Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Perry Widyananda
Abstrak :
Proses pembuatan gas sintesis (syngas) melalui reaksi katalitik oksidasi parsial metana merupakan proses yang lebih menguntungkan daripada menggunakan reaksi katalitik reformasi kukus (steam reforming). Keuntungan utama reaksi oksidasi parsial metana ini adalah : (1) dalam reaksi ini terjadi reaksi eksotermik, (2) memberikan perbandingan H2/CO. yang lebih rendah (H2/CO=21i ), dan (3) lebih selektif. Pada awalnya, faktor penyulit utama dalam proses ini adalah tidak dapat dihindarinya pembentukan deposit karbon pada perbandingan stoikiometri CH4/O2 yang digunakan, namun sejak tahun 1991 proses ini mulai banyak diteliti setelah dilaporkan ada beberapa logam nobel seperti rodium dan rutenium dapat digunakan sebagai katalis tanpa (sedikit sekali) terjadi pembentukan deposit karbon. Tetapi walau bagaimanapun tetap masih dijumpai kendala karena seperti diketahui logam rodium dan rutenium ini sangat mahal harganya. Sampai saat ini, masih terjadi ketidaksepakatan (debat) di antara para peneliti mengenai mekanisme reaksi oksidasi parsial metana menjadi syngas. Oleh sebab itu banyak di antara peneliti menempatkan kejelasan akan mekanisme reaksi sebagai salah satu tujuan utama penelitian. Disimpulkan ada 2 (dua) mekanisme reaksi oksidasi parsial metana menjadi syngas yaitu (1) oksidasi parsial metana secara tak langsung, dan (2) oksidasi parsial metana secara langsung. Dalam upaya terus mencari katalis yang lebih efisien untuk oksidasi parsial metana menjadi syngas, dalam penelitian ini telah diteliti penggunaan logam Co dan Ni sebagai komponen aktif katalis yang menggunakan penyangga silika dan alumina, dan promotor seng (Zn). Penilaian kinerja katalis berdasarkan hasil uji : (1) aktivitas yang meliputi konversi dan selektivitas, dan (2) stabilitas, yang dilakukan pada kondisi operasi standar yaitu berat katalis 100 mg, ratio umpan CH4 : O2 : N2 : He 10 : 5 : 5 : 80, laju alir reaktan = 100 ml/menit, GHSV=6x144 h 1, tekanan = 1 atm. Dibawah kondisi operasi standar ini, dilakukan uji aktivitas katalis pada temperatur reaksi 500, 600, 700, 800, dan 900°C. Di samping itu, juga dilakukan penelitian untuk mendapatkan kejelasan mekanisme reaksi oksidasi parsial metana menjadi syngas dan penelitian yang dilakukan meliputi variasi waktu kontak dan karakterisasi katalis. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat simpulkan bahwa : (1) logam kobalt dengan penyangga alumina sangat adalah sangat aktif namun memberikan selektivitas syngas yang rendah, (2) katalis dengan Iogam nikel berpenyangga alumina adalah aktif, selektif dan stabil , (3) produk syngas sangat dipengaruhi derajat reduksi logam aktif, dan (4) mekanisme reaksi dalam oksidasi parsial metana menjadi syngas adalah mekanisme secara tak langsung.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairul Anwar
Abstrak :
Telah dilakukan studi penelitian pengaruh filamen platina pada oksidasi parsial metana dengan menggunakan reaktor baja tahan karat SS 316 berlapis gelas pyrex. Tujuan dari studi penelitian ini untuk mempelajari pengaruh filamen ini terhadap produk reaksinya. Filamen ini ditempatkan didalam preheater. Filamen ini dipanaskan dengan mengalirkan arus listrik. Kandungan oksigen dalam gas umpan antara 2,5 % - 31 %. Temperatur operasinya antara 350°C - 550°C dan tekanan operasinya antara 15 atm - 40 atm. Hasil yang diperoleh dari pengoperasian dengan dan tanpa filamen secara kualitatif tidak berbeda namun secara kuantitatif nampak ada perbedaan. Produk reaksinya berupa metanol, air, karbon dioksida, karbon monoksida dan formaldehid, sama dengan hasil tanpa menggunakan filamen. Secara umum filamen ini tidak banyak mempengaruhi konversi metana pada setiap kondisi. Pengaruhnya terhadap selektifitas dan yield metalol terlihat bahwa pada kondisi P=20 atm ; 9,6% 02 untuk kisaran temperatur dari 425°C- 500°C memberikan kenaikan selektifitas dan yield metanol rata-rata 15%. Kenaikan selektifitas dan yield metanol diikuti dengan menurunnya selektivitas CO.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksono Bramanto
