Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bintang Rahmat
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi variasi motif manusia beserta pola yang terbentuk dari variasi tersebut di Gua Metanduno di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara. Penelitian diawali dengan penelusuran kepustakaan yang berkaitan dengan topik yang dibicarakan dan dilanjutkan dengan survei. Survei ini dilaksanakan untuk memperoleh data keadaan gua dan lingkungannya dengan melakukan pemetaan, pemotretan gua, dan gambar cadas yang ada didalamnya yang dilengkapi dengan deskripsi. Pada tahap analisis dilakukan analisis khusus terhadap atribut-atribut motif manusia, seperti bentuk badan, alat yang melekat di kepala atau tangan, dan jenis kendaraan yang dinaiki. Tahap terakhir berupa pengintegrasian hasil analisis khusus yang menghasilkan kesimpulan adanya tiga variasi motif, yaitu manusia menaiki perahu, menaiki kuda, dan tidak menaiki apa pun. Ketiga variasi motif manusia tersebut memiliki pola tersendiri yang berkaitan dengan bentuk badannya.

ABSTRACT
This research aims to identify the variations of human motif depiction and the patterns derived from these variations in Metanduno Cave on Muna Island, Southeast Sulawesi. The research started with the investigation of relevant literatures followed by survey. The survey is conducted to collect data concerning the cave and its surroundings by mapping and photographing the cave and the rock art, completed with detail description. In the analytical step, specific analysis is attended toward the attributes of human motif, such as body shape, artefacts attached to the head and hands, and vehicle being mounted. Finally, the result of the integration of specific analysis shows the presence of three human motif variations: human on boat, human riding a horse, and human on its own. Each of these three human motif variations have its own pattern of depiction associated to its body shape.
"
2016
S64824
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abraham William Hasiholan Djaja
"Penelitian ini membahas alih wahana dari lukisan menjadi puisi. Korpus yang digunakan sebagai bahan penelitian adalah lukisan berjudul Barong (2020), Harvest (2018), dan Friendships (2021) karya Made Gunawan untuk menjadi sebuah karya puisi dengan judul “Wajah Barong” (2021), “Seikat Padi” (2021), dan “Gajah Biru” (2021) karya Dewa Putu Sahadewa. Penelitian ini akan memaparkan proses kreatif dan perubahan dari karya lukisan (visual) menjadi sebuah karya puisi (verbal). Secara garis besar pengalihwahanaan dari lukisan menjadi sebuah puisi menggunakan metode ekfrasis. Metode ekfrasis dibedakan menjadi tiga yaitu, ekfrasis naratif, ekfrasis deskriptif, serta ekfrasis naratif dan deskriptif sesuai dengan tafsiran penyair. Hasil penelitian dari penelitian ini akan memaparkan perubahan bentuk lukisan Barong (2020), Harvest (2018), dan Friendships (2021) karya Made Gunawan untuk menjadi sebuah karya puisi dengan judul “Wajah Barong” (2021), “Seikat Padi” (2021), dan “Gajah Biru” (2021) karya Dewa Putu Sahadewa sesuai dengan metode masing-masing.

