Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Napitupulu, Edison
Abstrak :
Pengembangan manajemen strategi Outsourcing pada industri perminyakan semakin mendapat perhatian dan merupakan salah satu alternatif yang paling populer akhir-akhir ini. Strategi yang dimaksud adalah untuk menyelesaikan beberapa persoalan didalam manajemen industri pengeboran, dan telah berkembang cakupannya dan sekedar menangani masalah resource sharing, ke hal-hal yang lebih kompeks seperti kebutuhan teknologi maju. Penerapan outsourcing oleh perusahaaan-perusahaan minyak dan gas bumi yang dahulu dianggap sebagai kritikal dan strategis serta sangat berisiko bila diserahkan kepada mitra kerja dan luar, sekarang lebih dipermudah dengan banyaknya perusahaan atau jasa pendukung yang tersedia di pasar. Pemilihan mitra kerja outsourcing yang tepat alcan meningkatkan efisiensi dan efektivitas, oleh karena pada dasannya pekerjaan yang dilakukan meningkatkan core business dañ mitra kerja tersebut. Vico Indonesia adalah perusahaan minyak multinasional yang menghasilkan dan mengelola minyak dan gas bumi yang beroperasi di Kalimantan Timur. Vico adalah salah satu perusahaan Production Sharing Contract (PSC) Pertamina atau perusahaan kontrak kerja bagi hasil dengan produksi utama berupa gas alam yang sampai saat ini berjumlah 1,500 MMCFD (juta kaki kubik per hari). Vico Indonesia juga memproduksi minyak dan kondensat sekitar 70,000 barel per hari sebagai produksi samping dan keempat lapangan. Perusahaan ingin meningkatkan efisiensi dengan memusatkan perhatian pada kegiatan bisnis intinya, sedangkan aktivitas penunjangnya akan di-outsource kepada pihak ketiga. Aktivitas-aktivitas penunjangnya ini antara lain fungsi-fungsi services Seperti pengeboran sumur (drilling), dan penyelesaian (completion) sumur yang selama ini dilakukan dengan sistem selective outsourcing dengan pihak ke tiga, di mana unit menara pengeboran (rig) disewakan oleh rig contractor. Strategi pengembangan bersama baik bagi perusahaan Vico maupun outsourcer akan memberikan keuntungan bersama, di mana perusahaan yang tidak cukup memiliki sumber internal untuk melakukan kegiatan penunjangnya memanfaatkan kemampuan pihak ketiga untuk mengelola kegiatannya, sedangkan pihak ke tiga yang memiliki kemampuan dan pengetahuan (knowledge) yang lebih baik memberikan kebutuhan tersebut. Lebih lanjut perusahaan ingin melakukan outsourcing terhadap kedua menara pengeboran (rig) yang dimiliki dan yang selama ini dilakukan sendiri untuk kerja ulang sumur. Dihadapkan pada tekanan dan para pemegang saham untuk mempertahankan laba akibat adanya penurunan produksi secara alamiah, serta kebutuhan akan fleksibilitas yang lebih besar untuk bereaksi pada perubahan karena penurunan produksi pada minyak dan gas bumi yang memiliki siklus produksi yang lebìh cepat (high depletion producing rate), membuat perusahaan ingin melihat lebih dekat apakah beberapa pekerjaan aktivitas penunjang (non-core) lainnya dapat di outsource-kan secara keseluruhan. Manfaat lain yang tidak kalah pentingnya bagi perusahaan dengan adanya program outsourcing ini adalah pemusatan perhatian ke bisnis inti perusahaan. Menìngkatkan perhatian kepada bisnis inti dalam hal strategi peningkatan produksi melalui peningkatkan kompetensi inti di bidang teknologi industri pengeboran. Tesis ini akan menganalisis tujuan dan strategi dari outsourcing manajemen pengeboran yang sedang berjalan, dengan lebih memusatkan perhatian kepada selective oursourcing dan insourcing dati sumber daya-sumber daya pada manajernen departernen pengeboran.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T5003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Billy Biondi
Abstrak :
