Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 231 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Natassha Safira Abigail Hartanto
Abstrak :
ABSTRAK Dalam menghadapi berbagai perubahan yang ditimbulkan era industri 4.0, penting bagi mahasiswa untuk memiliki adaptabilitas karir. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan adaptabilitas karir adalah dukungan orang tua. Meskipun demikian, beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan adanya inkonsistensi pengaruh dukungan orang tua terhadap adaptabilitas karir. Inkonsistensi hasil tersebut mengarah pada adanya keterlibatan faktor internal, yaitu kepribadian proaktif. Oleh sebab itu, penelitian ini hendak menguji peran kepribadian proaktif dalam memediasi pengaruh dukungan orang tua terhadap adaptabilitas karir mahasiswa. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah mahasiswa program sarjana (N=551) dari berbagai universitas di Jabodetabek yang sedang menempuh semester 6 atau lebih. Ketiga variabel penelitian diukur menggunakan Career Adapt-Abilities Scale (CAAS), Career-Related Parent Support Scale (CRPSS), dan Proactive Personality Scale (PPS). Pengolahan data dilakukan secara statistik menggunakan Pearson Correlation serta macro PROCESS dari Hayes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan orang tua dapat berpengaruh pada adaptabilitas karir melalui kepribadian proaktif. Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian ini, penelitian selanjutnya disarankan untuk memperhatikan peran kepribadian pada orang tua, karakteristik partisipan, dan faktor-faktor lain yang kemungkinan memiliki pengaruh terhadap adaptabilitas karir.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggraini Soemadi
Abstrak :
Remaja merupakan asset masa depan bangsa, artinya remaja harus menjadi manusia masa depan yang dapat memimpin bangsa, untuk itu remaja dituntut berkualitas. Tetapi pada kenyataannya seringkali remaja justru membuat keresahan di masyarakat salah satunya tawuran remaja. Berbagai penyebab terjadinya tawuran, penelitian ini difokuskan pada Pola asuh keluarga dan pergaulan teman sebaya pada remaja yang melakukan tawuran dengan melihat pola asuh keluarga dan pergaulan dengan teman sebaya. Adapun bertujuan (1) mendapatkan gambaran pola asuh keluarga dalam kaitannya dengan remaja yang tawuran (2) mendapatkan gambaran lingkungan pertemanan berkaitan dengan remaja yang tawuran (3) menemukan faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi timbulnya tawuran remaja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan studi literatur dan wawancara, serta observasi. Pengambilan sample dengan menggunakan tehnik Purposive Sampling. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai Agustus 2003 di STM ?X" Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh keluarga yang dilakukan keluarga siswa antara lain ijin keluar rumah, pelaksanaan sholat, pelaksanaan puasa, tidak dilaksanakan secara rutin. Hal ini disebabkan karena orangtua yang sibuk sehingga tidak ada perhatian untuk anak, orangtua tidak mengajarkan sholat, dan tidak rutin mengikuti puasa. Orangtua tidak memberi sanksi apapun walaupun tahu perilaku anak tidak disiplin. Dalam hal pelaksanaan pekerjaan dalam rumah tangga, anak melakukan pekerjaan rumah tangga. Pertemuan antar keluarga untuk berkomunikasi, tidak dimanfaatkan oleh sebagian besar anak untuk mengeluarkan pendapat karena situasi dalam keluarga yang tidak mendukung misalnya keributan dalam keluarga dan kelelahan orangtua dalam bekerja. Dari hal tersebut yang dilakukan adalah pola asuh permisif dimana orangtua membiarkan anak berbuat sesuatu tanpa bimbingan dan pengarahan. Faktor lain yang memicu tawuran adalah pertemuan remaja, dimana sebagian besar waktunya berada dalam lingkungan teman, demikian halnya dengan para siswa. Sebagian besar siswa kegiatannya sehari hari sehabis pulang sekolah khususnya sering nongkrong, bergerombol dan pulang pada malam hari. Pembicaraan mereka umumnya berkisar tentang penyerangan, dan apabila ada kelompok lain yang menyerang, merekapun ikut menyerang. Teman-teman informan siswa kadang-kadang juga ikut dalam tawuran tersebut. Kedekatan tempat tinggal dan seringnya mereka bertemu membuat ikatan kuat antar mereka. Dan hal tersebut teman membawa pengaruh perilaku remaja. Selain faktor pola asuh keluarga dan pergaulan dengan teman ada faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi perilaku anak yaitu kemiskinan, sekolah dan pihak sekolah. Kemiskinan ditunjukkan dengan tempat tinggal keluarga siswa pada daerah bantaran kali dan pemukiman kumuh yang berdesak desakan. Dimana pada keluarga yang tinggal di bantaran kali dan rel kereta api, tempat tinggal dengan dinding yang beralaskan plastik dan dos bekas. Sementara itu 3 siswa dimana keluarga bertempat tinggal di daerah pemukiman padat. Kondisi lingkungan menyulitkan orangtua dan siswa untuk berinteraksi. Faktor lain adalah sekolah, dimana sekolah kurang tegas dalam membuat aturan misalnya pengambilan report, dan pengiriman surat teguran kepada orangtua. Dalam pengambilan raport, sekolah tidak mewajibkan orangtua yang mengambil raport sehingga raport boleh diambil siapa saja, sehingga orangtua bisa mewakilkan siapa saja. Sistem administrasi sekolah dalam pengiriman surat ke orangtua tidak menggunakan staf sekolah tetapi diberikan kepada siswa sehingga surat tidak sampai dan komunikasi orangtua dengan sekolahpun tidak ada.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12042
