beton tanpa serat. Hasil pengujian Marshall dan Wheel Tracking Machine memperlihatkan terjadinya peningkatan stabilitas dan ketahanan terhadap nilai deformasi pada persentase limbah sabut kelapa 0.75%.
......
Flexible pavement is a type of pavement that is widely used in Indonesia. One of damage that often occurs in flexible pavement damage is the wheel groove. Type of deformation is a change in shape of the road surface due to wheel loads of vehicles across the surface of the pavement. This study aimed to explore alternative asphalt concrete mixtures that can reduce the occurrence of such deformation. Coconut coir waste is added to the asphalt so that it becomes fibrous asphalt. The added material in the form of fine fibers measuring 0.5 mm – 1.25mm mixed with asphalt pen 60/70 with a percentage of 0 % , 0.75 % and 1.5 % of the weight of asphalt. Fibrous asphalt is then mixed with aggregate into asphalt concrete mix AC - WC then testing the Wheel Tracking Machine at a temperature of 30˚C , 45˚C and 60˚C. The results of this study concluded that the addition of coconut coir waste is more resistant to the effects of temperature compared to asphalt concrete mixtures without fiber. The results of testing the Marshall Test and Wheel Tracking Machine reflects the increasing stability and resistance to deformation values on the percentage of waste coconut husks 0.75 %.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S56556
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hegar Irawan
Abstrak :
Tingkat pelayanan suatu konstruksi perkerasan sangat ditentukan oleh tingkat kerusakan dari konstruksi perkerasan tersebut. Suatu manajemen tindakan pemeliharaan yang baik diperlukan agar tingkat pelayanan ini tetap terjaga dalam kondisi seoptimal mungkin. Untuk memilih tindakan pemeliharaan yang akan dilakukan serta untuk menentukan anggaran yang dibutuhkan oleh tindakan pemeliharaan tadi, diperlukan adanya suatu perkiraan terhadap tingkat kerusakan yang mungkin terjadi pada konstruksi perkerasan (daur hidup perkerasan) dan efek tindakan pemeliharaan yang dilakukan terhadap tingkat pelayanan. Submodel penurunan kondisi dan efek pemeliharaan (RDME) yang merupakan bagian dari model HDM-4 merupakan salah satu model yang paling banyak digunakan untuk memperkirakan tingkat kerusakan suatu konstruksi perkerasan dan akibat tindakan pemeliharaan yang dilakukan terhadap tingkat pelayanan suatu konstruksi perkerasan. Perbandingan dan analisa penurunan kondisi dan efek pemeliharaan pada submodel penurunan kondisi dan efek pemeliharaan dilakukan dengan bantuan program komputer. Untuk melakukan pemrograman submodel ini, hubungan-hubungan yang ada dalam submodel diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman Visual Basic untuk aplikasi. Dari analisa didapatkan bahwa tidak semua modus kerusakan berpengaruh langsung secara signifikan terhadap ketidakrataan. Namun berpengaruh terhadap modus kerusakan lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap ketidakrataan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34939
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ya`foor Sulaiman
Abstrak :
Secara umum perkerasan jalan raya dibagi dalam dua jenis perkerasan, yaitu perkerasan lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Jenis perkerasan yang akan dipakai tergantung pada banyak hal, salah satunya adalah ketersediaan sumber daya. Semakin mudah sumber daya untuk suatu jenis perkerasan diperoleh, makin sedikit biaya yang dibutuhkan. Oleh karena itu, untuk suatu lokasi yang akan dibangun prasarana jalan, harus diketahui kebutuhan sumber daya tiap jenis pekerasan sehingga dapat ditentukan jenis perkerasan yang efisien untuk lokasi tersebut.
Untuk menghitung kebutuhan biaya terlebih dahulu harus diketahui ketebalan perkerasan yang dibutuhkan. Banyak metode perhitungan tebal perkerasan yang dapat dipakai. Di Tugas Akhir ini penulis memakai metode perhitungan oleh Bina Marga. Dengan melakukan modelisasi ruas jalan dan karakteristik perencanaan, didapat hasil perbandingan tebal perkerasan kaku dengan perkerasan lentur dalam rentang LHR yang telah ditentukan, yaitu 10 sampai 5.000.
Dari hasil perhitungan tebal perkerasan, dilakukan identifikasi pekerjaan dan analisa biaya kebutuhan. Dengan menggunakan contoh lokasi tempat pekerjaan, didapat biaya pekerjaan masing-masing perkerasan. Kemudian biaya untuk perkerasan kaku dibandingkan dengan perkerasan lentur. Biaya yang dihitung adalah biaya pembangunan perkerasannya saja (initial cost) tanpa melihat kebutuhan biaya pemeIiharaan selama usia rencana jalan.
