Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niken Wahyuningsih
Abstrak :
Latar Belakang. Insidens Limfoma Non-Hodgkin (LNH) meningkat pada populasi usia lanjut. Kemoterapi merupakan modalitas utama terapi LNH. Profil kesintasan dan respons terapi pasien usia lanjut dengan LNH yang menjalani kemoterapi belum diketahui di Indonesia. Tujuan. Mengetahui profil kesintasan 1 tahun dan respons terapi pasien usia lanjut dengan LNH yang menjalani kemoterapi di Indonesia. Metode. Penelitian deskriptif ini dilakukan secara kohort retrospektif di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo. Sampel diambil secara total sampling dari rekam medik bulan Januari 2017 – Desember 2019. Melalui telaah rekam medik, data pasien yang dikumpulkan berupa demografi subjek, profil kesintasan 1 tahun, skrining gizi, status kemandirian, komorbiditas, laboratorium, patologi anatomi, gejala toksisitas, dan respons terapi. Hasil. Dari 78 subjek, didapatkan hasil mayoritas kelompok usia 60-69 tahun (74,35%; n=58), median usia 66 tahun (rentang 60-91; SB 5,91), berjenis kelamin laki-laki (61,54%; n=48), kesintasan 1 tahun 58,7%. 17 subjek hanya dihitung persentase kelompok jenis kelamin, usia, dan dicatat angka kesintasannya dari electronic medical record karena tidak didapatkan data rekam medis, 61 subjek dapat ditelaah keseluruhan datanya. Dari 61 subjek didapatkan mayoritas subjek berisiko malnutrisi sebelum menjalani kemoterapi (80,33%; n=49), termasuk kategori pasien mandiri sebelum menjalani kemoterapi (55,74%; n=34), komorbiditas terbanyak hipertensi (54,10%; n=33), memiliki multikomorbid (34,43%; n=21), memiliki kadar Hb ≤11 sebelum menjalani kemoterapi (42,62%), merupakan tipe LNH agresif (65,57%; n=40), mengalami toksisitas sistem gastroenterologi (68,85%; n=42) dan hematologi (63,93%; n=39), mengalami respons komplit setelah 6 siklus kemoterapi (34,43%; n=21). Kesimpulan. Mayoritas pasien usia lanjut dengan LNH yang menjalani kemoterapi lini pertama di Indonesia memiliki profil median usia 66 tahun, berjenis kelamin laki-laki, merupakan tipe LNH agresif, berisiko mengalami malnutrisi, termasuk kategori yang mandiri, memiliki multikomorbid dengan komorbiditas terbanyak adalah hipertensi, mengalami anemia, kesintasan 1 tahun 58,7%, dan mengalami toksisitas gastroenterologi dan hematologi. ......Background. The incidence of Non-Hodgkin's Lymphoma (LNH) is increasing in the elderly population. Chemotherapy is the main modality of LNH therapy. The characteristics of the profiles of survival rate and response rate of elderly patients with LNH undergoing chemotherapy are not known in Indonesia. Objective. The objective of the study is to understand the profile, 1-year survival, and response rate of elderly patients with LNH undergoing chemotherapy in Indonesia. Method. This descriptive study was carried out in a retrospective cohort method at the Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital. Samples were taken by total sampling from medical records in January 2017 - December 2019. Through a review of medical records, patient data that were collected consisted of subject demographics, 1-year survival, nutritional screening, independence status, comorbidities, laboratory, anatomical pathology, toxicity of chemotherapy, and responses evaluation. Results. Of the 78 subjects, the largest age group is 60-69 years (74.35%; n=58), with a median age of 66 years (range 60-91; SD 5.91), male (61,54%; n=48), the 1-year survival rate is 58.7%. 17 subjects were only included data in gender, age, and survival percentage calculation due to lack of medical record, the entire data of 61 subjects can be analyzed . Of the 61 subjects, the majority of subjects are at risk of malnutrition before undergoing chemotherapy (80.33%; n=49), are included in the category of independent patients before undergoing chemotherapy (55.74%; n=34), has hypertension as the most recorded comorbidity (54.10%; n=33) and has more than 1 comorbid (34.43%; n=21), has Hb levels ≤11 before undergoing chemotherapy (42,62%), are aggressive LNH types (65.57%, n=40), are experiencing gastroenterological system toxicity (68.85%; n=42) and hematology (63.93%; n=39), and are experiencing complete responses after 6 cycles of chemotherapy (34.43%; n=21). Conclusion. The majority of elderly patients with LNH who undergo first-line chemotherapy in Indonesia has a profile median age of 66 years old, are male, are aggressive LNH type, are at risk of malnutrition, are independent, have multimorbidities with the most comorbidity is hypertension, have anemia, 1-year survival 58.7%, have gastroenterological and hematological toxicity.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Kadek Sriasih
