Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endang Suarsini
Abstrak :
ASBTRAK Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Di Indonesia kasus infeksi oleh cacing Echinostoma spp. belum banyak dilaporkan, tetapi di beberapa tempat tertentu ditemukan secara endemi. Infeksi pada manusia terjadi secara kebetulan, yaitu bila manusia makan keong air yang mengandung metaserkaria dalam keadaan mentah atau setengah matang. Tujuan umum penelitian ini adalah ingin mengetahui keadaan infeksi cacing Echinostoma spp. pada keong Bellamya javanica (Vivi para javanica) yang merupakan sumber infeksi bagi manusia di Indonesia. Sejumlah 2500 keong telah dikumpulkan, dan secara acak dipilih 500 ekor untuk dilakukan pembedahan dan pemeriksaan metaserkaria. Metaserkaria yang dikumpulkan diinfeksikan terhadap mencit putih. Telah diinfeksi 30 ekor mencit- putih, masing-masing dengan 150 ekor metaser karia. Untuk keperluan identifikasi, cacing dewasa yang tumbuh dalam usus mencit dikumpulkan, kemudian dipulas dengan teknik pulasan 'trichrome' yang dimodifikasi. Hasil dan Kesimpulan: Pada penelitian ini didapatkan angka infeksi metaserkaria Echinostoma, spp. setinggoi 100 % pada keong B. javanica. Rata-rata tiap keong mengandung 802 ekor metaserkaria. Infektivitas metaserkaria pada mencit cukup Tinggi, yaitu dari 30 ekor mencit terdapat 27 ekor {90%) positif, sedangkan jumlah produksi seluruhnya 133 ekor cacing. Jadi tiap mencit rata-rata mengandung 9 ekor cacing. Hasil identifikasi spesies diperoleh 75 ekor (56,4%) E. recurvatum, 24 ekor (18,0%) E. ilocanum, dan 10 ekor (7,6%) E. revolutum; lainnya 24 ekor (18,0%) tidak dapat diidentifikasi. Dengan demikian dapat dikimpulkan bahwa keong B. javanica merupakan hospes perantara II cacing Echinostoma spp. yang sesuai dan berperan sebagai sumber infeksi potensial bagi manusia.
ABSTRACT Scope and Method of Study: Cases of echinostomiasis are rarely reported in Indonesia, but in some places endemic foci have been found and are considered as of . public health importance. Human infections occurred accidentally, and man got the infection by way of consuming raw or half cooked snails which contained metacercariae. The general objective of this study is to know whether Echinostoma spp. larvae found in B. javanica (Vivipara javanica) snails are the potential source of infection for man in Indonesia. In this study 2500 snails were collected, and 500 snails were randomly selected for dissecting and searching for metacercariae. Experimental infection of 30 white mice were then carried out with 150 metacercariae for each mouse. For species identification, adult worms were stained by a modified trachoma staining technique. Findings and Conclusions: The infection rate of Echinostoma in B. javanica was found to be 100 %, with a mean number of 802 metacercariae for each snail. The infectivity of metacercariae for white mice is quite high: of 30 mice infected, 27 (90%) were positive. A total of 133 adult worms were found; the worms found in each mouse varied from 1 - 27, with a mean of 5 worms per mouse. Identification results: 75 (56.5%) were identified as E. recurvatum, 24 (18.2%) E. ilocanum, 10 (7.6%) E. revolutum, and 24 (18.2%) could not be identified. Thus, based on this evidence, the snail B. javanica could be considered as a potential host for Echinostoma spp.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1976
D1807
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mukayat Djarubito Brotowidjojo
Jakarta: Media Sarana Press, 1987
574.524 MUK p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Soedjiarti
Abstrak :
Udang windu (Penaeus monodon Febr.) merupakan salah satu komoditi ekspor non migas disektor perikanan yang cukup penting. Kematian udang di tambak secara sedikit demi sedikit atau secara masal yang disebabkan antara lain oleh adanya parasit yang suatu saat dapat menimbulkan penyakit, merupakan salah satu penyebab menurunnya produksi maupun mutu. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui jenis parasitnya, sehingga dapat diambil langkah-langkah selanjutnya untuk pencegahannya. Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jenis ektoparasit yang terdapat pada udang windu di daerah pertambakan Kemsl Muara dan mengetahui distribusinya pada bagian tubuh udang. Pengambilan sampel udang dilakukan dengan metode cluster random sampling pada dua stasiun yang ditetapkan. Pemeriksaan ektoparasit dilakukan terhadap 180 ekor sampel udang windu, dengan memeriksa eksoskeleton bagian tubuh (carapax, abdomen, extremitas, uropod) dan insang. Untuk mengetahui distribusi ektoparasit pada bagian-bagian tubuh dilakukan analisis data dengan menghitung frekuensi kehadiran masing-masing jenis. Dari hasil identifikasi diketahui terdapat 5 genera ektoparasit yaitu: Acineta, Bopyrid, Epistylis, Lagenidium den Zoothamnium. Hasil analisis data menunjukkan bahwa Epistylis, Lagenidium dan Zoothemnium cenderung memiliki frekuensi kehadiran tertinggi di semua bagian tubuh dan insang.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Annisaa Elina Dewi Sutyarjoko