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Prananingrum
Abstrak :
Penelitian ini mengenai Perempuan sebagai liyan atau objek yang tergantung pada subjek, adalah pandangan patriarki, dampak dari pandangan tersebut perempuan mengalami diskrimiasi, stereotype dan pelecehan .Seorang perempuan yang mengalami KTD (Kehamilan Tidak Direncanakan) memutuskan melanjutkan kehamilan, membesarkan anaknya dan tidak menikah adalah fenomena yang melawan norma masyarakat.Tujuan :Tujuan dari penelitian ini (1) Mengkaji proses negosiasi nilai yang dialami oleh “Ibu lajang”, (2)Mengkaji proses pengambilan keputusan dalam menyikapi tuntutan moral agar mampu menjalani kehidupannya di tengah tengah masyarakat, (3) Mengkaj proses ‘menjadi diri’ yang dialami perempuan, melalui masa krisis yang dialaminya, (4)Mengkaji peran peer , keluarga dan gereja dalam pendampingan “ibu lajang”. Dampingan yang mendukung negosiasi nilai-nilai baru yang dihidupi oleh “ibu lajang” Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif di analisis dengan perspektif Feminis, menggunakan teori Simone de’ Beauvoir, Kathryn Abrams dan Carol Gilligan. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mengenai life story narasumber. Mempelajari pengalaman 2 ibu lajang yang mengalami Kehamilan tidak direncanakan (KTD), namun memutuskan mempertahankan kehamilan, memelihara anaknya dan tidak menikah. Ibu lajang dalam menjalani kehidupannya membutuhkan berbagai cara negosiasi agar bisa diterima, karena subordinasi dan stereotype oleh masyarakat, lingkungan kerja dan gereja. Negosiasi nilai dilakukan dengan berbgai cara untuk mmepertahankan pekerjaan, membnagun relasi dengan masyarakat, rekan kerja dan umat. Agensi definisi diri yang dilakukan ibu lajang untuk membangun rekonsiliasi dengan Tuhan dan rekonsiliasi dengan diri sendiri. Agensi pengarahan diri dengan menetapkan tujuan mempertahankan pekerjaan agar mampu mengatur kehidupan sendiri.
The research studied about Woman as other or as an object that depends on a subject is a patriarchal view. The impact of this view is that women experience discrimination, stereotyping, and harassment. A woman who experiences unplanned pregnancy (KTD), decides to continue the pregnancy, raises her child, and chooses not to marry is a phenomenon that against the norm in society. Based on this phenomenon, this study aimed to (1) examine the process of value negotiation that is experienced by single mother; (2) assess the decision-making process in responding the moral demands so that the single mothers can live in society; (3) examine the process of self-being that is experienced by women, through their crisis period; and (4) examine the role of peer, family, and church in supporting single mother. The assistants that can support the negotiation of new values of a single mother. The research used qualitative approach and was analyzed with a feminist perspective by using the theory of Simone de Beauvoir, Kathryn Abrams, and Carol Gilligan. Data was collected by interviewing the life story of the interviewees. Then, learning about the experiences of two single mothers who have an unplanned pregnancy (KTD), but decide to maintain the pregnancy, keep their child, and choose not to get married. Single mothers need various ways in negotiating their values to be accepted because of subordination and stereotypes by society, work environment, and church. The value negotiation is done in various ways to maintain work, build relationships with society, colleagues, and others. The self-agency was done by single mother to build the reconciliation with God and the reconciliation with themselves. Then, self-direction agency is done by setting the goal to keep their job as a way to manage their lives.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T54160
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanna
Abstrak :
Interaksi sosial pada awal kehidupan berperan penting bagi seluruh aspek perkembangan anak. Salah satu aspek penting dari perkembangan anak adalah kemampuan meregulasi diri. Studi di ranah perkembangan anak telah menunjukkan bahwa interaksi dan hubungan yang positif menjadi media bagi perkembangan dan peningkatan kemampuan regulasi diri pada anak. Pendekatan Developmental, Individual Differences, Relationship-Based (DIR) merupakan salah satu intervensi yang digunakan untuk meningkatkan kualitas interaksi antara caregiver dan anak. Maka dari itu, penelitian ini bermaksud untuk mengevaluasi efektivitas DIR/Floortime untuk meningkatkan kualitas interaksi antara seorang ibu dan anak laki-lakinya yang berusia enam tahun yang menunjukkan beberapa gejala psikotik. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa pendekatan DIR/Floortime efektif untuk meningkatkan kualitas interaksi ibu dan anak serta kemampuan regulasi diri anak yang terukur dari peningkatan skor pada skala FEAS, CBCL dan Self Regulation Questionnaire.
