Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lale Heny Herawati
Abstrak :
Peningkatan kelahiran dari satu kelahiran ke kelahiran berikutnya dalam literatur demografi sering juga disebut sebagai peningkatan paritas. Komposisi jenis kelamin anak adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kelahiran berikutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh jenis kelamin anak terhadap peningkatan paritas di Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Data yang digunakan adalah hasil SDKI 2007. Unit analisis adalah wanita berstatus kawin usia 15-49 tahun yang minimal memiliki satu anak atau dua anak masih hidup. Variabel bebas penelitian ini adalah jenis kelamin anak, tingkat pendidikan, status pekerjaan, jumlah anak ideal dan kohor ibu. Sedangkan variabel tak bebasnya adalah peningkatan paritas dengan menggunakan analisis logistik biner. Komposisi jenis kelamin anak pertama merupakan faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan paritas dari satu anak menjadi dua anak di Sumut, wanita yang anak pertamanya perempuan memiliki kecenderungan lebih tinggi memiliki anak kedua daripada yang anak pertamanya laki-laki. Namun lain halnya di Sumbar, ternyata tidak ditemukan perbedaan kecenderungan memiliki anak kedua antara mereka yang anak pertamanya perempuan ataupun laki-laki. Di Sumut maupun di Sumbar, untuk anak kedua dan ketiga, apapun jenis kelaminnya tidak signifikan mempengaruhi peningkatan paritas. Jadi tidak ada perbedaan dalam peluang terjadinya anak ketiga antara mereka yang kedua anaknya laki-laki, kedua anaknya perempuan atau laki-laki dan perempuan. Di sisi lain, faktor jumlah anak ideal ternyata memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap peluang wanita memiliki anak ketiga baik di. Hal ini menggambarkan bahwa baik di Sumut maupun di Sumbar cenderung menganut norma keluarga besar. Di Sumut, probabilitas terjadinya anak kedua lebih tinggi pada wanita yang anak pertamanya perempuan, berpendidikan SD ke bawah, jumlah anak idealnya di atas tiga dan berada pada kohor 1958-1976, sementara di Sumbar probabilitasnya lebih tinggi pada wanita yang berpendidikan SD atau tidak tamat SD, jumlah anak idealnya di atas tiga dan berada pada kohor 1958-1976. Sedangkan probabilitas terjadinya anak ketiga di Sumut, lebih tinggi pada wanita yang berpendidikan SD atau tidak tamat SD, bekerja, jumlah anak idealnya di atas tiga dan berada pada kohor 1958-1976, sementara di Sumbar probabilitasnya lebih tinggi pada wanita yang berpendidikan SD ke bawah, jumlah anak idealnya di atas tiga dan berada pada kohor 1958-1976. ......Having more children is commonly referred to as parity progression in demographic literature. Sex composition of existing children is a factor in progressing to higher order births. This study aims to study the effect of sex composition of children on parity progression in North Sumatera and West Sumatera. The data used is the 2007 Indonesia Demographic and Health Survey. The unit of analysis is woman who has at least one or two child. The independent variables of this study are the sex of child, education, work participation, number of ideal family size, and cohort while the dependent variable is parity progression. The analysis is conducted using logistic regression models. There is significant difference in the progression to second child based on the sex of the first child for women in North Sumatera, progression to second birth are higher among woman who have girl as the first child. But there is no significant difference in West Sumatera. In North Sumatera and West Sumatera indicates that progression to third birth is not associated with the sex of existing children. So there is no defference in the progression to third child among woman who have two boys, two girl, one girl and one boy, as first child and second child. While number of ideal family size has strong associated in progression to third birth. It indicates that woman in North Sumatera and West Sumatera have big family size norm. In North Sumatera, probabilities of having second birth are higher among women who have girls as first child, have ideal number of children more than three children, belong to older cohort, and have primary school education. While in West Sumatera and probabilities of having second birth and third birth are higher among women who have ideal number of children more than three children, belong to older cohort, and have primary school education.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29675
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adrie Mahendra I.S.
