Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Rachmaniah Nur Hanisa
Abstrak :
Latar Belakang: Defek tulang yang besar membutuhkan pendekatan regenerasi tulang. Material hidroksiapatit (HA) dan gelatin telah banyak diteliti dan dikombinasikan karena sifatnya yang saling melengkapi dan meningkatkan aktivitas regenerasi tulang. Penambahan zat alami seperti propolis yang salah satunya memiliki kandungan Caffeic Acid Phenethyl Esters (CAPE) dapat menstimulasi pertumbuhan jaringan dan meningkatkan kadar biomarker pertumbuhan tulang. Oleh karena itu kombinasi biomaterial HA-gelatin-propolis yang belum pernah dilakukan sebelumnya, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas regenerasi tulang yang dapat dilihat dari kadar alkali fosfatase (ALP) dan osteokalsin (OC) yang disekresikan oleh osteoblas. Tujuan: Menganalisis kadar ALP dan OC pada medium kultur biakan sel osteoblas setelah dipajan elusi hidroksiapatit, gelatin, dan propolis 6% . Metode: Human Osteoblast Cell line MG-63 dibiakan dan dibagi menjadi 6 kelompok pajanan yaitu kontrol, HA, propolis 6%, HA-gelatin, HA-propolis 6%, dan HA-gelatin-propolis 6%. Kadar ALP dan OC dianalisis pada medium kultur 7, 14, dan 21 hari setelah pemajanan kemudian dikuantifikasi menggunakan Uji ELISA. Hasil: Kadar ALP dan OC seluruh kelompok mengalami peningkatan pada hari ke-7 dan 14 serta pengalami penurunan pada hari ke-21. Tidak terdapat perbedaan bermakna pada kelompok pajanan HA-gelatin-propolis 6% dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kelompok HA, propolis 6%, dan HA-gelatin menunjukkan kadar yang lebih tinggi dari kontrol. Perbedaan yang bermakna secara statistik (p<0,05) terdapat pada kelompok propolis 6%. Kenaikan kadar ALP berkorelasi positif sedang dengan kenaikan kadar OC (r = 0,385, p=0,001). Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna aktivitas proliferasi dan diferensiasi sel osteoblas yang dilihat dari kadar biomarker ALP dan OC pada pajanan elusi HA-gelatin-propolis 6% dibanding kelompok kontrol. ......Background: Large bone defects require a bone regeneration approach. Hydroxyapatite (HA) and gelatin have been widely studied and combined because of their complementary properties and increasing bone regeneration activity. The addition of natural substances such as propolis, one of which contains Caffeic Acid Phenethyl Esters (CAPE) can stimulate tissue growth and increase levels of bone growth biomarkers. Therefore, the combination of HA-gelatin-propolis biomaterial that has never been done before, is expected to increase bone regeneration activity which can be seen from the levels of bone growth biomarkers alkaline phosphatase (ALP) and osteocalcin (OC) secreted by osteoblasts. Objective: To analyze the levels of bone formation biomarkers such as ALP and OC in osteoblast cell culture medium after exposure to hydroxyapatite, gelatin, and propolis 6% elution. Methods: This research is an in vitro laboratory study. Human Osteoblast Cell line MG-63 was cultured and divided into 6 groups, namely control, HA, propolis 6%, HA-gelatin, HA-propolis 6%, and HA-gelatin-propolis 6 %. ALP and OC levels were analyzed on culture medium 7, 14, and 21 days after exposure and then quantified using the ELISA test. Results: ALP and OC levels in all groups increased on the 7th and 14th days and decreased on the 21st day. There was no significant difference in the HA-gelatin-propolis 6% exposure group compared to the control group. The 6% propolis and HA-gelatin groups showed higher levels than the control and a statistically significant difference (p<0.05) was found in the 6% propolis group. An increase in ALP levels was positively correlated with an increase in OC levels (r = 0.385, p = 0.001). Conclusion: There was no significant difference in the proliferative and differentiation activity of osteoblasts as seen from the levels of biomarkers of ALP and OC in the HA-gelatin-propolis 6% elution exposure compared to the control group.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Okta Wardani
