Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Pratiwi
Abstrak :
Ikatan sosioemosional tidak hanya terjadi antara individu dalam hubungan sosial dua arah, namun juga dapat terjadi pada hubungan satu arah atau parasosial dengan karakter fiksi. Pola kelekatan individu menjadi salah satu faktor yang memengaruhi individu dalam membentuk hubungan sosial dan juga parasosial. Penelitian ini mengukur efek utama dan efek interaksi dari dua dimensi kelekatan dewasa, yaitu kecemasan dan penghindaran terkait kelekatan, terhadap hubungan parasosial pada kelompok penggemar manga di Indonesia (N = 373, 76,7% perempuan). Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa kecemasan terkait kelekatan, penghindaran terkait kelekatan, dan interaksi antara kedua dimensi kelekatan secara signifikan dapat menjelaskan hubungan parasosial, F(3,369) = 3,948, p < 0,009, R2 = 0,031, R2adjusted = 0,023, f2 = 0,031. Namun, hanya kecemasan terkait kelekatan yang secara signifikan memprediksi hubungan parasosial (β = 0,314, t(372) = 2,096, p < 0,037). Sementara penghindaran terkait kelekatan (β = 0,170, t(372) = 1,099, p > 0,05) dan hasil efek interaksi (β = -0,228, t(372) = -1,052, p > 0,05) tidak signifikan memprediksi hubungan parasosial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecemasan terkait kelekatan secara signifikan memengaruhi hubungan parasosial yang mana semakin tinggi kecemasan terkait kelekatan individu maka semakin kuat hubungan parasosial yang dialami individu. ......Socioemotional ties not only can occur between individuals in a two-way social relationship, but can also occur in parasocial or a one-way relationship with fictional character. Attachment style is one of the important factors that influence people in forming social as well as parasocial relationships. This study measured the main effect as well as interaction effect of two dimensions of adult attachment, attachment anxiety and attachment avoidance, to parasocial relationships among Indonesian manga fans (N = 373, 76,7% female). The results of multiple regression analysis showed that attachment anxiety, attachment avoindance, and interaction of both dimensions significantly can explain parasocial relationships, F(3,369) = 3,948, p < 0,009, R2 = 0,031, R2adjusted = 0,023, f2 = 0,031. But, only attachment anxiety significantly predicted parasocial relationships (β = 0,314, t(372) = 2,096, p < 0,037). Meanwhile, attachment avoidance (β = 0,170, t(372) = 1,099, p > 0,05) and interaction of both dimensions (β = -0,228, t(372) = -1,052, p > 0,05) were not significantly predict parasocial relationships. This results indicated that only attachment anxiety significantly affect parasocial relationships where the higher attachment anxiety level, the stronger parasocial relationships experienced.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ayu Maharani
Abstrak :
Dalam era pemasaran saat ini, pemasaran influencer di media sosial telah mengubah strategi pemasaran secara keseluruhan, menjadi alat yang sangat efektif, terutama dalam konteks pemasaran destinasi wisata. Para influencer media sosial merupakan individu yang memiliki saluran atau halaman media sosial yang digunakan untuk membentuk persepsi pengikut mereka terhadap berbagai produk atau destinasi. Di samping itu, terjadi peningkatan aktivitas wisatawan nusantara yang mulai kembali berlibur. Meskipun demikian, masih ada destinasi wisata di Indonesia yang belum merata dalam mendapatkan jumlah wisatawan yang optimal. Oleh karena itu, studi penelitian ini menganalisis kredibilitas sumber dari influencer perjalanan dan niat perjalanan para wisatawan ke Pulau Timor Barat. Kelima dimensi source credibility yang diukur dalam penelitian ini meliputi daya tarik (attractiveness), kepercayaan (trustworthiness), keahlian (expertise), nilai hiburan (entertainment value), dan kesamaan (similarity). Penelitian ini mengadopsi pendekatan kuantitatif dengan mendistribusikan kuesioner untuk pengolahan data lebih lanjut. Metode purposive sampling digunakan, dengan kuesioner disebarkan kepada pengikut Instagram Leonardo Edwin di DKI Jakarta, dan berhasil mengumpulkan 100 responden. Analisis data dilakukan menggunakan SEM-PLS (Structural Equation Modeling-Partial Least Square) dengan menggunakan perangkat lunak IBM SPSS Statistics 20 dan SmartPLS 3.2.9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kredibilitas