Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bashari R. Roszardi
Abstrak :
Material Metal Matrix Composite (MMC) merupakan material yang banyak dikembangkan akhir-akhir ini karena keunggulan yang dimilikinya dibndingkan dengan material lain baik murni maupun paduan. Material MMC yang merupakan kombinasi dari matriks logam dengan penguatnya (reinforcement) diharapkan memiliki sifat yang lebih baik dibandingkan dengan komponen penyusunnya. Paduan AI-Si-Mg/SiCp merupakan salah satu contoh material MMC, dimana paduan alumunium sebagai matriks dan SiC sebagai penguat. Material yang dihasilkan dari kombinasi antara paduan alumunium dengan SiC ini diharapkan akan memiliki sifat ringan. Kekerasan tinggi, ketahanan aus tinggi dan kekuatan tekan yang tinggi. Salah satu metode pernbuatan MMC paduan Al-Si-MgfSiCp ini adalah pengecoran (casting). Namun telmologi pengecoran yang umum digupdkan untuk memproduksi material ini masih tergolong ini dicoba untuk memproduksi material MMC ini dengan teknologi pengecoran yang sederhana. Metode yang dipilih adalah metode stir-casting karena dianggap paling mudah dan mungkin membuat material ini. Menurut "rule of mixture", fraksi volume partikel penguat meruakan salah satu variable yang sangat mempengaruhi kekuatan material, sehingga pada penelitian ini dipilih yang sangat mempengaruhi kekuatan material, sehingga pada penelitian ini dipilih fraksi volume partikel penguat sebagai parameter pengujian. Dari penelitian didapt bahwa semakin besar fraksi volume partikel penguat, maka kekerasan material komposit akan semakin meningkat.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41421
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Falani
Abstrak :
Investor perlu memiliki strategi dalam menentukan harga opsi wajar untuk sebuah opsi. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah mempelajari model harga opsi Heston. Dalam model harga opsi diperlukan nilai-nilai parameter yang harus ditentukan terlebih dahulu melalui kalibrasi. Kalibrasi dapat dipandang sebagai masalah optimasi nonlinear, yakni dengan meminimumkan nilai fungsi objektif yang terkait. Algoritma Particle Swarm Optimization merupakan salah satu metode iteratif yang dapat digunakan dalam menentukan solusi masalah optimasi nonlinear. Selanjutnya hasil kalibrasi digunakan untuk menentukan harga wajar sebuah opsi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data 50 harga opsi pasar saham Apple Inc (AAPL). Berdasarkan hasil implementasi yang dilakukan, algoritma Particle Swarm Optimization menunjukkan kinerja yang cukup baik dalam aproksimasi nilai parameter model harga Opsi Heston.
Investors should have a strategy to determine a fair price for an option. One of the strategy that can be applied is by studing the Heston option pricing model. In the option pricing model, there are some required parameter values that should be determined by using the calibration. The calibration can be considered as a nonlinear optimization problem by minimizing the value of a related objective function. Particle swarm optimization algorithm is one of iterative methods that can be used in the calibration of model?s parameters. Furthermore, the results of calibration can be used to determine the price of an option. The data used in this research is consist of 50 stock market option prices of Apple Inc. Based on the results the implementation, particle swarm optimization algorithm shows a good performance.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T42946
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamzah Fadhlurahman
Abstrak :