Abstrak :
Latar Belakang: Inovasi biomaterial dalam rekayasa jaringan tulang dapat bermanfaat untuk pengembangan dalam manajemen defek tulang kritis. Hidroksiapatit dan gelatin sudah dikenal potensinya dalam rekayasa jaringan sedangkan propolis dikenal dengan berbagai khasiatnya sebagai antimikroba dan potensi penyembuhan luka. Penggabungan ketiga bahan ini belum diketahui biokompatibilitasnya terhadap sel eukariot. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sifat biokompatibilitas hidroksiapatit-gelatin-propolis (HA-GEL-P) terhadap sel osteoblas (MG-63). Metode: HA-GEL-P dibuat dalam bentuk elusi dengan konsentrasi propolis 6% dan 10% lalu dipajankan dalam larutan medium kultur yang telah disebari sel MG-63. Viabilitas sel dievaluasi dengan uji MTT pada hari ke 1 dan ke 8 setelah pemajanan, dengan inkubasi 2 jam. Setelah inkubasi, diberikan larutan acidified isopropanol untuk melarutkan kristal formazan yang terbentuk. Absorbansi diukur dengan panjang gelombang 600 nm. Hasil: Uji MTT menunjukkan bahwa viabilitas sel setelah dipajankan dengan HA-GEL-P 6% di atas 90% pada hari ke 1, namun mengalami penurunan yang signifikan pada hari ke 8 dengan viabilitas sel di bawah 50%. Sedangkan, HA-GEL-P 10% menunjukkan viabilitas sel di bawah 50% pada hari ke 1 dan 8. Kesimpulan: HA-GEL-P 6% menunjukkan biokompatibilitas yang baik sedangkan HA-GEL-P 10% menunjukkan sifat toksik. Efek toksik HA-GEL-P tergantung pada konsentrasi dan waktu inkubasi. ......Background: Biomaterial innovation in bone tissue engineering can be useful for developments in the management of critical bone defects. Hydroxyapatite and gelatin are well known for their potential in tissue engineering, while propolis is known for its various antimicrobial and wound healing properties. The combination of these three materials is not yet known for its biocompatibility. Objective: The purpose of this study was to assess the biocompatibility properties of hydroxyapatite-gelatin-propolis (HA-GEL-P) on osteoblast cells (MG-63). Methods: HA-GEL-P was prepared in the form of elution with two propolis concentrations (6% dan 10%) and then exposed to a solution of culture medium that had been spread with MG-63 cells. Cell viability was evaluated by MTT assay on days 1 and 8 after exposure, with 2 hours incubation. After incubation, acidified isopropanol solution was given to dissolve the formed formazan crystals. The absorbance was measured at the wavelength of 600 nm. Results: The MTT assay showed that the cell viability of HA-GEL-P 6% was above 90% on day 1, but had a significant decrease on day 8 with cell viability below 50%. Meanwhile, HA-GEL-P 10% showed cell viability below 50% on days 1 and 8. Conclusion: It was suggested that adequate biocompatibility was evident for HA-GEL-P 6%, while HA-GEL-P 10% was toxic. The toxic effect of HA-GEL-P depends on the concentration and duration of incubation.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqa Inayati
Abstrak :
Diferensiasi osteogenik dari Sel punca mesenkim (MSC) menjadi osteoblas memiliki signifikansi klinis yang sangat penting untuk mengobati cedera tulang. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk meneliti faktor-faktor yang dapat meningkatkan diferensiasi osteogenik, termasuk pengembangan perancah untuk kultur MSC. Perancah Polivinil Alkohol (PVA)/ Fibroblast-derived Matrix (hFDM) asal manusia menjadi salah satu kandidat perancah yang diduga dapat mendukung diferensiasi osteogenik MSC. Keberadaan matriks ekstraseluler (ECM) pada perancah dapat meregulasi berbagai aktivitas seluler melalui komponen protein matriks yang terdapat pada ECM. Protein matriks berperan sebagai sekuesterasi berbagai faktor pertumbuhan. Faktor pertumbuhan seperti BMP2 dan chordin diketahui dapat meregulasi diferensiasi osteogenik. Proses terjadinya diferensiasi osteogenik dapat diamati melalui akumulasi mineral kalsium yang terdeposit pada matriks ekstraseluler. