Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salsabila Auralia
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis novel Het Huis van de Moskee (2005) karya penulis Iran-Belanda, Kader Abdolah, dengan permasalahan penggambaran budaya patriarki yang terdapat dalam novel, dan bertujuan untuk mendeskripsikan budaya patriarki yang ada dalam novel serta menghubungkannya dengan realitas kehidupan masyarakat Iran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif, dengan menggunakan teori patriarki Sylvia Walby dan teori sosiologi sastra Sapardi Djoko Damono. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa bentuk budaya patriarki dalam novel Het Huis van de Moskee, yaitu eksploitasi seksual perempuan untuk tujuan reproduksi, penindasan melalui pengaturan pakaian perempuan oleh pemerintah, dan dominasi dalam pekerjaan dan posisi sosial perempuan. Temuan ini juga mencerminkan kehidupan masyarakat Iran. Dalam novel Het Huis van de Moskee, meskipun Kader Abdolah lebih berfokus pada kehidupan politik dan sosial di Iran, dia juga menyajikan gambaran perempuan dalam ceritanya dengan mengisahkan berbagai kesulitan yang mereka hadapi. ......This study analyzes the novel Het Huis van de Moskee (2005) by Iranian-Dutch writer, Kader Abdolah, with the problem of depicting patriarchal culture contained in the novel, and aims to describe the patriarchal culture in the novel and relate it to the reality of Iranian people's lives. This study uses a qualitative approach and descriptive method, using the patriarchal theory of Sylvia Walby and the theory of sociology of literature by Sapardi Djoko Damono. The results of the study show that there are several forms of patriarchal culture in the novel Het Huis van de Moskee, namely sexual exploitation of women for reproductive purposes, oppression through regulation of women's clothing by the government, and dominance in work and social position of women. These findings also reflect the life of the Iranian people. In the novel Het Huis van de Moskee, although Kader Abdolah focuses more on political and social life in Iran, she also presents a picture of the women in the story by telling about the various difficulties they face.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zuliyatun Nurul Hidayati
Abstrak :
Paribasan Suwarga Nunut Naraka Katut adalah naskah berbahasa dan beraksara Jawa yang ditemukan pada Katalog Inventarisasi Naskah Kuno Koleksi Perpustakaan Nasional. Naskah Paribasan Suwarga Nunut Naraka Katut (yang selanjutnya disingkat menjadi PSNNK) merupakan naskah Jawa yang isinya membahas tentang peribahasa yang berbunyi “suwarga nunut naraka katut”. Peribahasa tersebut ditujukan pada perempuan yang sudah bersuami dan menunjukkan bahwa perempuan tidak memiliki kuasa serta peran apapun terhadap suaminya. Oleh karena itu, masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana budaya patriarki dan kedudukan perempuan Jawa yang dikemukakan dalam teks PSNNK? Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui budaya patriarki yang digambarkan dengan cara sebuah kebahagiaan dan kesengsaraan seorang istri ditentukan oleh sang suami dalam teks PSNNK. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode dan langkah kerja filologi. Kandungan isi teks PSNNK dianalisis dengan teori feminisme. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Budaya patriarki melekat dalam citra perempuan Jawa, (2) Perempuan Jawa memiliki peranan penting dalam berumah tangga, dan (3) Kedudukan perempuan Jawa setara dengan laki-laki dalam lingkup keluarga. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa budaya patriarki juga diterapkan pada abad ke-20 dan kedudukan perempuan dalam lingkup keluarga setara dengan laki-laki yang diperjelas dengan kutipan pada teks yang berbunyi “manusia untuk naik ke surga itu berdasarkan amalnya sendiri-sendiri”. ......Paribasan Suwarga Nunut Naraka Katut is a Javanese script found in the Inventory Catalog of Ancient Manuscripts in the National Library Collection. The Paribasan Suwarga Nunut Naraka Katut Manuscript (hereinafter abbreviated as PSNNK) is a Javanese manuscript which contains a proverb that reads "suwarga nunut naraka Katut". The proverb is aimed at married women and shows that women do not have any power and role over their husbands. Therefore, the main problem in this research is how is the patriarchal culture and position of Javanese women expressed in the PSNNK text? The purpose of this study is to find out the patriarchal culture which is described by the way a wife's happiness and misery are determined by her husband in the PSNNK text. This research is a qualitative research using methods and steps of philology work. The content of the PSNNK text was analyzed using feminism theory. The results of this study indicate that: (1) patriarchal culture is inherent in the image of Javanese women, (2) Javanese women have an important role in marriage, and (3) Javanese women's position is equal to men in the family sphere. Based on the results of this study, it can be concluded that patriarchal culture was also applied in the 19th century and the position of women in the family sphere is equal to that of men which is clarified by a quote in the text which reads "humans ascend to heaven based on their own deeds".