Tujuan dari riset ini adalah mengulas keputusan outsourcing yang akan diambil oleh perusahaan. Untuk melakukannya, akan digunakan konsep Future Value / Present Value untuk kemudian menggunakan metode Net Present Value untuk menilai biaya atas aktivitas distribusi logistic dan menentukan apakah tetap membiarkan aktivitas tersebut dilakukan oleh perusahaan (insourced) ataukah menyewa pihak ketiga (outsourced) dengan mempertimbangkan Opportunity loss jika PT XYZ memutuskan melakukannya akan menimbulkan biaya yang lebih sedikit. Data yang dibutuhkan didapat dari perusahaan dan juga berdasarkan interview dengan manajemen dari PT XYZ. Ditemukan bahwa keputusan untuk menyewa pihak ketiga (outsourced) dapat menghemat kurang lebih 4,2 milyar rupiah atau sekitar 23% dari biaya insourced. Oleh karenanya, direkomendasikan kepada PT XYZ untuk menyewa pihak ketiga untuk menjalankan proses ditribusi logistik. ......The purpose of this research is to review the outsourcing decision which will be taken by PT XYZ. In order to do so, the concept that would be used is Future Value / Present Value concept, and later on Net Present Value (NPV) method to assess its logistic distribution activities costs and determine whether keep it insourced by company or outsourced to third party logistic providers after considering its opportunity loss if PT XYZ decide to do so would be less costly. The data is collected from company and also by interviewing the management of the PT XYZ. It could be found that the outsourcing decision would save approximately 4.2 Billion rupiah or about 23% of the insourcing costs. By then, it is recommended for PT XYZ to outsource its logistic distribution processes to third party logistic.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Leonard, auhtor
Abstrak :
Meningkatnya tingkat persaingan di dalam industri, perkembangan kronologi informasi yang semakin cepat, dan adanya tuntutan untuk bergerak dengan cepat dalam mengantisipasi perkembangan bisnis, mendorong banyak perusahaan untuk mencari solusi yang dinilai efektif dalam membantu perusahaan menghadapi kondisi tersebut Solusi yang banyak digunakan oleh perusahaan adalah menerapkan outsourcing dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Penerapan outsourcing akhir-akhir ini semakin berkembang, karena telah banyak perusahaan yang menawarkan diri sebagai provider, dan semakin tingginya kesadaran dari pelaku bisnis untuk menggunakan outsourcing. Penerapan outsourcing pada beberapa perusahaan telah terbukti memberikan banyak keuntungan. Didorong oleh keingintahuan yang besar, penulis mencoba untuk melakukan penelitian pada perusahaan yang telah menerapkan outsourcing di Indonesia. Penelitian penulis dilakukan di sebuah perusahaan (selanjutnya ditulis PT. XYZ), yang dalam aktivitasnya sehari-hari memproduksi dan memasarkan makanan kesehatan Produk-produk yang dihasilkan oleh PT. XYZ. telah dipasarkan secara luas di seluruh Indonesia, dan juga telah diekspor ke beberapa negara di Asia Tenggara. Dalam peneiitian ini, penulis memfokuskan untuk melakukan analisis pada pengelolaan inventori dan logistjk, guna melihat seberapa efektif outsourcing membartu PT XYZ dalam mengelola inventori dan Iogistiknya. Data yang dibutuhkafl penulis dalam melakukan penelitian diperoleh melalui wawancara dengan pihak perusahaan. Wawancara dilakukan untuk membenikan gambaran kepada penulis seputar pengelolaan inventori dan logistik pcrusahaan yang rnencakup sistem pencatatan penerimaan dan pengeluaran bahan baku barang jadi, biaya yang dikeluarkan dalam Pengelolaan inventori logistik, strategi yang diterapkan perusahaan dalam pengelolaan logistiknya, serta kebijakan outsourcing yang telah diterapkan perusahaan. Dalam pengelolaan logistiknya, PT. XYZ telah menyerahkan kegiatan distribusi produknya diseluruh wiIayah penjualan di Indonesìa kepada PT. Enseval Putera Megatrading. Demikian juga dalam menyediakan gudang penyimpanan, PT. XYZ saat ini menyewa gudang milik PT. Senorupa sebagai tempat penyimpanan bahan baku dan barang jadi. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh penulis, penerapan outsourcing oleh PT. XYZ terbukti sangat efektif dan bermanfaat. Karena dengan menerapkan outsourcing, PT. XYZ bisa memperoleh penghematan biaya dalam jumlah yang besar. Selain itu, outsourcing juga sangat membantu PT. XYZ dalam mengatasi keterbatasan sumber daya yang dimilikinya. Karena dengan melakukan outsourcing, PT. XYZ terbebas dari keharusan menyediakan dana dalam jumìah yang besar untuk menyediakan gudang, tenaga kerja, dan armada pengangkutan dalam pendistribusian produknya. Dengan menerapkan outsourcing, PT. XYZ juga dapat memanfaatkan keunggulan yang dimiliki oleh providernya. Keunggulan yang dimiliki oleh PT. EPM, dapat membantu PT XYZ dalam mernperbaiki dan meningkatkan pelayanannya kepada konsumen. Sistem