Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ras Adiba Riza
"Osteosarcoma adalah keganasan tulang tersering yang ditemukan pada usia muda. Terdapat beberapa faktor prognosis yang mempengaruhi, antara lain, staging, jenis kelamin dan usia. Pada osteosarcoma sel ganas menghasilkan alkaline fosphatase dan laktat dehidrogenase yang dihasilkan dari metabolisme sel kanker. Serum alkalin fosphatase (SAP) dan laktat dehidrogenase (LDH) dapat digunakan sebagai salah satu faktor prediktor prognosis.
Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui apakah SAP dan LDH dapat dijadikan faktor prediktor prognostik dan memperkirakan angka kesintasan pasien osteosarcoma. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode potong-lintang untuk melihat hubungan antara usia, jenis kelamin, dan angka kesintasan 1 tahun dengan SAP dan LDH pada pasien osteosarcoma.
Penelitian ini dilaksanakan di Departemen Orthopedi dan Traumatologi dan Departemen Patologi Anatomi FKUI/RSCM. Dari 303 pasien yang didiagnosis dengan osteosarcoma pada tahun 1995-2011, hanya 55 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, terdiri atas 39 pasien laki-laki, 16 pasien perempuan dan umumnya berusia 20 tahun. Analisis dari penelitian ini menggunakan chi-square dan korelasi spearman. Dari hasil studi ini, tidak ditemukan asosiasi antara SAP dan LDH sebelum terapi dengan usia, jenis kelamin dan angka kesintasan 1 tahun.

Osteosarcoma is a bone malignancy that most commonly occurs in the young age. In this disease, there are many prognosis factor, hence, stage of the disease, gender and age. Alkaline phosphatase enzyme is produced by osteosarcoma cells and thus, increase in this malignancy. Whereas, LDH involve in cancer cell metabolism. Currently, the use of both Serum alkaline phosphatase (SAP) and lactate dehydrogenase (LDH) can be used as a prognostic factor.
The research aims is to find out whether SAP and LDH, in addition to other prognostic factors, can be used to predict survivability of osteosarcoma patients. This research is a cross-sectional study and will discuss the association between age, gender, 1 year survival to the SAP and LDH in osteosarcoma patients.
This study was conducted in the Department of Orthopaedic and Traumatology and Department of Pathology Anatomy FMUI/RSCM. There were 303 patients who are admitted to this hospital between the year 1995 to 2011, there were only 55 subjects included in this study that suit to the inclusion criteria. The analyses of this research was done using chi-square and spearman correlation. The sample were predominated by male (n=39), female (n=16) and the majority was the age of 20. In the results of this study, there were no association between pretreatment SAP and LDH with age, gender, and 1 year survival.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Sari Oethia Vathonati
"Latar belakang : Osteosarkoma merupakan tumor ganas primer tulang yang paling banyak ditemukan pada anak dan dewasa muda. Patogenesisnya melibatkan berbagai perubahan gen yang kompleks. Jalur utama yang berperan dalam patogenesis antara lain jalur protein Retinoblastoma (Rb). p16 bekerja sebagai tumor suppressor pada jalur Rb dalam menghambat pembelahan sel tumor. Salah satu faktor prognosis osteosarkoma adalah respon kemoterapi yang dinilai melalui pemeriksaan histopatologik berdasarkan luasnya nekrosis tumor. Obat kemoterapi dan p16 keduanya bekerja sama didalam menghambat pembelahan sel dan memicu apoptosis. Beberapa penelitian menyebutkan hilangnya fungsi p16 berkaitan dengan tingginya progresivitas sel tumor dan respon terapi yang buruk. Tujuan penelitian ini adalah mencari hubungan antara ekspresi p16 dengan respon histologik kemoterapi neoadjuvan pada penderita osteosarkoma konvensional.
Metode: Penelitian menggunakan metode potong lintang. Sampel terdiri atas 33 kasus di Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM tahun 2013 sampai 2018, 8 kasus (24,2%) memiliki respon histologik baik (nekrosis >90%) dan 25 kasus (75,8%) memiliki respon buruk (nekrosis <90%). Dilakukan pulasan imunohistokimia p16 pada setiap kasus biopsi yang belum diberi kemoterapi neoadjuvan, dihitung persentase sel tumor yang positif. Ekspresi p16 positif ditentukan berdasarkan inti sel tumor terpulas sedang atau kuat pada > 30% sel tumor. Hasil perhitungan dikelompokkan menjadi ekspresi positif  dan negatif kemudian dikorelasikan dengan luas nekrosis dari reseksi tumor setelah kemoterapi neoadjuvan.
Hasil : Ekspresi positif ditemukan sebanyak 10 kasus (30,3%) dan ekspresi negatif 23 kasus (69,7%). Pada ekspresi positif, 6 dari 10 kasus memiliki respon kemoterapi baik dan pada ekspresi negatif, 21 dari 23 kasus memiliki respon kemoterapi buruk.  Hasil penelitian menunjukkan ekspresi imunohistokimia p16 berhubungan signifikan dengan respon histologik baik kemoterapi neoadjuvan (p=0,004) dengan prevalence ratio 6,90 (95% confidence interval, 1,672-28,480;  p = .004)
Kesimpulan : Ekspresi p16 positif berhubungan dengan respon histologik baik kemoterapi neoadjuvan pada osteosarkoma konvensional.

