Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ukhti Qurrata Aini Al Humaira
"Penelitian ini bermula karena adanya permasalahan kesetaraan perempuan di Kaukasus Utara. Kaukasus Utara merupakan salah satu dari distrik federal yang ada di Rusia. Masyarakat Kaukasus Utara menerapkan hukum berdasarkan tradisi, adat, dan interpretasi agama yang patriarkis. Akibatnya, perempuan yang tinggal di daerah rural di Rusia seperti di Kaukasus Utara rentan mengalami kekerasan berbasis gender. Film Разжимая Кулаки/Razzhimaya Kulaki (Unclenching the Fists) tahun 2021 karya Kira Kovalenko mengangkat masalah yang dihadapi perempuan di Kaukasus Utara. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana film Razzhimaya Kulaki merepresentasikan tradisi patriarki yang terjadi pada masyarakat Kaukasus Utara. Metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis film ini adalah penelitian kualitatif Creswell dan mise-en-scène pada sinematografi. Film ini berhasil menunjukkan tradisi patriarki di Kaukasus Utara terutama pada lingkungan domestik yang mengakibatkan adanya ketidaksetaraan gender yang merugikan perempuan.

This research triggered because there are women equality problems in the North Caucasus. North Caucasus is one of the federal districts in Russia. The laws in the North Caucasus society are based on traditions, customs, and religious interpretations that are patriarchal in nature. Therefore, women living in rural areas in Russia, such as the North Caucasus, are vulnerable to gender-based violence. The Film Разжимая Кулаки/Razzhimaya Kulaki (Unclenching the Fists), released in 2021 from the director Kira Kovalenko, addresses the women’s problems in the North Caucasus. This study aims to discover and explain how the film Razzhimaya Kulaki represents the patriarchal tradition that occurs in North Caucasus society. The research methods used to analyze this film are Creswell's qualitative research and mise-en-scène in cinematography. The film successfully shown that there are patriarchal traditions in the North Caucasus especially within the domestic scope that harms the lives of women living in the North Caucasus."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Putri Ramawidjaja
"Pretty Little Liars 2010-2017 adalah serial televisi yang menceritakan kisah tentang empat gadis remaja yang berusaha melawan bentuk-bentuk penyiksaan dan intimidasi dari sosok misterius yang berinisial A . Meskipun serial televisi ini berfokus pada misteri dan drama, serial televisi juga memunculkan isu tentang gender, terutama tentang non-normativitas yang mendobrak batas stereotip gender. Namun, terlepas dari contohnya yang baik, karakter laki-laki yang terkait erat dengan gadis-gadis ini menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk keuntungan pribadi mereka melalui manipulasi, yang merupakan penyalahgunaan psikologis yang berlawanan dengan bentuk kekerasan fisik yang sering terjadi di masyarakat. Dengan menggunakan The Mechanic of Manipulation karya Harriet B. Braiker, makalah ini menganalisis karakter laki-laki dalam Pretty Little Liars dan metode kontrol manipulasi yang digunakan oleh karakter laki-laki ini sebagai penyalahgunaan kekuasaan.

Pretty Little Liars 2010-2017 is a television series that tells the story about four teenage girls who struggle against forms of torture and bullying from a mysterious figure called ldquo;A rdquo;. Even though the show mainly focuses on the mystery and drama, the television series also brings out the issue about gender, especially about non-normativity that breaks the boundary of gender stereotype. However, despite of its exemplary, the male characters who are closely related to the girls abuse their power for their personal gain through manipulation, which is a psychological abuse contrary to physical abuse that frequently happens in the society. By using Harriet B. Braiker rsquo;s The Mechanic of Manipulation, this paper analyzes male characters in Pretty Little Liars and the use of manipulation control methods performed by male characters as abuse of power.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Farhana Nurman
"Meskipun banyak karya sastra yang telah mendukung pemberdayaan perempuan atau interseksional feminisme, terdapat perbedaan pada representasi antara perempuan dengan perbedaan ras saat berurusan dengan patriarki dalam sastra Amerika Indian. Karakter wanita dalam novel Indian Winter in the Blood (1974) dan The Absolutely True Diary of a Part-Time Indian (2007) selalu dibayangi oleh dominasi laki-laki. Tujuan dari artikel ini adalah untuk menganalisis karakterisasi kompleks pada karakter minor yang tampak tidak signifikan dari kedua kekasih perempuan dalam novel, yaitu seorang wanita suku Cree Agnes dan seorang gadis kulit putih Penelope, melalui analisis tekstual. Artikel ini mencoba mengidentifikasi negosiasi patriarkal kedua kekasih saat mengalami subordinasi, obyektifikasi, dan bentuk penindasan lainnya yang lebih bermasalah karena protagonis pria sedang mengalami krisis maskulinitas. Temuan awal pada artikel ini menunjukkan bahwa kedua kekasih dalam novel mungkin tidak memiliki kendali atas subordinasi dan pandangan obyektifitas seksual yang dialaminya; pada kenyataannya, mereka selalu berjuang melawan patriarki untuk mempertahankan kekuasaan dan keamanan mereka dengan negosiasi patriarkal sebagai strategi. Oleh karena itu, Agnes dan Penelope, yang memiliki perbedaan identitas ras, kelas, dan usia, menunjukkan pemberdayaan dengan bernegosiasi dengan patriarki dalam mekanisme yang berbeda.

Although many literature works have already supported women empowerment or intersectional feminism, there is a big disparity of representations between women with different races while dealing with patriarchy in Native American literature. Female characters in Native American novels Winter in the Blood (1974) and The Absolutely True Diary of a Part-Time Indian (2007) have been overshadowed due to male domination. The purpose of this article is to analyze the complex characterization of the seemingly insignificant minor characters of the girlfriends in both novels, who are a Cree woman Agnes and a white girl Penelope, through a textual analysis. This article attempts to identify the two girlfriends` patriarchal bargains while experiencing subordination, objectification, and other forms of oppression which are more problematic since the male protagonists are going through masculinity crisis. The preliminary finding on this article suggests that the girlfriends of the two novels may have no control over the subordination and sexual objectifying gaze; in fact, they always have fought patriarchy in order to maintain their power and safety by patriarchal bargains as the strategy. Therefore, Agnes and Penelope, who have differences in terms of race, class, and age, show empowerment by negotiating with patriarchy in different mechanisms."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library