Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heri Purwoko
"Dinamika sosial budaya yang terjadi di Papua membuat banyak pihak larut dalam dilema dan perjuangan yang berkelanjutan tanpa penyelesaian yang jernih sejak masa integrasi dengan Indonesia hingga kini. Film Aku Ingin Menciummu Sekali Saja menampilkan paradoks akan makna perjuangan. Di satu sisi berjuang adalah dengan mengangkat senjata, di sisi lain dimaknai sebagai usaha untuk kehidupan yang lebih baik tanpa kekerasan. Film ini menghadirkan ambiguitas dan ketidakajegan dalam posisi ideologi yang direpresentasikan melalui karakter-karakter dalam film. Melalui film Aku Ingin Menciummu Sekali Saja, penulis mengelompokkan setidaknya terdapat tiga identitas yang direpresentasikan, yaitu: (a.) identitas negara atau pemerintah pusat Republik Indonesia yang ditunjukkan melalui tokoh Perempuan, serta kehadiran dan fungsi aparat militer, (b) identitas Organisasi Papua Merdeka yang diperlihatkan aktifitas mereka dalam Kongres Papua II, bendera Bintang Kejora, pengidolaan tokoh Theys Eluay, dan sebagian rakyat Papua yang mendukung atau bersimpati terhadapnya, serta (c) sebagian penduduk Papua yang berada di antara, direpresentasikan melalui tokoh Arnold dan Ibu. Untuk melihat apakah ada indikasi keberpihakan atas persoalan identitas nasional Papua dan Indonesia, maka penulis menggunakan cultural studies dengan pendekatan analisis tekstual dan teori representasi. Penulis menitikberatkan pada kode-kode visual sinematik berupa mise-en-scene, karakter, gestur, dialog, dan jalinan antar shot dalam film Aku Ingin Menciummu Sekali Saja untuk mengetahui politik identitas yang direpresentasikan dalam film tersebut.

The socio-cultural dynamics occurring in Papua have left many parties immersed in ongoing dilemmas and struggles without clear resolution since the period of integration with Indonesia until now. The film Aku Ingin Menciummu Sekali Saja (I Want to Kiss You Only Once, 2002) displays the paradox of the meaning of struggle. On the one hand, fighting is by taking up arms, on the other hand interpreted as an effort to a better life without violence. This film presents ambiguity in the ideological position represented through the characters in the film. Through the film Aku Ingin Menciummu Sekali Saja, the writer groups at least three identities that are represented: (a) the identity of the state or central government of the Republic of Indonesia shown through women character, as well as the presence and function of the military apparatus, (b) the identity of the Free Papua Organization which were shown their activities in the Second Papuan Congress, the Morning Star flag, the idolizing of Theys Eluay, and some Papuans who supported or sympathized with him, and (c) some Papuans who were in between, represented through the figures of Arnold and Mother. To see if there are indications of alignments on the issue of Papuan and Indonesian national identity, the authors use cultural studies with textual analysis and representation theory approaches. The author focuses on cinematic visual codes in the form of mise-en-scenes, characters, gestures, dialogues, and interwoven shots in the film Aku Ingin Menciummu Sekali Saja to find out the identity politics represented in the film."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Wattimena, Reza Alexander Antonuis, 1983-
"Tulisan ini merupakan kajian atas akar konflik politik maupun sumber daya di Papua. Persoalan di HAM sudah menjadi persoalan lama di Papua. Berbagai pelanggaran HAM terus terjadi terhadap masyarakat Papua, dan seringkali tidak ditanggapi dengan tepat. Hal ini terkait erat dengan konflik politik maupun konflik sumber daya yang terjadi di Papua."
Jakarta: Ary Suta Center, 2020
330 ASCSM 49 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
[Leiden/Jakarta;Leiden/Jakarta;Leiden/Jakarta;Leiden/Jakarta;Leiden/Jakarta;Leiden/Jakarta;Leiden/Jakarta;Leiden/Jakarta;Leiden/Jakarta;Leiden/Jakarta;Leiden/Jakarta;Leiden/Jakarta;Leiden/Jakarta;Leiden/Jakarta;Leiden/Jakarta;Leiden/Jakarta;Leiden/Jakarta;Leiden/Jakarta, Leiden/Jakarta]: DSALCUL/IRIS, 1998
995.1 IRI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Navy Sasmita
"Skripsi ini membahas mengenai bagaimana hukum positif di Indonesia dalam mengatur eksistensi dari simbol Bendera Bintang Kejora. Hukum positif yang dimaksud adalah Undang-undang Nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua dan Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2007 tentang Lambang Daerah. Penelitian ini juga akan membahas mengenai sejarah dan makna filosofis dari simbol Bendera Bintang Kejora.

This thesis discusses about positive law in Indonesia toward Morning Star Flag symbol existence. The positive law that was meant in this research is Act number 21/2001 about Special Autonomy for Papua Province and Government Regulation number 77/2007 about Province Symbol. This research also discusses about philosophical and historical aspects from Morning Star Flag symbol."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S47410
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Mangasi
Jakarta: Departemen Luar Negeri, 2005
347.02 SIH a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muller, Kal
Sinagpore : Daisy World Books, 2008
995.1 MUL m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Abdullah
Jakarta: Direktorat Sejarah, Direktorat Jendral Kebudayaan, Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, 2018
995.1 TAU p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Aryesam
"Pengibaran bendera Papua pada tanggal 1 Desember 1961 yang tidak disertai dengan Proklamasi Kemerdekaan dan aksi konfrontasi yang dilakukan pihak Indonesia serta ditandatanganinya Persetujuan New York tahun 1962 oleh Indonesia dan Belanda menyebabkan tidak terwujudnya gagasan pembentukan negara Papua.
Reaksi dari masyarakat Irian Barat menjelang penyelesaian sengketa antara Indonesia dan Belanda yaitu ada yang mendukung gagasan pembentukan negara Papua dan ada yang mendukung perintah Trikora tahun 1961 dan Persetujuan New York tahun 1962."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2018
398.995 KUM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>