sumber memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap minat berwisata (travel intention). Lebih lanjut, interaksi parasosial mampu berperan sebagai mediasi positif dan signifikan antara kredibilitas sumber dan minat berwisata. Temuan ini dapat memberikan wawasan tentang bagaimana kredibilitas dari seseorang travel influencer dapat membentuk ikatan dengan menumbuhkan minat untuk mengunjungi tempat wisata melalui interaksi parasosial. Studi ini memberikan beberapa implikasi akademis dan praktis baik pemerintah daerah ataupun destinasion planner. ......In the current era of marketing, influencer marketing on social media has fundamentally transformed marketing strategies, emerging as a highly effective tool, particularly in the context of destination marketing. Social media influencers are individuals who possess channels or pages on social media platforms used to shape their followers' perceptions of various products or destinations. Additionally, there is a resurgence in the activities of domestic tourists who are gradually returning to leisure travel. Despite this, there are still uneven distributions of tourists to various destinations in Indonesia, hindering them from achieving optimal visitor numbers. Hence, this research aims to analyze the source credibility of travel influencers and the travel intentions of tourists to West Timor Island. The five dimensions of source credibility measured in this study include attractiveness, trustworthiness, expertise, entertainment value, and similarity. Employing a quantitative approach, the research distributed questionnaires for further data analysis. The purposive sampling method was utilized, with questionnaires distributed to followers of Instagram's Leonardo Edwin in DKI Jakarta, successfully gathering responses from 100 participants. Data analysis was conducted using SEM-PLS (Structural Equation Modeling-Partial Least Square) with IBM SPSS Statistics 20 and SmartPLS 3.2.9 software. The study's findings indicate that source credibility significantly and positively influences travel intention. Moreover, parasocial interaction serves as a positive and significant mediating factor between source credibility and travel intention. These results offer insights into how the credibility of a travel influencer can foster a connection by cultivating interest in visiting tourist destinations through parasocial interaction. The study provides both academic and practical implications for local governments and destination planners."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Al Ghifari Fedayeen
Abstrak :
Penelitian ini melibatkan variabel wishful identification dan interaksi parasosial dengan desain non-eksperimental. Partisipan penelitian adalah masyarakat umum dengan kriteria umur 18-24 tahun yang menonton tayangan acara dari karakter figur publik Muhammad Attamimi Halilintar di media sosial (N = 164). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah classic 10-item Para-Ssocial Interaction scale dan wishful identification scale. Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan bahwa wishful identification memiliki korelasi positif dan signifikandengan tingkat interaksi parasosial seseorang. ......This study examined the correlation of wishful identification on parasocial interaction. This study used a non-experimental design. The participants were Indonesian 18-24 years old who watched public figure character Muhammad Attamimi Halilintar showed on any social media (N = 164). The instrument used in this study were the classic 10-item Para- Ssocial Interaction scale and the wishful identification scale. The results of the Pearson correlation analysis showed that the wishful identification had a significant positive relation to the level of parasocial interaction
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berthania Sekarini
Abstrak :
