Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lantang, Anastasia Magdalena
Abstrak :
Infeksi parasit pada intestin merupakan masalah yang masih cukup sering ditemukan pada masyarakat Indonesia. Iklim yang tropis, sanitasi yang masih buruk, kebiasaan mencuci tangan yang masih kurang, serta kesadaran akan pentingnya mencegah penularan cacing yang masih belum merata menjadi faktor-faktor yang berkontribusi dalam tingginya angka infeksi parasit pada manusia. Pekerja kebun, sebagai salah satu subjek yang rentan akan infeksi Soil Transmitted Helminthes. Paparan terhadap tanah serta tidak dipakainya alat pelindung diri dapat menyebabkan mudahnya para pekerja keun untuk tertular cacing melalui penetrasi pada kulit. Pemilihan riset pada pekerja kebun di pacet, Cianjur dilandasi alasan bahwa lokasi Pacet, Cianjur merupakan area dimana sosio-ekonomik masyarakat masih rendah, sehingga berhubungan dengan sanitasi yang juga masih buruk di daerah tersebut. Metode yang digunakan dalam riset ini adalah metode Cross Sectional, di mana terdapat 43 subjek menggunakan total sampling. Dalam riset ini, subjek diminta untuk mengumpulkan feses sendiri yang pada akhirnya akan diperiksa dengan metode wet mount menggunakan lugol 1%. Setelah dilakukan pemeriksaan feses, pekerja kebun yang mendapatkan hasil positif menerima pengobatan. Data yang diperoleh lalu di proses menggunakan SPSS Program ver. 11.5 dan dianalisa dengan menggunakan metode Fisher Exact. Hasil pada pemeriksan ini menunujukan adanya 11 pekerja kebun yang positif terinfeksi parasit intestin, dengan rincian infeksi 25.5 %. dengan Blastocyst hominis (18.6 %), Entamoeba coli ( 2.3%), dan Trichuris trichiura (2.3 %). Lalu teradpat pula infeksi campuran dari B.hominis and E.coli (2.3%). Dari hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa prevalensi infeksi parasit intestin pada para pekerja kebun di Pacet, Cianjur tergolong rendah. Ini disebabkan adanya monitor dari pihak perkebunan yang memastikan para pekerja untuk selalu memakai alat pelindung diri berupa sarung tangan dan sepatu boot. Selain itu, setiap 5 pekerja diawasi dengan 1 orang supervisi yang memungkinkan adanya pengawasan yang ketat terhadap pemakaian alat pelindung diri. Berikutnya, para pekerja juga diharuskan untuk mencuci tangan setiap selesai bekerja menggunakan sumber air yang bersih yang telah disediakan perusahaan. Namun, walaupun prevalensi sangat rendah, para pekerja disarankan untuk tetap mempertahankan kebiasaan yakni mencuci tangan setelah berkerja dan sebelum makan, memakai alat pelindung diri, serta defekasi pada tempat yang tepat. Selain itu edukasi terus menerus tetap harus diberikan pada para pekerja dan keluarga sehingga dapat terbentuknya kesadaran tinggi terhadap bahaya infeksi parasit intestin.