Abstrak :
Masalah nutrisi merupakan salah satu gejala yang terjadi pada anak dan remaja dengan kanker dapat memengaruhi kualitas hidup anak. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah memberikan gambaran pemenuhan kebutuhan kenyamanan, untuk mengatasi masalah nutrisi pada anak dengan kanker melalui manajemen nutrisi dengan pendekatan Teori Kenyamanan Kolcaba. Terdapat lima kasus keganasan pada anak dengan usia 6-16 tahun yang diberikan asuhan keperawatan menggunakan Teori Kenyamanan Kolcaba. Melalui penerapan Teori Kenyamanan Kolcaba, perawat dapat mengkaji secara holistik pada empat aspek (fisik, psikospiritual, sosiokultural dan lingkungan) serta dapat mengidentifikasi tipe kenyamanan yang dirasakan anak. Kebutuhan kenyamanan dalam masalah nutrisi pada anak dengan kanker dapat dipenuhi melalui intervensi manajemen nutrisi. Manajemen nutrisi terbukti menjadi salah satu intervensi yang efektif dalam meningkatkan pengetahuan orangtua dan mengarahkan orangtua dalam perubahan sikap yang lebih baik dalam pemberian nutrisi pada anak dengan kanker. Perawat diharapkan dapat memfasilitasi kebutuhan kenyamanan pada anak dengan kanker melalui pendekatan Teori Kenyamanan Kolcaba dan menerapkan manajemen nutrisi sebagai salah satu intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah nutrisi pada anak dengan kanker. ......Nutritional problems are one of the symptoms pediatric and adolescents cancer and can affect the quality of life of children with cancer. The purpose of this paper was to describe the comfort needs fullfilment and to overcome nutritional problems in children with cancer through nutritional management using Kolcaba s Comfort nursing theory approach. There were five cases of malignancy in children aged 6-16 years who were given nursing care using the Kolcaba s Comfort Theory. Through the application of the Kolcaba Comfort Theory, nurses able to assess holistically four aspects (physical, psychospiritual, sociocultural and environmental) and able to identify the type of comfort experienced by the child. Comfort needs in nutritional problems in children with cancer can be fulfilled through nutrition management interventions. Nutritional management has proven to be one of the effective interventions on increasing parental knowledge and directing parents in changing for better attitudes on providing nutrition to children with cancer. Nurses are expected to facilitate the comfort needs of children with cancer through the Kolcaba s Comfort Theory approach and apply nutrition management as one of the nursing interventions to address the nutritional problems in children with cancer.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indargairi
Abstrak :
ABSTRAK
Kanker payudara merupakan jenis kanker dengan frekuensi tertinggi di dunia yang terjadi pada wanita. Kemoterapi merupakan pendekatan utama untuk pengobatan standar dan telah meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pasien kanker payudara namun dapat menyebabkan efek samping negatif yang akan mempengaruhi penolakan pasien dalam melanjutkan pengobatan dan kualitas hidup pasien secara keseluruhan. Efikasi diri diperlukan untuk mengatasi efek samping kemoterapi. Efikasi diri ini dapat diperoleh dari dukungan keluarga dan dukungan kelompok sebaya. Namun, belum ditemukan secara spesifik penelitian mengenai perpaduan dukungan keluarga dan dukungan kelompok sebaya dengan efikasi diri pasien kanker payudara terhadap efek samping kemoterapi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan dukungan keluarga dan dukungan kelompok sebaya dengan efikasi diri pasien kanker payudara terhadap efek samping kemoterapi di RS di Kota Makassar. Desain Penelitian yang digunakan adalah cross sectional study dengan tehnik purposive sampling. Instrument yang digunakana adalah kuesioner dukungan keluarga, CARE, dan SMSES-BC. Jumlah Sampel 112 pasien kanker payudara yang mendapatkan kemoterapi. Analisis data menggunakan proporsi, chi square, regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri pasien kanker payudara terhadap efek samping kemoterapi 81.3 adalah tinggi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perpaduan dukungan keluarga supportif dan dukungan kelompok sebaya tinggi memiliki hubungan yang signifikan dengan efikasi diri tinggi pasien kanker payudara terhadap efek samping kemoterapi. Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu perlunya dilakukan kerja sama antara perawat komunitas untuk memfasilitasi pasien bergabung dalam program dukungan kelompok sebaya guna mempertahankan dan meningkatkan efikasi diri mereka.
