Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Firhat Idrus
Abstrak :
Latar Belakang: Kanker pankreas merupakan penyakit dengan kesintasan rendah dan kesulitan untuk melakukan diagnosis. Pemeriksaan Computed Tomography (CT)-Scan abdomen dan Ca 19-9 merupakan modalitas yang murah, mudah, dan terjangkau dalam diagnosis kanker pankreas. Endoscopic Ultrasound Fine Needle Aspiration (EUS-FNA) merupakan pemeriksaan baku emas untuk diagnosis kanker pankreas tetapi belum banyak tersedia di fasilitas kesehatan di Indonesia Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan diagnostik CT-Scan abdomen dan Ca 19-9 dibandingkan dengan EUS-FNA dalam diagnosis kanker pankreas. Metode: Desain studi ini adalah potong lintang dengan melihat rekam medis 62 pasien dengan kecurigaan kanker pankreas di RSCM pada tahun 2015-2019. Diambil pasien-pasien yang memiliki data Ca 19-9 dan CT-Scan abdomen yang kemudian dilakukan EUS-FNA untuk penegakan diagnosis kanker pankreas. Hasil: Sensitivitas dan spesifisitas CT-Scan abdomen masing-masing 76,27% dan 100%, sedangkan Ca 19-9 masing-masing 67,8% dan 33,33%. Nilai duga positif (NDP), nilai duga negatif (NDN), rasio kemungkinan positif (RKP), rasio kemungkinan negatif (RKN), dan akurasi CT-Scan abdomen masing-masing adalah 100%, 17.65%, tidak dapat dinilai, 0,24 , dan 77,42%. Nilai duga positif, NDN, RKP, RKN, dan akurasi untuk Ca 19-9 masing-masing adalah 95.24%, 5%, 1,02, 0,97, dan 66,13%. Kesimpulan: Kombinasi pemeriksaan CT-Scan Abdomen dan Ca 19-9 memiliki sensitivitas yang tinggi untuk kanker pankreas. Computed Tomography abdomen dapat digunakan untuk diagnosis kanker pankreas dengan sensitivitas dan spesifisitas yang baik.
Introduction: Pancreatic cancer is a disease with low survival rate and difficult to diagnose. Abdominal computed tomography (CT) and Ca 19-9 are diagnostic modalities which are easy, simple, and non-invasive in diagnosis of pancreatic cancer. Endoscopic Ultrasound Fine Needle Aspiration (EUS-FNA) is the gold standard for diagnosis of pancreatic cancer but it is not available in many health care facilities in Indonesia. Purpose: This study aims to know the diagnostic accuracy of abdominal CT and Ca 19-9 compared to EUS-FNA for diagnosis of pancreatic cancer. Methods: The design of this study is cross-sectional by searching medical record of 62 patients with clinical suspicion of pancreatic cancer in Cipto Mangunkusumo hospital from year 2015-2019. Patients who undergo EUS-FNA with clinical suspicion of pancreatic cancer and have abdominal CT and Ca 19-9 data is included. Results: The sensitivity and specificity of abdominal CT are 76.27% and 100%, respectively, and Ca 19-9 are 67.8% and 33.33%, respectively. Positive predictive value, NPV, positive likelihood ratio, negative likelihood ratio, and accuracy of abdominal CT are 100%, 17.65%, unmeasurable, 0.24 , and 77.42%, respectively. Positive predictive value, NPV, positive likelihood ratio, negative likelihood ratio, and accuracy of Ca 19-9 are 95.24%, 5%, 1.02, 0.97, and 66.13%, respectively. Conclusion: The combined sensitivity of abdominal CT and Ca 19-9 has high sensitivity to diagnose pancreatic cancer. Abdominal CT can be used to diagnose pancreatic cancer with good sensitivity and specificity.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Gaffar Hamzah
Abstrak :
Latar Belakang : Tingkat akurasi EUS FNA dalam diagnosis lesi pankreas diduga dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi keberhasilan EUS FNA belum pernah dilakukan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan EUS FNA untuk diagnosis lesi pankreas pada populasi Indonesia. Metode : Penelitian ini merupakan studi potong lintang dari data rekam medis pada januari 2012-Juli 2022 atau total seluruh subjek yang dilakukan EUS FNA karena lesi pankreas di PESC RSCM. Pasien dengan data tidak lengkap dan lesi peripankreas tidak diikutkan. Karakteristik dasar subjek penelitian ditampilkan dalam bentuk tabel. Analisis bivariat menggunakan uji chi square dilakukan dengan masing-masing variabel bebas terhadap keberhasilan diagnostik EUS FNA untuk menghitung nilai odds ratio (OR). Variabel dengan nilai p< 0,25 pada analisa bivariat dimasukkan ke analisa multivariat dengan regresi logistik. Hasil : Sebanyak 201 pasien dengan lesi pankreas yang menjalani pemeriksaan EUS FNA diikutkan dalam penelitian. Angka keberhasilan diagnostik EUS FNA pada lesi pankreas adalah sebesar 77,11%. Ukuran lesi ³3 cm diasoasikan dengan peningkatan keberhasilan diagnosis EUS FNA berdasarkan analisis bivariat (OR 2,46; IK95 1,25-4,86; p= 0,008). Analisis multivariat menunjukan bahwa ukuran lesi ³3 cm (OR 18,95; IK95 4,77-75,29; p = 0,000),  lokasi lesi di korpus (OR 2.82; IK95 1.03-7.77; p= 0,04) dan ukuran jarum 22G (OR 7.49; IK95 1.87-29.97; p= 0.004) diasoasikan dengan peningkatan keberhasilan diagnosis.  Kesimpulan : Ukuran lesi, lokasi lesi dan ukuran jarum, merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan diagnostik EUS FNA pada lesi pankreas. ......Background: Diagnostic accuracy of EUS FNA in diagnosing pancreatic lesion are affected by several factors. Clinical study regarding these factors had not been done in Indonesia. This study aims to study factors affecting the diagnostic yield of EUS FNA in diagnosing pancreatic lesion in Indonesian population.  Method: This study is a cross-sectional study of medical record data in January 2012-July 2022 or a total of all subjects who underwent EUS FNA due to pancreatic lesions at PESC RSCM. Patient with incomplete data and peripacreatic lesion was excluded. Clinical characteristics of sample is presented in a table. Bivariat analysis was conducted with chi square test between independent factors and diagnostic success of EUS FNA to obtained the odds ratio (OR). Factors with p-value above 0,25 are included for multivariat analysis using logistic regression.   Result: A total of 201 patients underwent EUS FNA was included in this study. Success rate of diagnosing pancreatic lesion using EUS FNA was 77,11%. Lesion size ³3 cm increased the odds for diagnostic success based on bivariat analysis (OR 2,46; 95% CI 1,25-4,86; p = 0,008). Multivariate analysis showed that the lesion size ³ 3 cm (OR 18.95; CI95 4.77-75.29; p = 0.000), the location of the lesion in the corpus (OR 2.82; CI95 1.03-7.77; p = 0.04) and needle size 22G (OR 7.49; CI95 1.87-29.97; p= 0.004) was associated with an increase in diagnostic yield. Conclusion: The size of the lesion, the location of the lesion and the size of the needle, are factors that influence the diagnostic yield of EUS FNA in pancreatic lesions
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library