Early social interaction plays a vital role in the overall development of the child. One of the important aspects of child development is self-regulation. Many studies on child development have indicated that positive interaction/relationship served as a medium for developing and improving self-regulation in children. The Developmental Individual Diferences and Relationship (DIR) is one of the interventions that have been used to improve the quality interaction between a caregiver and child. Thus, this study is interested in evaluating the effectiveness of DIR/ Floortime approach to improve the quality of interaction between a mother and six-year-old Indonesian boy who displays psychotic symptoms. This results showed that DIR/ Floortime approach is effective in improving the quality of mother-child interaction as well as self-regulation ability in a child as reflected in the increase scoring of the child?s FEAS, CBCL and Self-Regulation Questionnaire.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T32615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Ayu Adhaningrum
Depok: Universitas Indonesia, 2004
S3405
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ami Puspasari
2004
S3436
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baiq Pia Januarti
Abstrak :
Frekuensi konflik dengan orang tua mengalami peningkatan pada usia remaja. Ketika menghadapi konflik dengan orang tua, remaja menggunakan beberapa jenis koping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran koping remaja ketika berkonflik dengan orang tua. Desain penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan cross-sectional dengan 213 responden yang diambil secara acak berstratifikasi di SMP Perguruan Rakyat 1 Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden menggunakan koping kontrol sekunder sebanyak 67%, sedangkan responden yang menggunakan koping kontrol primer sebanyak 33%. Peneliti merekomendasikan pada institusi pendidikan, institusi kesehatan, dan orang tua agar memberikan pendidikan pada remaja terkait cara menggunakan koping konstruktif bila mengalami konflik dengan orang tua. ......Frequency of conflict with parents has increased in adolescence. When dealing with conflict, teen using some type of coping. This study aims to describe the adolescent coping toward conflicts with parents. This study used quantitative research design and cross-sectional approach with 213 respondents using stratified random sampling in SMP Perguruan Rakyat 1 Jakarta. The results showed that the majority of respondents used secondary control coping as many as 67%, while respondents who used primary control coping as many as 33%. Researcher recommend on educational institutions, healthcare institutions, and parents to provide education on how to use coping constructively in adolescents toward conflicts with parents.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46661
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Cita Warastri
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang pengaruh social power yang dimiliki orang tua yang terdiri dari expert power, referent power, reward power, legitimate power, dan coercive power terhadap intensi pembelian untuk produk perawatan pribadi di kalangan remaja dengan mengambil studi kasus remaja berusia 14-18 tahun yang berdomisili di wilayah Jakarta, Bogor, dan sekitarnya. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi dalam software SPSS 19. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa expert power, referent power, reward power,dan legitimate power yang dimiliki orang tua secara signifikan memengaruhi intensi pembelian remaja untuk produk perawatan pribadi.
ABSTRACT
This research discusses about the effect on parental social power which consists of expert power, referent power, reward power, legitimate power, and coercive power on teen?s purchase intention for personal care products. This research was conducted tih a case study of teenagers aged 14-18 years old in Jakarta, Bogor,and the surrounding area. The data was analyzed using regression analysis in SPSS 19. The result indicates that expert power, referent power, reward power,and legitimate power have significant effect on teen?s purchase intention for personal care products.
2013
S46696
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramaekers, Stefan
Abstrak :
While this book partly builds on the insights of this literature, it is significantly different in that it offers a philosophically-informed discussion of the actual practical experience of being a parent, with its deliberations, judgements and dilemmas. In probing the ethical and conceptual questions suggested by the parent-child relationship, this unique volume demonstrates the irreducible philosophical richness of this relationship and thus provides an important counter-balance to the overly empirical and largely psychological focus of a great deal of ?parenting? literature. This work draws on first-person accounts of the day-to-day experience of being a parent in order to explore the ethical and epistemological aspects of this experience.
Dordrecht, Netherlands: Springer, 2012
e20400979
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>