Interaksi antar partikel dapat digambarkan sebagai pertukaran partikel virtuil. Spesifik untuk interaksi K−N , model potensial yang digagas oleh Muller adalah model pertukaran satu hadron (orde kedua) dan dua hadron (orde keempat). Pada penelitian ini, model pertukaran dua hadron dijabarkan sebagai pertukaran dua pion (2 meson π) dimana model tersebut memiliki keadaan intermediate N atau ∆. Kontribusi pertukaran 2 pion tersebut dibahas dengan cara membandingkannya dengan kontribusi pertukaran 1 hadron. Perbandingan yang dimaksud adalah dengan melihat penampang lintang diferensial dari hamburan K−N untuk interaksi orde kedua dan orde keempat yang dibatasi hanya dengan mengambil leading term amplitudo hamburan. Teknik 3D tanpa ekspansi gelombang parsial diterapkan dalam perhitungan ini, yang mengambil daerah energi sangat tinggi. ......Interaction between particles can be described as virtual particles exchange. Specifically for K−N interaction, the potential models initiated by Muller are one-hadron exchange (second order) and two-hadrons exchange (fourth order). In this research, the tow-hadrons exchange model is described as two pions exchange (2 π mesons) in which have N or ∆ as the intermediate state. The two pions exchange contribution discussed by comparing it to the one-hadron exchange. The comparison mentioned are by looking at the differential cross sections of the K−N interaction for the second and fourth order bounded by the leading term of the scattering amplitude only. 3D technique — without the partial wave expansion — is used in this calculation in the high energy region.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirajuddin Jalil
Abstrak :
Data eksperimen BGOOD terbaru untuk sudut maju pada reaksi g + p ! K+ + L telah dipelajari dengan menggunakan model isobar. Studi ini menggunakan pendekatan fenomenologi untuk memperoleh kesesuaian data eksperimen dan teori. Metode perhitungan menggunakan model isobar dua kanal K+L dan K0L secara simultan, di mana terdapat parameter bebas untuk mereproduksi data eksperimen. Total data eksperimen yang digunakan pada studi ini yakni 9536. Hasil dari studi ini dibandingkan dengan studi dan data eksperimen sebelumnya. Hasilnya yakni pengaruh data BGOOD lebih signifikan pada observabel penampang lintang. Pada observabel polarisasi tunggal dan ganda pengaruhnya tidak signifikan. Temuan lainnya yaitu data belum bisa direproduksi dengan mudah dengan menggunakan model tersebut, khususnya pada daerah sudut sangat maju. Selain memasukkan data BGOOD baru, juga ditambahkan missing resonans P13 yang dibandingkan dengan resonans S11, P11, dan D13. Data BGOOD baru ini belum bisa menemukan missing resonans tersebut. Hasil yang diperoleh menunjukkan resonans D13 pengaruhnya lebih signifikan dalam mereproduksi data dibanding ketiga resonans lainnya. ......The new BGOOD experimental data for forward-angle on the g + p ! K+ + L reaction have been studied by using an isobar model. This study was a phenomenological approach to obtain the compatibility of experimental data and theory. The numerical calculations were constructed using the isobar model with coupled K+L and K0L channels simultaneously, where the unknown parameters in the model were fitted to reproduce the experimental data. The total numbers of experimental data used in this study were 9536 points. The result of this study was compared with those of previous investigations and experimental data. The effect of the new BGOOD data is more significant in the case of differential cross sections on the K+L channel. For the single and double polarization, the effect is insignificant. Another finding is that the data cannot be reproduced easily using the models, especially in the very forward regions. In addition, the new BGOOD data were fitted with the missing resonance P13 compared with S11, P11, and D13 resonances. Nevertheless, this new BGOOD data have not been able to find the missing resonance. The fitted results show that the D13 resonance is more significant to reproduce the all data compared to the others.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizky Millennianno
Abstrak :
