Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rakhi Cintaka
Abstrak :
Pada terapi anak, terdapat peran orang tua yang biasanya mengambil keputusan terkait terapi. Ekspektasi orang tua terhadap terapi anak merupakan salah satu faktor yang ditemukan berkontribusi pada hambatan dalam terapi, kehadiran, dan terminasi dini, sehingga berpotensi juga berkaitan dengan hasil terapi anak. Namun, penelitian terkait hal tersebut masih sangat terbatas, khususnya di Indonesia. Ekspektasi orang tua dapat berkaitan dengan karakteristik yang dimiliki mereka, salah satunya adalah bagaimana cara mereka mengasuh anak. Gaya pengasuhan sendiri merupakan salah satu faktor yang berperan dalam keberhasilan terapi anak. Dengan demikian, ekspektasi dan gaya pengasuhan orang tua dapat menjadi penunjang atau sebaliknya, hambatan dalam mengoptimalkan hasil terapi anak. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ekspektasi orang tua dan hasil terapi anak, serta peran gaya pengasuhan terhadap hubungan tersebut. Terdapat 97 partisipan orang tua dari anak yang mengikuti terapi di Klinik Tumbuh Kembang atau Biro Psikologi di Jabodetabek, yang diukur ekspektasinya dengan Parents Expectancies for Therapy Scale (PETS, Nock & Kazdin, 2001), hasil terapi anak dengan Outcome Rating Scale (ORS, Miller & Duncan, 2000), dan gaya pengasuhannya dengan The Parenting Styles and Dimensions Questionnaire-Short Version (PSDQ-Short Version, Robinson, Mandleco, Olsen, & Hart, 2001). Hasil penelitian tidak menemukan adanya hubungan yang signifikan antara ekspektasi orang tua dan hasil terapi anak, r(97) = .040, p > .05, dan gaya pengasuhan tidak memoderasi hubungan tersebut. Meskipun demikian, ekspektasi orang tua ditemukan memiliki hubungan positif yang signifikan dengan gaya pengasuhan authoritative, r(97) = .28, p < .01, dan permissive, r(97) = .22, p < .05. Selanjutnya, hasil terapi anak ditemukan memiliki hubungan positif yang signifikan dengan salah satu dimensi gaya pengasuhan authoritative, yaitu autonomy granting, r(97) = .25, p < .05. Hasil yang tidak signifikan dapat berkaitan dengan kekurangan pada penelitian ini, yaitu durasi dan waktu pengambilan data, pemilihan alat ukur, dan partisipan yang sangat bervariasi. Hasil penelitian dapat memberikan manfaat bagi peneliti selanjutnya, khususnya dalam memberikan saran terkait metodologi. Selain itu, hasil penelitian juga dapat bermanfaat secara praktis bagi praktisi anak dan orang tua dalam mengoptimalkan hasil terapi anak. ......Parent expectancy and parenting styles can support or become an obstacle in optimizing outcome therapy. The purpose of this quantitative correlational study is to examine the relationship between parent expectancy and outcome therapy, also the role of parenting style as a moderator. Participants were 97 parents of children who participated in therapy located in Jabodetabek. Parent expectancy was measured with Parents Expectancies for Therapy Scale, outcome therapy with Outcome Rating Scale, and parenting style with The Parenting Styles and Dimensions Questionnaire. Results show no significant correlation between parent expectancies and outcome therapy, and parenting style does not moderate the relationship. Although, parent expectancies have a positive significant correlation with authoritative and permissive parenting. Furthermore, outcome therapy has a positive significant correlation with one of the authoritative dimensions, which is autonomy granting. The insignificant result could be related to the limitations in this study, such as duration and time of data collection, selection of measuring tools, and different criteria of participants. However, this study has implications for research and practice, regarding methodology and what practitioners and parents can do to optimize outcome therapy.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shifa Syahidatul Wafa
Abstrak :
Ibu bekerja pada umumnya memiliki waktu yang terbatas untuk berinteraksi dengan anaknya padahal anak usia prasekolah sedang mengalami puncak perkembangan kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan arah hubungan antara pola asuh ibu bekerja dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional yang melibatkan 45 responden ibu bekerja beserta anaknya di dua TK di Kelurahan Cipayung Jakarta Timur dengan teknik Cluster Sampling. Hasil uji Korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang lemah dan negatif antara pola asuh otoriter (r= -0,071) dan permisif (r= -0,164) dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah, namun terdapat hubungan yang lemah dan positif antara pola asuh demokratis (r= 0,036) dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah. Penelitian ini merekomendasikan kepada praktisi kesehatan untuk memberikan informasi kepada ibu yang bekerja tentang jenis pola asuh yang dapat mendukung perkembangan kognitif anak. ......Most of working mothers have limited time to interact with their children while preschool-aged children reach their peak cognitive development. This research is aimed to identify the power and the linear relationship between parenting styles and cognitive development of preschool-aged children. Design used in this research is Cross Sectional which took 45 respondents of working mothers and their children in kindergartens at administrative village of Cipayung East Jakarta as the sample of the study who were chosen by using Cluster Sampling technique. The result of Spearman’s Rank Correlation test showed there were weak and negative correlation between authoritarian parenting (r= -0,071) and permissive parenting (r= -0,164) with the cognitive development of preschool-aged children, however there were weak and positive correlation between authoritative parenting (r= 0,036) and the cognitive development of preschool-aged children. This research is recommended to the health practitioner to give information to working mothers about the type of parenting styles that can support children’s cognitive development.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Laksono Abdhillah