This research contains analysis from paintings to poetry. The corpus of this research is from the Paintings of Barong (2020), Harvest (2018), and Friendships (2021) by Made Gunawan that transforms into Poetry of “Wajah Barong” (2021), “Seikat Padi” (2021), and “Gajah Biru” (2021) by Dewa Putu Sahadewa. The formulation of problem from this research is the creativity process and the transformation of Paintings of Barong (2020), Harvest (2018), and Friendships (2021) by Made Gunawan to Become Poetry of “Wajah Barong” (2021), “Seikat Padi” (2021), and “Gajah Biru” (2021) by Dewa Putu Sahadewa. One of the methods of this research is ekfrasis. Ekphrasis itself is divided by three methods, such as descriptive ekphrasis, narrative ekphrasis, also descriptive and narrative ekphrasis. The purpose of this research is to analyze the transformation of Paintings of Barong (2020), Harvest (2021), and Friendships (2021) by Made Gunawan to Become Poetry of “Wajah Barong” (2021), “Seikat Padi” (2021), and “Gajah Biru” (2021) by Dewa Putu Sahadewa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marika Dewi Santania
"Lukisan gua/ceruk merupakan salah satu data arkeologi yang diperkirakan berasal dari masa berburu dan mengumpulkan makanan. Di Indonesia, lukisan gua/ceruk kebanyakan ditemukan di wilayah Indonesia bagian timur yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, Kepulauan Kai, Timor Leste dan Flores (NTT). Namun pada awal tahun 1990-an ditemukan lukisan gua/ceruk di wilayah Indonesia bagian barat, yaitu di wilayah Kalimantan. Salah satunya adalah Situs Batucap. Situs Batucap ditemukan di Dusun Sedahan, Desa Benawai Agung, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Situs ini berbentuk ceruk dengan lukisan yang terdapat pada tiga bongkahan batu yang Membentuk dinding ceruk. Lukisan ini terletak pada dinding sebelah selatan, utara dan barat, dengan bagian depan ceruk yang menghadap ke timur. Dilihat dari ukurannya, ceruk ini diperkirakan tidak digunakan sebagai tempat hunian. Hal ini diperkuat dengan tidak adanya temuan-temuan lain di dalam ceruk ini baik yang berupa ekofak, artefak ataupun temuan lainnya yang dapat memberikan bukti bahwa ceruk ini pernah dihuni. Secara keseluruhan, lukisan yang ada pada ceruk ini didominasi dengan lukisan geometris, yang diikuti dengan lukisan manusia, abstrak, binatang, matahari, dan potion hayat. Seluruh lukisan tersebut dibuat dengan menggunakan teknik sapuan kuas, baik sapuan kecil, sapuan besar maupun kombinasi dari keduanya. Secara umum, lukisan gua/ceruk di Indonesia terdiri dari lukisan manusia, binatang, tumbuhan, banda budaya, matahari, perahu, bentuk geometris dan abstrak. Dalam bentuk penggambarannya, lukisan-lukisan ini memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Untuk teknik pembuatannya, lukisan gua/ceruk di Indoensia kebanyakan dibuat dengan cara dilukis dengan menggunakan warna dominan merah, namun ada juga yang menggunakan warna hitam, putih, kuning, coklat, dan hijau. Ada juga yang dibuat dengan cara dipahat atau digores, seperti di Flores (NTT), Sambas (Kalimantan Barat), dan Sungai Tala (Maluku)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S11948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lewis-Williams, David
London: Thames & Hudson, 2002
913 LEW m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Drop, Willem
Groningen: Wolters-Noordhoff nv, 1969
BLD 839.3 DRO o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Roberts, Ainslie
Sage: Rigby Limited, 1971
398.3 ROB d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Rima Sylvana
"Jan Steen adalah seorang pelukis Belanda abad ke 17 Ia dikenal sebagai pelukis bergenre drama Jan Steen menjadikan lukisannya seolah olah sebagai panggung sandiwara Melalui tokoh tokoh latar suasana dan konflik yang tergambar di lukisannya ia ingin menampilkan permasalahan kehidupan dalam masyarakat pada saat itu Dari ratusan karya lukisnya ada delapan lukisan yang di dalamnya terdapat perempuan mabuk Artikel ini akan memaparkan bagaimana perempuan mabuk digambarkan dalam interaksinya dengan tokoh tokoh lain oleh Jan Steen di dalam kedelapan lukisan tersebut.