Abstrak :
Infeksi parasit intestinal sering ditemukan pada masyarakat yang mempunyai perilaku kebersihan rendah dan sering kontak dengan tanah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui prevalensi infeksi parasitik pada murid Madrasah Tsanawiyah X, di daerah perkebunan sayur di Kecamatan Pacet, Cianjur. Desain penelitian adalah cross sectional dan data diambil pada tanggal 10 September 2011. Semua murid (133 orang) diikutsertakan dalam penelitian ini. Subjek diminta mengumpulkan feses, yang kemudian dibawa ke laboratorium parasitologi FKUI untuk dibuat sediaan dengan pewarnaan lugol 1% dan diperiksa di bawah mikroskop. Data diproses menggunakan SPSS program ver. 17.0 dan dianalisis dengan metode Fisher Exact, menunjukkan bahwa terdapat 63 (54.3%) subjek terinfeksi parasit dengan rincian Blastocystis hominis 76,2%, Giardia lamblia 1,6%, Ascaris lumbricoides 4,8%, Entamoeba coli 3,2 % infeksi campur Blastocystis hominis + Ascaris lumbricoides 7,9 %, Blastocystis hominis + Entamoeba coli 4,8 %, Trichuris trichiura + Hymenolepis diminuta 1,6 %. Disimpulkan bahwa infeksi protozoa intestinal tergolong tinggi sedangkan prevalensi cacing tergolong rendah.
Intestinal parasitic infection are commonly found in society with low hygiene behavior and frequent contact with soil. The objective of this research is to know the prevalence of intestinal parasitic infection among tsanawiyah students in Madrasah Tsanawiyah X, plantation site Pacet subdistrict, Cianjur. The design method of this research is cross sectional where data was taken at 10 September 2011. All students (133 respondents) were included in this study. Subjects were instructed to collect feces specimen, which later was taken to parasitology laboratorium at FKUI. The specimen were then made into preparation with lugol 1% staining then observed under microscope. Data was processed using SPSS program ver. 17.0 and analyzed using Fisher’s Exact method. Results showed 63 (54.3%) infected subjects with each infection of Blastocystis hominis 76.2%, Giardia lamblia 1.6%, Ascaris lumbricoides 4.8%, Entamoeba coli 3.2 % mixed infection Blastocystis hominis + Ascaris lumbricoides 7.9 %, Blastocystis hominis + Entamoeba coli 4.8 %, Trichuris trichiura + Hymenolepis diminuta 1.6 %. In conclusion, prevalence of intestinal protozoan infections was high while helminthes infections were low.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sendy Wulandhary
Abstrak :
Ascaris lumbricoides termasuk kelompok nematoda usus yang dapat menimbulkan malnutrisi pada individu yang memiliki sistem imun lemah. Penelitian bertujuan untuk mendeteksi dan mengetahui persentase infeksi submikroskopis dari A. lumbricoides, dengan sampel feses anak usia 5-18 tahun di Nangapanda, menggunakan metode real-time PCR. Sampel feses dikoleksi selama dua kali, yaitu pre dan post treatment albendazole 400 mg. Total sampel yaitu 242, tetapi yang digunakan dengan uji real-time PCR hanya 45 sampel negatif secara mikroskopis. Sampel diisolasi kemudian dilakukan running realtime PCR. Primer yang digunakan berasal dari daerah target ITS-1. Daerah ITS-1 dipilih karena memiliki laju mutasi yang tinggi dan mampu menbedakan Ascaris dengan cacing lain. Real-time PCR mampu mendeteksi kuantitas DNA A. lumbricoides dalam jumlah yang sedikit. Deteksi sampel menggunakan realtime PCR menghasilkan kurva amplifikasi pada fluorophore VIC. Dua sampel (4,4%) pada pre treatment termasuk dalam low load of DNA (Ct > 35) dan lima sampel (11,4%) pada post treatment termasuk moderate load of DNA (30 < Ct < 35). Hasil penelitian menunjukkan bahwa real-time PCR dapat mendeteksi infeksi submikroskopis. ......Ascaris lumbricoides is an intestinal nematode that can cause malnutrition, in the individual with weak immune system. The aim of this research is to detect and know the percentage of submicroscopic infection of A. lumbricoides, from human faecal samples (5-18 years) in Nangapanda by using real-time polymerase chain reaction (PCR) method. The faecal samples were collected in two times period, before and after treatment using 400 mg of Albendazole. Total samples were 242 but only 45 negative samples from microscopic detection were tested with realtime PCR. The samples were isolated and amplified with real-time PCR, by using primer from target area of internally transcribed spacer (ITS-1). ITS-1 region was chosen due to its high rate mutation and ability to differentiate Ascaris with the other helminth parasites. Real-time PCR can detect low load of A. lumbricoides DNA. Detection of samples with real-time PCR generated amplification curve in VIC fluorophore. Two samples (4.4%) in pre treatment were low load of DNA (Ct > 35) and five samples (11.4%) in post treatment were moderate load of DNA (30 < Ct < 35). The result showed that real-time PCR can detect submicroscopic infection of A. lumbricoides.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S45872
