Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dedy Sugiono
Abstrak :
Kanker mulut rahim merupakan kanker yang menempati urutan kedua di dunia dan pertama di negara berkembang, termasuk di Indonesia. Insidensi kanker ini diketahui memiliki keterkaitan yang erat dengan infeksi Human Papillomavirus (HPV). Tipe HPV sendiri berdasarkan kemampuannya dalam menginduksi kanker mulut rahim digolongkan menjadi low-risk dan high-risk HPV. Di Indonesia, tipe HPV yang bersifat high-risk adalah tipe 16, 18, dan 52. Untuk menekan insidensi kanker mulut rahim di Indonesia, perlu dirancang vaksin chimeric Virus-Like Particle (cVLP) yang bersifat polyvalent dengan cara mensubstitusikan epitope dari protein L1 HPV-18 dan -52 pada backbone protein L1 HPV-16. Prediksi epitope T-cell dilakukan melalui server MULTIPRED, sedangkan untuk epitope B-cell dilakukan melalui server Conformational Epitope Prediction (CEP). Dari prediksi epitope T-cell dan B-cell, didapatkan empat rancangan sekuen vaksin yang dari pengujian similaritas sekuen terhadap protein L1 HPV-16 native melalui BLAST, keempatnya menghasilkan 96% identity. Keempat sekuen vaksin kemudian diprediksi struktur tersiernya melalui homology modelling dengan menggunakan viewer molekuler DeepView/Swiss-Pdb Viewer 3.7 dan server Swiss-Model. Struktur hasil homology modelling kemudian dievaluasi melalui Ramachandran Plot. Hasil evaluasi menunjukkan kualitas keempat struktur vaksin baik, sehingga kemudian keempat struktur vaksin diuji similaritas struktur tersiernya dengan protein L1 HPV native pada database Protein Data Bank (PDB) melalui VAST. Hasil VAST menunjukkan bahwa keempat vaksin memiliki nilai RMSD yang sama yakni 0,1 ?; sehingga dapat dikatakan keempat vaksin secara struktural sama dengan protein L1 HPV-16 native.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butar-butar, Herbert Wibert
Abstrak :
Pada dua dekade terakhir ini, telah dikembangkan suatu metode deteksi infeksi HPV yang memiliki tingkat akurasi sensitifitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan Pap Smear, yaitu Hybrid Capture. Peneihian ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan primer secara in silica sebagai pengganti probe untuk memodifikasi Hybrid Capture. Sekuens DNA HPV didapat dari database Los Alamos National Laboratory. Sekuens genom HPV hanya difokuskan pada daerah Late Gene (L 1 dan L2) yang berfungsi untuk menyandi protein kapsid (pembungkus) HPV. Sequence alignment dilakukan masing-masing untuk sekuens L 1 dan L2 HPV dari database yang bertujuan untuk mencari kesamaan antar sekuens. Hasil yang diperoleh adalah conserved region antar sekuens nukleotida sebagai template pelekatan primer. Agar hasil analisis conserved region dapat dipertanggung jawabkan, maka perlu dilakukan database similiarity searching melalui Basic Local Alignment Search Tool (BLA?T). Diperoleh 7 region terbaik, yaitu region 1 dari hasil alignment daerah gen L 1 tipe HPV 16; 18; 31; 45. Region 21, 31,43,45, 46 dari hasil alignment daerah gen L 1 tipe HPV 11; 16; 18; 31; 35; 68 Regi?n 52 dari hasil alignment daerah gen L2 tipe HPV 16; 18; 52.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ghozi Ryandika
Abstrak :
Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker pada wanita yang paling umum di seluruh dunia. Human papillomavirus (HPV) merupakan salah satu jenis virus yang menjadi penyebab utama kanker serviks dengan jumlah setidaknya 70% dari seluruh kasus yang ada dan didominasi oleh serotipe 16 dan 18. Protein E6 adalah sebuah protein pada HPV yang dapat menyebabkan degradasi p53 akibat proses ubiquitinisasi yang diaktifkan dari pembentukkan sebuah trimetrik kompleks protein E6, p53 dan E6AP sehingga menghasilkan sebuah sel kanker. Inhibisi protein E6 dapat dilakukan untuk pencegahan kanker serviks. Dalam penelitian ini, senyawa SSYA10- 001 yang telah terbukti secara in vitro dapat menginhibisi protein E6 dilakukan modifikasi menggunakan organoboron dengan menggunakan metode in silico. Pada tahapan molecular docking, digunakan aplikasi MOE 2014.09 untuk mendapatkan informasi mengenai interaksi antara protein-ligan. Setelah dilakukan analisis energi pengikatan dan uji farmakologi serta dibandingkan dengan sebelum modifikasi, diperoleh 4 ligan modifikasi terbaik untuk masing-masing serotipe. Untuk serotipe 16, diperoleh mseq 82, 68, 76, dan 49 dengan energi ikatan masing-masing -7,3892 kkal/mol, -7,3456 kkal/mol, -7,3122 kkal/mol, dan -7,2373 kkal/mol. Sedangkan untuk serotipe 18, diperoleh mseq 95, 69, 76, dan 68 dengan energi ikatan masing-masing - 6,2324 kkal/mol, -6,1602 kkal/mol, -6,0606 kkal/mol, dan -6,0266 kkal/mol. Hal ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam energi ikatan dan jumlah interaksi yang lebih tinggi dibandingkan sebelum modifikasi, dengan nilai energi ikatan sebelumnya -5,6250 kkal/mol untuk serotipe 16 dan -4,6169 kkal/mol untuk serotipe 18. ......Cervical cancer is one of the most common types of cancer in women worldwide. Human papillomavirus (HPV) is a virus that primarily responsible for at least 70% of all cases, with serotypes 16 and 18 being the dominant ones. The E6 protein, found in HPV, can induce the degradation of p53 protein through the ubiquitination process, which is activated by forming a trimetric complex involving E6 protein, p53, and E6AP, resulting in the formation of cancer cells. Inhibiting the E6 protein can be done for cervical cancer prevention. In this study, the compound SSYA10-001, which has been proven to inhibit the E6 protein in vitro was modified using boron compound through in silico methods. The molecular docking stage utilized the MOE 2014.09 application to obtain information regarding the interaction between the protein and ligands. After analyzing the binding energy and conducting pharmacological tests, the top four modified ligands were obtained for each serotype. For serotype 16, the mseq 82, 68, 76, and 49 were obtained with energy binding values of -7.3892 kcal/mol, -7.3456 kcal/mol, -7.3122 kcal/mol, and -7.2373 kcal/mol, respectively. Meanwhile, for serotype 18, the mseq 95, 69, 76, and 68 were obtained with energy binding values of -6.2324 kcal/mol, -6.1602 kcal/mol, -6.0606 kcal/mol, and -6.0266 kcal/mol, respectively. This indicates a significant improvement in energy binding and a higher number of interactions compared to before modification, where the energy binding values were -5.6250 kcal/mol for serotype 16 and -4.6169 kcal/mol for serotype 18.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library