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rasya Jilan Andjani
Abstrak :
ABSTRAK
Artikel ini berfokus pada representasi perempuan magribi dalam novel kiffe kiffe demain karya Fa ? za Gu ? ne. Teori yang digunakan adalah teori representasi dari Stuart Hall dan teori analisis naratif struktural dari Rolland Barthes. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan. Hasil dari penelitian memperlihatkan bahwa perempuan magribi dalam novel ini tidak hanya dikonstruksikan sebagai perempuan yang mendapatkan represi secara fisik dan mental akibat kultur budaya magribi yang patriarkal namun juga melawan represi dengan memiliki kuasa atas diri sendiri yang dihadirkan melalui tokoh Yasmina dan Doria yang sebagian besar melalui pendidikan. Dalam artikel ini pula, dapat terlihat bahwa adanya permasalahan perempuan magribi yang tidak hanya sebagai perempuan yang masih terdominasi oleh laki-lakinamun juga perempuan yang mendapatkan represi secara mental sebagai imigran.Kata Kunci: Representasi, perempuan magribi, patriarki, imigran
ABSTRACT
This article focuses on how the Maghreb women represented in the kiffe kiffe demain novel by Fa ? za Gu ? ne. The theories include the theory of representation by Stuart Hall and theory of structural analysis of narrative by Rolland Barthes. The method used in this study is the litterature study. The studies result shows that Maghreb women in this novel are not only constructed as women who get physical and mental repression due to patriarchal system in Maghreb culture but also broke the repression by being the women who got an education that presented by Yasmina and Doria. Moreover, In this article it can be seen that the problem of Maghreb women are not only as women who have always been dominated by the men whereas also women who get mental repression as immigrants.Keywords: Representation, Maghreb women, patriarchy, immigrant
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Christina Oktorida
Abstrak :
Tulisan ini menjelaskan kebebasan merupakan sesuatu yang selalu dikejar manusia dan menjadi fokus berbagai ilmu filsafat. Kebebasan menyangkut persoalan terkait kebebasan perempuan, politik, ekonomi, hukum, dan agama. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau karya Nawal El Saadawi dalam novel Jatuhnya Sang Imam mengenai perjuangan dalam menyerukan eksistensi dan kebebasan perempuan pada budaya patriarki yang legitimasi oleh agama. Dengan menggunakan teori feminisme radikal kultural dan penelitian kritik feminis, dengan metode penelitian deskriptif, analisis, dan tinjauan pustaka bertujuan mendeskripsikan apa saja legitimasi agama dan kekuasaan dari budaya patriarki serta isu bagaimana teori kritik feminis Nawal El Saadawi, Nasaruddin Umar juga kritik feminis radikal Shulamith Firestone menganalisis tokoh perempuan dalam novel tersebut. Ditemukan bahwa dalam novel tersebut bertujuan menjelaskan belenggu patriarki di sektor budaya masyarakat. Kaum feminis radikal terkenal dengan ungkapan “the personal is political” untuk menyoroti penindasan terhadap perempuan di ranah pribadi, khususnya dalam sistem karakterisasi gender yang secara konsisten mengasosiasikan laki-laki dengan maskulinitas dan perempuan dengan feminitas berdasarkan gender. Penulis menganalisis ini dalam konteks sosial dan budaya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai peran dan pengaruh tokoh Bintullah dalam perjuangan kesetaraan gender. Ditemukan bahwa kebebasan berhak diperoleh tokoh Bintullah dan Jawaher dalam bidang seperti hubungan perkawinan, budaya, dan politik. ......This article explains freedom is something that humans always strive for and is the focus of various philosophical sciences. Freedom has issues related to women's freedom, politics, economics, law and religion. This research aims to review the work of Nawal El Saadawi in the novel "The Fall of the Imam" regarding the struggle to call for the existence and freedom of women in a patriarchal culture that is legitimized by religion. Using cultural radical feminist theory and feminist criticism