Abstrak :
Proses oksidasi langsung metana menjadi metanol mulai banyak diteliti dalam rangka pemanfaatan cadangan gasbumi yang masih cukup banyak. Namun faktor penyulit utama dalam proses tersebut adalah tingginya stabilitas molekul-molekul metana dan reaktivitas produk terhadap oksigen yang sangat tinggi. Penggunaan katalis yang tepat adalah salah satu cara untuk mengatasi kendala tersebut. Penggunaan katalis Cu-Sick, V-Si42 dan Pb-SiO2 telah diteliti untuk mengoksidasi metana menjadi metanol. Katalis yang dipreparasi melalui metoda sol-gel ini mempunyai luas permukaan BET 130-215 m²/g, volume pori sekitar 2x10-³ - 7x10-³ cm³/g, berupa padatan yang porous dan sifat-sifat lain yang menunjang terbentuknya metanol. Pengujian kinerja ketiga katalis pada oksidasi metana menjadi metanol dilakukan pada temperatur 400-440°C, tekanan 54.4 atm dan waktu kontak semu 0.24 detik dan dari ketiga katalis tersebut, katalis V-Sid menunjukkan kinerja yang lebih baik dengan menghasilkan konversi CH4 maksimum sebesar 4% mol pada 440°C dan selektivitas terhadap metanol maksimum sebesar 18.22% mol pada 420°C.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Channah
Abstrak :
ABSTRAK Berbagai senyawaan kompleks krom heksavalen, Cr(VI), telah digunakan untuk oksidasi benzilik dan allilik. Naliaperumal Chidambaran dan Srinivasan Chandrasekaran telah meneliti penggunaan campuran piridin dikromat (PDC) dan tersier-butil hidroperoksida (TBHP) untuk oksidasi benzilik. Menurut kedua peneliti tersebut, mekanisme reaksi oksidasi benzilik dengan campuran PDCTBHP belum jelas. Dalam penelitian untuk menentukan mekanisme reaksi oksidasi benzilik dengan substrat etilbenzena, digunakan metode analisis kromatografi gas dan spektrofotometri UV-VIS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) PDC berperan sebagai katalis, dan TBHP sebagai oksidator,(2) dalam reaksi oksidasi ini ada dua spesies PDC yang berada dalam kesetimbangan,yaitu spesies dengan puncak absorpsi di sekitar 355 nm dan 364 nm; (3) spesies yang langsung terlibat dalam reaksi oksidasi ini adalah spesies dengan puncak absorpsi di sekitar 364 nm.
ABSTRACT Mechanism Study Benzylic Oxidation of ethylbenzena by Using PDC-TBHP MixtureSeveral hexavalent chromium complexes, Cr(VI), have been used for benzylic and allylic oxidation. The use of pyridinium dichromate (PDC) and tart-butyl hydroperoxide (TBHP) mixture for benzylic oxidation have been investigated, but the reaction mechanism is not established yet. In this investigation, the reaction mechanism of oxidation of ethylbenzena substrate was study by using gas chromatography and UV-VIS spectrophotometry methods. The results showed that : (1) PDC plays a role as catalyst; (2) there are two specieses of POC that are in equilibrium, i.e. species which absorption peaks at around 355 nm and 364 nm; (3) the species involved in this oxidation reaction is the one which absorption peak at around 364 nm.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triwikantoro
Abstrak :
ABSTRAK Telah dilakukan studi kinetika oksidasi Zirkaloy-4 dalam media udara dengan metode kontinyu. Kondisi percobaan dilakukan pada rentang temperatur 600-800°C selama 4 jam tekanan 10-3Torr menggunakan peralatan TGA (Termal Gravimetri Analyzer). Kurva kinetika oksidasi dinyatakan dengan aluran pertambahan massa per satuan luas (4m/A) sebagai fungsi waktu (t). Pada temperatur 600-650°C terjadi perubahan kurva dari lengkung menjadi datar, sedangkan 750-600°C kurva secara keseluruhan praktis memberikan indikasi kelinieran sejak awal. Pada temperatur 700°C kurva mengalami transisi dari bentuk lengkung ke linier dan titik transisi merupakan awal terbentuknya retak (crack). Pengamatan morfologi melalui mikroskop optik dan elektron (SEM) memperlihatkan adanya retak terutama pada temperatur dan waktu tertentu, sebagai akibat efek termik-mekanik yang erat kaitannya dengan zona transisi kurva ke bentuk linier. Bentuk kurva hasil eksperimen sejalan dengan berbagai fenomena yang terjadi seperti pasifasi, dominasi rejim tunggal dan campur pada kinetika reaksi heterogen terkait.