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui metode optimum dalam pembuatan perancah PVA/hFDM, danmengetahui peran perancah PVA/hFDM dalam mempengaruhi diferensiasi osteogenik MSC dengan mengukur ekspresi gen BMP2, dan chordin, serta ekspresi kadar kalsium relatif pada matriks ekstraseluler. Optimasi pembuatan perancah PVA hFDM dimulai dengan optimasi medium kultur, waktu kultur, preparasi, dan teknik deselulerisasi. hFDM dikarakterisasi menggunakan pewarnaan Hematoxylin, Masson Trichrome, dan Imunohistokimia untuk mengetahui keberadaan protein matriks. MSC dikultur pada perancah PVA/hFDM untuk uji diferensiasi osteogenik selama 21 hari. Sampel RNA diisolasi pada hari ke-7,14, dan 21. Ekspresi gen BMP2 dan chordin dianalisis menggunakan metode qRT-PCR. Adapun ekspresi kadar kalsium relatif dianalisis dengan uji kualitatif dan kuantitatif pewarnaan Alizarin Red. Hasil penelitian ini menunjukkan protokol pembuatan perancah PVA/hFDM telah dioptimasi, dan karakterisasi hFDM memperlihatkan keberadaan protein matriks berupa kolagen dan biglycan. Ekspresi gen BMP2 menurun pada kelompok MSC yang dikultur pada perancah PVA/hFDM baik di hari ke-7, 14, dan 21. Sedangkan ekspresi gen chordin meningkat pada kelompok MSC yang dikultur pada perancah PVA/hFDM di hari ke 7, dan 14, kembali menurun di hari ke-21. Ekspresi kadar kalsium relatif cenderung meningkat pada kelompok MSC yang dikultur pada perancah PVA/hFDM dengan gambaran mikroskopis berupa bercak merah pada permukaan perancah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perancah PVA/hFDM cenderung dapat mendukung diferensiasi osteogenik MSC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan perancah PVA/hFDM dapat menurunkan ekspresi gen BMP2, dan meningkatkan ekspresi gen chordin, serta cenderung meningkatkan ekspresi kadar kalsium relatif yang terdeposit pada matriks ekstraseluler. ......Osteogenic differentiation from Mesenchymal Stem Cell (MSC) to osteoblasts has great clinical significance for treating bone injury. Various studies have been conducted to investigate factors that can enhance osteogenic differentiation, including scaffold development for MSC culture. Scaffold Polyvinyl Alcohol (PVA) / human Fibroblast-derived Matrix (hFDM) is a scaffold candidate assumed to support osteogenic differentiation of MSCs. The extracellular matrix (ECM) presence on the scaffold can regulate various cellular activities through the matrix protein components contained in the ECM. Matrix protein plays a role in sequestering multiple growth factors. Growth factors such as BMP-2 and chordin are to regulate osteogenic differentiation. The process of osteogenic differentiation can be observed by accumulating calcium minerals in the extracellular matrix. The purpose of this study was to determine the optimal method for making PVA / hFDM scaffold and to determine the role of the PVA / hFDM scaffold in affecting MSC osteogenic differentiation by measuring the expression of BMP2 and chordin genes, as well as the expression of relative calcium levels in the extracellular matrix. Optimization of making hFDM PVA scaffold begins with the optimization of culture medium, culture time, preparation, and decellularization techniques. hFDM was characterized using Hematoxylin, Masson Trichrome, and Immunohistochemical staining to determine matrix proteins' presence. MSCs were cultured on the PVA / hFDM scaffold for osteogenic differentiation assay for 21 days. RNA samples were isolated on day 7,14 and 21. Expression of BMP2 and chordin genes were analyzed using the qRT-PCR method. The expression of relative calcium levels was analyzed by qualitative and quantitative tests of Alizarin Red staining. The results of this study indicate that the PVA / hFDM scaffold preparation protocol has been optimized, and the hFDM characterization shows the presence of matrix proteins in the form of collagen and biglycan. BMP-2 gene expression decreased in the MSC group