Karakterisasi dari mikropartikel umumnya dianalisa berdasarkan gerak Brown dengan besaran suhu tertentu. Kenaikkan suhu akan menyebabkan energi kinetik partikel berubah sehingga gerakan Brown dari partikel juga akan berubah. Mikropartikel mempunyai tipe-tipe yang sangat luas, salah satunya adalah magnetik. Sifat magnetik pada mikropartikel akan menyebabkan gerak Brown dari partikel akan berbeda apabila diberikan medan magnet eksternal. Dalam studi ini akan diteliti gerak Brown partikel dan magnetic polystyrene untuk diukur koefisien difusinya dalam kondisi medan magnet dan temperatur berbeda-beda. Nilai koefisien dapat ditentukan dari metode rerata kuadrat perpindahan yang membutuhkan analisa gerak partikel. Proses pelacakan dilakukan dengan algoritma pencitraan komputer seperti deteksi blob dan optical flow. Hasil menunjukkan deteksi partikel dengan metode blob seperti SURF dan optical flow RLOF lebih efisien dan cepat secara komputasi dan lebih akurat daripada EfficientDet, dengan hasil koefisien difusi yaitu 6,785034 x 10-15 m2s-1 untuk ukuran 1μm, 8,886335 x 10-16 untuk 3μm, dan 8,944864 x 10-16 untuk 5μm. Pada pengukuran koefisien difusi diperoleh bahwa semakin besar partikel, maka semakin kecil koefisien difusinya. Selain itu, dirancang juga sistem yang dapat menghasilkan medan magnet berotasi yang membutuhkan sinyal tiga fasa. Rangkaian flip-flop digital dapat menghasilkan sinyal tiga fasa, yang diproses dengan pengubah sinyal kotak menjadi sinus untuk menghasilkan sinyal sinus dengan beda fasa 119,752°. ......Characterizing of microparticle usually analyzed by using Brownian movement with controlled temperature. Increasing the temperature will lead to changes in kinetic energy particle, and the Brownian movement of the particle will be changed too. Microparticle has many types which one of them was magnetic microparticle. Magnetic characteristics of microparticle will lead to changes in Brownian motion of partice if given certain external magnetic field. In this study, the stochastic Brownian motion of magnetic polystyrene will be measured with various temperatures and magnetic fields. The value of coefficient could be measured from mean square displacement method by analyzing particle movements. Particle movement could be tracked by using computer vision algorithms such as blob detection and optical flow. Results showed that particle detection using blob such as SURF and optical flow such as RLOF is more computationally faster and more accurate than using EfficientDet with diffusion coefficient results such as 6,785034 x 10-15 m2s-1 for 1μm size, 8,886335 x 10-16 for 3μm, and 8,944864 x 10-16 for 5μm. In diffusion coefficient measurement results, shows that the larger particle sizes will results in smaller diffusion coefficient. Also, the system for generating rotating magnetic field is developed with three-phase signal as requirement. Flip-flop digital circuits is used to generate three-phase signal with square to sine converter to create sine signal with 119,752° phase difference.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Hingga saat ini, penelitian tentang fotokatalis masih menjadi topik yang menarik. Berbagai penelitian dilakukan guna mendapatkan hasil katalis yang optimal. Beberapa hal yang diketahui masih menjadi kekurangan dan harus diperhatikan di antaranya adalah karakteristik material dasar, ketersediaan material, kemungkinan produksi katalis dalam skala industri, dan biaya produksi keseluruhan.
MRS 1:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tiya Hapitiawati
Abstrak :
Tesis ini membahas fungsi partikel pengikat wacana dan partikel modalitas bahasa Jerman yang terdapat pada forum diskusi grup akun media sosial Facebook Fernbeziehung. Die Liebe ist stärker als die Entfernung. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan menggunakan beberapa teori sebagai landasan teoretis. Teori-teori tersebut adalah teori Fischer (2000) tentang fungsi partikel pengikat wacana, teori Helbig (1994) dan Helbig (1996) tentang fungsi partikel modalitas dan teori Crystal (2011) tentang ciri ragam bahasa internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar partikel pengikat wacana dalam forum diskusi grup daring tersebut memiliki fungsi take-up, yaitu memberikan timbal balik dan mengambil alih dengan mengatakan sesuatu yang relevan. Adapun sebagian besar partikel modalitas dalam forum diskusi tersebut memiliki fungsi ilokutif, yaitu fungsi yang mengindikasikan terdapatnya ilokusi.
