Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azzahra Febrianti Mulyo
Abstrak :
Perkembangan kebutuhan aluminium pada industri manufaktur automotif motor dan mobil. Saat ini banyak aluminium sekunder hasil dari industri yang tidak didaur ulang karena khawatir sifatnya tidak sebaik ingotnya karena sering ditemukan adanya inklusi dan rendahnya nilai fluiditas yang menyebabkan penurunan kualitas pada produk. Untuk mengetahui inklusi dan nilai fluiditas saat ini menggunakan alat PodFA dan Prefil, akan tetapi alat tersebut masih tergolong sangat mahal dikalangan industri. Oleh karena itu, penelitian ini saya akan membuat rancang bangun alat pengukur inklusi oksida dan nilai fluiditas yang progresif dan mampu divalidasi dengan baik menggunakan kalibrator vakum, massa, dan temperature serta dalam proses perancangannya menghabiskan dana yang cukup murah dibandingkan harga alat lainnya. Untuk memverifikasi alat tersebut dapat bekerja sesuai standarnya, maka dalam riset ini meenggunakan aluminium paduan untuk mengetahui keberadaan inklusi oksida dan nilai fluiditas. Variabel bebas yang digunakan yaitu variasi temperature tuang sebesar 720oC, 740oC, dan 760oC dan bahan yang digunakan untuk pengujian alat APIF adalah paduan aluminium AC8A. Hasil dari pengujian alat tersebut menghasilkan nilai fluiditas dan sampel yang akan dikarakterisasi untuk mengetahui keberadaan inklusi oksida. Untuk mengetahui inklusi oksida menggunakan karakterisasi sampel menggunakan OM (Optical Microscopy) dan SEM-EDS (Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray). Pada variasi temperature tuang mendapatkan nilai fluiditas yang optimal pada temperature 760oC dan massa yang tersaring setiap 10 detik sebesar 225,94 gram, 500,45 gram, dan 682,36 gram, sehingga semakin tinggi temperature tuang maka semakin bagus nilai fluiditas pada logam cair. Inklusi oksida yang ditemukan pada paduan aluminium adalah Al2O3, Al3Ti, MgO, Al4C3, dan Si (Refraktori Brick). ......The development of aluminum demand in the automotive manufacturing industry of motorcycles and cars. Currently, there are many secondary aluminum products from the industry that are not recycled because they are worried that their properties are not as good as ingots because they are often found to have inclusions and low fluidity values which cause a decrease in product quality. To determine inclusions and fluidity values, PodFA and Prefil tools are currently used, but these tools are still very expensive in the industry. Therefore, in this research, I will design a progressive oxide inclusion and fluidity value measuring device that can be well validated using vacuum, mass, and temperature calibrators and in the design process spends quite cheap funds compared to the price of other tools. To verify the tool can work according to its standards, this research uses aluminum alloy to determine the presence of oxide inclusions and fluidity values. The independent variables used are cast temperature variations of 720oC, 740oC, 760oC and the material used for APIF tool testing is AC8A aluminum alloy. The results of testing the tool produces fluidity values and samples that will be characterized to determine the presence of oxide inclusions. To determine the oxide inclusions using sample characterization using OM (Optical Microscopy) and SEM-EDS (Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray). In the pouring temperature variation, the optimal fluidity value is obtained at a temperature of 760oC and the mass filtered every 10 seconds is 225.94 grams, 500.45 grams, and 682.36 grams, so that the higher the pouring temperature, the better the fluidity value in liquid metal. Oxide inclusions found in aluminum alloys are adalah Al2O3, Al3Ti, MgO, Al4C3 and Si (Refractory Brick).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Evaluasi analisis multi-unsur yang disertai perhitungan ketidakpastian unsur pada mineral zirkon yang berasal dari Sampit, Kalimantan Tengah dan Pulau Bangka telah dilakukan dengan metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN). Tujuan penelitian ini adalah menentukan komposisi dan nilai ketidakpastian multi-unsur dalam mineral zirkon untuk memenuhi persyaratan ISO/IEC guide 17025-2008 yang telah diterapkan pada laboratorium AAN. Analisis menggunakan spektrometri gamma dengan detektor HPGe menghasilkan 21 unsur terdeteksi yang dibagi menjadi tiga kelompok (mayor, minor, dan kelumit). Evaluasi ketidakpastian pengukuran perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan tingkat kepercayaan hasil analisis. Hasil pengujian tidak akan bermakna tanpa disertai perhitungan ketidakpastian. Oleh karena itu, dilakukan evaluasi nilai perhitungan ketidakpastian pada hasil analisis semua unsur yang terkandung dalam mineral zirkon. Hasil analisis kuantitatif tertinggi adalah zirkonium (Zr) dengan konsentrasi 38,986% dan mempunyai nilai ketidakpastian 0,33% sehingga nilai konsentrasi nyata adalah 38,986±0,33%, dalam oksida (ZrO2) mempunyai konsentrasi 52,661±0,45%. Unsur stibium (Sb) adalah unsur yang terdeteksi paling rendah dengan nilai konsentrasi dan ketidakpastian adalah 7±0,3 μg/g sedangkan dalam oksida (Sb2O3) mempunyai konsentrasi 17±0,9 μg/g. Komposisi oksida dan bahan kimia dalam mineral pasir zirkon yang lebih signifikan berasal dari Sampit dengan kandungan ZrO2+HfO2 (53-55%), F2O3 (5-6%), TiO2 (13-14%), Al2O3 (1,5-2%) dan SiO2. Unsur Si (SiO2) tidak dapat ditentukan dengan metode AAN sebab tampang lintang Si sangat kecil.
EKSPLOR 36:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library