Jan Steen was a Dutch painter lived in the 17th century. His known as a genre scenes painter. He produced his paintings in such a way that they appeared as a drama stage. Through the personages, background, ambience, and conflicts in the paintings, the painter wanted to show off the life circumtances of his time. Eight from his hundreds paintings are showing drunk women. This article explains how Jan Steen depicted the drunk women in their interaction with other personages in those eight paintings."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
"Penelitian ini mengenai gambar tangan yang banyak terdapat pada gua-gua prasejarah di daerah Pangkep dan Maros Sulawesi Selatan. Gambar tangan yang banyak tersebut menunjukkan persamaan dan perbedaan baik bentuk maupun keletakannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola gambar tangan pada gua-gua prasejarah di daerah Pangkep dan Maros, Serta perbedaan antara gambar tangan di daerah Pangkep dan Maros yang menunjukkan dua subkebudayaan. Penelitian ini didasarkan atas pandangan normatif dari kebudayaan (normative view of culture), bahwa perilaku manusia itu berpola. Pola-pola itu ditentukan oleh kebudayaan dan bersifat normatif, yakni menunjukkan ketaatan pada suatu perangkat aturan-aturan dan norma-norma yang berlaku yang diturunkan dari generasi ke generasi. Adapun gambar tangan yang dianalisis berjumlah S49 gambar dari 745 gambar yang teridentitikasi pada 36 situs gua dari 101 gua yang disurvei.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa terdapat pola gambar tangan pada gua-gua prasejarah tersebut. Terdapatnya pola tersebut menunjukkan adanya norma-norma yang sama yang rnengarahkan dan menjadi landasan perilaku masyarakat di daerah Pangkep dan Maros pada masa Ialu dalam membuat gambar tangan dan penempatannya dalam gua-gua mereka. Pola gambar tangan di wilayah Pangkep-Maros itu ditunjukkan dengan bentuk negative hand stencil berupa telapak kiri atau kanan yang berorientasi ke atas, memiliki limajari, berukuran besar, dan berwarna cokelat. Seiain itu, diketahui pula terdapat dua pola penggambaran bentuk gambar tangan yang berbeda; di daerah Pangkep berdasarkan bagian guanya terbanyak terdapat pada bagian belakang gua, sedangkan di daerah Maros terbanyak terdapat pada bagian depan gua. Sementara itu, berdasarkan biclang guanya terbanyak di daerah Pangkep diternukan di langit-langit gua, sedangkan di daerah Maros terbanyak ditemukan di dinding gua. Pola yang berbeda tersebut diperkirakan merupakan dua subkebudayaan (subculture) dalarn satu wilayah kebudayaan yang sama (Sulawesi Selatan)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
D853
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Tondi Mirzano
"Gambar pada gua prasejarah atau gambar cadas merupakan salah satu data arkeologi. Skripsi ini membahas mengenai bentuk motif figuratif gambar cadas pada Situs Sasere Oyomo, Kaimana, Papua Barat. Jumlah motif figuratif yang diteliti dalam penelitian ini adalah 72 motif. Komponen analisis yang digunakan dalam tipologi bentuk motif ini adalah atribut yang paling menonjol dari setiap motif. Secara keseluruhan, penelitian ini menghasilkan lima tipe dan 28 varian motif figuratif. Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa setiap penggambaran motif figuratif memiliki bentuk dan variasi masing-masing yang menjadi ciri khas dari setiap penggambaran motif.

Pictures on prehistoric cave or rock art is one of the archaeological data. This research discusses the form of figurative motifs on Sasere Oyomo Site, Kaimana, West Papua. The number of figurative motifs which are used in this research are 72 motifs. The components of analysis which are used in this form typology of this motifs is the depiction of the attribute. Overall, this research produced five types and 28 forms from the basic shape of the figurative motifs. Based on the analysis, it can be seen that each depiction of rock art motif has the variety which are become the characteristic of every depiction motif."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S63700
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leihitu, Irsyad
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan karena banyaknya variasi gambar cadas di Leang Uhallie. Penelitian
ini berusaha untuk mengetahui hubungan antara bentuk-bentuk dan keletakan gambar cadas
di Leang Uhallie sehingga diketahui pola penggambaran dan perilaku manusia masa lalu
dalam menggambar gambar cadas. Berdasarkan analisis bentuk diketahui bahwa terdapat 21
varian motif tangan dan enam varian motif hewan. Dari analisis keletakkan diketahui bahwa
gambar-gambar cadas digambarkan secara berdekatan pada dinding dan langit-langit gua.
Melalui analisis bentuk dan kontekstual diketahui pola dari tiap motif, yaitu motif tangan
digambarkan dengan pola acak dan motif hewan digambarkan dengan pola individu dan
berpasangan. Sementara itu, motif tangan dan motif hewan memiliki pola yang saling
beriringan.

ABSTRACT
This research was conducted because of the large variety of the rock art in Leang Uhallie.
This study is trying to determine the relationship between form and its locations in Leang
Uhallie to determine the pattern and human behavior in the past in depictions of rock art.
Based on the form analysis is known that there are 21 variants motif hand and six variants
animal motif and from contextual analysis is known that the rock art was depicted on the
walls and ceiling of the cave. With the form and contextual analysis it can be seem that handstencil
was depicted with a random pattern and animal motif was depicted in individuals and
pairs. Meanwhile, both of hand-stencil and animal motif was depicted contiguously."
2016
S65403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>