Intestinal parasitic infection is still considered prevalent among society in Indonesia. Tropical climate, poor sanitation, lack of awareness of the use of hand washing hand, as well as lack of education about intestinal parasitic infection are contributing factors to the high number of infection. Plantation workers as the subjects of the research are those who are prone to infection, especially soil-transmitted helminthes. Frequent exposure to soil and also lack of knowledge of self-protection devices made them vulnerable to infection. The location of the research was in Pacet, Cianjur. This place is chosen due to the fact that the low socio-economic status among the society, and poor sanitation were still common in this area. The method of this research is using Cross Sectional study, in which 43 subjects were assessed using total sampling. In order to do this research, subjects were asked to gave their feces to be examined. After feces collection, the feces were observed under microscope using the wet mount staining method. Then, based on the data obtained, data was processed using SPSS program ver. 11.5 and analyzed using Fisher Exact. This examination showed that 11 of planation workers were infected with intestinal parasitic infection with the percentage of 25.5 %. The most frequent type of infection is Protozoan infection consisting of Blastocyst hominis (18.6 %), Entamoeba coli( 2.3%), and Trichuris trichiura (2.3 %). There is also mixed infection of B.hominis and E.coli (2.3%). From the data stated before, it is concluded that the prevalence of intestinal parasitic infection among plantation wokers in Pacet, Cianjur is low. This is due to the fact that each of five workers were monitored by one supervisor. This was intended to make sure that all workers wear self-protection, such as gloves and boots. Moreover, all the workers were also required to wash their hands every time they finish their work with clean water sources provided by the company. However, even though the prevalence was low, all the workers are suggested to keep implementing the healthy habit by always wash their hand after working and before eating, wearing self-protection devices during work, as well as defecating in proper place. Furthermore, continuous education should always be given to all workers and family to keep up their awareness toward intestinal parasitic infection.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yusra Firdaus
Abstrak :
Infeksi parasit usus yang terjadi pada anak anak dapat berakibat terhambatnya pertumbuhan serta perkembangan kognitif Pengetahuan dan informasi mengenai parasit usus berperan penting dalam menanggulangi infeksi parasit tersebut Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi infeksi parasit usus murid SD di Bantargebang pada tahun 2012 Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional Data diambil pada tanggal 19 Januari 2012 sampai 22 Januari 2012 Total subjek penelitian sebanyak 246 murid dengan diminta untuk membawa feses Feses akan diperiksa secara mikroskopis dengan teknik pewarnaan lugol 1 Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji chi square Murid yang positif terinfeksi akan ditatalaksana dengan antiparasit yang sesuai Hasil penelitian menunjukkan dari 121 murid yang mengumpulkan feses terdapat 75 murid 62 yang terinfeksi dengan rincian B hominis 42 78 G lamblia 8 14 T trichiura 3 6 B hominis G lamblia 11 73 B hominis T trichiura 3 20 G lamblia T trichiura 1 7 Tidak terdapat perbedaan bermakna antara prevalensi infeksi parasit usus dengan jenis kelamin p 0 05 dan tingkat pendidikan p 0 05 Disimpulkan prevalensi infeksi parasit usus pada murid SD di Bantargebang 2012 adalah 62 dan tidak berhubungan dengan jenis kelamin dan tingkat pendidikan Kata kunci parasit usus soil transmitted helminth protozoa Bantargebang.
Intestinal parasitic infection that occurs in children may result in growth retardation and impaired cognitive development Knowledge and information on intestinal parasites play an important role in fighting parasitic infections This study aims to determine the prevalence of intestinal parasitic infections among students in primary school in Bantargebang 2012 The study design is a cross sectional view Data taken on 19th January 2012 to 22nd January 2012 Common research subject with the most 246 students were asked to collect stool Stool will be examined under microscope with 1 Lugol 39 s staining technique Results were analyzed using the chi square test Students who are infected are given appropriate antiparasitic Results showed that of the 121 students collect faeces contains 75 students 62 were infected with details B Hominis 42 78 G lamblia 8 14 T trichiura 3 6 B Hominis G lamblia 11 73 B Hominis T trichiura 3 20 G lamblia T trichiura 1 7 There was no significant difference between the prevalence of intestinal parasitic infections with gender p 0 05 and education level p 0 05 It is concluded that the prevalence of intestinal parasitic infections among students in primary school in Bantargebang 2012 is 62 and does not refer to gender and level of education Keywords intestinal parasite soil transmitted helminths protozoa Bantargebang
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Izati
Abstrak :
ABSTRAK Lingkungan dengan higienitas yang buruk ditambah dengan kurangnya pemahaman dan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di banyak tempat di Indonesia menyebabkan masih tingginya prevalensi infeksi parasit usus di negara ini. Anak sekolah dasar merupakan kelompok yang paling rentan mengalami infeksi parasit usus. Apabila infeksi tersebut tidak ditangani, seorang anak dengan infeksi parasit usus akan mengalami penurunan kualitas hidup dengan terganggunya proses tumbuh kembang dan terhambatnya proses belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah adanya hubungan antara infeksi parasit usus dengan tingkat pendidikan pada anak sekolah dasar. Desain studi yang digunakan ialah cross sectional dengan data yang diambil dari sebuah Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Bekasi, yang berlokasi cukup dekat dengan Tempat Pembuangan Akhir. Sampel yang diikutsertakan dalam penelitian ialah murid kelas 4, 5, dan 6 dengan total sebanyak 133 orang anak (total sampling). Setiap anak bertugas mengumpulkan pot feses yang isinya kemudian diperiksa di laboratorium dengan mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 68,1% murid kelas 4 terinfeksi parasit usus, sedangkan murid kelas 5 dan 6 yang terinfeksi sebanyak 51,4% dan 75,9%. Dari angka tersebut, diketahui bahwa ternyata tidak ada hubungan yang bermakna antara infeksi parasit usus dengan tingkat pendidikan pada anak sekolah dasar di Kabupaten Bekasi pada tahun 2012.