The focus of this study is to discuss some functions of German Discourse Particle and Modal Particle used in discussion forum of Facebook group account "Fernbeziehung. Die Liebe ist stärker als die Entfernung". The purpose of this study is to find how some German discourse particles and modal particles are used in the dialogues of social media discussion forum and what their functions are. This research uses a qualitative descriptive method. By using Fischer (2000), Helbig (1994), Helbig (1996), and Crystal (2011), I analyze some functions of German Discourse Particles and Modal Particles used in the data. I also reanalyze the result of Wanner (2008)'s research about the characteristics of language used in online discussion forum. The result of this study shows that most of the discourse particles used in the data have take-up function and most of the modal particles have illocutionary function. Those functions show that the online discussion forum has some characteristics of spoken language. However, the most of constructions of the texts that use complete sentences also show some characteristics of written language in the online discussion forum.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T46039
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruslan Effendi
Abstrak :
Telah diiakukan pembuatan keramik stabilized ZrO2 dengan aditif Y203 menggunakan metoda kopresipitasi dan variasi Y203 7%, 9%, dan 11% mole. Endapan yang dihasilkan dikalsinasi pada suhu 500 °C. Dua ukuran partikel yaitu 0,5 gm dan 5 µm yang diperoleh dari hasil kalsinasi dicetak dengan tekanan 5 ton, dan disintering pada suhu : 1100 °C, 1200 °C, 1300 °C, dan 1400 °C selama 2 jam. Hasil sintering dikarakterisasi meliputi : sifat fisis (densitas, porositas, hardness, toughness, koef. ekspansi thermal), konduktivitas listrik, dan struktur mikro. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa komposisi Y203 kurang berpengaruh terhadap sifat fisis maupun struktur mikro, tetapi hanya sedikit berpengaruh terhadap konduktivitas listrik, dimana 7 % Y203 pada suhu 1400 °C mempunyai nilai tertinggi dengan energi aktivasi terendah. Suhu sintering berpengaruh besar terhadap sifat fisislelektrik dan struktur mikro, tetapi tidak berpengaruh terhadap fasa yang terbentuk. Ukuran partikel berpengaruh besar terhadap sifat fisislelektrik dan struktur mikro, dimana sampel dengan ukuran partikel 0,5 i.m pada suhu 1400 °C telah mencapai densifikasi yang baik. Hasil karakterisasi pada suhu 1400 °C dan dari berbagai komposisi Y203 mempunyai karakteristik sebagai berikut : sampel 0,5 µm adalah : densifikasi (93 - 95) %, porositas < 2 %, hardness Vickers = 13 -15 Gpa, toughness = 2.5 MPa 11m, konduktivitas listrik pada 1000 °C = 0.1 (Ohm cm) -', dan koef. ekspansi thermal = 16 - 20 x 10 -61°C . Sampel 5 µm adalah : densifikasi 83 - 84%, . porositas = (14 - 17)%, hardness Vickers = (10 - 12) Gpa, toughness = (1.7 - 1.9) MPa gym, konduktivitas listrik < 0.01 (Ohm cm) ^', dan koef. ekspansi thermal = 15 - 18 x 10 -61°C. ......Stabilized Zr02 ceramic was made with Y2O3 additive, by using coprecipitation method. The Y2O3 variation was 7%, 9%, and 11% mole. The produced precipitate was calcined at 500 °C. Two kinds of particle size i.e 0,5 p.m and 5 gm which were obtained from calcination were pelletized under 5 ton pressure and then sintered at temperature : 1100 °C, 1200 °C, 1300 °C, and 1400 °C for 2 hours. Sintered pellets were caracterized : physical properties ( density, porosity, hardness, toughness, coef. of thermal expansion ), electrical conductivity, and microstructure. The result of caracterization showed that Y2O3 composition was not influenced to physical properties as well as microstructure. However, composition gave a little effect toward electrical conductivity, in which 7% Y2O3 gave highest value and lowest activation energy. Sintering temperature influenced greatly to physical and electrical properties as well as its microstructure, but it did not influence to crystal phase. Particle sizes influenced greatly to physical and electrical properties as well as its microstructure, in which sample having 0,5 pm at 1400 °C has reached good densification. The result of characterization at 1400 °C under various composition of Y2O3 as follows : Samples 0,5 p.m have properties : densification = (93 - 95) °%, porosity < 2%, hardness Vickers = (13 - 15) Gpa, toughness = 2.5 MPa ,Tr-n, electrical conductivity at 1000 °C = 0.1 (Ohm cm) and coef. of thermal expansion = (16 - 20) x 10 -61 °C. Samples 5 p.m have properties : densification = (83 - 84) %, porosity = (14 -17)-%, hardness Vickers = (10 - 12) Gpa, toughness = (1.7 - 1.9) MPa electrical conductivity at 100 °C < 0.01 (Ohm cm) -', and coef. of thermal expansion = (15 -18) x 10 -61 °C.