ABSTRACT Study of oxidation kinetics of Zyrcalloy-4 in air with continue method have been carried out. The experiment was done at range of temperature 600-600°C, time of exposure 4 hours, pressure of 10-3Torr using Thermal Gravimetry Analyzer. The kinetics oxidation curves could be expressed as a relation of mass increase of metal per unit area (a m/A) as function of time t, at various temperatures. At the 600-650°C, the curves change from hyperbolic to linear, whereas 750-800°C, curves linear from initial. The transition point was found at 700°C. It is indicated to exist of crack. The observation using optical and electron Microscope showing that crack was occurred as a result of termic-mechanics effect related to the linear transition zone, especially at certain time and temperature. From experiment result, the form of curves is interlaced by phenomena of pasivation, domination of single or mixture regime on heterogen reaction kinetics.
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rona Malam Karina
Abstrak :
Pemakaian castor oil sebagai pelumas untuk mesin-mesin modern tidak bisa dilakukan karena mudah teroksidasi sehingga akan terbentuk resin dan deposit yang dapat menyebabkan penyumbatan. Resin dan deposit ini terbentuk karena minyak nabati mempunyai ikatan rangkap karbon yang mudah teroksidasi dalam struktur molekulnya. Untuk meningkatkan stabilitas oksidasi castor oil, pada penelitian ini dilakukan melalui dua cara. Pertama yaitu pencampuran antara castor oil dengan 4 macam aditif antioksidan yaitu Octadecyl-3-(3,5-di-tertbutyl-4-hydroxyphenyl)-propionate (P), Pentaerythritol Tetrakis (3-(3,5-di-tert-butyl-4-hydroxyphenyl)propionate) (F), Phenyl-alpha-naphthylamines (A) dan Zinc Dialkyldithiophosphate (Zn). Kedua memodifikasi castor oil melalui proses awal transesterifikasi Untuk menguji ketahanan oksidasi digunakan metode microoxidation tester dan oksidation bulk, melalui metode ini diketahui nilai TAN, viskositas dan massa deposit. Hasil penelitian didapat bahwa castor oil yang ditambahkan aditif A (Phenyl-alphanaphthylamines) sebesar 1 %-berat memiliki tingkat oksidasi sangat baik dibanding dengan 3 macam aditif yang digunakan dalam penelitian ini. Stabilitas oksidasi castor oil dapat ditingkatkan melalui modifikasi castor oil dan menghasilkan produk ECOME dan COME Gliserol yang kualitas ketahanan oksidasinya makin baik dan stabil dibanding dengan castor oil murni. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil TAN, viskositas dan massa deposit, yang hasil kenaikannya semakin berkurang sehingga ketahanan oksidasinya meningkat. Serta dengan didukung indeks viskositas yang nilainya sangat tinggi dan memenuhi persyaratan base oil minyak lumas mesin dari API, castor oil hasil modifikasi dapat digunakan sebagai minyak lumas dasar.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16181
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2001
S29748
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Senyawa asam ferulat dapat mengalami oksidasi kopling dengan menggunakan biokatalis peroksidase yang diisolasi dari batang brokoli dan mengnasilkan senyavva yang memiliki aktivitas bio|ogis_ Enzim peroksidase yang digunakan adalan enzim yang diambil dari bagian batang brokoli dan dimurnikan secara bertanap dengan metode pengendapan melalui penambanan (NH4)2SO4 dengan konsentrasi 0-30%, 30-50%, dan 50-70% (fraksi 3). Enzim fraksi 3 yang diperolen memiliki aktivitas spesifik sebesar 2,14 U/mg. Dalam reaksi kopling oksidatif asam ferulat dapat mengnasilkan produk ben/varna meran bata yang kemudian diekstraksi dengan etil asetat, dan nasil produk diperolen berat endapan sebesar 0,1779 g (11,05%). Identifikasi produk dengan UV-Vis menunjukkan adanya 2 serapan maksimum pada panjang gelombang (X maks ) 288 nm dan 321 nm yang berbeda dengan panjang gelombang pada serapan maksimum asam ferulat yaitu 320 nm. Diketanui dua X mm ini memiliki kemiripan dengan serapan maksimum suatu dimer 8-8 diferulat pada Iiteratur Analisis dengan GC-IVIS ternadap produk nasil reaksi pada vvaktu retensi 38,9 menit menunjukkan adanya nilai m/z 386 yang diduga merupakan dimer. Produk nasil reaksi dalam uji aktivitas biologisnya sebagai allelopati dengan memakai bibit mentimun sebanyak 30 butir dalam cavvan petri yang Sudan dilapisi kertas saring menunjukkan kenaikan aktivitas sebagai zat allelopati, yaitu produkhasil reaksi memiliki nilai IC 50 sebesar 53,74 ppm sedangkan asam ferulat sendiri memiliki IC 50 = 259,58 ppm.
Universitas Indonesia, 2007
S30378
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S38023
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>