ABSTRACT An environtment with bad hygienity coupled with lack of understandimg amd implementation of Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) in many place in Indonesia cause the prevalence of intestinal prasitic infection stays high. Primary school children have the most risk to get the infection. Intestinal parasitic infection that is not managed properly can decrease the quality of life and distrub the learning process. The aim of this research is to understand whether there is an association between intestinal parasitic infection and level of education on primary school children. The design study used in this research is cross scetional study with data taken from two primary schools located at Kabupaten Bekasi, stands near a landfills. The samples for this research is the 4th, 5th, and 6th grade students with a total of 133 children (total sampling). Each children had to collect a pot filled with their faeces which will be examined later under the microscope. The result shows that as many as 68,1% of the 4th grade children are infected, meanwhile the number of infection for the 5th and 6th grade children are as many as 51,4% dan 75,9%. From the numbers, known that there are no meaningful association between intestinal parasitic infecion with level of education on primary school children in Kabupaten Bekasi in 2012.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shofa Nisrina Luthfiyani
Abstrak :
TPA Bantar Gebang setiap harinya menampung 4.000 ton sampah dari DKI Jakarta. Dengan adanya tumpukan sampah, masyarakat sekitar banyak yang berkontak langsung dengan sampah. Sampah diduga menimbulkan masalah kesehatan termasuk infeksi parasit usus. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mencari angka infeksi parasit usus dan hubungannya dengan kontak dengan sampah di TPA Bantar Gebang, Bekasi. Pada Mei 2012 dilakukan penelitian cross sectional dengan pengambilan data consecutive sampling. Dari 122 data dan diolah dengan chi-square didapatkan angka infeksi parasit usus di TPA Bantar gebang adalah 73%. Selain itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara kontak dengan sampah dan infeksi parasit usus (p = 0,019). Dengan tingginya angka infeksi parasit usus di Bantar Gebang ini, perlu adanya pencegahan kepada anak-anak dengan melakukan edukasi kesehatan yang baik.
Bantar Gebang holds 4,000 tons of garbage daily from Jakarta. With these pile of garbage, the community has a lot of direct contact with the garbage. Garbage suspected cause health problems including intestinal parasitic infections. This study aims to find the infection of intestinal parasites and its relationship to the contact with the garbage in Bantar Gebang, Bekasi. On May 2012 a cross sectional study was conducted with consecutive sampling data retrieval. About 122 data has been collected and processed by chi-square and the infection of intestinal parasites was found in 73% of the children. Also, results showed that there is a significant relationship between contact with garbage and intestinal parasitic infection (p = 0,019). With this high prevalence of parasitic infection, health education should be provided.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neva, Franklin A.
Connecticut : Appleton & Lange , 1994
616.96 NEV b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Irsalina Rahmawati
Abstrak :
Demam Berdarah Dengue DBD adalah penyakit infeksi yang ditularkan oleh nyamuk Aedes sp Angka Kejadian DBD di Kelurahan Cempaka Putih Barat tergolong tinggi sehingga perlu dilakukan pengendalian vektornya salah satunya dengan pemberantasan container tempat perkembangbiakan Aedes sp Jenis container dibagi menjadi dua yaitu TPA keperluan sehari hari dan TPA bukan keperluan sehari hari Penelitian ini merupakan studi cross sectional bertujuan mengetahui persebaran jenis container dan keberadaan larva Aedes sp pada berbagai jenis container di RW 03 dan RW 07 Kelurahan Cempaka Putih Barat yang memiliki karakteristik yang berbeda Pemukiman RW 03 adalah pemukiman yang tidak padat sedangkan RW 07 adalah pemukiman padat penduduk Data diambil menggunakan single larva method dan dianalisis menggunakan Chi Square Pada RW 03 didapatkan HI CI dan BI berturut turut 17 7 6 dan 23 dan 20 9 5 dan 22 di RW 07 Di RW 03 ditemukan 302 container dan di RW 07 ditemukan 230 container bak mandi merupakan jenis container terbanyak pada kedua RW Uji statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara keberadaan larva Aedes sp pada jenis container TPA keperluan sehari hari pada kedua RW p 0 321 dan terdapat perbedaan bermakna antara keberadaan larva Aedes sp pada jenis container TPA bukan keperluan sehari hari pada kedua RW p 0 006 Disimpulkan kepadatan dan penyebaran