Background : Osteosarcoma is the most common primary malignant bone tumor in children and young adult. Its pathogenesis has been linked to alterations in several genes. The high percentage is found involving Retinoblatoma (RB) pathway.  p16 plays as a tumor suppressor in RB pathway to controll proliferation of the tumor cell. The degree of neoadjuvan chemotherapy histological necrosis response is related to prognosis of patients with osteosarcoma. Chemotherapy and p16 both synergic in inhibit the cell tumor proliferation and support apoptotic. Loss of p16 function is related to progressiveness of the tumor.
Methods : The aim of this study was to investigate the relationship of p16 expression in pretreatment osteosarcoma to pathologic necrotic histological response after neoadjuvan chomotherapy. This is a cross sectional study. p16 stainning was done  and count the positive expression tumor cell in percentage. Positive was defined as strong and medium nuclear stainning in 30% or greater. The samples is catagorized into positive and negative expression then it is correlated into tumor necrotic area based on grade of Huvos.
Results : Samples consist of 33 cases. Positive stainning was found in 10 cases (30,3%), 6 of 10 cases had good chemotherapy response. Negative stainning was found in 23 cases and 21 of 23 cases had poor chemotherapy response. A significant association was noted between p16 expression and histological necrotic response to neoadjuvan chemotherapy (p=0,004) with prevalence ratio 6,90 (95% confidence interval, 1,672-28,480; p = .004)
Conclusion : The result showed that p16 expression associate significantly with histological necrotic response to neoadjuvan chemotherapy in conventional osteosarcoma (p=0,004)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bangkit Primayudha
"Latar Belakang: Osteosarkoma, tumor ganas primer pada tulang, dikenal karena perilakunya yang agresif dan kecenderungan untuk metastasis ke paru-paru. Pengobatan standar untuk osteosarkoma meliputi operasi dikombinasikan dengan kemoterapi. Namun, perubahan genetik dan kromosom berkontribusi pada perilaku agresif tumor sehingga memengaruhi efektivitas kemoterapi menyebabkan  resistensi obat dan terjadinya metastasis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ekspresi P53 tipe mutan dan ekspresi GSTP1 terhadap respons kemoterapi yang buruk dan kejadian metastasis pada pasien osteosarkoma di RS. Dr. Cipto Mangunkusumo.
Metode: Penelitian ini adalah studi cross sectional dengan menggunakan blok paraffin dari Departemen Patologi Anatomi RS. Dr. Cipto Mangunkusumo dari pasien yang didiagnosis dengan osteosarkoma dan telah mendapatkan kemoterapi neoajuvan lini pertama sebanyak 3 siklus dari tahun 2019-2021, kemudian dilakukan pemeriksaan imunohistokimia GSTP1 dan P53 Mutan, untuk penilaian menggunakan immunoreactive scoring system dari Fedchenko dan Reifenrath. Hasil yang didapat setelah pemeriksaan dan penilaian imunohistokimia dari ekspresi GSTP1 dan ekspresi P53 Mutan dilakukan uji korelasi analisis bivariat dengan respons kemoterapi (Skor Huvos) dan kejadian Metastasis.
Hasil: Hasil Penelitian ini didapatkan jumlah sampel total 36 pasien. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-Square, didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan untuk ekspresi GSTP1 dan ekspresi P53 Mutan dengan kejadian metastasis (P=0,871). Sementara itu untuk ekspresi GSTP1 didapatkan hubungan yang signifikan dengan respons kemoterapi yang buruk pada pasien osteosarkoma (P=0,001), begitu juga terdapat hubungan yang signifikan antara ekspresi P53 Mutan dengan respons kemoterapi yang buruk (P=0,001).
Kesimpulan: Didapatkan hubungan yang bermakna antara ekspresi GSTP1 dan ekspresi P53 Mutan dengan respons kemoterapi yang buruk pada pasien osteosarkoma di RS. Dr. Cipto Mangunkusumo, dan tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara ekspresi GSTP1 dan ekspresi P53 Mutan dengan kejadian metastasis pada pasien osteosarkoma di RS. Dr. Cipto Mangunkusumo.

Introduction: Osteosarcoma, a primary malignant tumor of the bone, is known for its aggressive behavior and tendency to metastasize to the lungs. The standard treatment for osteosarcoma includes surgery combined with chemotherapy. However, genetic changes and chromosomal contributions to the aggressive behaviors of the tumor affect the effectiveness of chemotherapy, often resulting in drug resistance and metastasis. This study aims to determine the relationship between expression P53 mutant and GSTP1 to poor chemotherapy response and the occurence of metastasis in osteosarcoma patients at RSCM.
Method: This study is a cross-sectional study using paraffin blocks from the Department of Anatomical Pathology at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital from patients diagnosed with osteosarcoma who received first line drug of neoadjuvant chemotherapy for 3 cycles from 2019-2021. Immunohistochemical examinations of GSTP1 and Mutant P53 were conducted, using the immunoreactive scoring system from Fedchenko and Reifenrath. The results obtained after the immunohistochemical examination and evaluation of GSTP1 expression and Mutant P53 expression were subjected to bivariate correlation analysis with chemotherapy response (Huvos Score) and the occurence of metastasis.
Results: This study involved a total sample of 36 patients. Statistical analysis using the Chi-Square test revealed no ignificant relationship for increasing in GSTP1 expression and Mutant P53 expression with metastasis events (P=0,871). However, an increasing in GSTP1 expression has a significant relationship with poor chemotherapy response in osteosarcoma patients (P=0,001), as well as a significant relationship between increasing Mutant P53 Expression and poor chemotherapy response (P=0,001).
Conclusion: A meaningful relationship was found between the increasing expression of GSTP1 and Mutant P53 with poor chemotherapy response in osteosarcoma patients at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, and no significant relationship was found between the increasing expression of GSTP1 and Mutant P53 with the occurence of metastasis in osteosarcoma patients at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library