research, with descriptive research methods, analysis and literature review aim describing the legitimacy of religion and power from patriarchal culture as well as the issue of how feminist critique Nawal El Saadawi, Nasaruddin Umar also radical feminist critique Shulamith Firestone analyze the female characters in the novel. It was discovered that in the novel aimed to depict the shackles of patriarchy in the cultural sector of society. Cultural radical feminists are famous for using the phrase to highlight the oppression of women in the private sphere, especially the gender characterization system based on sex, which always associates men with masculinity and women with femininity. The author analyzes this in a social and cultural context to gain a more comprehensive understanding of its role and influence Bintullah in the struggle for gender equality, Finds that the figures Bintullah and Jawaher has the right to freedom in area such as marriage, cultural of society, and political relations.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jung Hyun Jin
Abstrak :
Novel Tarian Bumi karya Oka Rusmini ini menceritakan seorang wanita cantik dari kasta Sudra, yaitu kasta terendah dalam struktur perkastaan masyarakat Bali yang menikah dengan lelaki dari kasta yang lebih tinggi, yaitu kasta Brahmana. Tujuan perkawinan itu, agar si wanita dapat mencapai impiannya akan status dan menjadi penari terbaik di Bali. Pada akhirnya, ia memenuhi mimpinya. Di tengah ketidakmampuan suami dan ibu mertuanya, ia berusaha membesarkan satu-satunya putrinya, Telaga sebagai bagian kaum bangsawan. Dalam konteks itu, novel Tarian Bumi ini dipandang sebagai pemberontakan terhadap adat-istiadat Bali. Penelitian ini akan mengungkapkan gambaran sistem kekerabatan keluarga Bali dalam novel Tarian Bumi menurut perspektif orang Korea. Oleh karena itu, sistem kekerabatan keluarga masyarakat Bali akan diperbandingkan juga dengan sistem kekerabatan keluarga Korea.

Dengan menggunakan pendekatan ekstrinsik untuk membandingkan sistem kekerabatan di Bali dalam novel itu dengan sistem kekerabatan masyarakat Korea, terungkap bahwa dalam beberapa hal terdapat perbedaan, tetapi dalam hal lain ada persamaannya. Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah budaya patriakat di Bali dan patriakat di Korea, terutama berkaitan dengan sistem kekerabatan dalam pohon keluarga di Bali dan di Korea. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan novel Tarian Bumi dapat dikatakan merupakan representasi  budaya patriakat dan sistem kasta yang tidak terdapat dalam masyarakat Korea.


The novel Tarian Bumi by Oka Rusmini tells the story of a beautiful woman from the Sudra caste, the lowest caste in the structure of Balinese society who is married to a man from a higher caste, the Brahmin caste. The purpose of the marriage is so that the woman can achieve her dream of status and become the best dancer in Bali. In the end, he fulfilled his dream. In the midst of the inability of her husband and mother-in-law, she tried to raise her only daughter, Telaga as part of the nobility. In that context, this Tarian Bumi novel is seen as a rebellion against Balinese customs. This research will reveal a picture of the Balinese family system in the novel Tarian Bumi from the perspective of the Korean people. Therefore, the Balinese family kinship system will also be compared with the Korean family kinship system.

Using an extrinsic approach to compare the kinship system in Bali in the novel with the Korean kinship system, it was revealed that in some respects there were differences, but in other respects there were similarities. The theoretical framework used in this study is patriarchal culture in Bali and patriarch in Korea, especially with regard to the kinship system in family trees in Bali and in Korea. Based on this research it can be concluded that the Tarian Bumi novel can be said to represent a patriarchal culture and caste system that is not found in Korean society.

Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library