vektor DBD di RW 03 dan RW 07 Cempaka Putih Barat tinggi dan keberadaan larva Aedes sp berhubungan dengan jenis container TPA bukan keperluan sehari hari Kata kunci Cempaka Putih Barat container DBD larva Aedes sp RW 03 RW 07 ......Dengue Haemorrhagic Fever DHF is an infectious disease which is transmitted by Aedes sp Incidence of DHF in Kelurahan Cempaka Putih Barat is one of the highest so it is necessary to control vectors rsquo breeding place Container is divided into two types daily necessity container and non daily necessity container This cross sectional study aimed to identify the distribution of container and the presence of Aedes sp larvae on types of container in RW 03 and RW 07 which have different characteristic RW 03 is not densely populated residential different with RW 07 which is a densely populated residential The data was taken with single larval method and analyzed by Chi Square test In RW 03 House Index 17 Container Index 7 6 and Breteau Index 23 while in RW 07 House Index 20 Container Index 9 5 and Breteau Index 22 In this study there were 302 containers in RW 03 while in RW 07 there were 230 containers Tube is the most frequent container in RW 03 and RW 07 Statistically there were no significant difference between the presence of larvae with daily necessity container in RW 03 and RW 07 p 0 321 and there were significant difference between the presence of larvae with non daily necessity container in RW 03 and RW 07 p 0 006 In conclusion the distribution and density of DHF vector in RW 03 and RW 07 Kelurahan Cempaka Putih Barat are considered high and the presence of Aedes sp larvae is related with non daily necessity container Keywords Cempaka Putih Barat container DHF Aedes sp larvae RW 03 RW 07
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Mardiah
Abstrak :
Kasus Demam Berdarah Dengue DBD masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia salah satunya yaitu Jakarta Cempaka Putih merupakan salah satu zona merah kasus DBD yang terdapat di Jakarta Pusat Vektor penyakit DBD yaitu nyamuk Aedes sp dengan tempat perkembangbiakan terseringnya yaitu kontainer dalam rumah Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional melalui survey larva secara single larval method terhadap kontainer dalam rumah di dua RW Kelurahan Cempaka Putih Barat dengan karakteristik pemukiman yang berbeda RW 03 memiliki karakteristik pemukiman menengah ke atas dengan jarak antar rumah yang cukup jauh dan RW 07 dengan karakter pemukiman menengah ke bawah dan jarak antar rumah yang dekat Hasil penelitian menunjukkan jumlah kontainer dalam rumah pada RW 03 242 kontainer lebih banyak dari RW 07 199 kontainer dengan jenis kontainer terbanyak yaitu bak mandi di kedua RW tersebut Begitu juga dengan jumlah kontainer dalam rumah positif larva pada RW 03 delapan belas kontainer lebih banyak dari RW 07 empat belas kontainer dengan jenis kontainer dalam rumah positif larva terbanyak juga bak mandi Hasil uji kemaknaan Chi square p 0 86 menunjukkan keberadaan larva Aedes sp antara kedua RW tersebut tidak memiliki perbedaan bermakna Ini menunjukkan bahwa keberadaan larva tidak berhubungan dengan karakteristik pemukiman kedua RW tersebut. ......Dengue Hemorragic Fever DHF is still be one of the public health problem in Indonesia especially in Jakarta Cempaka Putih is one of the red zone of DHF in Central Jakarta DHF is a vector borne disease carried by Aedes sp mosquitos as the vector the most dominant breeding place of which is in indoor containers This research was using cross sectional method to identify the distribution of indoor containers and the existence of Aedes sp larvae in two regions in Kelurahan Cempaka Putih Barat which have different characteristic of settlement The characteristic of RW 03 is upper middle class settlement with distance between houses are far enough and RW 07 consists of lower middle class settlement with distance between houses are quite close The result of this research showed indoor containers found in RW 03 242 containers more than RW 07 199 containers with bathtub as the most frequent types of containers Also the indoor containers with positive larvae larvae were found in RW 03 eighteen containers more than in RW 07 fourteen containers with bathtub as the most frequent types of containers with positive larvae In conclusion based on the results of statistical tests p 0 86 the existence of Aedes sp larvae in indoor containers in the two regions is not significantly different It means that the existence of larvae was not related to the characteristics of the two regions
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Stanley
Abstrak :