Abstrak :
Tesis ini menguji hipotesis purchasing power parity Indonesia relatif terhadap Amerika Serikat, Jepang, dan Inggris periode 1989.1-2002.12, dengan menggunakan uji kointegrasi dan model koreksi kesalahan dan memasukkan beberpa perubahan structural (structural breaks) ke dalam model penelitian. Penulis mendapatkan selidaknya tiga tujuan penelitian yang berbeda: pertama, penulis menguji apakah teori purchasing power parity dapat mengakomodasi pembentukan nilai tukar yang terjadi di Indonesia balk dalam keseimbangan jangka pendek maupun jangka panjang. Kedua, tesis ini akan menganalisa bagaimana perilaku tingkat harga relatif terhadap perilaku nilai tukar. Ketiga, penulis mencoba menguji apakah ada perbedaan basil balk antara jangka pendek dan jangka panjang. Beberapa temuan panting yang dihasilkan penelitian ini: (1). Hasil dart uji akar-akar unit menunjukkan bahwa seluruh variabel dalam model menunjukkan terintegrasi pada orde satu atau I(1). Dan penulis juga menemukan bukti empiris adanya kointegrasi antara nilai tukar dan tingkat harga relatif sehingga dapat dikatakan berlakunya hipotesa PPP dalam keseimbangan jangka panjang; (2) Bukti empiris yang menunjukkan PPP tidak berlaku dalam keseimbangan jangka pendek, dengan nilai speed adjustment yang sangat kecil. Ini menunjukkan bahwa dalam jangka pendek perubahan nilai tukar dipengaruhi oleh faktor ekstemal lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam model.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T20415
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Low-density parity-check (LDPC) code is linear-block error-correcting code defined by sparse parity-check matrix. It is decoded using the massage-passing algorithm, and in many cases, capable of outperforming turbo code. This paper presents a class of low-density parity-check (LDPC) codes showing good performance with low encoding complexity. The code is constructed using difference families from combinatorial design. The resulting code, which is designed to have short code length and high code rate, can be encoded with low complexity due to its quasi-cyclic structure, and performs well when it is iteratively decoded with the sum-product algorithm. These properties of LDPC code are quite suitable for applications in future wireless local area network.
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2007
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Fauziyah
Abstrak :
Kehamilan tidak diinginkan memiliki dampak pada kesehatan ibu dan anak. Kehamilan tidak diinginkan meningkatkan risiko konsumsi asam folat tidak adekuat sebelum kehamilan, merokok selama dan setelah kehamilan, terlambat memulai perawatan prenagtal, bayi berat lahir rendah, depresi pascapersalinan, dan kematian neonatal. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional menggunakan data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017. Penelitian ini menggunakan analisis multivariat regresi logistik model faktor risiko yang bertujuan mengetahui pengaruh paritas terhadap kehamilan tidak diinginkan pada wanita usia 15-49 tahun yang menikah atau hidup bersama dengan di kontrol oleh karakteristik individu (usia, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, tempat tinggal). Hasil penelitian menunjukkan wanita yang memiliki paritas 2 anak berisiko 6 kali lebih besar (AOR; 5,4, 95% CI 4,2 - 6,8), paritas 3 anak berisiko 16 kali lebih besar (AOR; 15,7, 95% CI 12,2 - 20,3), wanita yang memiliki paritas >= 4 anak berisiko 27 kali lebih besar (AOR; 27,2, 95% CI 20,7 - 35,9) mengalami kehamilan tidak diinginkan dibandingkan dengan wanita yang memiliki paritas 1 anak, setelah dikontrol oleh usia dan pendidikan.
Unintended pregnancy have both impact on maternal and child health. Unintended pregnancy increase the risk of inadequate consumption of folic acid before pregnancy, smoking during and after pregnancy, late prenatal care, low birth weight, postpartum depression, and neonatal death. This study used a cross-sectional study design using secondary data Indonesia Health and Demographic Survey (IDHS) in 2017. Multivariate logistic regression using model of risk factors aims to determine the effect of parity on unintended pregnancy in women aged 15-49 who married or live together controlled by individual characteristics (age, education, employment, economic status, place of residence). The result showed women who had parity of 2 children at a risk 6 times higher (AOR; 5,4, 95% CI 4,2 - 6,8), parity of 3 children at risk 16 times higher (AOR; 15,7, 95% CI 12,2 - 20,3), women who have parity >= 4 children at risk 27 times higher (AOR; 27,2, 95% CI 20,7 - 35,9) experience an unintended pregnancy compared to women who have parity 1 child, after being controlled by age and education.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
A further reduction in TF R is possible in a short period of time by meeting the unmet needs of high parity couples in Bangladesh. The statement is supported by the fact that 91% of the couples with three or more living children do not want additional children and that only 51% use family planning methods. However, 9% of the high parity couples want an traditional child. In this confer! the paper examined whether there exist association between gender composition of living children and the desire for additional children among high parity couples using the data extracted from the 2004 Bangladesh Demographic and Health Survey. The paper also examined whether education, socioeconomic status, and NGO membership can modify the influence of gentler compotition on desire for more children. The findings of the study showed that gentler preference, particularly of son, was more common among determinant of the desire for more children and it was more common among the women with all _female children, with odds of desiring additional children was 11,4 times of women those having at least one of both sexes in rural area while it was 7. 08 times in urban area. The also revealed that the influence of gentler preference was nor modified by education, socioeconomic status, and NGO of woman.
Journal of Population, 13 (1) 2007 : 121-142, 2007
JOPO-13-2-2007-121
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library