Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Kanker serviks merupakan kanker terbanyak pada wanita dan penyebab kematian nomor satu akibat kanker pada wanita setelah kanker payudara dan menjadi masalah kesehatan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Hasil penelitian menyatakan 100% (126 subyek) pasien kanker serviks yang datang ke Rumah Sakit Kanker Darmais Jakarta tidak pernah melakukan pap smear. Hal tersebut memberikan gambaran rendahnya motivasi wanita untuk melakukan pap smear. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor ekstrinsik yang mempengaruhi motivasi perawat untuk melakukan pemeriksaan pap smear. Desain penelitian deskriptif sederhana dengan populasi sampel semua perawat yang sedang mengikuti pendidikan pada kelas Ekstensi Fakultas llmu Keperawatan Universitas Indonesia dan telah menikah.
Jumlah sampel sama dengan total populasi yakni 60 orang. Analisis univariat, data ditata dalam bentuk tabel distribusi frekuensi relatif lalu dianalisis dengan menggunakan metode tendensi sentral persentase hasil. Hasil penelitian menunjukkan dari 60 responden, 97% memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi tentang pap smear dan berpengaruh terhadap motivasi responden untuk melakukan pap smear, 72% sikap petugas berpengaruh terhadap motivasi responden melakukan pemeriksaan pap smear dan 93% responden memiliki motivasi tinggi untuk melakukan pemeriksaan pap smear, namun tidak kongruen dengan perilaku responden dimana sekitar 70% responden tidak pemah melakukan pemeriksaan pap smear. Fenomena lain ditemukan dalam penelitian ini adalah adanya skill deficit, dimana perawat memiliki pengetahuan dan motivasi yang tinggi untuk melakukan pemeriksaan pap smear tetapi tidak mempunyai ketrampilan untuk melakukan pemeriksaan tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan perawat menyadari adanya skill deficit dalam diri dan berupaya berperilaku sehat dengan melakukan pemeriksaan pap smear secara teratur agar terhindar dari kematian akibat kanker serviks."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5731
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reza
"Latar Belakang :Kanker serviks merupakan penyebab kematian akibat kanker nomor 4 di dunia, lebih dari 85% kasus ini terjadi di negara berkembang. Keputihan patologis umumnya disebabkan oleh infeksi. Keadaan vagina pada saat terjadi infeksi oleh mikroorganisme menyebabkan perubahan reaktif pada sel epitel serviks, kadangkala memberikan gambaran inflamasi pada serviks. Beberapa penelitian menunjukkan inflamasi pada serviks dapat mengganggu hasil pemeriksaan Pap smear dan IVA. Tujuan : Untuk mengetahui apakah keputihan patologis menganggu kesesuaian hasil pemeriksaan skrining lesi pra kanker serviks. Metode : Penelitian ini merupakan uji kesesuaian dengan desain kohort. Untuk melihat apakah terdapat kesesuaian intepretasi pemeriksaan Pap smear dan Inspeksi Visual Asam asetat pada pasien keputihan patologis sebelum dan sesudah terapi. Hasil : Pada 150 subjek penelitian didapatkan 9 subjek penelitian dengan IVA positif sebelum terapi keputihan dan sebanyak 8 subjek penelitian dengan IVA positif sesudah terapi keputihan. Sedangkan pada pemeriksaan Pap Smear, pada 150 subjek penelitian didapatkan 8 subjek penelitian dengan Pap smear abnormal sebelum terapi keputihan dan sebanyak 7 subjek penelitian dengan Pap smear abormal sesudah terapi keputihan. Kappa kedua metode pemeriksaan sebesar 0,930. Kesimpulan : Terdapat kesesuaian hasil pemeriksaan Pap smear dan IVA yang sangat baik sebelum dan sesudah terapi keputihan patologis.
Background: Cervical cancer is the fourth leading causes of deaths in the world with more than 85% cases occur in developing countries. Pathological vaginal discharge usually caused by infection. The state of the vagina at the time of microorganism infection cause reactive changes in the epithelial cells of the cervix, which sometimes represents inflammation of the cervix, whether mild or severe. Some researches suggest inflammation may interfere the results of Pap smears and Visual inspection with acetic acid (VIA). Objective: To determine whether the pathological vaginal discharge disrupts screening. Methods: This study is a conformance test with cohort design to determine whether there is correspondence in the interpretation of Pap smears and VIA in patients with pathological vaginal discharge before and after therapy. Results: Among 150 subjects, 9 women have positive VIA before pathological vaginal discharge therapy and 8 women with positive VIA after therapy. While for Pap smear test, among 150 subjects, 18 women have abnormal Pap smears before therapy, and 7 women have abnormal Pap smear after therapy. The Kappa of both inspection methods is 0.930. Conclusion: Excellent correspondence is found between the results of a Pap smear and VIA before and after pathological vaginal discharge therapy."
2015
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Kanker serviks adalah kanker genital kedua yang paling sering terjadi pada perempuan dan bertanggung jawab untuk 6% dari semua kanker pada perempuan di Amerika Serikat. Deteksi dini dengan Pap smear merupakan salah satu cara pencegahan kanker serviks. Ini merupakan cara menunmkan angka kematian akibat kanker serviks. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks dengan motivasi melakukan Pap smear di wilayah Kelurahan Tugu, Depok.
Metode penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan desain potong lintang melibatkan 108 responden yang diambil dengan teknik random sampling dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data. Analisa data menggunakan uji Chi Square dan T independent. Penelitian ini memperoleh basil bahwa ada perbedaan motivasi melakukan pemeriksaan Pap smear antara status ekonomi rendah, sedang dan tinggi (p: 0,00; α: 0,05), ada perbedaan motivasi melakukan pemeriksaan Pap smear antara tingkat pendidikan rendah dan tinggi (p: 0,019; α: 0,05), ada perbedaan motivasi melakukan pemeriksaan Pap smear antara responden yang mempunyai pengetahuan kurang dan baik (p: 0,002; α: 0,05). Namun, tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara usia dan jenis pekerjaan responden dengan motivasi melakukan pemeriksaan Pap smear.
Penelitian ini merekomendasikan untuk peneliti selanjutnya agar mengeksplorasi faktor-faktor lain yang dapat mempenganthi motivasi melakukan pemeriksaan Pap smear dengan menggunakan desain dan instrumen yang lebih baik serta menggunakan jumlah sampel yang lebih besar. Bagi institusi pendidikan hendaknya mahasiswa perlu diberikan materi yang cukup tentang kanker serviks dan pentingnya Pap smear untuk bekal melakukan penyuluhan ke masyarakat. Pelayanan kesehatan perlu juga mengadakan pemeriksaan Pap smear secara gratis atau bins dengan mengadakan pelayanan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asarn Asetat) secara gratis serta memberikan pendidikan kesehatan bagi masyarakat mengenai kanker serviks."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5907
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library