Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nuridha Fauziyah
"Rumah sakit harus menetapkan regulasi dan proses untuk mendukung partisipasi atau keterlibatan pasien didalam proses asuhan. Pelibatan pasien merupakan upaya memfasilitasi keterlibatan pasien dalam proses perawatan. Adanya keterbatasan hubungan dan interaksi antara pasien dan perawat menjadi sebuah tantangan tersendiri di masa pandemi Covid-19. Pelibatan pasien dalam asuhan keperawatan di masa pandemi Covid-19 tersebut dapat dipengaruhi beberapa faktor yang berhubungan. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor yang berhubungan dengan pelibatan pasien dalam asuhan keperawatan di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional terhadap 238 perawat dengan menggunakan kuesioner online. Hasil analisis bivariat menggunakan korelasi Pearson menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara fungsi manajemen kepala ruangan dan self efficacy perawat dengan pelibatan pasien dalam asuhan keperawatan (p < 0,001). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik perawat (p> 0,005) dan keterampilan komunikasi perawat (p = 0,919) dengan pelibatan pasien dalam asuhan keperawatan di masa pandemi Covid-19. Perlu adanya pendidikan berkelanjutan untuk kepala ruangan terkait pelibatan pasien dalam asuhan keperawatan dan fungsi manajemen dalam pelibatan pasien.

Health organization must establish regulations and processes to support patient participation or involvement in the care process. Patient engagement is an effort to facilitate patient involvement in the care process. The existence of limited relationships and interactions between patients and nurses is a challenge during the Covid-19 pandemic. Patient engagement in nursing care during the Covid-19 pandemic can be influenced by several related factors. This study aims to analyze the factors associated with patient engagement in nursing care during the Covid-19 pandemic. This study used a cross sectional study design of 238 nurses using an online questionnaire. The results of bivariate analysis using Pearson correlation showed that there was a significant relationship between the management function of head nurse and self-efficacy of nurses with patient engagement in nursing care (p < 0.001). There was no significant relationship between nurse characteristics (p> 0.005) and nurse communication skills (p = 0.919) with patient engagement in nursing care during the Covid-19 pandemic. There needs to be continuous education for head nurse related to patient engagement in nursing care and related to management function in patient engagement and the head nurse needs to be motivated to optimize the actuating function in patient engagement."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niki Nadya Putri
"Keselamatan pasien masih menjadi isu global di seluruh dunia dengan masih tingginya angka insiden keselamatan pasien. Salah satu cara untuk mengendalikan angka insiden keselamatan pasien adalah pengembangan sistem pelaporan. Penelitian ini membahas gambaran pelaporan insiden keselamatan pasien rumah sakit di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya informasi mengenai gambaran pelaporan insiden keselamatan pasien rumah sakit di Indonesia ditinjau dari ketersediaan kebijakan dan metode yang digunakan serta faktor yang menghambat pelaporan insiden keselamatan pasien. Penelitian ini merupakan literature review dengan basis data PubMed, Science Direct, CINAHL, Google Scholar dan Garuda Ristekbrin. Hasil pencarian ditemukan bahwa output pelaporan insiden belum tepat waktu dan kelengkapan baru sebagian kecil tercapai. Hasil pencarian menunjukkan bahwa sebagian rumah sakit di Indonesia telah memiliki kebijakan pelaporan insiden keselamatan pasien dan menggunakan metode pelaporan offline dengan formulir. Secara garis besar, prosedur pelaporan IKP rumah sakit telah sesuai dengan Panduan Nasional Keselamatan Pasien. Namun dalam pelaksanaannya masih banyak yang belum sesuai dengan alur pelaporan yang seharusnya serta masih menemukan banyak kendala, seperti rasa takut untuk melaporkan, kurangnya sosialisasi, kurangnya pengetahuan dan motivasi, sistem pelaporan yang rumit, rendahnya budaya keselamatan pasien, belum ada reward, dan umpan balik yang belum maksimal