cultured on the PVA / hFDM scaffold on days 7, 14, and 21. In contrast, the chordin gene expression increased in the MSC group cultured on the PVA / hFDM scaffold on days 7, and 14, back down on day 21. The expression of relative calcium levels tended to increase in the MSC group cultured on the PVA / hFDM scaffold with a microscopic appearance of red spots on the scaffold surface. This study concludes that Scaffold PVA / hFDM tends to support osteogenic differentiation of MSCs. The results showed that the use of the PVA / hFDM scaffold could decrease the expression of the BMP2 gene, and increase the expression of the chordin gene, and tended to increase the expression of the relative calcium levels deposited in the extracellular matrix.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
[Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Gadjah Mada, Journal of Dentistry Indonesia], 2006
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Maria Ulfah
Abstrak :
ABSTRAK
Pengembangan material implan gigi berbasis titanium yaitu Ti-6Al-4V dan Ti-6Al-7Nb termodifikasi TiO2 nanotube TiNT berdopan logam Ag, telah dipelajari dalam penelitian ini. Kondisi di dalam mulut yang minim energi foton perlu adanya modifikasi material implan gigi tersebut dengan TiNT terdopankan logam Ag. Kombinasi TiNT dan pendopanan logam Ag dilakukan dengan metode Photo-Assisted Deposition PAD dapat berperan sebagai electron trapper dan menghasilkan radikal hidroksil sehingga memiliki sifat menghambat pertumbuhan biofilm. Selain itu juga meningkatkan hidrofilitas permukaan material implan gigi dan dapat meningkatkan osseointegrasi antara sel osteoblas dan implan gigi. Kemampuan titanium untuk melekat dengan sel atau jaringan hidup disekitarnya osseointegrasi dapat diamati dari pertumbuhan sel osteoblas secara in vitro. Pembuktian sifat ossointegrasi dilakukan dengan uji viabilitas sel untuk mengetahui kemampuan sel ostoblas dalam bertahan hidup menggunakan 3- 4,5-dimethylthiazol-2-yl -2,5-diphenyltetrazolium bromide MTT assay serta uji Alkaline Phosphatase ALP assay untuk mengetahui aktivitas enzim ALP yang dapat membentuk jaringan keras gigi dan tulang pada waktu inkubasi 7 dan 14 hari. Karakterisasi bahan dilakukan dengan XRD, FESEM/EDX dan Contact Angle Meter. Hasil uji in vitro yang optimum adalah Ti-6Al-4V dan Ti-6Al-7Nb dengan konsentrasi dopan logam Ag 0,10 M yang memiliki persentase viabilitas sel masing-masing sebesar 113,72 dan 99,68 dalam waktu inkubasi 14 hari. Modifikasi material implan gigi ini mampu meningkatkan pertumbuhan sel osteoblas sehingga memiliki sifat osseointegrasi yang baik.
ABSTRACT
The development of dental implant material based titanium Ti 6Al4V and Ti 6Al 7Nb modified with TiO2 nanotube array TiNT metal doped Ag, have been studied in this research. The oral condition which has less photon of energy will inhibit activation of photocatalyst. Combination between composition of metal doped and method Photo Assisted Deposition PAD can serve as electron trapper and produces hydroxyl radicals that have the properties of inhibiting the growth of biofilm. Furthermore, this modivication can increase hidrophilicity and osseointegration cell dental implant. Osseointegration denotes the formation of interface between the bone and implant surface an can be osbserved by the growth of osteoblast cells. The surface morphology of titanium alloys was characterized using XRD, FESEM EDX and Contact Angle Meter. Moreover, the results was investigated by a test to obtain the viability of osteoblasts growth in vitro method with 3 4,5 dimethylthiazol 2 yl 2,5 diphenyltetrazoliumbromide MTT assay and Alkaline phosphatase ALP assay to reflect osteoblast activity and is thought to play a major role in bone formation and mineralization. As a coclusion, Ti 6Al 4V and Ti 6Al 7Nb doped Ag 0,10 M improves 113,72 and 99,68 of viability osteoblast cell, respectively.
2017
T48240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library