Ascaris lumbricoides merupakan salah satu cacing gelang penyebab infeksi terbanyak di dunia. Cacing ini biasanya banyak ditemukan pada wilayah dengan suhu yang tinggi serta di tempat dimana di suatu komunitas tidak terdapat kebersihan dan sanitasi yang baik. Sekitar 1.2 miliar orang di dunia tercatat terinfeksi cacing A. lumbricoides dengan insiden sekitar 60.000 - 140.000 kasus per tahun. Data diambil dari 185 peserta dari wilayah Ende, Nusa Tenggara Timur. Peserta yang diikutsertakan merupakan anak - anak dengan umur 5 - 17 tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai apakah terdapat telur dari cacing A. lumbricoides sebagai penanda infeksi dan hubungannya dengan indeks massa tubuh peserta yang terinfeksi. Penilaian keberadaan telur dilakukan dengan menggunakan teknik RT-PCR dan setelah itu data dianalisa menggunakan chi-square serta unpaired t-test. Dari total 185 peserta, sebanyak 53 peserta ditemukan terinfeksi cacing A. lumbricoides. Namun, tidak ditemukan hubungan antara infeksi cacing dengan rendahnya indeks masa tubuh peserta. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ascariasis dengan indeks massa tubuh yang rendah pada anak - anak di wilayah Ende, Nusa Tenggara Timur. Namun, karena penelitian ini merupakan studi cross-sectional, penelitian ini tidak dapat menyimpulkan apabila peserta penelitian sudah memiliki indeks massa tubuh yang rendah sebelum terjadi infeksi cacing A. lumbricoides. Oleh karena itu, studi cohort pada topic ini tetap menarik untuk terus dilakukan investigasi lebih lanjut. ......Ascaris lumbricoides infection is one of the most common roundworm helminth infections worldwide. It has been shown that ascariasis may lead to impaired growth and wasting in children, especially children living in rural area. This study aimed to assess the relationship between ascariasis and body mass index (BMI)-for-age in school-aged children. The data was obtained from 185 participants aged 5 – 17 years old in Ende District, East Nusa Tenggara. The presence of A. lumbricoides eggs was detected in stool by using real time PCR.The nutritional status of the participants was assessed by calculating the body mass index for age z-score (BAZ). From 185 participants, it was found that there were 28.65% of the participants who were infected with A. lumbricoides and 50.81% were found to have low BAZ score. No significant association was found between A. lumbricoides infection and nutritional status based BAZ (OR=1.23, 95%CI=0.65-2.32, p > 0.05). In addition, there was no relationship between ascariasis and BAZ with gender or age of participants. This research shows that there was no significant relationship between ascariasis and lower BAZ in children living in Ende, East Nusa Tenggara. Further study should consider other factors which could lead to the high prevalence of low BAZ in this population so that consider other factors such as coinfections, previous nutritional status.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herdanti Rahma Putri
Abstrak :
Infeksi parasit usus banyak dijumpai di negara berkembang dan erat kaitannya dengan kebersihan diri dan lingkungan. Faktor lingkungan yang diduga ikut berperan dalam transmisi parasit adalah keadaan lantai rumah. Penelitian dengan desain crosssectional ini bertujuan untuk mengetahui angka infeksi parasit usus dan hubungannya dengan keadaan lantai rumah pada anak-anak di TPA Bantar Gebang. Data diambil bulan Maret 2012 dengan subjek penelitian berjumlah 122, diolah menggunakan program SPSS versi 16.00, dan dianalisis dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan angka infeksi parasit usus sebesar 73% dan berhubungan bermakna dengan infeksi parasit usus pada anak-anak di TPA Bantar Gebang Bekasi (p=0,047), di mana lantai rumah yang terbuat dari tanah meningkatkan risiko penularan infeksi parasit usus.
Intestinal parasitic infections are found in many developing countries and is closely related to personal and environmental hygiene. One of the environmental factors suspected responsible for the intestinal parasite transmission is the house floor condition. This study with cross-sectional design was aimed to determine the infection rate of intestinal parasites and its relationship with the house floor condition in children in Bantar Gebang. Data was taken in March 2012 with 122 consecutive sampling, processed using SPSS version 16, and was analyzed by chi square test. The results showed intestinal parasitic infection rate by 73% and was significantly associated with intestinal parasitic infections (p = 0.047), in which floor made of soil increases the transmission risk of intestinal parasitic infections.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Parasites Without Borders, Inc, 2017
616.96 PAR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>