Seiring berkembangnya zaman, berbagai jenis media sosial juga berkembang dan interaksi parasosial terjadi semakin intens. Salah satu jenis interaksi parasosial di internet yang semakin populer sejak masa pandemi COVID-19 adalah siaran langsung atau live streaming. Pengguna internet menunjukkan minat tinggi pada media siaran langsung seperti YouTube, Twitch, dan AfreecaTV. Menurut teori Horton dan Wohl, hubungan parasosial dapat dibangun dari layanan siaran langsung dengan memberikan ilusi dari hubungan tatap muka antara penyiar gim dan penontonnya. Penelitian ini membahas cara seorang penyiar gim Korea bernama Uzuhama membangun interaksi parasosial melalui siaran langsung dengan penontonnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan transkripsi data dari empat video siaran langsung permainan gim yang diunggah ke YouTube. Hasil analisis menunjukkan  bahwa interaksi parasosial antara  Uzuhama dan penontonnya dibangun dengan cara melibatkan penonton secara emosional, menggunakan strategi inklusi, dan mendorong partisipasi penonton. ......Along with modernization, various types of social media are also developing and parasocial interactions are becoming more intense. One type of parasocial interaction on the internet that has become increasingly popular since the COVID-19 pandemic is live streaming. Internet users are showing high interest in streaming platforms such as YouTube, Twitch and AfreecaTV. According to Horton and Wohl's theory, parasocial relationships can be built from live streaming services by providing the illusion of a face-to-face relationship between the game streamer and the audience. This research discusses how a Korean game streamer named Uzuhama builds parasocial interactions through live streaming with his audience. This study uses a qualitative research method by data transcription from four live game streaming video uploaded to YouTube. The results of the analysis show that the parasocial interaction between Uzuhama and his audience is built by involving the audience emotionally, using inclusion strategies, and encouraging audience participation.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rakha Khansa Nabila Asril
Abstrak :
Media sosial mengubah cara individu berkomunikasi, berkolaborasi, berkoneksi, dan berinteraksi dengan orang lain. Media sosial memberikan sarana kepada marketer untuk melakukan interaksi langsung dengan pelanggan, hal tersebut dapat menjadi lingkungan yang ideal untuk menciptakan brand community, membangun dan mempertahankan customer relationships, dan mendapatkan pemahaman lebih mengenai konsumen. Di samping kemudahan sarana yang diberikan, marketer juga memiliki tantangan dalam menggunakan media sosial sebagai media pemasaran, beberapa di antaranya adalah ekspektasi, persepsi, dan reputasi di mata konsumen. Maka dari itu, penting bagi marketer untuk memiliki hubungan yang baik dengan konsumen walaupun hanya terhubung dengan media sosial. Interaksi parasosial dapat digunakan sebagai strategi dalam mengembangkan hubungan konsumen dengan merek. Jurnal makalah ini akan membahas penggunaan interaksi parasosial oleh merek skincare Skin Game dalam mengembangkan hubungannya dengan konsumen di Instagram. Data diperoleh langsung dari laman resmi Instagram @skingameofficial dan literatur yang dapat diakses di internet. Analisis dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Temuan menunjukkan Skin Game sudah menerapkan dua komponen pendorong interaksi parasosial yaitu interaktivitas dan keterbukaan, serta menghasilkan niat loyalitas dan pengungkapan diri oleh konsumen.  ......Social media changes the way individuals communicate, collaborate, connect, and interact with others. Social media provides marketer with direct interaction with customers, it can be an ideal environment for creating brand communities, building and maintaining customer relationships, and gaining more understanding of consumers. In addition to the ease of use, marketer also have challenges in using social media as a marketing medium, some of which are expectations, perceptions, and reputations in the eyes of consumers. Therefore, it is important for marketer to have a good relationship with consumers even though it is only connected in social media. Parasocial interaction can be used as a strategy for developing consumer relationships with brands. This paper journal will discuss the use of social interaction by skincare brand Skin Game in developing its relationship with consumers on Instagram. Data is obtained directly from the official Instagram page @skingameofficial and literature accessible on the internet. Analysis was conducted through descriptive qualitative approach. The findings show that Skin Game has implemented two components that encourage parasympathetic interaction, namely interactivity and openness, and resulted in loyalty intentions and self-disclosure by consumers. 