teknologi informasi yang telab diterapkan oleh PT. EPM, juga memungkinkan PT. XYZ untuk menjangkau konsumennya dengan cepat dan efisien, dan memampukan PT. XYZ untuk mengantisipasi perkembangan yang terjadi di pasar, khususnya yang melibatkan teknologi informasi. Penulis juga melihat bahwa PT. XYZ bisa mempertimbangkan untuk menjalankan sendiri kegiatan distribusinya di pulau Jawa, karena cakupan wilayah distribusi di pulau Jawa yang relatif lebih mudah dijangkau. Selain itu sebagian besar hasil penjualan PT. XYZ berasal dan wílayah penjualan di pulau Jawa. Dengan demikian PT. XYZ dapat memaksimalkan armada Pengangkutan yang mereka gunakan. PT. XYZ juga bisa memanfaatkan letak pabrik provider mereka yang tersebar di beberapa daerah di pualau Jawa, untuk menjangkau outlet -ouitlet penjuaIan produk mereka dengan Iebih cepat dan efisien. Dengan menerapkan Outsourcing, PT. XYZ juga menghadapi beberapa resiko. SekaIiP1 resiko-resiko tersebut sulit dinjiai secara moneter, namun jika sampai terjadi bisa mengakibatkan kerugian yang besar bagi PT. XYZ. Karena itu pihak manajemen harus senantisa melakukan pemanfaatan, agar PT. XYZ mampu mengantisipasi dan meminimalkan resiko.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T5863
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Riando
Abstrak :
Outsourcing sebagai suatu management tool untuk meningkatkan daya saing perusahaan semakin populer dewasa ini dimana semakin banyak perusahaan yang menyerahkan aktivitas-aktivitas rantai nilainya kepada pihak ekstemal. Dengan berkonsentrasi pada kompetensi intinya dan menyerahkan non-core activities kepada pihak luar, diharapkan perusahaan dapat semakin fleksibel dalam menghadapi perubahan-perubahan dalam lingkungan bisnisnya. Namun seiring dengan keuntungan-keuntungan yang diberikan, outsourcing juga memiliki potensi yang merugikan perusahaan, dimana misalnya dapat terjadi knowledge transfer kepada pihak provider. Untuk itu, perusahaan harus melakukan cost benefit analysis untuk memperhitungkan untung-rugi dari outsourcing yang dilakukan. Perusahaan juga harus mempertimbangkan antara keuntungan taktis (jangka pendek) dengan keuntungan strategis (jangka panjang) yang dapat diperoleh. Dilema outsourcing ini juga dialami oleh PT. Pupuk Kaltim Tbk, salah satu produsen pupuk terbesar di Indonesia. Sebagai salah satu anggota holding pupuk nasional, sesuai keputusan pemerintah, Pupuk Kaltim harus menyerahkan aktivitas distribusi pupuknya kepada PT. Pusri sebagai induk holding. Aktivitas ini kemudian dilaksanakan oleh PT. Mega Eltra, salah satu anak perusahaan PT. Pusri yang bergerak di bidang perdagangan dan distribusi. Dalam karya akhir yang berjudui "Outsourcing sebagai Alternatif Aktivitas Distribusi pada PT. Pupuk Kaltim" ini, penulis mencoba melakukan analisa mengenai outsourcing aktivitas distribusi yang dilakukan Pupuk Kaltim. Walau bukan merupakan suatu keputusan bisnis yang diambil oleh manajemen, tentunya manajemen harus mengkaji kembali implikasi strategis dari penyerahan aktivitas ini apakah tidak mengurangi kemampuan daya saing perusahaan secara keseluruhan dalam jangka panJang. Manfaat jangka pendek berupa penghematan biaya untuk kelancaran operasi harus dibandingkan dengan kerugian strategis potensial yang dapat terjadi di masa depan jika Pupuk Kaltim tidak memiliki jaringan distribusinya sendiri. Hasil analisa yang dilakukan menunjukkan bahwa outsourcing distribusi hanya menguntungkan secara jangka pendek, namun menimbulkan kerugian-kerugian strategis di jangka panjang, terutama untuk bersaing di pasar global. Pengeroposan (hollowed-out) di rantai nilai dan dependensi pada distributor akan mengurangi fleksibilitas manajemen Pupuk Kaltim dalam mengambil keputusan strategis untuk perusahaan. Sebagai perusahaan pupuk yang berambisi menjadi pemain kelas dunia dengan kapasitas yang besar, tentunya Pupuk Kaltim memiliki rencana untuk semakin memperluas pangsa pasamya, sesuatu yang akan sulit dilakukan dengan ketiadaan suatujaringan distribusi sendiri yang lebih terintegrasi. Dengan kapabilitas dan sumber daya yang dimilikinya, adalah lebih baik bagi Pupuk Kaltim untuk membangun jaringan distribusinya sendiri secara perlahan. Walau membutuhkan biaya investasi yang pastinya besar, hal ini akan lebih menguntungkan