Abstrak :
Kualitas hubungan antara orang tua dengan anak menjadi faktor yang penting bagi keterlibatan anak kelas VI sekolah dasar dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Hal tersebut menjadi dasar tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan antara Kualitas hubungan orang tua-anak (parent-child relationship) dengan keterlibatan anak dengan sekolah (school engagement). Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 77 siswa dan 77 orang tua siswa tersebut di sekolah dasar negeri, Kelurahan Gunung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Pianta, parent-child relationship berdasarkan persepsi orang tua dan kuesioner Child Trends, school engagement berdasarkan persepsi siswa terhadap sekolah. Hasil analisis menunjukan bahwa ada hubungan antara kualitas hubungan orang tua-anak dengan keterlibatan anak dengan sekolah dengan R : 0,52 (hubungan orang tua-anak (kedekatan) dengan keterlibatan anak di sekolah) dan 0,39 (hubungan orang tua-anak (konflik) dengan keterlibatan anak di sekolah). Rekomendasi bagi penelitian selanjutnya yaitu untuk lebih memperdalam komponen yang berpengaruh pada kualitas hubungan antara orang tua-anak kaitannya dengan keterlibatan anak dengan sekolah seperti interaksi, keterlibatan orang tua dalam kegiatan anak di sekolah dan status perkawinan orang tua. ......The quality of relationship between parent and child is an important factor to primary school children engagement. This reason underlies of this study to identify the relationship between quality of parent-child relationships with school engagement. This study used a descriptive correlation design with cross sectional approach. Samples of this study were 77 students and 77 parents of sixth grade students (2014/2015) in public elementary schools, Gunung, Kebayoran Baru, South Jakarta. The instruments used in this study are Pianta (parent-child relationship questionnaire), based on the parent perceptions towards their children and Child Trends (school engagement questionnaire), based on student perceptions of their school activities. Results showed that there is a strong relationship between quality of parent-child relationship (closeness variable) with school engagement, with R-pearson: 0,52 and an adequate relationship between quality of parent-child relationship (conflict variable) with school engagement, with R-pearson: 0,39. Recommendation for future researchis : widening the components that affect the quality of the relationship between parent-child relation such as interaction, parents involvement in school and parents marital status.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Affi Fatunnisa
Abstrak :
1000 hari pertama kehidupan anak merupakan masa dimana tumbuh kembang berjalan sangat optimal. Sehingga peran orang tua sebagai pembimbing anak saat tumbuh kembangnya sejak kecil sangatlah penting. Orang tua harus dapat menjalankan perannya dengan sadar untuk memenuhi dan menyeimbangkan pengasuhan yang kadang dapat mewujudkan stres pengasuhan pada mereka. Oleh karena itu, penting untuk tepat menilai stres pengasuhan yang merupakan hambatan perkembangan kesehatan anak. Instrumen Parenting Stress Index diperlukan untuk mengidentifikasi stres pengasuhan orang tua dengan anak usia 6-23 bulan. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah instrumen PSI merupakan instrumen yang valid dan reliabel. Penelitian deskriptif dilakukan pada 200 responden dengan pengambilan data secara online dengan pendekatan cross sectional dan teknik purposive sampling. Uji validitas menunjukkan 19 butir item valid. Uji reliabilitas menunjukan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,605 yang menunjukan instrument reliabel untuk digunakan. Sehingga instrument PSI dapat digunakan untuk mengidentifikasi stres pengasuhan orang tua pada anak usia 6-23 bulan. ......The first 1000 days of a child's life are a period of optimal growth and development. So that the role of parents as a guide for children when growing and developing since childhood is crucial. Parents must be able to carry out their role intentionally to fulfill and balance parenting which can sometimes manifest parenting stress on them. Therefore, it is important to properly assess parenting stress which is a developmental obstacle to a child's health. The Parenting Stress Index instrument is required to identify the stress of parenting with children aged 6-23 months. The purpose of the study was to determine whether the PSI instrument was valid and reliable. Descriptive research was conducted on 200 respondents with online data collection with a cross-sectional approach and purposive sampling technique. The validity test showed that 19 items were valid. The reliability test reveals the Cronbach's Alpha value of 0.605 which implies a reliable instrument to use. So the PSI instrument can be used to identify parenting stress in children aged 6-23 months.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library