Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Ajeng Sarasputri
Abstrak :
Tingginya kebutuhan peningkatan kualitas jalan sebagai salah satu prasarana sosial ekonomi masyarakat membutuhkan strategi yang optimal untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Hal ini diikuti oleh berkembangnya penggunaan Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) sebagai salah satu upaya minimisasi limbah agregat akibat produksi perkerasan jalan beraspal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak lingkungan yang diakibatkan oleh daur hidup perkerasan jalan beraspal cradle to gate melalui metode Life Cycle Assessment (LCA) dengan software OpenLCA dan metode Recipe 2016, serta membandingkan dampak antara aspal tanpa RAP dengan aspal 50% RAP. Objek yang diteliti adalah pekerjaan rehabilitasi jalan beraspal di ruas jalan nasional Provinsi Jawa Barat. Diketahui bahwa penggunaan 50% kadar RAP pada 1 km jalan beraspal dapat menurunkan dampak global warming (GWP) sebesar 1.051,43 kg CO2 eq, fossil resource scarcity (FRS) sebesar 19.595,54 kg oil eq, human carcinogenic tocixity (HCT) sebesar 253,52 kg 1,4-DCB, dan human non-carcinogenic toxicity (HnCT) sebesar 1.785,48 kg 1,4-DCB dibandingkan tanpa penggunaan RAP, sedangkan dampak fine particulate matter formation (PM) pada aspal dengan 50% RAP lebih tinggi 19,10 kg PM2,5 eq daripada aspal tanpa RAP. Kegiatan produksi hotmix asphalt (HMA) dengan menggunakan bahan bakar diesel menjadi komponen kegiatan yang paling berkontribusi terhadap tingginya dampak untuk kedua kadar aspal, terkecuali untuk dampak fossil resource scarcity yang dipengaruhi oleh ekstraksi bahan baku. Berdasarkan analisis sensitivitas, diketahui variasi kadar RAP antara 20%, 30%, 40% hingga 50% dapat menurunkan dampak rata-rata sebesar 0,47% untuk GWP, 25,51% untuk FRS, 2,44% untuk HCT dan 1,84% untuk HnCT, namun meningkat 25% untuk PM. Sedangkan efisiensi bahan bakar diesel sebesar 20% pada produksi HMA dapat menurunkan dampak rata-rata sebesar 8,58% untuk PM, 8,88 % untuk GWP, 5,28% untuk FRS, 7,89% untuk HCT dan 6,60% untuk HnCT. ......The high demand to improve the quality of roads as one of the socio-economic infrastructure requires an optimal strategy to achieve sustainable development. The use of Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) has been developed as an effort to minimize aggregate waste due to asphalt pavement production. This study aims to estimated the cradle to gate asphalt road life cycle impact through Life Cycle Assessment (LCA) with OpenLCA software and Recipe 2016 method, and to compare the impact between asphalt with natural aggregate and asphalt contain 50% RAP. The case study is rehabilitation project of national asphalt roads in West Java Province. The result shows that the use of 50% RAP levels can reduce the impact of global warming (GWP) of 1.051,43 kg CO2 eq, fossil resource scarcity (FRS) of 19.595,54 kg oil eq, human carcinogenic toxicity (HCT) of 253,52 kg 1,4-DCB, and human non-carcinogenic toxicity (HnCT) of 1.785,48 kg 1,4-DCB compared to asphalt without RAP, while the impact of fine particle formation on asphalt with 50% RAP is 19,10 kg PM2,5 eq higher than asphalt without RAP. Diesel fuel from Hotmix asphalt (HMA) production is the predominant activities that mainly contributes to both asphalt content impact, except the impact of fossil resources scarcity which is affected mostly by the extraction of raw materials. Based on the sensitivity analysis, it is known that the variation of RAP content between 20%, 30%, 40% until 50% could decrease the average impact of 0,47% for GWP, 25,51% for FRS, 2,44% for HCT dan 1,84% for HnCT, yet increase 25% for PM. While the diesel fuel efficiency by 20% on HMA production could decrease the average impact of 8,58% for PM, 8,88 % for GWP, 5,28% for FRS, 7,89% for HCT dan 6,60% for HnCT.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S35578
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Setyastuti
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Di Indonesia penggunaan bahan buangan telah banyak di lakukan tetapi masih dalam taraf penelitian apakah bahan buangan tersebut layak digunakan dalam perkerasan jalan. Banyak bahan buangan yang dapat langsung di gunakan dalam campuran beraspal, sebagai contoh: katalis bekas,slag,abu terbang(fly-ash) atau melalui proses agar dapat digunakan di dalam campuran beraspal seperti limbah plastik,limbah ban karet......