.Patient safety is still a global issue around the world with a high incidence of patient safety. One way to control the number of patient safety incidents is the development of a reporting system. This study discusses a description of the reporting of hospital patient safety incidents in Indonesia. This study aimed to get information regarding the description of patient safety incident reporting in hospitals in Indonesia in terms of the availability of policies and methods used and the factors that hinder reporting of patient safety incidents. This study is a literature review based on PubMed, Science Direct, CINAHL, Google Scholar and Garuda Ristekbrin databases. The search results found that the output of incident reporting was not timely and only a small proportion of completeness was achieved. The search results show that some hospitals in Indonesia already have patient safety incident reporting policies and use offline reporting methods with forms. Broadly speaking, the hospital's IKP reporting procedure is in accordance with the National Patient Safety Guidelines. However, in its implementation there are still many that are not in accordance with the proper reporting flow and still encounter many obstacles, such as fear of reporting, lack of socialization, lack of knowledge and motivation, complex reporting systems, low patient safety culture, no reward, and feedback. which is not optimal.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanry Susatia
"ABSTRAK
Pertumbuhan kebutuhan kesehatan di Indonesia meningkat seiring dengan
pertumbuhan ekonomi yang cukup baik setelah pasca resesi ekonomi tahun 1997. Untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang maksimal, maka para penyedia layanan
kesehatan seperti rumah sakit berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhan tersebut
secara maksimal. Oleh karena itu terjadilah persaingan yang cukup ketat dalam
memenuhi kebutuhan pelanggan rumah sakit. Salah satu bagian dari rumah sakit yang
cukup berperan penting adalah pelayanan instalasi farmasi, karena instalasi farmasi
merupakan salah satu revenue center yang signifikan untuk menentukan profitabilitas dari
rumah sakit
Rumah Sakit lbu dan Anak Hermina Daan Mogot merupakan bagian dari Rumah
Sakit Ibu dan Anak Hermina Grup yang bergerak secara khusus dalam membedkan
pelayanan kesehatan untuk ibu dan anak. RSIA Hermina menyadari akan pentingnya
instalasi farmasi. Oleh karena itu, pihak manajemen Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina
Daan Mogot menyetujui peneliti untuk melakukan penelitian mengenai tingkat kepuasan
dari pasien instalasi farmasi RSIA Hermina Daan Mogot akan pelayanan yang telah
diberikan oleh rumah sakit.
Penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian kuantitatif. deskriptif dengan
pendekatan studi cross sectional . Alat ukur yang digunakan dalam proses penelitian ini
adalah kuesioner dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Analisa basil akan
dilakukan dengan menggunakan analisis univariat, bivariat dan diagram kartesius.
Hasil penelitian menunjukan terdapatnya ketidakpuasan dalam penilaian pasien
instalasi farmasi pada pelayanan yang telah diberikan yaitu 72% responden menyatakan
tidak puas sedangkan hanya 28% responden menyatakan puas. Hal ini sesuai dengan
basil dari pengamatan awal dari peneliti dimana ketidakpuasan pada pelayanan pasien
instalasi farmasi dikarenakan lamanya waktu tunggu pada resep racikan pada jam sibuk,
tidak jelasnya sistem antrian yang ada, mahalnya harga obat, dan kurang nyamannya
situasi di ruang tunggu. Dari sisi lima dimensi mutu pelayanan (tangible, reliable,
responsiveness, assurance dan emphaty) ketidak puasan mendominasi semua lini dimensi
. mutu pelayanan, sedangkan kepuasan tertinggi hanya terdapat pada dimensi
responsiveness dimana 43% responden menyatakan puas. Dari sisi kemaknaan terdapat
hubungan antar umur responden dengan kepuasan pelayanan di instalasi farmasi pada
dimensi tangibledan dimensi emphaty.
Beberapa hal yang perlu disarankan seperti meningkatkan fasilitas yang ada,
memberikan training yang diteruskan dengan individual performance apparaisal,
simplifikasi prosedur yang ada, meningkatkan koordinasi internal yang baik dan
diteruskan dengan mengkomunikasikan kepada pasien agar gap antara standar yang
diterapkan oleh manajemen dengan harapan dari diminimalisasikan agar dalam
menyampaikan pelayanan tidak terjadinya ketidakpuasan.
"
2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library