di masa yang akan datang mengingat prospek bisnis perusahaan masih cerah dalam bidang pupuk dan petrokimia. Suatu hambatan (constraint) disini adalah semua pertimbangan dan keputusan bisnis apapun yang dilakukan harus sesuai dengan peraturan pemerintah di industri pupuk. Sebagai industri yang dianggap strategis, menyangkut hajat hidup orang banyak, serta berkaitan dengan program ketahanan pangan, industri pupuk tidak lepas dari campur tangan dan intervensi pemerintah, dan hal ini banyak mempengaruhi dan membatasi keputusan bisnis yang dilakukan manajemen. Untuk itu, setiap keputusan akhir apapun yang dilakukan oleh manajemen mdiberlakukan melalui holding pupuk. Beberapa saran hanya dapat dilakukan apabila sistem holding yang terpusat diganti menjadi suatu sistem terdesentralisasi seperti rayonisasi yang lebih memberikan kebebasan bagi produsen pupuk nasional untuk melakukan aktivitas distribusi pupuknya sendiri dan bertanggung jawab atas daerah pemasaran masing-masing untuk menjamin ketersediaan pasokan pupuk di Indonesia. Untuk itu, Pupuk Kaltim harus melakukan lobi-lobi terhadap pemerintah untuk meninjau kembali sistem holding ini menjadi suatu sistem lain yang lebih merangsang persaingan dalam industri pupuk nasional.engenai outsourcing aktivitas distribusinya harus sesuai dengan keputusan pemerintah yang
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asteriska Devi Sugiri
Abstrak :
Outsourcing merupakan kegiatan yang saat ini menjadi suatu trend pada kalangan pelaku industri. Banyaknya perilaku yang menyimpang dalam pelaksanaan di organisasi-organisasi sejenis menyebabkan pemerintah hingga saat ini masih mencoba untuk terus menggodok peraturan mengenai outsourcing. Dalam skala ekonomis outsourcing memberikan banyak manfaat bagi perusahaan penggunanya, jika mampu dikelola dengan baik. Keuntungan dalam hal biaya-biaya, fleksibilitas, dan peningkatan kualitas merupakan hal-hal yang diharapkan pelanggan dengan melakukan outsourcing. ......Outsourcing nowadays has become a global trend. It is apparent that many organizations in Indonesia today are making the decision to outsource. This activity however has created some controversies. The government has been crying to monitor and create on going rules to control outsourcing activities in Indonesia, as there was some misconduct that we can easily find in this activity. Outsourcing has created benefits for its user from economic scale point of view. Through outsourcing, companies today have the ability to develop competitive strategies. Outsourcing has provided many businesses with the opportunity to harvest the benefits of cost reduction, improve qualities, increase its flexibilities, and other benefits that can improve the organization performance in achieving its goals.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T 25520
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Irwansyah Rais
Abstrak :
Di era ekonomi digital, teknologi informasi melengkapi perusahaan dengan perangkat strategi yang marnpu merestrukturisasi business proccess. Kemajuan teknologi informasi mempengaruhi keputusan pimpinan perusahaan melakukan intemational strategi untuk mendapatkan penghematan biaya dan memperbaiki kualitas pelayanan. Offshore outsourcing berperan dalam strategi bisnis dan kebijakan perusahaan. Penelitian dilakukan pada kasus PT Essence Indonesia yang mengimplementasikan business process outsourcing untuk accounting process. Penelitian menggunakan dua pendekatan. Pendekatan yang pertama menguji secara finansial yang menggunakan metodologi investasi untuk decision making: NPV, IRR dan Payback Period untuk membuktikan terjadinya penghematan biaya dan yang kedua menguji secara non finansial yang menggunakan survei kepuasan pelanggan melalui kuesioner dan observasi lapangan secara langsung untuk membuktikan terjadinya peningkatan kualitas pelayanan. Hasil dari pengujian secara fmansial dan non finansial membuktikan bahwa tidak terjadi penghematan biaya dan tidak ada peningkatan kualitas pelayanan di dalam kasus ini. ......In today's economically digitaled era, information technology has been equipping companies with various strategic tools that can alter and restructure the conduct of its business processes. With the recent advances in infomation