JJJ 25:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35079
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeremia Clarino
Abstrak :
Pengembangan sistem transportasi yang dewasa ini sedang sering diteliti ialah pengembangan material Warm Mix Asphalt dan Hot Mix Asphalt. Hot Mix Asphalt telah menjadi perkerasan jalan yang dapat diandalkan sejak lama akibat daya tahan, kekuatan, dan biayanya yang rendah. Penggunaan Aspal Buton atau yang dikenal dengan Asbuton berjenis Lawele Granular Asphalt, juga dapat menghindari penipisan sumber daya alam aspal minyak yang terdapat di dunia dan juga menekan biaya perkerasan. Penemuan mengatakan bahwa Asbuton (Lawele Granular Asphalt) dapat secara signifikan meningkatkan sifat anti rutting (deformasi permanen akibat consolidasi menerus) pada temperature yang tinggi. Penggunaan Nano-Silica dalam campuran aspal ditemukan dapat mengurangi sejumlah deformasi yang terjadi pada aspal. Aspal modifikasi yang digunakan merupakan campuran dari aspal minyak, bitumen LGA, dan oli bekas sebagai pelunak pengganti dengan harga yang relative lebih murah untuk meningkatkan penetrasi. Variasi kadar aspal modifikasi nano silika sebesar 0%, 2.5%, 5%, 7.5%, dan 10%. Kinerja campuran aspal ditentukan dengan uji Marshall dan Marshall Immersion untuk menentukan kadar Nano Silika terbaik. Nilai Modulus Resilient diperoleh dengan melakukan uji Indirect Tensile Strength (ITS) dengan menggunakan sampel ANSi 0% dan ANSi 7.5%. Dengan penelitian ini diharapkan dapat diketahui pengaruh temperatur terhadap modulus resilient campuran panas aspal modifikasi dengan additive yaitu nano silika dan oli bekas. ......The development of a transportation system that is currently being researched is the development of Warm Mix Asphalt and Hot Mix Asphalt materials. Hot Mix Asphalt has been a reliable pavement for a long time due to its durability, strength and low cost. The use of Buton Asphalt, also known as Lawele Granular Asphalt Asbuton, can also avoid the depletion of petroleum asphalt natural resources found in the world and also reduce pavement costs. The findings suggest that Asbuton (Lawele Granular Asphalt) can significantly improve its anti-rutting properties (permanent deformation due to continuous consolidation) at high temperatures. The use of Nano-Silica in asphalt mixtures was found to reduce the amount of deformation that occurs in asphalt. The modified asphalt used is a mixture of oil asphalt, LGA bitumen, and used oil as a substitute softener with a relatively cheaper price to increase penetration. Variations in the content of nano silica modified asphalt are 0%, 2.5%, 5%, 7.5%, and 10%. The performance of the asphalt mixture was determined by Marshall and Marshall Immersion tests to determine the best Nano Silica content. Resilient Modulus value was obtained by performing the Indirect Tensile Strength (ITS) test using 0% ANSi and 7.5% ANSi samples. With this research, it is expected to know the effect of temperature on the resilient modulus of hot mixture modified asphalt with additives, namely nano silica and Waste Engine Oil.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Far`i Salam
Abstrak :
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki cadangan aspal alam yang dikenal dengan nama aspal buton atau asbuton namun pemanfaatannya masih belum optimal. Desain perkerasan jalan tidak hanya ditinjau dari aspek kekuatan dan keawetannya saja, namun perlu evaluasi terhadap parameter keselamatannya. Faktor tersebut merupakan tahanan gelincir atau yang lebih dikenal dengan skid resistance. Penelitian dilakukan dengan menggunakan asbuton modifikasi yang terdiri dari campuran asbuton, oli bekas dan aspal minyak dengan menggunakan campuran lapis aus atau Asphalt Concrete- Wearing Course (AC-WC) bergradasi batas atas dan batas bawah. Campuran yang diteliti menggunakan campuran beraspal panas/Hot Mix Asphalt (HMA) dan campuran beraspal hangat/Warm Mix Asphalt (WMA). Analisis dilakukan terhadap volumetrik rongga dalam campuran / Voids in Mix (VIM) terhadap nilai Skid number (SN) yang merupakan nilai kekesatan jalan. Hasil pengujian marshall menunjukkan kadar terbaik pada campuran batas atas adalah 9% dan batas bawah 6.5%. VIM pada campuran batas bawah memiliki nilai yang lebih besar pada campuran HMA, sedangkan pada batas atas sebaliknya. Melalui pengujian skid ressistance, didapatkan hubungan dimana pada campuran batas bawah