ABSTRACT
Breast cancer is a type of cancer with the highest frequency in the world that occurs inwomen. Chemotherapy is a major approach to standard treatment and has improved thesurvival rate of breast cancer patients but can cause negative side effects that will affectthe patient 39 s refusal to continue treatment and overall quality life of patient. Selfefficacy is needed to overcome the side effects of chemotherapy. This self efficacy canbe gained from family support and peer group support. However, no specific researchhas been found on the combination of family support and peer group support with theself efficacy of breast cancer patients against the side effects of chemotherapy. Thisstudy aims to analyze the relationship of family support and peer group support withself efficacy of breast cancer patients against the side effects of chemotherapy athospitals in Makassar City. The design research was cross sectional study withpurposive sampling technique. Instruments used are family support questionnaires,CARE, and SMSES BC. Total Sample 112 breast cancer patients who receivedchemotherapy. Data analysis using proportion, chi square, multiple logistic regression.The results showed that self efficacy of breast cancer patients against side effects ofchemotherapy 81.3 was high. The conclusion of this study was a combination ofsupportive family support and high peer group support has a significant relationshipwith high self efficacy of breast cancer patients against the side effects ofchemotherapy. A suggestion for further research is the need for collaboration betweencommunity nurses to facilitate patients joining peer support programs to maintain andimprove their self efficacy.
2018
T50942
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cipuk Muhaswitri
Abstrak :
Malnutrisi pada kanker nasofaring (KNF) disebabkan oleh peradangan, sel tumor dan efek kemoradioterapi. Malnutrisi dikaitkan dengan penurunan kualitas hidup, fungsi fisik, dan kelangsungan hidup. Pemberian nutrisi pasien KNF yang menjalani radioterapi (RT) memperbaiki status gizi, kapasitas fungsional, dan prognosis keseluruhan. Pasien KNF dengan kaheksia, usia 29 - 67 tahun, tiga pria dan satu wanita yang menjalani kemoradioterapi. Diberikan nutrisi sesuai kebutuhan energi, makronutrien, mikronutrien, dan nutrien spesifik. Pemantauan pasien di awal, hingga RT selesai, pada keluhan terkait terapi, analisis asupan, antropometri, komposisi tubuh, kapasitas fungsional, dan pemeriksaan CRP. Didapatkan penurunan asupan pada empat pasien saat RT, tetapi meningkat lagi pada tiga pasien setelah pemasangan NGT. Satu pasien dengan peningkatan berat badan (BB), sedangkan 3 pasien lainnya BB menurun 2,2-13% pasca RT. Tiga pasien dengan CRP meningkat pada awal RT, tetapi hanya 1 pasien dengan CRP kembali normal. Massa otot meningkat pada 3 pasien setelah RT. Tiga pasien mengalami perbaikan skor ECOG pasca RT, dan satu pasien dengan skor ECOG tetap stabil. Pemasangan NGT dapat mempertahankan asupan pasien. Terapi nutrisi memperbaiki penurunan BB, tetapi tidak terlihat kaitan dengan CRP, massa otot dan kapasitas fungsional karena faktor lain. ......Malnutrition in nasopharyngeal carcinoma (NPC) is induced by inflammation, tumor cells and the effects of chemoradiotherapy. Malnutrition is associated with decrease in quality of life, physical function and survival. Nutritional therapy to NPC who underwent radiotherapy (RT) improves nutritional status, functional capacity, and prognosis. NPC cachexic patients, ages 29 - 67 years, three male and one female, all underwent chemoradiotherapy. Nutrition therapy start with planning of energy, macronutrient, micronutrient and specific nutrients needs. Patients monitoring start from the the beginning, until completed RT, related to therapy, intake analysis, anthropometry, body composition, functional capacity, and