technology, the process of decision making for world?s corporate executives has too been heavily influenced. As a result, this change their policy on corporate intemational strategy; particularly that concerns with cost saving and improving quality of service. Offshore outsourcing plays an important role in both business strategy and corporate policy. This research studies the case of PT Essence Indonesia, in which had implement the business process of outsourcing in its accounting process. There are two reseach methods that were used in this case: The first was financial approach. This approach uses investment method for decision making (NPV, IRR and Payback Period) in order to prove cost saving. Whilst the second approach was through non financial spectacle which took into account customer satisfaction (via questionnaire survey) and direct observation to prove the improving quality of service. The results of the study through financial and non financial methods shows that, both cost saving and improving quality of services have not been achieved by the company.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T27782
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
This research shows that outsourced employee include those are low and high degree of education (between secondary high school and bachelor) with various jobs. The group of employees with low levels of education (secondary high school) is employed in cleaning service, helper, operator, diver, and security. Another group of employees with high levels of education (Diploma and Bachelor), works as staffs , salesman, customer services, accountants, and tellers. The policy of Local minimum - wage is basis for main salary for the two groups of employees. The different income they receive is not based on the main salary, but on incentives they receive based on their degrees of education. Maladministration by outsourcing enterprises can be seen in the way it doesn't provide a contract agreement, doesn't provide excessive working hours appropriately, doesn't provide insurance, breaking the rule of law. Some enterprises provide a chance for employees to be permanent employees and develop their career as far as they hold senior high school degree.
351 SPJ 6:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Firmansyah
Abstrak :
Untuk mengantisipasi persaingan di era globalisasi, dunia usaha perlu mengoptimalkan produktivitas dan menghindari ekonomi biaya tinggi. Salah satu solusinya adalah Labour Market Flexibility yang diterapkan dengan memperlonggar aturan-aturan dalam pasar tenaga kerja. Outsourcing adalah salah satu bentuk penerapan dari Labor Market Flexibility. Sejak reformasi undang-undang ketenagakerjaan, terjadi pergeseran model hubungan industrial dari corporatist model ke contractualist, di mana intervensi pemerintah cenderung terhadap ketenagakerjaan berkurang.Penerapan konsep fleksibilitas hubungan kerja semestinya diimbangi dengan peran efektif pemerintah dalam melakukan pengawasan dan pembangunan hukum, menata sistem pasar kerja yang aman secara sosial ekonomi bagi pekerja. ...... In order to anticipate the competition in the globalisation era, company must optimize its productivity and avoid high cost economy. One of the solutions is with labor market flexibility, which is applied by relaxing regulations in labor market. Outsourcing is one form of the labor market flexibility practice. Since the reformation of Manpower act, there has been an industrial relation model shift from corporatist model ke contractualist model, in which the government intervention to the manpower regulation tends to decrease.The implementation of Labor Market Flexibility should be balanced by the effective roles from the government to perform the monitoring and law development and to organize the socially and economically secured system for the labor force.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
T37690
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vincentius Oesman
Abstrak :