nilai VIM berbanding lurus dengan SN namun hal sebaliknya terjadi pada campuran batas atas. Selain itu, gradasi dengan VIM yang lebih besar menghasilkan nilai SN yang lebih kecil. ......Pavement design is not only evaluated from strength and durability aspect but needs evaluation on the safety factor and the factor is skid resistance. Study is conducted using modified asbuton consisting of asbuton, waste oil and asphalt cement using Asphalt Concrete – Wearing Course (AC-WC) design on upper and lower limit. The mixtures are using Hot Mix Asphalt (HMA) and Warm Mix Asphalt (WMA). Analysis is conducted on volumetric voids in mix (VIM) to the skid number (SN) which represents the roughness of the surface. Marshall test shows that the best asphalt content for upper limit mixture is 9% and for lower limit mixture is 6.5%. VIM in the lower limit mixture has greater value on HMA while the upper limit has grater VIM value on WMA. Skid resistance test shows the relationships where on lower limit mixture, VIM is directly proportional to the SN but the other happens in the upper limit mixture. Besides, gradation with higher VIM yields smaller SN value.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chayatama Ramadhan Boiman
Abstrak :
Pembangunan infrastuktur jalan merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan perekonomian negara, terutama untuk kemudahan akses dari dan menuju suatu wilayah. Karena hal tersebut permintaan perbaikan maupun pembuatan jalan semakin meningkat seiring berjalannya waktu yang mana diikuti juga akan permintaan agregat dan aspal yang merupakan komponen utamanya. Aspal dan agregat merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, yang mana jika diambil secara terus menerus dalam skala besar dapat membuat ketersediannya semakin terbatas. Di samping itu adanya perbaikan jalan juga dapat menghasilkan limbah kerukan jalan aspal atau bisa juga disebut Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) yang mana biasanya langsung dibuang begitu saja di suatu tempat dan terus menumpuk. Untuk mengatasi masalah tersebut dan untuk mendukung konsep pembangunan berkelanjutan maka perlu adanya penelitian mengenai pemanfaatan kembali RAP untuk dijadikan solusi sebagai komponen pembuatan jalan untuk menekan penggunaan aspal dan agregat baru. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan kembali RAP sebagai bahan campuran beraspal hangat lapis aspal beton lapis aus. Dalam penelitian ini RAP diekstraksi dan diuji kualitasnya. Kemudian dilakukan pencampuran antara RAP dan Aspal yang mana sebagai variabel bebas dan parameter hasil uji campuran tersebut sebagai variabel dependen. Pencampuran dilakukan dengan 12 variasi yang mana nantinya diuji dengan pengujian Marshall. Dari hasil penelitian ini nantinya didapatkan kadar campuran optimum untuk Aspal baru dan RAP berdasarkan hasil pengujian Marshall. ......Road infrastructure development is one of the factors that can improve the country's economy, especially for easy access to an area. Because of this the demand for roadworks and improvements has increased over time, which will also be followed by demand for aggregates and asphalt which are the main components. Asphalt and aggregate are non- renewable natural resources, which if taken continuously on a large scale can make their availability even more limited. In addition, road improvements can also result in asphalt road dredging or can also be called Reclaimed Asphalt Pavement (RAP), which is usually directly dumped somewhere and continues to pile up. To overcome this problem and to support the concept of sustainable development, it is necessary to have research on the reuse of RAP to be a solution as a component of road construction to reduce the use of asphalt and new aggregates. This study aims to reuse RAP as a mixture of warm asphalt in asphalt concrete. In this study, RAP was extracted and tested for quality. Then a mixture of RAP and Asphalt is carried out as a independent variable and the results of the mixture test as the dependent variable. Mixing was carried out with 12 variations which were later tested by Marshall testing. From the results of this study we will get the optimum mixture levels for new asphalt and RAP based on Marshall test results.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mallick, Rajib B.
Boca Raton: CRC Press, 2009
625.8 MAL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>