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
[Malaria masih menjadi beban kesehatan bagi Indonesia, terlebih lagi dengan perkembangan resistensi parasit terhadap pengobatan saat ini. Untuk itu, diperlukan penemuan terapi baru dengan segera. Pasak Bumi (Eurycoma longifolia) adalah tanaman asli Kalimantan yang terbukti secara in vitro dan in vivo memiliki aktivitas antiplasmodium. Penelitian ini ingin menguji efektivitas kombinasi ekstrak akar Pasak Bumi dosis 10 mg/kgBB (PB10) dan 20 mg/kgBB (PB20) dengan Artemisinin-based Combination Therapy (ACT) dosis 1,7 mg/kgBB pada mencit Swiss yang terinfeksi Plasmodium berghei. Pemberian obat dilakukan secara subkutan untuk meningkatkan bioavailabilitasnya, sehingga didapatkan hasil yang maksimal. Dengan menggunakan metode 4-day suppressive test, didapatkan pertumbuhan densitas parasitemia dan persentase inhibisi pertumbuhan secara berturut-turut: kontrol positif 22,08% dan 50,92%, PB10+ACT 5,22% dan 88,4%, PB20+ACT 3,5% dan 92,22%. Pemberian kombinasi meningkatkan efektivitas secara signifikan terhadap PB tunggal, tetapi tidak signifikan terhadap ACT tunggal. Meskipun demikian, peningkatan tersebut mengindikasikan adanya efek sinergis dari kedua zat dan membutuhkan penelitian lebih lanjut. Dari semua perlakuan, PB20+ACT memiliki efek antimalaria yang paling baik.;Malaria is still considered as a burden disease for Indonesia, especially with the fast developing resistance of parasite against current medication. Hence, the invention of novel therapy is needed immediately. Pasak Bumi (Eurycoma longifolia), a native plant in Kalimantan, has been proven to have in vivo and in vitro antiplasmodial activity. This study aims to test the effect of combination of E.longifolia and Artemisinin-based Combination Therapy (ACT) both given subcutaneously on parasitemia in mice infected with Plasmodium berghei. The doses of the extract tested in this experimental study were 10 (PB10) and 20 mg/kg BW (PB20). Using the 4-day suppressive test, the growth of parasite and growth inhibition percetage of each groups are as following: positive control 22,08% and 50,92%, PB10+ACT 5,22% and 88,4%, PB20+ACT 3,5% and 92,22%. The combination therapy showed significant increase in effectiveness compared to PB monotherapy but insignificant increase compared to ACT monotherapy. Despite the insignificance, this indicates synergistic effect of the two substances that needs further investigation. Among all groups, PB20+ACT showed the best antimalarial activity, Malaria is still considered as a burden disease for Indonesia, especially with the fast developing resistance of parasite against current medication. Hence, the invention of novel therapy is needed immediately. Pasak Bumi (Eurycoma longifolia), a native plant in Kalimantan, has been proven to have in vivo and in vitro antiplasmodial activity. This study aims to test the effect of combination of E.longifolia and Artemisinin-based Combination Therapy (ACT) both given subcutaneously on parasitemia in mice infected with Plasmodium berghei. The doses of the extract tested in this experimental study were 10 (PB10) and 20 mg/kg BW (PB20). Using the 4-day suppressive test, the growth of parasite and growth inhibition percetage of each groups are as following: positive control 22,08% and 50,92%, PB10+ACT 5,22% and 88,4%, PB20+ACT 3,5% and 92,22%. The combination therapy showed significant increase in effectiveness compared to PB monotherapy but insignificant increase compared to ACT monotherapy. Despite the insignificance, this indicates synergistic effect of the two substances that needs further investigation. Among all groups, PB20+ACT showed the best antimalarial activity]
[;Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noble, Elmer R.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1989
591.524 NOB p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cameron, Thomas W.M.
London: Methuen , 1962
581.233 CAM p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Noble, Elmer R.
Philadelphia: Lea & Febiger, 1961
574.524 9 NOB p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>