Penelitian ini mengangkat permasalahan dalam Putusan Mahkamah Konstitusi No. 27/PUU-IX/2011. Menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan pendekatan UU untuk permasalahan pertama, serta penelitian hukum empiris untuk permasalahan kedua. Dengan lahirnya Putusan Mahkamah Konstitusi No. 27/PUU-IX/2011, maka menimbulkan permasalahan baru karena melegalkan prinsip outsourcing dan hubungan kerja yang salah selama ini dalam outsourcing melalui mekanisme penyediaan jasa pekerja. Selain itu, Putusan tersebut bertentangan dengan kewenangan Mahkamah Konstitusi sebagai negative legislator serta bertentangan dengan asas kepribadian dalam perjanjian. Dalam praktek Putusan ini tidak dilaksanakan, alasan utamanya adalah karena belum adanya UU yang mengatur sebagai tindak lanjut dari suatu putusan Mahkamah Konstitusi. Sebagai saran, seharusnya pemerintah segera membuat UU terkait tindak lanjut dari Putusan Mahkamah Konstitusi dengan catatan memperbaiki prinsip outsourcing dan hubungan kerja yang salah dalam penyediaan jasa pekerja. ...... This study raised the problem in Constitustional Court's Verdict No. 27 PUU IX 2011. Using the normative law method with enactment approach for the first problem, and empirical law research for the second one. With the birth of the Constitutional Court's Verdict No. 27 PUU IX 2011, new problems are arisen because it is permitted outsourcing principal and incorrect work relationship of outsorcing through the mechanism of the service provider. Beside, the Verdict against the Constitutional Court's authority as negative legislator and also against the personality principal in an agreement. In practice, the Verdict is not enforced, the main reason is because there isn't enactment yet that sets as the follow up of a Constitutional Court's Verdict. As a recommendation, the government should immediately forms an enactment as the follow up for this Verdict, with some notes to repair the outsourcing principle and incorrect work relationship in a service provider.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
T47854
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Akbar
Abstrak :
Dewasa ini sistem outsourcing semakin berkembang di Indonesia terlihat dari semakin banyaknya perusahaan yang memanfaatkan jasa dari perusahaan outsourcing. Sistem ini telah terbukti efektif bagi perusahaan dalam melakukan efisiensi, baik dari segi operasional maupun biaya. Sedangkan bagi pencari kerja sistem ini dapat dijadikan alternatif sebagai batu loncatan bagi karirnya di masa datang. Namun pada kenyataannya di kalangan masyarakat, khususnya di kalangan pekerja/buruh outsourcing, telah terbentuk persepsi buruk bahkan terjadi penolakan terhadap sistem outsourcing, karena sistem ini dianggap telah mengakibatkan terjadinya eksploitasi terhadap buruh. Hal ini mengakibatkan timbulnya kontradiksi antara semakin berkembangnya praktek sistem outsourcing di Indonesia dengan semakin meningkatnya penolakan dari masyarakat terhadap sistem ini. Berkaitan dengan adanya persepsi yang sudah terlanjur buruk inilah, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah sistem outsourcing telah sesuai dengan kaidah syariah dilihat dari hukum perjanjian Islam, serta mengetahui faktor dominan apakah yang menyebabkan timbulnya persepsi buruk tersebut.
These days the outsourcing system has been developing in Indonesia as we can see from the increasing number of companies using the service provided by outsourcing companies. The system is provided to be effective for companies which look for efficiency in term of operation and cost. For the workers, the system can be an alternative or as a stepping stone for their future career. However, in reality in the society particularly among the outsourced employees or workers, there is a negative perception over outsourcing and even there is a rejection to the system as the system is considered to be the cause of labor exploitation. Consequently, there is contradictory situation in which the practise of outsourcing continues to flourish while at the same time there is an increased rejection to the system among the society. Considering its negative perception, the objective of the research is to find out whether the outsourcing system is in line with the shariah principles seen from the perspective of Islamic contract law, and to find out what the dominant factors causing such a negative perception.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T29190
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>