C-Reactive Protein (CRP) examination. Decrease intake in four patients during RT, but it increased in three patients after NGT insertion. One patient increase body weight (BW), while other 3 patients dropped BW 2.2-13% post-RT. Three patients increase in CRP at the start of RT, but only 1 CRP patient returned to normal. Muscle mass increased in 3 patients after RT. Three patients had improved ECOG scores after RT, and one patient with ECOG scores remained stable. Insertion of NGT can maintain patient intake. Nutritional therapy maintains BW, but does not appear to be related to CRP, muscle mass and functional capacity due to other factors.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Sumaharianta Radin
Abstrak :
Angka kejadian gagal ginjal kronik (GGK) terus meningkat, tercatat pada data internasional society of nefrology di tahun 2020 ada 850 juta jiwa kasus gagal ginjal kronik di dunia. Hemodialisis merupakan terapi ginjal yang paling banyak dijalani pasien GGK, pasien yang menjalani terapi hemodialisis harus mematuhi diet cairan. Sulitnya pasien untuk meningkatkan kepatuhan diet cairan, sehingga peneliti melakukan penelitian berupa Audio Recording Hypnosis yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan diet cairan pasien dan menurunkan Interdialytic Weight Gain (IDWG) pasien. Peneliti menggunakan desain quasi eksperimen dengan pre-test dan post-test. Sebanyak 70 responden dibagi menjadi 35 kelompok kontrol dan 35 kelompok perrlakuan. Responden perlakuan didengarkan sugesti sedangkan pada kelompok kontrol didengarkan motivasi, pasien mendengarkannya kurang lebih 10-15 menit saat melangsungkan hemodialisis di jam ke 3. Hasil penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat kepatuhan sebelum diberikan audio recording hypnosis dan setelah diberikan sugesti (0.00 < 0.05)c, tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan (0.22 > 0.05). Pada IDWG tidak ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah diberikan sugesti (0.50 > 0.05), kelompok kontrol dan kelompok perlakuan tidak memiliki perbedaan yang signifikan (0.31 > 0.05). Hasil penelitian ini menjadi rekomendasi pada asuhan keperawatan untuk mengedukasi pasien dalam meningkatkan kepatuhan diet cairan dan menurunkan IDWG dengan memberikan sugesti yang tepat pada pasien GGK yang menjalani hemodialisis. ......The incidence of chronic kidney failure continues to increase, according to data from the International Society of Nephrology, in 2020 there were 850 million cases of chronic kidney failure in the world. Hemodialysis is the most common kidney therapy for CKD patients. Patients undergoing hemodialysis therapy must adhere to a fluid diet. It is difficult for patients to increase fluid diet compliance, so researchers conducted research in the form of Audio Recording Hypnosis which aims to increase patient fluid diet compliance and reduce patient Interdialytic Weight Gain (IDWG). Researchers used a quasi-experimental design with pre-test and post-test. A total of 70 respondents were divided into 35 control groups and 35 intervention groups. The results of this study showed a significant difference in the level of compliance before being given audio recording hypnosis and after being given suggestions (0.00 < 0.05), but there was no significant difference between the control group and the intervention group (0.22 > 0.05). In the IDWG there was no significant difference between before and after suggestions were given (0.50 > 0.05), the control group and the intervention group did not have a significant difference (0.31 > 0.05). The results of this study provide recommendations for nursing care to educate patients in increasing fluid diet compliance and reducing IDWG by providing appropriate suggestions to CKD patients undergoing hemodialysis
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library