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia;, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Praditya Pratama
Abstrak :
Penelitian ini ingin meneliti hubungan parasocial interaction dari pembuat konten Youtube dan khalayaknya terhadap persepsi sebuah merek dan minat pembelian. Subjek penelitian ini adalah para pengguna media sosial yang mengikuti Arief Muhammad di Youtube dan mengetahui merek MS Glow. Hasil dari penelitian ini tidak dapat membuktikan hubungan antara parasocial interaction dengan persepsi terhadap sebuah merek dan minat pembelian dikarenakan model dalam penilitian ini tidak fit sehingga tidak dapat dilakukan uji hipotesis. Namun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini didominasi oleh perempuan dan mayoritas responden dalam penelitian ini berusia 18-24 tahun. Kebanyakan dari responden dalam penelitian ini setuju bahwa Arief Muhammad memiliki daya tarik secara fisik dan sosial. Responden dalam penelitian ini juga setuju bahwa Arief Muhammad memiliki kesamaan sifat dengan mereka. Selain itu responden juga setuju bahwa mereka merasa memiliki parasocial interaction dengan Arief Muhammad. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa responden memiliki persepsi yang positif terhadap merek MS Glow dan kebanyakan dari mereka setuju jika ingin melakukan pembelian terhadap produk perawatan tubuh mereka berminat membeli produk MS Glow. ......This research wants to investigate connections between parasocial interactions, brand perception and purchase intention. Unit of analysis is social media users who follow Arief Muhammad on YouTube and are also aware of the MS Glow brand. The results of this study cannot prove the influence of parasocial interaction on brand perception and purchase intention because the model in this study is not fit for hypotheses testing. However, this research indicates that women dominated the respondents in this study among respondents aged 18-24 years old. Most of the respondents in this study agree that Arief Muhammad has physical and social attractiveness. Respondents in this study also agree that they have similar characteristics with Arief Muhammad. In addition, respondents also agree that they have a parasocial interaction with Arief Muhammad. This study also shows that respondents have a positive perception of the MS Glow brand, and most of them agree that they have intention to buy MS Glow products for their body care needs.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T57252
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harya Vandika Daniswara
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis pengaruh interaksi parasosial dalam ulasan TikTok terhadap niat beli Generasi Z di Jakarta, dengan fokus pada aspek hedonis (perceived enjoyment dan Transparency) dan utilitarian (Informativeness dan Credibility). Metodologi yang digunakan adalah penelitian kuantitatif korelasional, menggunakan data primer dari 195 responden yang merupakan pengguna aktif TikTok. Responden adalah Generasi Z yang lahir antara 1996 dan 2004 di Jakarta. Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) untuk menganalisis data. Temuan menunjukkan bahwa interaksi parasosial berpengaruh positif signifikan terhadap perceived enjoyment, Transparency, Informativeness, dan Credibility. Selain itu, perceived enjoyment dan Transparency signifikan mempengaruhi niat beli, menekankan pentingnya pengalaman positif dan informasi yang jelas dalam ulasan produk di TikTok. ......This study analyzes the influence of parasocial interaction in TikTok reviews on the purchase intention of Generation Z in Jakarta, focusing on hedonic (perceived enjoyment and Transparency) and utilitarian aspects (Informativeness and Credibility). The methodology used is a correlational quantitative study, utilizing primary data from 195 active TikTok users. Respondents are Generation Z, born between 1996 and 2004 in Jakarta. The study uses Structural Equation Modeling (SEM) to analyze the data. Findings indicate that parasocial interaction significantly positively influences perceived enjoyment, Transparency, Informativeness, and Credibility. Additionally, perceived enjoyment and Transparency significantly affect purchase intention, emphasizing the importance of positive experiences and clear information in TikTok product reviews.
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafa Alya Firdausya
Abstrak :
Tujuan dari pemasaran influencer adalah untuk memanfaatkan pengaruh dan kekuatan individu untuk mempromosikan merek. Namun, penelitian mengenai hubungan parasosial pada niat beli masih sedikit, terutama pada konteks influencer media sosial. Penelitian ini menganalisis bagaimana atribut konten dan strategi interaksi influencer memengaruhi niat beli konsumen melalui mekanisme hubungan parasosial. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) untuk pengolahan data dari 337 responden yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner terhadap pengguna YouTube minimal satu jam per hari yang merupakan subscriber youtuber lifestyle yang berada di Indonesia yang merupakan generasi Z, pernah membeli produk yang direkomendasikan dalam satu tahun terakhir dan pernah berkomentar setidaknya satu kali pada youtuber lifestyle tersebut. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa parasocial relationship berpengaruh secara positif terhadap purchase intention. Selain itu, prestige, interactivity, dan self-disclosure berpengaruh secara positif terhadap parasocial relationship. Implikasi manajerial serta saran bagi penelitian selanjutnya akan dibahas lebih lanjut pada penelitian ini. ......The purpose of influencer marketing is to leverage the influence and power of individuals to promote a brand. However, research on parasocial relationships on purchase intention is still scant, especially in the context of social media influencers. This study analyzes how content attributes and influencer interaction strategies affect consumers' purchase intentions through the mechanism of parasocial relationships. This research is quantitative and uses Structural Equation Modeling (SEM) for data processing from 337 respondents obtained through distributing questionnaires to active YouTube users at least one hour per day, lifestyle youtubers subscribers who are in Indonesia and are Generation Z, who at least once have purchased the endorsed product in the past year and have commented at least once on the lifestyle youtuber. This study shows the results that parasocial relationships have a positive effect on purchase intention. In addition, prestige, interactivity, and self-disclosure have a positive effect on parasocial relationships. The managerial implications and suggestions for further research will be discussed further in this study.