2001
T1688
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Marsainy
Abstrak :
Dalam beberapa puluh tahun terakhir, fotoproduksi kaon telah menjadi salah satu kanal yang dikenal berpotensi untuk menemukan missing resonances yang telah diprediksi oleh Quark Model, akan tetapi belum dikonfirmasi oleh eksperimen. Namun kanal reaksi ini memiliki kesulitan-kesulitan tersendiri, yaitu cross section rendah dan energi threshold yang sangat tinggi. Energi threshold untuk fotoproduksi kaon adalah 911 MeV, sangat tinggi jika dibandingkan dengan energi threshold untuk fotoproduksi pion, yaitu 150 MeV. Penentuan background yang tepat menjadi penting untuk menentukan kontribusi resonans. Saat ini kontribusi resonans dapat ditentukan dengan menggunakan sebuah metode pengambilan keputusan dalam statistik, yang disebut dengan Metode Bayesian. Metode ini tidak hanya mengevaluasi sebuah model pada seluruh parameternya, namun juga memasukkan distribusi prior dan data eksperimen ke dalam perhitungan. Analisis menggunakan metode ini menunjukkan bahwa sekumpulan resonans menggambarkan proses fotoproduksi kaon dengan lebih baik dari pada sekumpulan resonans lainnya.
Kaon photoproduction has drawn considerable attention for decades as one of the promising processes to find the missing nucleon resonances, predicted by quark model but not listed yet by the Particle Data Group. Nevertheless, this channel has a unique difficulty, e.g., the small cross section and high threshold energy. the threshold energy for kaon photoproduction is 911 MeV, significantly high compared with that of the pion photoproduction, i.e. 150 MeV. Determining the background part of the process becomes a daunting task in order to approximate the resonance contribution. At present, the resonance contribution can be determined by using an established statistical decision making method, which is called the Bayesian Method. This method does not only evaluate the model over its entire parameter space, but also takes the prior information and experimental data into account. Analysis using this Bayesian Method showed that a set of resonances can describe kaon photoproduction better than others.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T38724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saipudin
Abstrak :
Data terkini dengan presisi tinggi untuk reaksi γp → pη′ pada energi pusat-massa dalam rentang mendekati energi ambang hingga 2.84 GeV diperoleh dari kolaborasi CLAS pada laboratorium Jefferson telah dianalisis dengan menggunakan model isobar. Fotoproduksi η′ dapat dijelaskan dengan baik dalam semua rentang data energi yang tersedia dengan menyelidiki resonan S11 dan P11 untuk spin-1/2, selain menggunakan kontribusi kanal nukleon s- dan u-, juga arus meson kanal t-. Untuk resonan yang diselidiki, analisis digunakan nilai massa dan lebar resonan yang didukung oleh Particle Data Group. Kami menekankan, data penampang lintang sendiri mampu dihasilkan nilai parameter resonan, konstanta kopling hadronik dan mesonik. ...... The recent high-precision data for the reaction γp → pη′ at center-of-mass energies from near threshold to 2.84 GeV obtained by the CLAS collaboration at the Jefferson Laboratory have been analyzed within an isobar model. The η′ photoproduction can be described quite well over the entire energy range of available data by considering S11 and P11 resonances, in addition to the nucleon s- and u-channel resonance contributions, also t-channel mesonic currents. For the resonances considered, our analysis are used mass and width value advocated by the Particle Data Group. We emphasize, that cross-section data alone are unable can reproduced resonance parameters value, coupling constant hadronic and mesonic.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T43704
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>