Dari hasil perbandingan tersebut ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya bahwa sampai LHR ± 130 perkerasan kaku lebih tebal daripada perkerasan lentur dan biaya untuk perkerasan lentur lebih mahal daripada perkerasan kaku untuk setiap besaran LHR yang ditinjau.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35685
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rieva Fahamsyah
Abstrak :
Jalan disebut ideal secara teknis dan fungsinya, diantaranya kuat, aman, nyaman dan bersih. Secara harfiah kuat artinya konstruksi jalan dapat menahan beban kendaraan dan memenuhi syarat teknis. Guna mempertahankan tingkat kenyamanan jalan maka diperlukan suatu program pemeliharaan jalan agar jalan tersebut masih mantap jika digunakan. Untuk menghitung besarnya biaya pemeliharaan terlebih dahulu harus mengetahui besarnya kerusakan yang terjadi pada perkerasan tersebut terkait juga metode apa yang akan digunakannya.
Di skripsi ini penulis memakai metode perhitungan Bina Marga yang juga banyak mengadopsi dari AASHTO. Dengan melakukan beberapa modelisasi terhadap perubahan LHR maka akan didapat perubahan nilai performance jalan yang dilihat dari penurunan nilai PSI. Dari nilai PSI inilah analisis dilakukan sehingga didapat pula variasi-variasi kerusakan yaitu cracking, patching, dan ruth depth. Dalam perhitungannya batasan yang digunakan adalah hanya terhadap nilai cracking, dengan anggapan kerusakan patching dan ruth depth belum terjadi.
Dari hasil perhitungan tersebut didapat kesimpulan yaitu sensitivitas hubungan antara Biaya pemeliharaan dan LHR, dalam bentuk regresi linear yang besarnya adalah sebagai berikut : grafik regresi linear untuk lentur : y = 10342x - 3.106 dengan R2 = 0,9965 grafik regresi linear untuk kaku : y = 1055,5x - 727102 dengan R2 = 0,9953. Hasil ini menunjukan bahwa pada grafik lentur lebih sensitive dari pada grafik kaku, hal ini dikarenakan pada perkerasan lentur membutuhkan biaya pemeliharaan yang lebih besar dari pada perkerasan kaku. Sensitivitas biaya pemeliharaan antara perkerasan lentur dan kaku ini dapat dijadikan salah satu kriteria dalam memilih penggunaan jenis konstruksi perkerasan jalan, sehingga didapat suatu hasil yang terbaik dan ekonomis.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35828
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dian Indah Purnama Sari
Abstrak :
Pembangunan dapat merusak sistem ekologi tata air seperti peningkatan puncak banjir yang semakin sulit diprediksi. Dengan demikian, peningkatan pembangunan akan memperparah permasalahan lingkungan yang terjadi. Peningkatan pembangunan tercermin dari semakin meluasnya kawasan dengan lahan kedap air. Untuk menjembatani kepentingan pembangunan dan daya dukung lingkungan, perkerasan jalan permeabel hadir sebagai solusi alternatif.
Penelitian ini akan bertujuan untuk merancang alat ukur untuk mengetahui technical properties dari permeable pavement untuk kelas jalan lingkungan dengan penggunaan material-material yang tersedia di Indonesia. Alat ini didesain untuk mengukur kapasitas infiltrasi dan perubahan daya dukung jalan seteah terjadinya infiltrasi hujan. Untuk itu, akan dibuat model fisik struktur jalan untuk pengukuran, baik dengan hujan alami maupun hujan simulasi dengan rakitan instalasi simulator hujan. Selain itu, rancangan desain juga dikembangkan untuk pengukuran daya dukung jalan agar diketahui penurunan daya dukungnya antara sebelum dan sesudah terjadi infiltrasi.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa alat ukur rancangan ini dapat mengukur kapasitas infiltrasi dan daya dukung jalan permeabel dengan cukup baik sehingga dapat diketahui efektifitas jalan tersebut sebagai mediator infiltrasi. Untuk pengukuran daya dukung setelah infiltrasi tidak dapat diukur karena kesalahan prosedur dan keterbatasan perlengkapan. Namun, perubahan daya dukung tidak dapat disajikan karena tidak adanya data daya dukung jalan setelah terjadinya infiltrasi sehubungan dengan kesalahan prosedur pengerjaannya. Untuk permasalahan ini telah disajikan beberapa usulan berupa manual pembuatan model fisik jalan permeabel yang dapat diukur kapasitas infiltrasi dan daya dukungnya.
......In many cases, expansion of impervious area in the process urban development is inevitable. To overcome the impact of excessive surface run off increment the use of a new construction method utilizing permeable pavement is proposed.
The objective of this study are designing device to measure technical properties of permeable pavement used for residential access road utilize local materials. The device is designed to measure infiltration and bearing capacity change due to natural rain as well as simulated rainfall.
Trial run showed that the device able to measure both infiltration and surface run off fairly adequate. However, CBR test after rainfall can not be performed due to protocol error. A way to fix the problem has been proposed.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35355
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library