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farryntya Noor Sabrina
Abstrak :
Drama Korea menjadi salah satu konten Korea yang paling banyak diakses oleh berbagai kelompok usia di Indonesia, termasuk remaja. Tingginya durasi menonton drama Korea menyebabkan intensitas interaksi parasosial meningkat dan membentuk relasi parasosial antara penonton dengan aktor/aktris drama Korea. Penelitian terkini berusaha mengungkap hubungan antara relasi parasosial yang dimiliki seseorang dengan well-being mereka. Akan tetapi, terdapat hasil yang beragam mengenai hubungan kedua variabel tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji ulang hubungan antara relasi parasosial dan well-being dengan metode kuantitatif. Partisipan dalam studi ini adalah remaja berusia 15 – 19 tahun, penggemar drama Korea, memiliki aktor/aktris Korea favorit, dan berkewarganegaraan Indonesia (N=411). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Parasocial Interaction Scale untuk relasi parasosial dan EPOCH Measure of Adolescents Well-Being untuk well-being. Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara relasi parasosial dan well-being. Implikasi dari penelitian ini adalah remaja dan orang di sekitarnya perlu bekerja sama dalam memastikan bahwa relasi parasosial yang dimiliki remaja mengarah ke hal yang positif agar well-being remaja semakin baik. ......Korean drama is one of Indonesia's most widely accessed Korean content by various age groups, including adolescence. The high duration of watching Korean dramas causes the intensity of parasocial interactions to increase and forms parasocial relationships between viewers and Korean drama actors/actresses. Recent research seeks to reveal the correlation between a person's parasocial relationships and well-being. However, there are mixed results regarding the correlation between the two variables. Therefore, this study aims to use quantitative methods to reexamine the correlation between parasocial relationships and well-being. This study's participants were adolescents aged 15-19 years, fans of Korean dramas, have a favorite Korean actor/actress, and Indonesian citizens (N=411). The measuring tools used in this study are the Parasocial Interaction Scale for parasocial relationships and the EPOCH Measure of Adolescents Well-Being for well-being. Pearson's correlation analysis results show a significant positive relationship between parasocial relationships and well-being. This research implies that adolescents and those around them need to work together to ensure that their parasocial relationships can lead to positive ways so that their well-being improves.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Sofi Yatasya
Abstrak :
Merek dan bisnis kini semakin tertarik untuk menemukan cara menggunakan influencer sebagai ‘tokoh populer’ untuk mengenalkan produk kepada audiens mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kredibilitas dan interaksi parasosial oleh Youtube influencer terhadap intensi pembelian produk kecantikan yang dipengaruhi oleh physical attractiveness, attitude homophily, serta social attractiveness. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan menggunakan Covariance Based Structural Equation Modelling (CB-SEM) untuk pengolahan data berdasarkan data dari 639 responden yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner terhadap pengguna aktif Youtube yang mengikuti (berlangganan) pada beauty influencer Indonesia selama lebih dari 3 bulan. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa physical attractiveness, attitude homophily, dan social attractiveness berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap para-social interaction. Selanjutnya physical attractiveness dan attitude homophily berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap credibility dari influencer. Terakhir, credibility dan para-social interaction berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap purchase intention. Implikasi manajerial serta saran bagi penelitian selanjutnya dibahas lebih lanjut di dalam penelitian ini. ......Brands and businesses are increasingly interested in finding ways to use influencers as ‘popular figures’ to introduce products to their audience. This study aims to determine the influence and parasocial interaction by Youtube influencer on the intensity of purchasing beauty products influenced by physical attractiveness, attitude homophily, and social attractiveness. This quantitative research uses Covariance Based Structural Equation Modeling (CB-SEM) for data processing based on data from 639 respondents obtained through questionnaires to active Youtube users who have subscribed to Indonesian beauty influencers for more than three months. This study shows that physical attractiveness, attitude homophily, and social attractiveness have a positive and significant effect on interpersonal interactions. Furthermore, physical attractiveness and attitude homophily have a positive and significant effect on the credibility of the influencer. Finally, credibility and parasocial interaction have a positive and significant effect on purchase intention. The managerial implications and suggestions for further research are discussed further in this study.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>